All Chapters of Iveryne ; Mitos Pedang Iblis: Chapter 41 - Chapter 50
75 Chapters
41 — Kawanan Serigala
Mereka berdiri di puncak tebing curam, melihat ke bawah pada sarang Goblin yang dijaga Gorgolith. Keberanian mereka diuji saat memutuskan untuk menuruni tebing yang curam dan berbahaya. Reiger, dengan Hellfire di tangannya, memimpin langkah. Iveryne mencengkeram Aelther di pinggangnya dengan waspada, dan Archer bersarang di bahunya.“Ayo, Archer, pastikan jalan kita aman,” ucapnya sambil menatap burung hantu seputih salju itu.Archer rupanya mengepak-ngepakkan sayap di luar, lebih dulu menunggu. Itu ide bagus, karena jika dia mengikuti mereka, kecil kemungkinan dia akan dikurung dalam jeruji emas. Sebaliknya, dia sudah dimakan mentah dengan sayap yang patah. Saat mereka turun dengan kewaspadaan tinggi, jeritan angin dan gemuruh batu longsor mengisi udara. Calix, yang awalnya ragu-ragu, mencoba mengikuti langkah Reiger dengan hati-hati. “Ini benar-benar menakutkan,” bisiknya pada Iveryne.Di tengah perjalanan, tiba-tiba ada serangan sekawanan serigala yang terinfeksi sihir hitam.
Read more
42 — Pegunungan Luminaria
Pegunungan Luminaria, yang seharusnya menjadi keindahan alam yang megah, kini diselimuti aura yang mencekam dan mengerikan. Sihir hitam yang kentara merayap di antara celah-celah batuan dan meliliti setiap pohon dan tanaman di sepanjang lereng-lerengnya. Langit yang seharusnya biru cerah kini tertutup oleh awan-awan yang kelam, menciptakan suasana yang gelap dan menakutkan.Pohon-pohon di Pegunungan Luminaria terlihat seperti jasad yang sakit karena terinfeksi sihir hitam. Daun-daunnya yang dulu hijau kini berubah menjadi warna coklat kusam, dan ranting-rantingnya tampak seperti anggota tubuh yang tersiksa. Pohon-pohon ini seolah-olah merintih di bawah beban kekuatan gelap yang tak terlihat.Aura sihir hitam melingkupi setiap sudut, menciptakan bayangan yang menyeramkan. Suara gemuruh dan desiran angin yang menusuk membuat suasana semakin mencekam, seakan-akan alam itu sendiri menyimpan rahasia kelam yang tidak ingin terungkap.Calix menatap pohon-pohon yang tampak sakit, dan berguma
Read more
43 — Melawan Ethereion
Saat mereka mendekati inti altar, gemuruh semakin kuat, dan aura kegelapan semakin menggila. Percakapan mereka terputus oleh suara-suara yang aneh dan bisikan-bisikan tak terdengar. Sesuatu yang tak terlihat mulai mengitari mereka, dan suasana mencekam menciptakan ketegangan yang hampir tak tertahankan.“Apa yang kita hadapi di sini?” tanya Wilder dengan pandangan cemas. “Ini bukan sihir biasa.” Dia yang sepertiga Elther saja bisa merasakannya, apalagi mereka. Reiger menatap langit-langit yang terasa makin rendah. “Sesuatu di dalam sini ingin menghancurkan kita.”Heros menarik pedangnya, “Apa pun yang akan muncul, kita tidak boleh mundur. Kita harus melalui ujian ini bersama-sama.”Langkah terakhir diambil oleh Iveryne, dan saat tangan-tangannya menyentuh altar di depan sana, suara gemuruh mencapai puncaknya, mengumandangkan kehadiran kegelapan yang mengancam untuk menghancurkan semua yang berani menantangnya.Tiba-tiba, ruang di sekitar mereka dipenuhi bayangan-bayangan gelap meray
Read more
44 — Pertarungan Sengit
Bertempur di dalam gua yang gelap dan mencekam, mereka berusaha mati-matian melawan para Ethereion yang terinfeksi sihir hitam. Serangan pedang bersinar dan sinar magis berkelebat melintasi ruang gua, menciptakan suasana tegang yang tak terelakkan.Reiger, dengan kepiawaiannya, terus memimpin kelompok untuk menghadapi serangan demi serangan. “Jangan hentikan gerakan, kita tidak boleh terjebak di sini!” ujarnya sambil menghindari serangan seorang Ethereion yang mengincar dirinya.Calix, dengan refleks luar biasa, menggunakan kecepatan dan kelincahannya mengelabui musuh-musuhnya. “Tidak seperti melawan goblin di hutan. Mereka punya kekuatan dan kecerdasan luar biasa!”Wilder dan Heros membentuk barisan yang kokoh, saling menjaga dan melindungi satu sama lain. “Kita harus bersatu dan mengatasi mereka bersama-sama,” ucap Wilder dengan tegas. Belum ada tanda mereka mendominasi pertarungan.Sementara itu, Iveryne, dengan hati berdebar, terus berusaha mendekat ke batu Equilibria untuk melet
Read more
45 — Untuk Sementara
Mereka sudah bersiap untuk serangan terakhir, dengan Reiger memimpin dengan serangan pamungkas menggunakan Hellfire yang diberdayakan oleh kekuatannya sendiri. Pertarungan mencapai puncak ketegangan, dan nasib mereka tergantung pada serangan ini.Reiger mendorong Hellfire melalui udara dengan penuh kekuatan dan tekad. Cahaya yang memancar dari pedang itu membentuk gelombang energi yang melibas ke arah para Ethereion. Ditengah para keheranan, gelombang energi mengudara.Serangan itu seperti kilat, menyapu setiap penjaga keseimbangan yang terinfeksi sihir hitam di sekitarnya.Iveryne terus berusaha mendekatkan kristal bulan ke tempat batu Equilibria seharusnya berada, meski terhalang pertempuran sengit.Dengan keberanian tak tergoyahkan, Iveryne meletakkan kristal bulan yang dipegang eratnya ke dalam ransel. Sinar kebiruan yang memancar dari kristal tersebut tampak bersentuhan dengan aura kegelapan di sekitar tempat batu Equilibria. Ketika kristal bulan bersentuhan dengan wadah batu i
Read more
46 — Tradisi Bangsa Elf
“Kamu bercanda!” Calix berseru dalam keterkejutan luar biasa.Wilder, dan Heros masih terkesiap mendengar cerita Iveryne tentang tradisi pernikahan Elf. Raut wajah mereka mencerminkan kombinasi kekaguman, kejutan, dan ketegangan menyeluruh.Iveryne baru selesai menceritakan tentang tradisi pernikahan para Elf yang hanya terjadi satu kali seumur hidup. Para Elf hidup sampai seribu tahun lamanya, dan mereka tidak boleh berganti pasangan.Jika pihak pria melakukan kekerasan dalam hubungan pernikahan, atau berselingkuh, hukumannya adalah kematian dan kutukan Dewi Bulan, maka jiwa mereka akan mendekam di neraka selamanya.Hal yang sama jika yang melakukannya pihak wanita. Bedanya, para pria akan dihukum mati di depan seluruh bangsa Elf, namun para wanita akan hidup dalam pengasingan sampai hari kematiannya.Calix, Wilder, dan Heros terdiam sejenak, menerima informasi ini dengan wajah-wajah yang mencerminkan kekagetan dan keheranan. Atmosfer yang tadinya ceria berubah menjadi serius dan teg
Read more
47 — Bunga Luminesen
Gua Luminaria dipenuhi keindahan yang tak terlukiskan. Mereka menjelajahi lebih dalam, mereka menemukan terowongan berkilauan, dipenuhi dengan Lumiflora yang mekar dengan warna-warna cerah. Bunga-bunga ini memberikan cahaya lembut dan memancarkan aroma yang menenangkan. Lumiflora yang mekar memberikan warna-warna yang semakin intens, menciptakan panorama alam yang magis. Terowongan di sekitarnya dipenuhi cahaya yang terpantul dari kristal-kristal biru kehijauan yang tersembunyi di dinding gua.Ethereion Elder menjelaskan, “Bunga-bunga ini tumbuh dari kekuatan kristal energi, dan batu Equilibria. Mereka adalah penjaga kehidupan dan keharmonisan di sini.”Iveryne, memandang bunga-bunga itu dengan penuh kekaguman, berkata, “Sungguh luar biasa! Aku belum pernah melihat keindahan alam semacam ini sebelumnya.” Wilder ternganga, ini adalah contoh langsung keindahan yang tidak pernah ditemukannya.Ethereion Elder menambahkan, “Luminaria tidak hanya tempat perlindungan bagi batu Equilibria,
Read more
48 — Awal Menuju Akhir
“Aku harap aku tidak pernah pergi dari sini,” Calix bergumam, suaranya teredam karena wajahnya di telungkupkan di antara bantal yang terbuat dari serat alami yang lembut dan nyaman. Bantal-bantal itu disediakan di tempat tidur mereka untuk menambah kenyamanan saat mereka beristirahat di Gua Luminaria.Para Ethereion memberikan tempat peristirahatan di dalam Gua Luminaria, sebuah ruangan yang dihiasi dengan gemerlap kristal bercahaya. Di pojok ruangan terdapat empat tempat tidur yang terbuat dari bahan yang tampaknya mengalir dari dinding gua itu sendiri. Tempat tidur itu mengundang dengan penampilan yang mewah dan kenyamanan yang begitu nyata. Setiap tempat tidur dilengkapi dengan selimut halus yang terbuat dari serat alami, memberikan sensasi hangat dan nyaman bagi siapa pun yang berbaring di atasnya.“Bahkan lebih nyaman dari tempat tidurku di Ashtanshire!” Heros menambahkan sembari berguling-guling teramat riang. “Aku bersedia membayar untuk tinggal di sini!” tambah Wilder, mata
Read more
49 — Ini ... Kosong?!
Di perbatasan Luminaria, mereka mencapai tempat berteduh, dikelilingi dinding batu yang menjulang tinggi di sekelilingnya. Di tengah-tengah, mereka menyalakan api kecil yang mengeluarkan percikan-percikan cahaya kehangatan. Duduk di sekeliling api, mereka merasa terlindungi dari guyuran hujan yang semakin deras. Iveryne duduk tertegun, matanya terpaku pada burung hantu putih di dekatnya, yakni Archer.Dengan wajah yang masih memancarkan keheranannya, duduk di antara teman-temannya. Tatapan matanya terus mengarah pada Archer yang duduk tenang di cabang pohon di dekatnya.“Wah, hujan ini benar-benar tak kenal lelah,” ujar Calix sambil menepuk-nepuk bahunya untuk menghangatkan diri.“Tapi, ya, setidaknya kita aman di sini,” sahut Wilder sambil menggenggam tangan Heros yang berada di sampingnya.Saat Wilder menggenggam tangannya, Heros merasa jijik dan terkejut. Ia menarik tangannya dengan cepat, merasa jijik setengah mati dengan sentuhan tersebut. Mata Heros memancarkan ketegangan dan k
Read more
50 — Lautan Dendrasia
“Aku sudah pasti kamu, tapi kamu belum tentu aku.” Kata-kata itu menyayat hati Iveryne, menciptakan gelombang kecemasan yang merambat dalam dirinya. Ketika dia menoleh, sekilas, ada sosok gadis lain di belakangnya, tapi kakinya tergelincir hingga jatuh.Terbangun dengan nafas kacau, ia merasakan beban menggantung di bahunya, menggoyahkan keyakinannya, serta membingungkan pikirannya tentang makna dari mimpinya yang misterius itu.“Aku mungkin terlalu lelah.” Dia bergumam pada dirinya sendiri sembari meremas rambutnya. Dia membuka mata, menoleh tiba-tiba, menemukan gulungan perkamen takdir tergeletak di sebelahnya.Warna coklat gelap dari gulungan itu memancarkan aura misterius yang membuatnya merinding. Dengan gemetar, dia menggenggam gulungan itu dan membuka lembaran-lembarannya dengan hati-hati. Namun, saat ia melihat ke dalam, kekosongan masih menghantui halaman-halaman. Tak ada tanda-tanda pesan atau petunjuk apapun. “Apa yang aku lewatkan?” Dia memutar, membolak-balikkannya seca
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status