All Chapters of Wanita Gendut, Dicerai Suami Dinikahi CEO Tampan: Chapter 101 - Chapter 110
114 Chapters
Bab. 101
Dua sosok yang sudah tidak asing lagi, terlihat berjongkok di hadapan makam orang tua Sofia. "Bibi Ella?" Wanita yang penasaran itu berbalik badan, kemudian berjalan cepat kembali menuju makam. Namun, Reyfaldi langsung mencekalnya. Ia khawatir jika Sofia melangkah secara tergesa-gesa, itu akan membahayakan janin yang ada di dalam kandungannya. "Berjalanlah secara perlahan, Sayang. Ingat bayi kita!" Sofia langsung menghentikan langkahnya. Kedua telapak tangan ia simpan di area perut, mengelus-elus dengan lembut. Pria dan wanita yang bersimpuh di depan makam itu menjadi terkesiap setelah melihat Sofia berjalan menghampirinya. Mereka beranjak, kemudian berlari meninggalkan makam. "Tunggu ...!" teriak Sofia. Tak mengindahkan teriakan Sofia, kedua manusia itu berlari tunggang langgang. Mereka takut Sofia akan marah perihal penjualan rumah orang tuanya. "Sudah, Sayang. Tidak perlu dikejar." cegah Reyfaldi menahan tangan Sofia. "T-tapi," "Biarkan saja. Mungkin mereka belum siap untu
Read more
Bab. 102
Pria yang mengenakan atribut ojek online itu beranjak, kemudian membuka pengaman kepalanya. Ia juga terbelalak melihat sosok pria yang selama ini tak lepas dari hidupnya. "Reyfaldi" pekiknya seraya menahan nyeri pada bagian kaki. Melihat darah yang merembes keluar dari kaki Alvian cukup banyak. Reyfaldi mengesampingkan perasaan bencinya pada lelaki itu. Segera ia menelepon ambulance untuk membawa Alvian ke rumah sakit. "Tidak! Tidak perlu panggil ambulance. Aku masih bisa mengendarai motorku sendiri!" cetus Alvian."Apa kamu akan membiarkan darahmu habis di sepanjang jalan, hah?! Lihat kakimu. Sepertinya kaki kananmu patah!" ucap Reyfaldi setelah ia memperhatikan Alvian yang hanya berdiri bertumpu dengan satu kakinya. Tak lama kemudian, Alvian ambruk di atas aspal. Reyfaldi membantu memapahnya ke pinggiran jalan. Orang-orang disana pun turut membantu dengan meminggirkan motor Alvian yang bagian depannya sudah terlihat hancur. Sofia diam mematung di dalam mobil selama beberapa saa
Read more
Bab. 103
Masih di dalam ruangan vip rumah sakit, Alfian terlihat meringis menahan sakit. Clara mendekatkan tubuhnya duduk di samping Alfian, mencoba menenangkan pria itu dengan cara mengelus pucuk kepalanya."Mengapa kamu tidak hati-hati, hah?" sentak Ambar memasang raut marah. "Saya tergesa-gesa karena mengejar waktu. Jika tidak sampai pada target harian, saya tidak akan mendapatkan bonus. Jika tidak mendapat bonus, lantas darimana kita bisa membayar angsuran ke Bank?!" cetus Alvian dengan kesal. Ambar mendelikan matanya malas. "Itu kan akibat dari ulahmu sendiri!" Lelaki yang terbaring di atas ranjang itu menghela nafas panjang. "Seharusnya, Ibu tidak perlu membayar uang ganti rugi kepada Reyfaldi. Lebih baik, biarkan saja aku mendekam di dalam penjara!" "Ah ..., sudah ... sudah! Tidak pelu membahas hal yang sudah terjadi!" gerutu Ambar. Tok. Tok. Tok. "Permisi ...." sapa pria berjas putih yang masuk ke dalam ruang VIP diikui oleh perawat cantik yang mengenakan seragam berwarna putih.
Read more
Bab. 104
Masih di dalam sebuah kamar dengan interior layaknya hotel bintang lima. Dengan suara samar yang menyeruak dari televisi. Sepasang suami istri berdebat mengenai masalah Alvian. Sofia merasa kurang setuju dengan keputusan Reyfaldi yang menanggung seluruh biaya pengobatan lelaki yang pernah hidup bersamanya itu. "Kamu sudah cukup membantunya dengan membawa dia kerumah sakit dan membayar perawatannya. Mengapa sekarang kamu malah berniat membantunya dengan membayar biaya operasi yang terbilang cukup mahal?" protesnya. "Aku tidak setuju!" Wanita yang tengah mengandung itu langsung memasang wajah masam. Walau bagaimana pun, rasa benci masih tersisa di hatinya. Mengingat perlakuan mereka padanya, dulu. "Sayang ... , saya pikir kebencian hanya akan membuat kita menjadi orang yang jahat," jelas Reyfaldi mengelus surai hitam yang tergerai dengan lembut. "Tapi ...." "Mari kita belajar memaafkan orang-orang yang telah menyakiti hati kita. Dengan begitu, hidup kita akan terasa damai." Sofia
Read more
Bab. 105
"Alfian?!" Sofia menatap Reyfaldi dengan penuh tanda tanya. "Ada apa?!" "Alvian mengirim sebuah pesan." Wanita yg duduk di sebelah Reyfaldi itu langsung mengambil alih ponsel yang ada di dalam genggaman tangan suaminya. Membaca pesan yang dikirimkan oleh Alvian. "Dasar tidak tau malu! Sudah membully, memaki, sekarang malah meminjam uang!" gerutu Sofia. Reyfaldi mendengus lalu tersenyum. "Mungkin dia benar-benar sudah merasa buntu sehingga dia sudah tidak memiliki urat malu." "Lalu, apakah kamu akan menolongnya?" Reyfaldi mengangguk. "Ya, Sayang. Sudah saya katakan, saya akan menolongnya!" "Baiklah kalau begitu." Sandwich buatan Sofia di atas piring kini telah habis. Reyfaldi menyeka mulutnya menggunakan tisu, kemudian membuka baju yang ia kenakan. "Rey ..., baru saja makan masa kamu langsung ingin ...?" cetus Sofia yang sudah kepedean. "Saya ingin berenang, Sayang ...." jawabnya sembari melepas celana piyama, kemudian menggantinya dengan celana khusus berenang. Sofia menat
Read more
Bab. 106
Wanita pelakor itu terbelalak. Ia langsung berjalan mendekati Sofia. Namun, wanita yang tengah hamil besar itu langsung berbalik badan mencoba menghindar dari Clara. Tapi, wanita jalang itu malah mengejar Sofia. "Sofia ... aku mohon jangan katakan ini pada Alvian!" Jalang itu terus memohon dengan wajah memelas. "Tenang saja! Lagi pula, itu bukan urusanku!" ucap Sofia dengan raut dingin tak peduli. Clara menoleh pada Reyfaldi. Pria yang menundukan wajahnya itu hanya diam mematung. "Pak, Reyfaldi ... tolong jangan-," "Siapa ini?" pangkas pria yang bersama Clara. Mendengar suara bariton dari balik badannya, mata wanita perusak rumah tangga orang itu langsung membola dengan sempurna. Cepat, ia berbalik badan dan mengubah mimik wajahnya menjadi tersenyum manis. "O-ya, ini kenalkan temanku, namanya Sofia dan ini suaminya!" ujar wanita itu seraya mengarahkan tangannya pada Sofia dan Reyfaldi. Dengan senyum masam, keduanya mengulurkan tangan menyambut ajakan bersalaman pria tua yang be
Read more
Bab. 107
"Pagi, sayang ... hari ini jadi, kan?" tanya Sofia pada lelaki yang baru saja membuka matanya. "Iya, Sayang!" jawab Reyfaldi dengan suara khas bangun tidur. Hari ini, Sofia berniat berbelanja kebutuhan persiapan untuk kelahiran bayinya. Sebuah kamar khusus untuk bayi akan ia persiapkan. Yaitu, kamar bekas Sofia sewaktu pertama datang ke rumah tersebut. "Lihat, Sayang ... aku ingin seperti ini interiornya." Tunjuk Sofia pada layar ponselnya memperlihatkan gambar ruangan bayi yang bernuansa white soft blue.Perkiraan Dokter, bayi yang tengah di kandung oleh Sofia adalah berjenis kelamin laki-laki. Sesuai dengan harapan Reyfaldi yang sangat menginginkan anak laki-laki agar dapat melanjutkan perusahaannya. "Baiklah, Sayang. Saya akan segera menghubungi jasa interior agar bisa secepatnya selesai."Reyfaldi langsung meraih ponselnya dan menghubungi jasa interior. Ia meminta agar secepatnya dilakukan renovasi sesuai dengan permintaan Sofia. Mengingat waktunya sudah tidak banyak lagi. Se
Read more
Bab. 108
"Sofia?!" Ella menatap lekat Sofia. Penyesalan langsung menyeruak di hatinya. "Maafkan Bibi, Sofia ...."Tatapannya berpindah pada bagian perut Sofia yang sudah dalam keadaan hamil besar. "Kamu sudah hamil?! Akhirnya kamu hamil juga, Sofia!" tatapnya sayu. "Dimana Alvian?" Wanita berusia 47 tahun itu mengedarkan pandang. Ia melihat sosok pria tampan berperawakan atletis dan terlihat kaya berdiri di dekat Sofia. "Mengapa kamu tidak bersama Alvian?" tanya Ella. Sedari tadi Sofia tak mengeluarkan sepatah kata pun. Jantungnya berdegup kian kencang karena menahan emosi.Ella memegang tangan Sofia. Namun, Sofia menghempaskannya dengan kasar. "Jangan sentuh aku!" bentaknya. Reyfaldi mendekat. "Maaf, Anda siapa?" tanyanya pada Ella. "Saya Ella, Bibinya Sofia!" jawabnya dengan nada bergetar. "Kamu, siapa?" tanya Ella balik. "Sudah! Tidak usah pedulikan dia. Dia bukan Bibiku. Aku sama sekali tidak mengenalnya!" sergah Sofia seraya mendelik.Sofia kemudian menarik lengan Reyfaldi untuk ma
Read more
Bab. 109
Keributan yang terjadi di kediaman Alvian membuat para tetangga penasaran. Beberapa warga mengintip dari balik jendela menyaksikan pertengkaran yang terjadi. Ketua RT dan beberapa warga di pemukiman itu langsung menghampiri rumah Alvian untuk mencari tau dan melihat keadaan Alvian. Namun, mereka dikagetkan oleh suara teriakan Alvian yang menyatakan bahwa dirinya ingin mati. Segera, mereka menerobos masuk ke dalam rumah Alvian tanpa permisi. Melihat Alvian yang telah siap menghujamkan pisau ke dadanya. Sontak, salah satu warga berteriak. "Hentikan!! Kamu tidak boleh melakukannya!" Alvian otomatis membuka matanya. Salah satu warga yang datang langsung menyambar pisau yang berada di dalam genggaman tangan Alvian. Kemudian, meyadarkan lelaki itu dari tindakan bodohnya. Alvian menangis tak terkendali. "Tenang ... tenangkan diri anda, Pak Alvian. Beberapa orang warga mengelus pelan punggung Alvian. Sementara, satu orang lainnya mengambil segelas air minum lalu meminumkannya pada Alvian
Read more
Bab. 110
Alvian bergegas naik ke dalam mobil milik tetangganya yang menawarkan bantuan padanya. "Maaf, pak. Saya menjadi merepotkan," ucapnya pada Bapak pemilik mobil. "Tidak sama sekali, Pak." Ambar tidak mengetahui kejadian yang terjadi semalam pada anaknya itu. Ia mengira, selama Clara bekerja menjadi LC karaoke, rumah tangga Alvian baik-baik saja. Bagai tersambar petir, tiba-tiba saja wanita tua itu mendengar kabar jika menantu kesayangannya itu kecelakaan bersama pria lain secara mengenaskan. Dan yang paling membuatnya merasa tercengang adalah berita tentang perselingkuhannya bersama pria beristri. Tak banyak berkata. Di dalam perjalanan, mereka hanya terdiam. Ambar dan Alvian masih merasa sulit untuk memahami apa yang tengah terjadi. "Kamu harus menjelaskan banyak hal pada ibu, setelah ini!" cetus ambar. Setelah menempuh perjalanan selama dua jam. Akhirnya mereka sampai di rumah sakit yang dituju. Alvian dan Ambar melangkah dengan sedikit keraguan dan ketakutan. Mereka merasa tida
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status