Semua Bab Batal Di Madu: Bab 81 - Bab 90

Viona terpaku dengan tulisan Vina. Memang dia sangat mencintai Raga tapi dia juga menyayangi Rama sebagai sahabat yang baik. Rama pernah menyatakan cinta kepada Vina tapi ditolak oleh Vina langsung. Sampai akhirnya Rama pun keluar dari kampus memilih untuk pergi dari kehidupan Meraka.Sampai akhirnya Rama kembali di kehidupan mereka dengan wajah baru. Hal yang pertama kali dilakukan oleh Rama adalah menemui Vina dan mengatakan masih tetap mencintai Vina sampai kapan pun sehingga mereka pun melakukan hubungan tanpa sepengetahuan Raga. Vina pun menerima cinta Rama karena pria yang pernah dia tolak itu sudah mampu menyaingi kehidupan Raga. Rama pun menceritakan tentang siapa dirinya kepada Vina kalau dia adalah saudara tiri Raga. Rama juga menceritakan tujuan kembali datang karena ada misi yang ingin dia capai yaitu balas dendam. Balas dendam kepada keluarga Subrata karena telah membuat ibunya menderita dan mengambil harta yang seharusnya milik Rama dari tangan keluarga Subrata. Rup

“Tidak mungkin mama bersikap itu. Anda hanya mengatakan kebohongan. Kalian lah yang telah membuang mama sampai ke jalanan!”“Kamu bisa bertanya langsung dengan wanita itu dan saya tidak peduli dengan dia. Mamamu sendiri yang meninggalkan keluarganya karena kami miskin. Tapi kamu bisa lihat sekarang semua berbalik. Dan kamu ingin menghancurkan keluarga kami? Tidak semudah itu Rama. Kamu mungkin berhasil menjebak Raga karena kasus Vina. Tapi ingat satu hal kalau kebenaran akan selalu di depan dan semua apa yang kamu miliki akan hancur berkeping-keping tanpa kamu sadari. Sekarang untuk terakhir kalinya di mana kamu sembunyikan Viona!” tegas Seno sekali lagi. “Saya tidak akan memberitahukan di mana Viona. Saya tidak peduli Anda mau memanggil polisi silakan. Yang jelas saya akan tetap tutup mulut. Ini sangat mengasyikkan Tuan Seno. Melihat penderitaan kalian.” Rama masih saja tidak mengakuinya kalau dia sudah menculik Viona. Papi Seno begitu geram, tapi tidak ingin membuatnya semakin ker

Raga begitu kesal dan marah saat tahu kalau Viona sudah menghilang dua hari ini. Pantas saja wanita berparas manis itu tidak lagi mengunjunginya. Dia berpikir kalau Rama yang sudah menculiknya tapi Papi Seno sudah menjelaskan kalau bukan dia pelakunya. Bahkan polisi tidak bisa menangkap Rama karena tidak cukup bukti kalau dialah pelakunya. Namun, Raga masih menganggap kalau Rama lah yang telah menyembunyikan Viona sehingga tidak ada yang bisa menemukannya. Polisi masih berusaha tapi sampai detik ini pun belum ada kepastian. Orang satu sel dengannya begitu takut melihat amarah Raga. Tatapan bengis seperti siap untuk memakan mangsanya, sehingga mereka pun tak berani mendekat kepadanya. Tak sekali dua kali Raga memukul-mukul sel penjara sehingga kedua tangannya kebas dan memar.“Duh, aku jadi takut satu sel dengan orang itu. Padahal yang aku tahu dia adalah seorang pengusaha yang baik dan bijaksana, tapi melihat kemarahannya hari ini bulu kudukku merinding. Jangan sampai kita menjad

“Mas, aku sangat mengenal anakku . Dia akan bertindak nekat jika dia tidak bisa mendapatkannya. Aku hanya menyelamatkan Viona dari Rama. Jika dia tidak bisa mendapatkan sesuatu yang dia inginkan maka dia akan memusnahkannya sehingga orang itu pun tidak bisa mendapatkannya juga. Dan kamu tahu apa artinya itu? Jika Rama tidak bisa memiliki Viona, maka Viona akan dilenyapkan!” jelas Clarissa membuat kedua pria itu terkejut mendengar ucapannya. “Apa yang kamu katakan? Kamu ingin membodohi kami? Kamu sendiri adalah mantan pasien rumah sakit jiwa sudah sepatutnya anakmu mempunyai watak yang sama, sama-sama enggak waras!” jawab Seno tak kalah keras berbicara. “Jadi kamu yang menculik cucuku?” Kini Opa Lukman berbicara dengan tenang di saat mereka berdua saling berdebat. Keduanya menoleh ke Opa Lukman. “Iya, Pa, Rissa yang menculik Viona dari rumah Vina. Rissa yang membujuk Viona untuk ikut bersama dengan Rissa.” Akhirnya Clarissa jujur mengatakan kalau dia yang telah membawa pergi dari

Rama tetap tidak mau melepaskan Viona. Baginya wanita cantik itu harus menjadi istrinya nanti setelah bercerai dari Raga. Rama pun sudah memberikan surat perceraian yang harus di tanda tangani oleh Viona. Dia meninggalkan berkas itu di meja berharap Viona rela berpisah dengan Raga. Viona tak bisa tidur karena memikirkan nasib suaminya itu. Tapi dia pun tak berdaya semua ini. Paginya Rama pun kembali ke kamar itu untuk memastikan apakah Viona sudah mengambil keputusan atau tidak. “Katakan Vio, apakah keputusan kamu? Kita tidak mempunyai banyak waktu karena kamu tahu kan hari ini dan tinggal tiga jam lagi sidang Raga akan di gelar. Jika kamu memang mencintai Raga tentu kamu mau berkorban untuknya, kan?” bujuk Rama tersenyum kecil. “Aku tidak mau menandatangani berkas itu. Kamu sudah enggak waras, Mas!”Rama berusaha menahan amarahnya. Tangannya mengepal kuat dengan sorot mata yang tajam. “Rupanya kamu tidak peduli dengan nyawa suamimu, Vio! Apakah aku harus membuktikannya ka