All Chapters of Satu Malam Bersama Pengawal Tampan: Chapter 41 - Chapter 50
89 Chapters
Bab 39 - Mengejar Hendra Dharmawan
ELAMereka berdua akhirnya melihat ayahnya yang keluar dari restoran Plataran Dharmawangsa didampingi asisten kepercayaannya Pak Subagyo dan pengawal pribadinya Pak Ridho yang berjalan di belakang papa. Saat ini papa sedang intens berbincang dengan rekan politisinya. Papa merupakan salah satu petinggi partai yang mengusung Pak Rahmat Trihadi sebagai calon presiden kontestasi pemilu presiden mendatang. Tawa lebar menghiasi pembicaraan mereka sampai-sampai mereka tak sadar ada Ela dan Dipta yang memperhatikan di satu sudut meja dekat pintu keluar. Justru Pak Ridho duluan yang menyadari kehadiran mereka berdua yang kini berdiri dari tempatnya dan berjalan menghampiri rombongan papa. Pak Ridho bersitatap sejenak dengan Dipta, sebelum memutus kontak dan menghampiri papanya sambil membisikkan sesuatu. Papa mengernyit sejenak, menoleh ke arah mereka berdua sebelum akhirnya mengeraskan rahangnya. Papa menggeleng keras dan memilih untuk terus berbincang dengan rekan kerjanya. “Papa, tolon
Read more
Bab 40 - Syarat direstui
Ela duduk di samping papanya di kursi belakang. Dipta berada di kursi penumpang bagian depan samping supir. “Kumpul kebo, hah? Semakin lama semakin kamu tunjukkan sikap aslimu, Ela. Wanita liar yang mencoreng nama keluarga!” bentak papanya dengan suara menggelegar. “Itu karena sejak awal Papa nggak pernah mau mendengarkan dan membelaku! Ini semua hasil penjebakan, aku dan Dipta sebagai korban di sini.” Entah sudah berapa lama dia mengulang kaset rusak ini. Menceritakan duduk perkara sebenarnya yang tak pernah divalidasi oleh orang tuanya sendiri. Mengakui bahwa yang mereka katakan saja tidak, apalagi menyetujui permintaan mereka untuk merestui pernikahan! Sungguh jauh panggang dari api! “Tapi kamu yang paling rugi, tahu nggak, Ela!” Papa masih bersikeras dengan argumennya yang penuh penghakiman. “Kamu sudah papa siapkan untuk dijodohkan dengan putra calon presiden, justru bertingkah dan melepaskan Dhanu. Okelah kalau itu hasil penjebakan, tapi pada akhirnya kamu nggak jadi menika
Read more
Bab 41 - Asal Usul Dipta
“Ayahmu seorang Jeremy Rustam?” Ela masih mengulang-ulang pertanyaan yang sama karena saking terkejutnya dia dengan penuturan Dipta di lobi The Royal Ruby Hotel Senayan. “Tapi kok aku jarang dengar beritanya? Aku tahunya satu lagi putranya yang sekarang memegang jabatan komisaris independen di beberapa BUMN penting yang bergerak di industri petrokimia.” Tak hentinya Ela mencecar Dipta dengan berbagai pertanyaan yang mengawang di dalam pikirannya. “Ah, yeah… panjang ceritanya, Ela.” Dipta tertawa miris seraya menjawab dengan praktis. “Kamu nggak mau cerita tentang itu?” todong Ela. Dia penasaran setengah mati tentang asal usul Pradipta Bagaskara Rustam yang sedang mengendarai mobil dengan tenang di sampingnya. “Nanti aku ceritakan, rasanya nggak elok aku cerita di tengah perjalanan kita saat ini.” Dipta membalasnya dengan bijak. Memang benar, saat ini mereka sudah kembali dari restoran Plataran Dharmawangsa untuk mengambil mobil Dipta yang tertinggal sejak mereka berkendara
Read more
Bab 42 - Rencana Pernikahan Ekspress
DIPTA “Bisa,” ujarnya menyanggupi. Ela menatapnya tak percaya. “Gimana caranya?” “Pikiran pertamaku adalah private garden party. Maksimal lima puluh undangan dari keluarga dan kerabat dekat saja. Yang penting kamu keluar dari rumahmu dan akhirnya memiliki kuasa serta kendali atas hidupmu sendiri. Tidak lagi tunduk dalam bayang-bayang papamu yang otoriter.” Dipta menjelaskannya sambil tersenyum lebar. “Dan kamu yakin bisa menyelesaikan semuanya dalam waktu… berapa lama tadi? dua minggu? tiga minggu?”Dipta hanya nyengir lebar
Read more
Bab 43 - Ruko Elektronik
Dipta tahu jika Ela tidak nyaman duduk di sampingnya dalam sebuah ruko tiga lantai yang di bagian depannya tertulis sebagai toko elektronik dan reparasi barang. Mereka saat ini berada di lantai tiga dengan interior seadanya serta asap rokok yang masih membumbung tinggi meskipun Dipta memaksa anak buah papanya untuk membuka jendela ruko agar terjadi pergantian udara.  “Seharusnya aku nggak menuruti keinginanmu untuk ikut ke sini, Ela.” Dipta berbisik di telinga Ela.  Dia menyesal mengikuti keinginan tuan putri yang justru mengkhawatirkan dapat membahayakan Ela.  “Nasi sudah menjadi bubur, uhuk-uhuk–” balas Ela sambil terbatuk-batuk.  Dengan susah payah gadis itu mengibaskan asap yang lewat di depan mukanya dengan kedua tangannya. “Duh untung aja ak
Read more
Bab 44 - Kebenaran Terkuak
“Jangan kebanyakan omong, keluar aja sekarang.” Perintah papanya sambil menatap tajam ketiga anak buahnya yang Dipta terka masih berada di level terbawah. Tidak ada inner circle papa yang sebegitu bodohnya tak bisa menebak suasana hati bosnya seperti cecunguk ini. Dengan patuh ketiga orang tersebut akhirnya mengikuti perintah papa dan hanya menyisakan empat orang saja di dalam ruangan ini. “Sorry, Jaka nggak bisa cabut. Dia harus tetap berada di sisi saya. Kamu ingat Jaka, bukan?” Papanya menunjuk satu orang yang tetap berada di belakang papa tanpa bicara satu patah kata pun. Dipta melirik ke arah pria d
Read more
Bab 45 - Waktu untuk Menyendiri
ELA“Mas Dipta,” tegur Ela saat mereka sudah memasuki gerbang perumahan Dipta. Suasana di dalam mobil pun tak kondusif selepas mereka berbicara dengan Jeremy Rustam. Sepertinya Dipta menyimpan segudang kemarahan yang butuh pelampiasan. “Nggak sekarang, Ela. Please biarin aku menenangkan diri dulu.” Hanya itu jawaban Dipta. “Tapi aku mau ikut–” Ela tak ingin membiarkan Dipta sendirian dalam kekalutannya. “Aku mau sendirian dulu,” ulangnya sekali lagi. Ela kembali terdiam mendengar penolakan Dipta. “Kamu nggak nyaman sama aku?” tanya Ela dengan hati-hati. Sudut hatinya berdenyut, takut jika Dipta menjawab iya. Pikirannya sudah melayang ke mana-mana. Dia tahu selama ini dialah yang membutuhkan Dipta, bukan sebaliknya. Tapi jika Dipta melisankannya entah bagaimana Ela menerimanya–“Bukan, tapi aku yang lagi nggak bisa sama siapa-siapa dulu, please–” Namun sanggahan Dipta membuat hatinya sedikit lega, meskipun hatinya tetap berdenyut sakit. Apa karena dia ikut merasakan kesedihan ya
Read more
Bab 46 - Hubungan yang Kompleks
Kepala Mas Dipta langsung tersentak tatkala mendengar ucapannya barusan. “Apa kamu bilang?” Dipta mengernyitkan dahinya sesaat setelah mendengar ucapan paranoid Ela yang spontan keluar begitu saja. “Apa kita harus membatalkan pernikahan ini? Rasanya nggak adil kalau aku membuat dirimu jadi kayak begini–” Ela kembali mengulang ucapannya. Menegaskan kembali ketakutannya karena pernyataan Dipta yang multi tafsir. “Jangan bicara yang aneh-aneh, Ela.” Dipta menepisnya dengan cepat. Dipta menghembuskan napasnya. Tak berapa lama pria di sampingnya itu akhirnya menarik tangan Ela dan mengecup punggung tangannya. Setelah puas melakukan itu, kini Dipta memainkan je
Read more
Bab 47 - Pencarian Kerja
Ela memandangi layar Macbook-nya dengan tatapan kosong. Dia tak tahu apakah resume terbarunya cukup menarik untuk disebar ke berbagai portal kerja, mengingat pengalaman kerjanya yang minim. Dia hanya bekerja selama kurang dari dua tahun setelah lulus itu pun dengan posisi yang tidak terlalu signifikan. Hanya sebagai staf humas sebelum dimutasi ke bagian digital marketing perusahaannya. Sebenarnya ini sudah genap hampir dua bulan dia menganggur sejak resign dengan alasan mempersiapkan pernikahan dengan mantan kurang ajarnya–Dhanu. Sebulan sebelumnya Ela merasa begitu senang karena dia tak perlu lagi pusing menghadapi rentetan omelan atasannya atau sikap pasif agresif rekan kerjanya yang memandang Ela setengah iri setengah dengki dan lebih banyak julidnya. Bahkan waktu itu ketika Dhanu bilang jika kelak Ela menjadi istrinya, maka Ela harus siap menjadi stay at home wife and mother untuk anak mereka kelak. Awalnya Ela menyetujuinya dengan senang hati. Well, siapa sih yang tidak su
Read more
Bab 48 - Interview Singkat dengan Rengganis
“Kita coba aja dulu, ya? Kamu kenal dengan dengan Ibu Dewi Sastrowilogo? Nah sekarang dia yang pegang Yayasan Seni Sastrowilogo Foundation. Nanti aku coba bicarakan sama beliau, sekaligus kita atur lunch atau dinner kali ya, biar kamu bisa ngobrol sama Ibu Dewi?” Kini Rengganis membawa nama baru yang membuat Ela lebih aware dengan hubungan Rengganis dengan keluarga konglomerat Sastrowilogo. “Oh, aku kenal sama Ibu Dewi.” Ela mengangguk singkat. Dia tahu siapa Ibu Dewi Sastrowilogo. Beliau adalah istri dari Jaya Krisna Sastrowilogo. Salah satu putra dari punggawa Abisena Sastrowilogo, tokoh sentral yang membuat korporasi Sastrowilogo berkembang pesat sejak 40 tahun terakhir di bawah kepemimpinannya yang kini diteruskan kepada empat putranya. Duh–tapi sepertinya ibunya ada sedikit beef dengan beliau perkara ibunya tak diundang di acara soiree Ibu Dewi dalam rangka charity hari kanker sedunia beberapa bulan lalu di kediaman Ibu Dewi. Ela menggigit bibir bawahnya, bimbang dengan
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status