Jakarta, Indonesia. 12 Maret 2021, 10:22 PM.Dalam hening malam yang diiringi oleh suara tangis yang terisak, Clara merasakan dadanya yang teramat sesak dan kepedihan yang mendalam. Bukan lantaran gamparan keras yang menyakiti pipinya, melainkan karena suaminya yang lebih memihak pada wanita lain. Terkurung dalam gelapnya kamar yang terkunci, Clara tak bisa menahan derasnya air mata. "Hiks... Apa maksudnya memihak pada wanita itu? Sungguh, dia begitu kejam..." erangnya, suara isakan pilu menciptakan goresan luka tak terlihat.Dengan tangan gemetaran, perempuan malang itu menekan sakelar lampu dan seketika kamar yang remang menjadi terang. Dengan langkah pelan, ia mendekati sebuah meja yang tertata indah dipojok kamar. Jemarinya meraih album foto dari laci, sebuah peti memori yang mengisahkan kisah cinta dimasa lampau. Gerakan lembut Clara membuka satu per satu halaman album itu, memperlihatkan potret dua insan yang dipenuhi tawa dan kebahagiaan. Air mata hangat jatuh, meresapi foto-fo
Jakarta, Indonesia. 13 Maret 2021, 10:15 PM.Suara langkah kaki lembut melintas di koridor megah rumah itu, hening terasa semakin dalam. Nana, sang kepala ART, menapaki tangga dengan langkah ringan, menghampiri pintu kamar Clara. "Tok-tok-tok... Nyonya, segeralah makan malam sebelum makanannya dingin," panggilnya dengan nada lembut, namun balasan tak kunjung terdengar. Kekhawatiran membayangi wajah Nana, membuatnya memanggil Surya, seorang sopir dengan kekuatan fisik yang bisa diandalkan untuk mendobrak pintu."Baiklah, Nana, saya coba mendobrak pintunya ya," ucapnyaa dengan wajah serius, mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi. Surya yang penuh semangat mendorong pintu dengan sekuat tenaga, namun bagai menantang takdir, pintu tetap setia pada posisinya yang terkunci. Usahanya tak membuahkan hasil, malah menyisakan rasa sakit di tubuhnya.Dalam usahanya yang sia-sia untuk membuka pintu kamar yang tetap terkunci rapat, Nana merasa tak ada pilihan lain selain memanggil Samue
Jakarta, Indonesia. 14 Juni 2021, 11:12 PM.Jemari Clara mulai bergerak, Nana yang sedang membaca novel tersentak dengan keadaan majikannya yang sudah mulai sadarkan diri. "Nyo-nyo-nyonyaa??" gagapnya merasakan kebahagiaan dan kelegaan dalam suaranya. Nana berlari kearah Surya dan membangunkannya, "Surya! Hey, Surya! Bangunlah, nyonya sudah sadarkan diri" serunya sembari mengusap lengan pria itu.Surya, seketika matanya membelak mendengar kabar itu, "Apa kau serius, Nana?" tanyanya. Nana, dengan senyuman penuh harapan, menganggukkan kepala, “Kau harus memanggil dokter sekarang,” pintanya pada Surya, yang kemudian meninggalkan kamar dengan langkah tergesa-gesa untuk memberitahu dokter yang bertanggung jawab.Nana kembali duduk di samping ranjang, menggenggam erat telapak tangan Clara. “Nyonya… Akhirnya, Anda sadar."Tak lama setelahnya, dokter memasuki kamar Clara untuk memeriksa keadaan pasien, "Syukurlah, Nona Clara kini sudah mulai membaik. Tubuhnya mungkin akan kesulitan bergerak k
Jakarta, Indonesia. 15 Juni 2021, 1:33 PM.Luna melemparkan tatapan tajam ke arah Clara, lalu dengan percaya diri ia menyuarakan kecaman, "Hey, keluarlah dari kamarku! Aku ingin istirahat."Clara, langkahnya yang terasa lemas, segera meninggalkan kamar yang dahulu adalah miliknya. Nana yang turut kesal dengan perlakuan Luna, tak sanggup mengatakan apa-apa selain merangkul pundak majikan kesayangannya itu, "Yang sabar, Nyonya..." ujarnya dengan lembut, mencoba memberikan dukungan pada Clara.Namun, Clara hanya merespon dengan senyuman tipis yang seolah merasa baik-baik saja, "Aku tidak mengerti dengan apa yang terjadi, tapi, mengapa mereka seakan menganggap rumah ini miliknya?" keluhnya."Entahlah, nyonya, saya juga tidak tahu apa yang terjadi selama tiga bulan di rumah ini. Saya dan Surya setia menjaga Nyonya di rumah sakit," jelas Nana, memberikan gambaran situasi."Eh iya, kita bisa bertanya pada Dea," imbuh Nana, dengan ide cemerlang.Mereka melangkah ke arah Dea, yang tengah mengu
Jakarta, Indonesia. 16 Juni 2021, 6:47 AM.Pagi telah tiba, suasana ruang makan terasa begitu hangat oleh keharmonisan diantara Samuel, istrinya dan Ibu mertuanya. Mereka bertiga tengah bersenda gurau, sedangkan para asisten rumah tangga sibuk memasak dan menyiapkan hidangan sarapan.Astutie memberi perintah dengan lantang, "Hey, buatkan aku nasi pecel!"Yuni, selaku tukang masak di rumah itu segera membuatkan nasi pecel untuk sarapan Ibu mertua majikannya. Sementara itu, Luna dan Samuel tengah berbincang mengenai konsep dekorasi kamar anak mereka. "Mas, anak kita kan sudah ketahuan jenis kelaminnya perempuan, gimana kalau kamarnya nanti berwarna merah muda?" ide Luna.Samuel menanggapi permintaan istri keduanya itu, "Iya sayang, boleh saja.""Oh iya mas, Luna juga sudah menyiapkan nama untuk anak kita," ujar Luna."Siapa namanya, sayang?" tanya Samuel."Alexa Wijaya," jawab Luna sambil tersenyum bangga.Nama dengan konsep kebarat-baratan itu membuat Astutie kecewa, "Aduhhh... Mbok ya
Jakarta, Indonesia. 16 Juni 2021, 3:44 PM.Clara sudah bersiap dengan berpakaian rapi, kini merek Dior melingkupi tubuhnya, mulai dari gaun, sepatu, hingga tas mewah, "Oke! Tinggal menunggu Nana bersiap," ucapnya sambil memastikan bahwa setiap detail penampilannya memancarkan kemewahan.Tak lama kemudian, Nana datang, dan keduanya bergegas menuju garasi mobil di mana Surya telah menunggu. Tiba di garasi, Clara terkejut melihat bahwa mobilnya tidak berada di sana, hanya Surya yang menanti di depan pintu garasi. “Loh, Surya. Di mana mobilku?” tanyanya heran."A-anu, si Luna membawanya, nyonya," jelas Surya.Dahi Clara berkerut, mengekspresikan kebingungannya, “Kenapa dia menggunakan mobilku? Bukankah Samuel sudah membelikan mobil baru untuknya?”"Tadi katanya bosan pakai mobil jelek, pengen pakai mobil yang punya Nyonya," ucap Surya dengan canggung.Nana menyahut, "Mini Cooper dia bilang jelek? Sekaya apa dia sampai bilang begitu?"Menanggapi hal itu, Clara hanya tersenyum, "Baiklah, ki
Jakarta, Indonesia. 17 Juni 2021, 8:37 AM.Cahaya pagi menembus tirai tipis kamar hotel, Clara, dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka, mendapati dirinya terbaring di ranjang tanpa sehelai kain bersama seorang pria yang tak dikenal. Namun, keheranan itu mencapai puncaknya ketika dia menyadari bahwa pria itu adalah Christan, sosok petugas kebersihan dari yayasan Kasih Kita, turut berbagi selimut dengannya."A-apa yang terjadi?" desis Clara dengan suara serak, kata-kata itu bergema dalam keheningan. Pagi ini seperti teka-teki yang belum terpecahkan, dan Clara berusaha menyusun potongan-potongan kenangan semalam yang nyaris terlupakan.Christan, yang berbaring tepat di sisinya, dengan suara lembut memberikan jawaban yang mengguncangkan. "Semalam, anda mabuk, dan nyaris diperkosa oleh seseorang. Sayalah yang menolong anda," ungkapnya.Tersentak oleh pengakuan tersebut, Clara mengernyitkan keningnya. Mencoba mengingat kembali momen-momen yang mungkin ia lupakan. Sementara Christan, deng
Jakarta, Indonesia. 17 Juni 2021, 9:56 AM.Setelah Clara tiba di lantai dua, seketika suara dentuman keras merobek hening pagi. Luna, wanita yang menghancurkan rumah tangga bahagia Clara, terbaring tak sadarkan diri di lantai satu depan tangga, kakinya berlumuran darah. Clara, meskipun membenci Luna, ia tidak dapat menahan rasa panik melihat pemandangan mengerikan di depannya. Dengan penuh empati, Clara menghampiri Luna."Nanaaa... Suryaaa... Tolooongg..." tariak Clara dengan nada putus asa, menggema di langit-langit rumah megah itu. Nana, pelayan setianya, dengan sigap muncul dan terperangah melihat kejadian tragis di hadapannya. "Apa yang terjadi Nyonya?" tanyanya dengan khawatir."Aku berpapasan dengan Luna dan dia terjatuh," jelas Clara dengan napas terengah-engah.Menanggapi penjelasan Clara, Nana segera memerintahkan Surya untuk segera menyiapkan mobil guna membawa Luna ke rumah sakit. Surya, pria berkekuatan besar, dengan sigap menggendong tubuh Luna hingga ke mobil. Namun, Ast