All Chapters of MY BASTARD BOSS: Chapter 31 - Chapter 40
67 Chapters
Gairah Yang Tak Pernah Usai
Entah sudah berapa lama Helena bangun, tapi anehnya malah memilih tetap berbaring di samping Keyland yang masih tertidur. Dia benar-benar tidak menyangka kalau semalam mereka memang hanya tidur. Bahkan Keyland hanya terus memeluknya semalaman, padahal pria itu bisa saja memaksanya dengan kasar. Kini mata Helena dimanjakan oleh wajah tampan di hadapannya, menikmati setiap guratan yang tampak sempurna.Helena perlahan mengangkat tangan, jarin-jarinya mulai menyusuri setiap lekuk di wajah Keyland. Tidak bisa dipungkiri bahwa Keyland memang benar-benar tampan. Mata tajam dengan iris biru pucat yang indah, hidung tinggi yang dibingkai dengan rahang tegas, serta bibir sedikit tebal uang mempesona. Setiap lekuk di wajah Keyland memang terpahat tanpa celah, dan Helena baru bisa leluasa menatapinya pagi ini.“Mengagumiku, hem?”“Astaga!” pekik Helena saat tiba-tiba Keyland bersuara, disusul dengan mata yang terbuka. Dia langsung memalingkan wajah, apalagi saat gelenyar panas sudah menggoda.“I
Read more
Perasaan Konyol
“Helena pasti sudah siap untuk kompetisinya, kan?”“Nggak sabar deh lihat Helena sama Pak Ardi.”Obrolan-obrolan itu seolah tak bisa menembus gendang telinga Helena, tak membuat wanita itu bergeming sedikit pun. Pasalnya sekarang otak Helena terus saja dipenuhi oleh bayangan-bayangan panas dari kejadian yang baru saja dialami beberapa saat yang lalu. Dia selalu dibuat jantungan oleh sikap Keyland, tapi sejujurnya juga menciptakan debarang adrenalin yang menyenangkan. Seumur hidupnya dia tidak akan pernah membayangkan akan bercumbu dengan sang bos di toilet kantor, tapi nyatanya semua itu bukan hanya hayalan.“Hei… lagi nglamunin apa sih?”“Astaga….” Pekik Helena sembari berjingkat kaget saat mendengar tepukan tepat di depan wajahnya. Dia menatap mbak Nadia dan pak Ardi yang ada di hadapannya bingung, karena memang sedari tadi otaknya tidak di sana.“Kamu sakit, Helena?” tanya Ardi dengan kening berkerut.“Eh, tidak kok, Pak. Saya baik-baik saja,” jawab Helena dengan senyum canggung.“
Read more
Acara Fashion Show
“Astaga… aku bakalan telat….”Helena berlari memasuki gedung perusahaan tempatnya bekerja sembari menenteng sebuah tas yang cukup besar, mengabaikan nafasnya yang terengah. Dia benar-benar tidak menyangka kalau akan bangun sesiang ingin, bahkan tidak datang untuk bekerja pagi sebelum acara anniversary belangsung. Mungkin semalam dia memang tidak tidur karena ulah Keyland yang menggila seperti biasa, mengajaknya bercinta seolah tak kenal lelah. Tapi anehnya tadi pagi dia masih sempat bangun sebelum akhirnya ketiduran seperti orang pingsan sampai akhirnya baru bangun saat hari hampir gelap.“Ya Tuhan, Helena… aku pikir kamu hilang!” oceh mbak Nadia yang langsung menyambut Helena.“Maaf, Mbak. Aku benar-benar nggak bisa bangun tadi,” jawab Helena dengan dada naik turun, mengatur nafasnya yang tersenggal.“Ya sudah, ayo naik.”Mereka naik menggunakan lift menunju ke lantai di mana ballroom perusahaan berada. Ternyata ornament-ornamen pesta telah terpasang di setiap sudut gedung, juga suda
Read more
Cemburu Buta
Keyland berjalan tegas, menyusup pada keributan orang-orang saat lampu padam. Dia naik ke atas panggung, langsung menarik lengan Helena kasar. Tak peduli saat wanita itu memekik atau meronta, cengkeramannya terlalu kuat untuk bisa dilepas. Dia terus menarik tangan Helena hingga menuruni panggung, menuju ke sisi kiri pada ruang serbaguna yang tak terpakai.Keyland menyentak tangan Helena kasar, lalu mendorong tubuh itu hingga terhimpit tembok di belakang. Iris biru pucatnya masih tampak berkobar. “Apa yang kau pakai, hah?!”“Kamu apa-apaan sih?!” Mata Helena ikut melotot, tapi dengan wajah yang penuh keterkejutan.“Sial… bagaimana bisa kau datang dengan baju seperti ini!” Keyland menepuk tempok di sisi wajah Helena dengan telapak tangannya kasar.“Aku juga tidak bermaksud memakai kebaya ini, tadi ada yang merusaknya. Jadi terpaksa kami memodifikasinya hingga menjadi seperti ini,” terang Helena.“Dan kau tetap memakainya?” Mata Keyland memicing tajam, menyusuri belahan dada Helena yang
Read more
Semua Karena Helena
“Gaun ini lebih cocok untukmu.” Helena sepakat dengan pendapat Keyland kali ini, karena gaun hitam panjang yang dipakainya saat ini begitu elegan dan cantik. Gaun lengan panjang dengan model leher berbentuk V itu memiki model mermaid yang menjuntai di lantai, juga slimfit yang mencetak lekuk tubuhnya, belum lagi bahan gaun yang gemerlap semakin menambah kesan glamor tapi tak berlebihan. Sebenarnya dia cukup gugup mengenakan gaun dari brand ternama ini, karena pasti harganya sangatlah tidak murah. “Kau sangat cantik, Helena.” Helena bisa melihat mata biru pucat itu yang terus menatapinya, menyapu tubuhnya dari atas ke bawah. Tatapan itu begitu dalam, bagaikan seekor predator yang bertemu dengan mangsa kesukaannya. Dia bergeming di tempat saat kini Keyland berjalan mendekat, kembali melingkarkan tangan pada pinggangnya posesisf. Wajah mereka sudah tak berjarak, dengan bibir Keyland yang siap menyapa bibirnya untuk yang kesekian kali. “Kamu telah merusak riasanku,” ucap Helena dengan
Read more
Semua Tentang Helena
“Kami- hanya saling kenal, karena aku sering berobat ke rumahsakit milik dr. Cindy,” sanggah Helena, tapi tetap tidak bisa menyembunyikan kegugupannya.“Ah ternyata gaun ini yang diminta daritadi,” timpal dr. Cindy dengan tatapan tertuju ke arah gaun Helena. “Kau tahu, Helena… Keyland-““Dokter,” potong Helena sembari menggeleng pelan, matanya memancarkan sorot memohon. Dia terlalu takut kalau Cindy membuka semuanya, walaupun dia tahu bahwa wanita itu tidak memiliki niat buruk untuk mempermalukannya.“Baiklah, apa kalian tidak minum?” Cindy menatap mereka semua bergantian.“Ah iya, kita akan minum,” sahut mbak Nadia, sedangkan wajah Ardi terlihat berubah.“Ehem… Helena.”Datang lagi seorang pria matang yang membuat mereka semakin melongo tak percaya, pria tua yang tetap tampan itu tersenyum ke arah Helena. “Maukah kau berdansa denganku?”Sontak semua yang ada di sana terkesiap kaget, begitu pun dengan Helena.“Kakek jangan genit,” tegur Cindy dengan mata melotot tajam.“Apa salahnya,
Read more
Sisi Lain Keyland
“Kita pulang,” desis Keyland dengan kembali menggandeng tangan Helena.“Dia- salah satu teman divisiku,” ucap Helena lirih dengan mata yang masih terpaku pada Rima di depan sana.“Biarkan saja.”“Tapi-““Memangnya kau ingin menjelaskan apa?” sela Keyland dengan tatapan tajam.Helena hanya bisa menggeleng, diam saja saat Keyland menggandengnya menuju ke arah mobil yang nyatanya sudah terparkir di depan lobi. Sebelum masuk mobil, Helena masih sempat melirik ke arah Rima dan ternyata wanita itu masih diam mematung menatapnya. Dia menghela nafas berat, lalu mendaratkan tubuhnya pada jok mobil.“Bagaimana kalau dia menceritakan tentang kita pada yang lain?” tanya Helena lirih dengan kedua tangan saling bertaut.“Abaikan saja, lagipula dirimu tidak akan dipecat,” jawab Keyland santai, kini tatapannya tampak tertuju pada tablet di tangan.Helena tersenyum miring. “Apa kamu lupa ucapanmu di pesta tadi?”“Memangnya apa?” Keyland balik bertanya tanpa menatap Helena.“Bukankah kamu yang membuat
Read more
Hubungan Mereka Masih Aman
“Bangunlah, Pemalas….”Helena menggeliat, juga mengerang pelan saat merasakan kecupan-kecupan lembut di wajahnya. Dia tidak perlu membuka mata untuk mengetahui siapa pelukanya, karena aroma maskulin mewah yang sekarang menyapa hidungnya sudah begitu dikenal.“Sekarang kau menjadi semakin malas, hem?”Helena mengerutkan kening dengan mata perlahan terbuka, seketika disapa oleh iris biru pucat yang begitu dekat dengannya. “Jam berapa sekarang?”“Setengah tujuh,” wajah Keyland sembari menegakkan badan.Helena kembali mengerang, perlahan bergerak untuk duduk. Dia menatap Keyland yang sudah terlihat tampan dengan setelan jas rapi. “Kamu sudah mau berangkat?”“Aku ada urusan penting pagi ini, jadi harus bersiap lebih pagi,” jawab Keyland dengan ibu jari yang membelai bibir Helena pelan. “Aku sudah membuat sandwich untukmu, makanlah sebelum berangkat ke kantor.”Mata Helena tampak melebar. “Kamu- memasak untukku?”Keyland mengangguk kecil dengan senyum manis tersungging di bibirnya. Dia kemb
Read more
Sikap Posesif Keyland
“Sus, saya titip Vian ya.” Helena menatap suster Sinta yang berdiri di hadapannya.“Memangnya kamu mau ke mana, Helena?”“Saya ada acara kantor ke Bali selama lima hari,” jawab Helena sembari melirik ke arah Vian yang terbaring pada ranjang di sisinya. Dia menghela nafas panjang. “Apa saya tidak ikut saja ya, rasaya tidak tega kalau harus meninggalkan Vian-““Jangan,” sela suster Sinta sembari menarik tangan Helena dan menggenggamnya. “Kamu juga butuh refreshing, apalagi kalau ini juga menyangkut pekerjaanmu.”“Sebenarnya ini hanya reward dari perusahaan, Sus. Jadi meskipun saya tidak ikut, tidak akan mempengaruhi kinerja,” terang Helena.Suster Sinta tersenyum lembut. “Apa pun itu, kamu harus tetap berangkat. Vian sangat aman di sini.”Helena kembali menatap sang suami, mengulas senyum lembut sembari membelai wajah tirus itu. “Maaf ya, Yan… selama lima hari nanti aku nggak bisa jengukin kamu.”“Aku baik-baik saja, Sayang,” sahut suster Sinta seolah menirukan omongan Vian, lalu terkek
Read more
Merasa Aneh Saat Tidak Bersama
Helena tampak duduk di kursi makan dengan sebuah koper yang sudah berdiri di samping kakinya. Tatapannya hanya terus tertuju ke arah pantry yang nyatanya tak ada siapa pun di sana. Aneh saat dia merasakan sebuah kekosongan dalam tiga hari ini, tidak ada sosok pria arogan dan menyebalkan yang selalu mengganggu hari-harinya. Dia tersenyum miris, mengutuk dirinya sendiri karena tanpa sadar rasa rindu itu menyusup ke dalam dada.Helena menghela nafas sembari menggigit roti di tangannya untuk sarapan sebelum berangkat ke bandara. Mendadak dia teringat kata-kata Cindy waktu itu bahwa Keyland mungkin mencintainya, dan yang membuatnya lebih hawatir adalah kemungkinan Keyland akan memisahkan dengan Vian.Tiba-tiba Helena menggeleng cepat, seolah ingin mengingkari kemungkinan tersebut. “Nggak mungkin… Keyland bukan tipe pria yang akan mencintai wanita sepertiku. Ya, itu mustahil.”Namun, sekuat apa pun dia berusaha untuk menepis kemungkinan tersebut, nyatanya ada bagian dari logikanya yang mala
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status