Share

Bab 4 : Bubu

last update Last Updated: 2023-12-08 16:27:46

Embun duduk di meja kerja yang berada di kamarnya, matanya menatap layar laptop tapi pikirannya jelas tidak pada pekerjaan itu. Ia memikirkan tentang pertemuannya dengan Rain siang tadi, merasa bahwa Rain sangat berbeda dengan Rain yang dulu. 

Embun mendesau, “Ayolah Bu, apa yang kamu harapkan? Enam tahun sudah berlalu bahkan setiap detik saja sikap dan sifat manusia bisa berubah-ubah.”

Menopang pipi, Embun mencoba kembali fokus dengan apa yang dia kerjakan yaitu memeriksa laporan tahunan hotel. Di kota yang Embun tinggali sekarang papinya memiliki dua buah hotel. Sky Hotel yang berdiri sejak puluhan tahun yang lalu, sampai sekarang masih dikelola oleh papinya, dan rencananya hotel itu akan diberikan ke adik laki-lakinya-Sky. Sementara hotel yang sekarang dia tempati adalah hotel yang baru saja dibeli papinya sekitar lima tahun yang lalu karena hampir bangkrut. Hotel itu direbranding dan diberi nama ‘B Hotel’ dan Embun sekarang bekerja sebagai general manager di hotel itu.

Embun menjatuhkan pundak, bukan karena pusing mengamati deretan angka pada layar laptop, akan tetapi karena wajah Rain terus saja melintas di dalam pikirannya. Akhirnya Embun pun memilih keluar dari kamar. Dengan sandal model kelinci dan dompet di tangan, dia berniat pergi ke minimarket yang ada di seberang hotel untuk membeli makanan.

Jam menunjukkan pukul tujuh malam saat Embun tiba di lobi, dia terlihat begitu santai menggunakan piyama tidur dan cardigan panjang selutut berwarna hitam. Gadis itu tak hentinya mengukir senyum saat melewati lobi karena sapaan hangat dari para staffnya. 

Melihat banyaknya mobil yang masuk secara bersamaan ke dalam hotel, Embun yang hampir keluar dengan isengnya berjalan mundur dan kembali masuk. Ia berhenti di depan meja resepsionis kemudian bertanya,” Apa ada pesta malam ini?”

“Iya Bu. Ah … Mbak Bu, itu …. “ Resepsionis yang Embun tanya terlihat salah tingkah karena bingung memanggilnya dengan sebutan apa.

“Panggil saja aku Bubu, oke.” Embun mengerlingkan mata, dia meletakkan dompetnya diketiak agar bisa membetulkan ikatan rambutnya. Namun, sampai di depan pintu dia iseng berbalik lagi dan membuat para staffnya terkejut.

“Kalian mau kopi? Apa merek kopi botol yang enak di Indonesia?” tanyanya dengan senyuman lebar. Jelas tawaran Embun mendapatkan penolakan dari para staffnya, mereka merasa sungkan dengan kebaikan hatinya.

Embun berjalan santai menuju luar hotel disusul seorang satpam yang berlari. Satpam itu berniat membantu menghentikan kendaraan agar dia bisa dengan aman menyebrang. Namun, tak disangka Embun malah meminta satpam itu untuk ikut dengannya sampai ke minimarket.

“Bapak ambil keranjang! silahkan ambil kopi, makanan ringan, atau apa pun yang disukai temana-teman. Aku tahu ada pesta malam ini jadi kalian pasti harus bekerja lebih keras,”ucap Embun.

“Tidak usah Bu, merepotkan.”

“Ah … ayolah Pak, atau anggap saja ini pengganti oleh-oleh karena aku datang ke hotel tidak membawa apa-apa,” bujuk Embun.

Satpam yang awalnya sungkan pada akhirnya menuruti permintaan Embun, meninggalkan gadis itu yang tiba-tiba saja terpaku melihat deretan susu kotak yang tertata rapi di rak. Embun ingat pernah berbagi susu semacam itu dengan Rain dulu, mereka bahkan tidak sungkan memakai satu sedotan yang sama.

“Bu Embun, saya sudah.” Ucapan satpam yang datang bersamanya tadi membuat Embun tersadar, dia menengok keranjang si satpam yang sudah terisi penuh dengan minuman dan makanan.

“Ah … iya, Bapak bisa membawanya ke kasir. Bilang saja saya yang akan membayarnya,” jawab Embun ramah.

Beberapa menit kemudian, Embun kembali menyeberang menuju hotel. Semua staff yang berada di sana secara bergantian mengucapkan terima kasih. Merasa apa yang diberikannya tidak seberapa, Embun menggoyangkan telapak tangan kanannya, memberi isyarat agar mereka tidak terlalu sungkan. 

“Terima kasih, terus bekerja keras dan selalu kompak ya!” titahnya.

Embun tertawa menuju lift lalu memencet tombol untuk naik ke lantai atas. Sambil menunggu pintu lift terbuka, dia menyesap kopi kaleng yang baru saja dia beli. Wajahnya berseri mendapati rasanya enak. Ia bahkan sampai membaca merek kopi itu untuk bisa diingat.

Embun masih memandangi kaleng kopi itu saat pintu lift terbuka. Hingga dia kaget melihat seorang gadis berada di dalamnya. Gadis itu juga menatap ke arahnya dengan ekspresi sama-kaget.

“Bening.”

“Embun.” 

Gadis itu keluar dari dalam lift sedangkan Embun memilih langsung masuk ke dalam, Embun hanya terdiam melihat punggung gadis itu menjauh hingga beberapa saat kemudian tepat bersamaan dengan pintu lift yang tertutup, gadis yang ternyata benar adalah Bening itu menoleh.

“Dia Embun ‘kan?”

***

Embun menempelkan kartu yang merupakan kunci kamarnya dengan air muka datar, dia yakin bahwa gadis yang berpapasan dengannya tadi adalah Bening. Rasa benci seketika menyelimuti hatinya, seolah sudah tidak ada lagi rasa kasih sayang yang tersisa untuk saudara kembarnya itu.

Terduduk di tepian ranjang, Embun mengingat setiap ucapan Bening yang menyakitkan. Ucapan yang membuatnya merasa sebagai aib yang seharusnya tidak diketahui oleh banyak orang. Bahkan dia meninggalkan cinta pertamanya juga karena itu. Ia merasa tidak pantas berhubungan dengan Rain. Rasa rendah diri membunuh kepercayaan dirinya, hingga butuh waktu lama bagi Embun untuk bisa bangkit kembali.

"Sepertinya mereka semua hidup dengan baik."

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Semangat Bu
goodnovel comment avatar
Mbak Lina
ayolah Bu.... buka lembaran baru... biar tenang hatimu..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Mantan Kekasihku   Bab 60 : My Bubu

    “Onty … onty, ya ampun aku harus bagaimana ini?” Una panik setelah mengabari Rain bahwa Embun sakit perut dan mungkin saja akan melahirkan. Remaja itu belutut di depan Embun dan malah bernafas dengan mulut sama seperti yang Embun lakukan. “Huh … hah … huh … hah, nafas onty nafas.” Una merasa perutnya ikut mulas, sudah menjadi kebiasaan jika panik dia akan merasa sakit perut. “Tolong ambilkan air!” pinta Embun. Una pun bergegas bangkit. Kakinya bahkan sampai membentur meja karena terburu-buru. Embun merogoh tasnya untuk mengambil ponsel. Ia menghubungi Jojo dan meminta maaf ke wanita itu. “Sakit Mi!” tangisnya pecah, meski Jojo bukanlah yang melahirkannya, tapi Embun selama ini selalu berpikir bahwa Jojo ibu kandungnya. “Sabar Bu, memang begitu rasanya. Apa Rain sudah menjemputmu? Atau Mami harus ke sana?” Embun menggeleng tanpa sadar, padahal dia dan Jojo tidak sedang bertatap muka. Hingga Una meraih ponsel itu dan menggantikannya dengan segelas air. “Halo, Oma ini Una. Onty Em

  • Mengejar Cinta Mantan Kekasihku   Bab 59 : Om Rain, Istrimu!!

    Dua Bulan kemudian Rain hari itu merasa ketar-ketir karena Embun masih saja berangkat bekerja. Kehamilan istrinya itu sudah melewati hari perkiraan lahir, tapi belum juga ada tanda-tanda Boo ingin terlahir ke dunia. Alasan Embun bersikeras bekerja hari itu karena ingin menemui sendiri klien yang akan menyewa ballroom B Hotel untuk gelaran resepsi pernikahan. “Bu, terus kantongi ponselmu, jika merasakan kontraksi kamu harus segera meneleponku,” ucap Rain sebelum Embun turun dari mobil, perasaannya tidak enak. Ia sangat cemas dengan kondisi sang istri. “Iya daddy sayang.” Embun mencondongkan muka dan menyodorkan bibir. Rain yang khawatir seketika merasa gemas dan tertawa, dia menyambar bibir Embun sebelum mengusap putrinya yang masih nyaman berada di perut sang istri. “Ayolah Boo, apa kamu tidak ingin secepatnya melihat Daddy? Daddy dan Mommy sudah menyiapkan nama yang indah untukmu.” Rain berbicara dengan tangan yang masih mengusap perut Embun, mendongak untuk melihat ekspresi san

  • Mengejar Cinta Mantan Kekasihku   Bab 58 : Klarifikasi Kembar Beda Ayah

    Sadar bahwa masalah tentang kelahiran mereka pasti akan terus menjadi kontroversi jika tidak segera diakhiri. Hari itu Bening dan Embun datang ke stasiun TV milik orangtua teman Bening. Keduanya ingin menceritakan sejarah kelahiran mereka. Baik Embun dan Bening sudah meminta izin pada orangtua masing-masing. Mereka berjanji tidak akan menyinggung tentang pemerkosaan, Bening berkata akan menyampaikan hal ini dengan kalimat yang berbeda. Menurutnya tidak perlu menjelaskan secara detail kepada orang, yang terpenting orang-orang paham intinya. Berjalan menuju ruang make up sebelum acara, sudah tiga bulan ini Embun tidak mendengar kabar tentang suami Bening. Membaca gelagat dari sang saudara kembar, Embun yakin pasti terjadi masalah di antara Bening dan Glass. Namun, dia tak berani bertanya. Embun hanya membahas apa yang akan mereka sampaikan di acara nanti. “Wah … Anda sedang hamil berapa bulan?” tanya penata rias ke Embun. Calon ibu muda itu pun menatap bagian perutnya, jika perhitun

  • Mengejar Cinta Mantan Kekasihku   Bab 57 : Mama Vs Mami

    Malam itu juga Rain memanggil dua bodyguard yang Bianca hadiahkan untuk istrinya ke apartemen, bahkan Sky juga tak lolos dari murka sang kakak ipar. Embun merasa sangat bersalah, dia duduk di kursi dekat meja pajangan dengan Rain yang berdiri di depan ketiga pria itu dengan berkacak pinggang.“Kalian tahu, seekor nyamuk saja tidak boleh menggigit istriku? Tapi kenapa kalian membiarkan dia lecet, Ha!”Sky sampai terjingkat karena kaget, ternyata betul yang dikatakan oleh sang mami sebelum dia datang tadi. Rain sangat bucin ke kakaknya, Rain tidak bisa melihat Embun kenapa-napa.“Rain!” panggil Embun manja, dia malu bercampur tak enak hati ke pengawal dan adiknya karena tingkah sang suami.“Sudah kamu duduk manis saja di sana! aku harus memberi pelajaran ke mereka,” ucap Rain yang menoleh ke Embun hanya sepersekian detik saja.“Maaf kakak ipar, jika boleh membela diri sebenarnya aku juga tidak menginginkan hal ini terjadi pada kakakku yang berharga, tapi semua ini di luar kendali kami,”

  • Mengejar Cinta Mantan Kekasihku   Bab 56 : Istriku Yang Berharga

    “Ah … apa itu bayinya?” Sky yang pagi itu ikut Embun dan Rain ke dokter kandungan terlihat sangat antusias, dia bahkan berdiri tepat di samping monitor yang layarnya sedang menunjukkan kondisi calon keponakan yang masih berada dalam kandungan.“Iya, ini calon keponakan Anda,” jawab perawat yang membantu dokter. “Apa kamu sudah tahu apa jenis kelamin keponakanmu?” tanya Rain. “Dia perempuan,” jawabnya langsung tanpa menunggu Sky berkata iya.“Wah … dia akan menjadi kesayanganku,” ucap Sky spontan dan membuat Rain berdecak sebal.“Dia akan menjadi kesayangan semua orang tidak hanya dirimu,” sewot Rain.Embun yang masih berbaring di atas ranjang pun hanya tertawa geli, tangannya terus saja menggenggam erat tangan Rain yang selalu menemaninya saat memeriksakan kandungan, berbeda dengan sang kembaran yang selalu menolak ditemani sang suami memeriksakan kandungan. Jika dihitung sejak kebohongan yang dibuat harusnya Bening sudah hamil sekitar enam bulan. Embun heran bagaimana cara Bening m

  • Mengejar Cinta Mantan Kekasihku   Bab 55 : Bawaan Bayi

    “Menculik? Siapa yang menculikmu?” Rain menatap Embun penuh tanda tanya, sedangkan gadis itu merasa sangat bersalah ke Bianca karena keceplosan. Ia tahu suaminya begitu bucin padanya, jika Rain sampai tahu bahwa Bianca lah yang memerintahkan dua orang menyekapnya malam itu, habislah. Suasana hening, hanya Skala yang bergerak dan itu pun hanya kepalanya saja yang menoleh ke arah sang istri, Rain dan Embun. Hingga pembantunya yang baru saja masuk ke dalam rumah mendekat. Kekey tiba-tiba merinding karena ruang makan terasa sangat dingin, sampai dia mengambil remote AC dan menaikkan suhunya. “Permisi nyonya, ada mas Bego diluar,” ucap Kekey. “Dih … apaan sih Key, masa orang dikatain Bego,”gerutu Cloud yang tadi terdiam karena mulutnya penuh dengan kue. “Itu lho Non, bodyguard yang biasa nyonya sewa. Mas Beno dan Mas Gogon sudah datang.” Bianca pun tersadar tapi seketika matanya membelalak lebar. “Siapa?” Nada suaranya yang tinggi sampai membuat semua orang terjingkat.***Bianca be

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status