Semua Bab Kau Madu Aku Kuselingkuhi Dirimu: Bab 11 - Bab 20
114 Bab
Bab 11 - Ketegangan di Pagi Hari
Jakarta, Indonesia. 12 Maret 2021, 7:46 AM.Langkah-langkah lembut melintas di lorong rumah, memecah keheningan pagi. Samuel yang sudah rapih dengan setelan jasnya bersama dengan Luna dan Astutie duduk bersama di kursi makan, menunggu dengan sabar juru masak membuat hidangan, aroma sarapan menyelinap dari dapur."Itu masak sarapannya kok lama sekali yah, Ibu sudah lapar banget nih," celetuk Astutie, wanita paruh baya yang masih saja mengenakan setelan kebaya jawa.Namun, Samuel menanggapi celetukan calon Ibu mertuanya dengan senyuman, "Ibu.. Sabar dikit yaa, karena sarapan pagi di rumah ini selalu bervariasi dengan berbagai menu, jadi, yah pasti masaknya pun lama," jelasnya dengan lembut."Owalah, begitu yah, nak Samuel," balas Astutie."Oh iya, Ibu dan Luna jika ingin memakan sesuatu bisa pesan pada Yuni, dia bisa memasak apapun yang ingin dimakan," lanjut Samuel, memberikan penjelasan mengenai keadaan rumahnya yang seperti surga.Astutie nampak masih malu-malu untuk memberi perintah
Baca selengkapnya
Bab 12 - Menikahi Selingkuhan
Jakarta, Indonesia. 12 Maret 2021, 7:57 AM.Pagi itu, meja makan dipenuhi dengan aroma harum berbagai hidangan yang disajikan. Clara tengah menikmati setiap gigitan salad dipiring, tiba-tiba suaminya membeberkan sebuah kabar yang begitu menyayat hatinya. Kabar itu melayang di udara, menciptakan ketegangan yang langsung terasa di seluruh ruangan. Clara, yang sedang asyik mengunyah, tersedak dan batuk-batuk secara refleks. Segera, ia meraih segelas air putih dan meneguknya dalam-dalam, mencoba meredakan rasa sesak yang menyelinap ke dalam dadanya.Setelah itu, sorot mata Clara memandang tajam Samuel. Suaranya terdengar ketus saat ia membalas ucapan suaminya, "Apa kau sudah gila? Agama kita tidak membiarkan poligami dalam pernikahan, kau tahu itu bukan?"Samuel menjawab dengan tegas, "Tapi regulasi negara menyetujuinya, jadi, tidak masalah bukan?" Pria itu melontarkan argumen dinginnya, menciptakan pertarungan antara keyakinan agama dan keinginannya untuk menikahi Luna."Tapi, aku menolak
Baca selengkapnya
Bab 13 - Office Boy Baik Hati
Jakarta, Indonesia. 12 Maret 2021, 10:15 AM.Rolls Royce Ghost hitam, terparkir dengan elegan di halaman Yayasan 'Kasih Kita', tempat yang menjadi perlindungan bagi anak-anak terlantar dan lansia yang tidak memiliki tempat tinggal. Hanum, seorang wanita paruh baya berbalut gamis dan jilbab, selaku pemilik Yayasan, duduk berhadapan dengan Clara di dalam ruang kantornya yang hangat."Akhirnya kita dapat bertemu hari ini, Bu" sambut Hanum dengan senyuman tulus."Maaf, kemarin saya mendapat urusan yang mendesak. Oh ya, saya sudah mentransfer donasi rutin bulanan" terang Clara sambil tersenyum ramah.Hanum mengangguk penuh rasa syukur, "Terima kasih banyak, Bu Clara. Tanpa bantuan Anda, Yayasan ini mungkin sudah terbengkalai sejak lama."Clara menggeleng sambil tersenyum rendah, "Ah, ini hanya kelanjutan dari tindakan ayah saya dahulu, sebagai donatur rutin Yayasan Kasih Kita""Buat saya, setiap bantuan dan dukungan sangat berarti" ujar Hanum menghela nafas lega.Namun, suasana hangat itu t
Baca selengkapnya
Bab 14 - Kehadiran yang tak diinginkan
Jakarta, Indonesia. 12 Maret 2021, 1:49 PM.Saat matahari beranjak tinggi, Clara, tiba di lobi megah Plaza Indonesia dan disambut oleh ketiga sahabatnya. Siska memandang Clara dengan senyum hangat. "Bagaimana kabarmu, Clara?" tanyanya dengan keceriaan yang selalu melekat pada dirinya."Ohh. Aku baik-baik saja kok." jawab Clara, senyumnya ikut terpancar. "Kau sendiri bagaimana?" tambahnya, mencerminkan rasa ingin tahu yang tulus."Sama saja, aku juga baik-baik saja," jawab Siska sambil tersenyum. Suasana akrab dan kehangatan pun mulai merayapi ruangan, membawa kenangan-kenangan indah yang pernah mereka lewati saat mengenyam pendidikan di negeri paman sam beberapa tahun silam. Keempat perempuan itu bersahabat karena mereka merupakan mahasiswi yang berasal dari Indonesia, dan akhirnya menjalin hubungan persahabatan yang kini telah terpisah oleh kehidupan pribadi sejak lulus dari Stanford.Mey, yang selama ini terdiam, akhirnya turut berbicara. "Kalau kita berempat berkumpul begini rasanya
Baca selengkapnya
Bab 15 - Suami yang Tega
Jakarta, Indonesia. 12 Maret 2021, 6:13 PM.Dua orang tidak tahu malu itu, seakan menjadi pemeran utama dalam drama romantis yang sedang dipertontonkan oleh Clara dan ketiga sahabatnya. Riana, Mey dan Siska tak bisa menyembunyikan rasa bingung dan kejutan saat melihat Samuel dan Luna melangkah bersama dengan mesra menuju meja lain di restoran eksklusif itu.Clara merasa hatinya berdebar kencang, terbersit kekhawatiran dan tanda tanya besar mengitari pikirannya. Ia mencoba menyamarkan kegelisahan di wajahnya, tetapi ketiga sahabatnya tahu bahwa sesuatu yang tidak biasa sedang terjadi. Mey, dengan mata penuh tanya, menatap Clara, menciptakan keheningan yang terasa begitu berat.“Apakah semuanya baik-baik saja, Clara?” tanya Mey dengan nada khawatir. Clara hanya mampu mengangguk pelan, namun ekspresi wajahnya masih terlihat khawatir dan penuh pertanyaan."Tidak! Kau sedang berbohong pada kami, kan, Clara?" bentak Siska dengan nada kesal, "Apa yang terjadi dengan suamimu? Mengapa dia meran
Baca selengkapnya
Bab 16 - Istri yang harus Legowo
Jakarta, Indonesia. 12 Maret 2021, 10:22 PM.Dalam hening malam yang diiringi oleh suara tangis yang terisak, Clara merasakan dadanya yang teramat sesak dan kepedihan yang mendalam. Bukan lantaran gamparan keras yang menyakiti pipinya, melainkan karena suaminya yang lebih memihak pada wanita lain. Terkurung dalam gelapnya kamar yang terkunci, Clara tak bisa menahan derasnya air mata. "Hiks... Apa maksudnya memihak pada wanita itu? Sungguh, dia begitu kejam..." erangnya, suara isakan pilu menciptakan goresan luka tak terlihat.Dengan tangan gemetaran, perempuan malang itu menekan sakelar lampu dan seketika kamar yang remang menjadi terang. Dengan langkah pelan, ia mendekati sebuah meja yang tertata indah dipojok kamar. Jemarinya meraih album foto dari laci, sebuah peti memori yang mengisahkan kisah cinta dimasa lampau. Gerakan lembut Clara membuka satu per satu halaman album itu, memperlihatkan potret dua insan yang dipenuhi tawa dan kebahagiaan. Air mata hangat jatuh, meresapi foto-fo
Baca selengkapnya
Bab 17 - Kondisi Vegetatif
Jakarta, Indonesia. 13 Maret 2021, 10:15 PM.Suara langkah kaki lembut melintas di koridor megah rumah itu, hening terasa semakin dalam. Nana, sang kepala ART, menapaki tangga dengan langkah ringan, menghampiri pintu kamar Clara. "Tok-tok-tok... Nyonya, segeralah makan malam sebelum makanannya dingin," panggilnya dengan nada lembut, namun balasan tak kunjung terdengar. Kekhawatiran membayangi wajah Nana, membuatnya memanggil Surya, seorang sopir dengan kekuatan fisik yang bisa diandalkan untuk mendobrak pintu."Baiklah, Nana, saya coba mendobrak pintunya ya," ucapnyaa dengan wajah serius, mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi. Surya yang penuh semangat mendorong pintu dengan sekuat tenaga, namun bagai menantang takdir, pintu tetap setia pada posisinya yang terkunci. Usahanya tak membuahkan hasil, malah menyisakan rasa sakit di tubuhnya.Dalam usahanya yang sia-sia untuk membuka pintu kamar yang tetap terkunci rapat, Nana merasa tak ada pilihan lain selain memanggil Samue
Baca selengkapnya
Bab 18 - Pria Misterius
Jakarta, Indonesia. 14 Juni 2021, 11:12 PM.Jemari Clara mulai bergerak, Nana yang sedang membaca novel tersentak dengan keadaan majikannya yang sudah mulai sadarkan diri. "Nyo-nyo-nyonyaa??" gagapnya merasakan kebahagiaan dan kelegaan dalam suaranya. Nana berlari kearah Surya dan membangunkannya, "Surya! Hey, Surya! Bangunlah, nyonya sudah sadarkan diri" serunya sembari mengusap lengan pria itu.Surya, seketika matanya membelak mendengar kabar itu, "Apa kau serius, Nana?" tanyanya. Nana, dengan senyuman penuh harapan, menganggukkan kepala, “Kau harus memanggil dokter sekarang,” pintanya pada Surya, yang kemudian meninggalkan kamar dengan langkah tergesa-gesa untuk memberitahu dokter yang bertanggung jawab.Nana kembali duduk di samping ranjang, menggenggam erat telapak tangan Clara. “Nyonya… Akhirnya, Anda sadar."Tak lama setelahnya, dokter memasuki kamar Clara untuk memeriksa keadaan pasien, "Syukurlah, Nona Clara kini sudah mulai membaik. Tubuhnya mungkin akan kesulitan bergerak k
Baca selengkapnya
Bab 19 - Permintaan Ibu Mertua
Jakarta, Indonesia. 15 Juni 2021, 1:33 PM.Luna melemparkan tatapan tajam ke arah Clara, lalu dengan percaya diri ia menyuarakan kecaman, "Hey, keluarlah dari kamarku! Aku ingin istirahat."Clara, langkahnya yang terasa lemas, segera meninggalkan kamar yang dahulu adalah miliknya. Nana yang turut kesal dengan perlakuan Luna, tak sanggup mengatakan apa-apa selain merangkul pundak majikan kesayangannya itu, "Yang sabar, Nyonya..." ujarnya dengan lembut, mencoba memberikan dukungan pada Clara.Namun, Clara hanya merespon dengan senyuman tipis yang seolah merasa baik-baik saja, "Aku tidak mengerti dengan apa yang terjadi, tapi, mengapa mereka seakan menganggap rumah ini miliknya?" keluhnya."Entahlah, nyonya, saya juga tidak tahu apa yang terjadi selama tiga bulan di rumah ini. Saya dan Surya setia menjaga Nyonya di rumah sakit," jelas Nana, memberikan gambaran situasi."Eh iya, kita bisa bertanya pada Dea," imbuh Nana, dengan ide cemerlang.Mereka melangkah ke arah Dea, yang tengah mengu
Baca selengkapnya
Bab 20 - Tersisihkan di Rumah Sendiri
Jakarta, Indonesia. 16 Juni 2021, 6:47 AM.Pagi telah tiba, suasana ruang makan terasa begitu hangat oleh keharmonisan diantara Samuel, istrinya dan Ibu mertuanya. Mereka bertiga tengah bersenda gurau, sedangkan para asisten rumah tangga sibuk memasak dan menyiapkan hidangan sarapan.Astutie memberi perintah dengan lantang, "Hey, buatkan aku nasi pecel!"Yuni, selaku tukang masak di rumah itu segera membuatkan nasi pecel untuk sarapan Ibu mertua majikannya. Sementara itu, Luna dan Samuel tengah berbincang mengenai konsep dekorasi kamar anak mereka. "Mas, anak kita kan sudah ketahuan jenis kelaminnya perempuan, gimana kalau kamarnya nanti berwarna merah muda?" ide Luna.Samuel menanggapi permintaan istri keduanya itu, "Iya sayang, boleh saja.""Oh iya mas, Luna juga sudah menyiapkan nama untuk anak kita," ujar Luna."Siapa namanya, sayang?" tanya Samuel."Alexa Wijaya," jawab Luna sambil tersenyum bangga.Nama dengan konsep kebarat-baratan itu membuat Astutie kecewa, "Aduhhh... Mbok ya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status