All Chapters of Iveryne ; Mitos Pedang Iblis: Chapter 61 - Chapter 70
75 Chapters
61 — Kurcaci Pegunungan
Dalam kegelapan Gua yang terasa semakin menakutkan, langkah kaki mereka yang berhati-hati tanpa disadari mengenai tali yang tersembunyi di antara batu-batu. Tanpa peringatan, tali itu menjerat kaki mereka satu per satu, dan sebelum mereka bisa bereaksi, tubuh mereka terangkat ke atas dan tergantung terbalik secara bergantian. Udara yang panas dan lembab di Gua itu seketika menjadi terasa lebih mencekam saat mereka berada dalam posisi yang tidak nyaman, bergantung dari tali-tali yang mereka sendiri tanpa sengaja aktifkan.Saat tergantung terbalik, belati dan ransel mereka bergoyang-goyang dengan tidak stabil. Ransel-ransel itu terlepas dari bahunya satu per satu, jatuh dengan berat di tanah yang keras. Belati-belati mereka pun ikut terlepas, mendarat dengan gemuruh yang samar di antara dedaunan yang rapuh di bawah. Bunyi keras itu menambah ketegangan situasi, sebelum sempat menahan, pedang mereka ikut jatuh bergantian di lantai batu.“Sialan, ini tidak seharusnya terjadi,” gerutu Reig
Read more
62 — Cakar Mengerikan
“Kalian tidak berhak masuk ke sini!” teriak salah satu dari Kurcaci dengan suara gemetar, mencoba mempertahankan posisinya meskipun ketakutan yang jelas terpancar dari wajahnya.Para penyihir di luar terdiam sejenak, mengamati situasi dengan penuh perhatian. Tatapan mereka tajam, penuh dengan keingintahuan dan keinginan untuk mengetahui keberadaan makhluk-makhluk yang berani berurusan dengan kedua penyihir penunggu gerbang.“Apa kalian tahu sesuatu tentang Iveryne Lechsinska Silverion dan kelompoknya?” tanya salah satu Penyihir dengan tajam, mencoba menekan para Kurcaci untuk mendapatkan jawaban.Namun, para Kurcaci tetap teguh dalam pendirian mereka, tidak ingin memberikan informasi apa pun kepada musuh yang tidak diinginkan itu. Apalagi ketika Iveryne dan yang lainnya menggeleng pada mereka saat pertanyaan itu dilontarkan.Para Penyihir di mulut Gua meningkatkan tekanan, mengancam akan menggunakan kekuatan magis untuk memaksa masuk jika para Kurcaci tidak memberikan informasi yang me
Read more
63 — Skraze dan Ular Naga
Suasana hening hutan terganggu oleh derap kaki raksasa yang menyusup dari kegelapan. Tiga siluet besar muncul, diterangi oleh cahaya remang-remang yang merayap di antara dedaunan. Cakar-cakar raksasa seperti kilat, memantulkan cahaya bulan yang samar-samar menyinari area itu. Mereka melihat dengan ngeri saat cakar-cakar itu berkelebat di udara, menyisakan jejak cahaya.Seperti meteor yang melesat dalam malam. Insting bertahan mereka bergerak cepat, seiring dengan serangan yang datang. Dengan pergerakan yang hampir tidak terlihat, mereka menghindari banyak serangan, merasakan hembusan angin menusuk dan suara dengungan yang melengking di udara.Iveryne menahan napas, hatinya berdebar dalam ketegangan yang memuncak. Pohon-pohon di sekitar bergetar ketika cakar-cakar itu menyambar, mengancam merobek segalanya yang berada di dekatnya. Reiger, dengan tatapan tajam dan gerakan lincahnya, menuntun mereka ke samping, berusaha menghindari serangan mematikan yang datang begitu cepat, sementara
Read more
64 — Arvenwood
Ketika netra biru cemerlang membuka perlahan, dia merasakan kebingungan memenuhi pikirannya. Lingkungan sekitarnya berbeda dari tempat terakhir kali yang dia ingat. Dia berada di dalam sebuah perumahan yang tampaknya tidak dikenal, dikelilingi oleh dinding-dinding kayu yang mengirimkan aroma harum ke ruangan. Cahaya lembut bulan dari luar menyusup masuk melalui jendela, menerangi ruangan dengan kehangatan yang menyenangkan.Namun, kebingungan itu segera digantikan oleh rasa sakit yang menusuk pinggangnya ketika dia mencoba duduk. Dia menahan desahan kesakitan, meraba-raba tubuhnya untuk mencari sumber rasa sakit itu. Ketika tangannya menyentuh perut bagian bawahnya, dia merasakan benda dingin yang ditempelkan di kulitnya.“Ssst, jangan bergerak terlalu banyak. Kamu terluka parah,” suara lembut seorang wanita seketika mengisi ruangan, membuat Iveryne mengangkat pandangannya dengan wajah setengah waspada.Di samping tempat tidurnya, seorang wanita dengan rambut yang terikat rapi terseny
Read more
65 — Kekesalan Wilder
Ketika pagi menjelang, cahaya matahari merayap perlahan melalui pepohonan rimbun di Arvenwood. Iveryne melangkah keluar dengan hati-hati, menyambut segarnya udara pagi. Di sekelilingnya, anak-anak Creetress berlarian riang, sementara cahaya pagi menyinari rambut pirang khas mereka, menciptakan panorama yang indah.Ditemani Wilder, Iveryne melangkah dengan hati-hati, menyadari tatapan penasaran yang terarah ke arah mereka. Rambut pirang Wilder bergelombang lembut oleh angin pagi, dan ekspresi cerianya menyebar di wajahnya. Namun, keberadaan Iveryne menambah semacam magnetisme di antara penghuni Arvenwood.Beberapa pria dari Creetress menghentikan aktivitas mereka, mata mereka tertarik Iveryne dan Wilder yang berjalan bersama. Tatapan mereka penuh dengan rasa ingin tahu dan kekaguman, menandakan kehadiran Iveryne yang mencuri perhatian di antara mereka.Iveryne merasakan perasaan tidak nyaman di bawah sorotan tatapan-tatapan itu, namun dia berusaha untuk tetap tenang. Sementara Wilder
Read more
66 — Luka Reiger
Setelah para pria itu pergi, suasana kembali tenang. Elara dengan cepat membimbing mereka ke tempat makan yang disiapkan, di mana aroma harum makanan menyambut kedatangan mereka.“Silakan duduk dan nikmati hidangan kami,” kata Elara sambil tersenyum ramah. “Kami senang bisa menyambut kalian di sini.”Iveryne dan teman-temannya bersyukur atas keramahan Elara, dan mereka segera menikmati hidangan yang disediakan. Meskipun masih teringat dengan pertemuan mereka dengan para pria tadi, mereka memutuskan untuk menikmati waktu bersama dan menikmati suasana hangat perumahan Creetress.Di antara suara tawa dan cerita yang ditukar, Iveryne merasa seperti dia telah menemukan tempat hangat dan ramah di Arvenwood, meski misteri tentang tujuan sebenarnya masih terus menghantuinya.Saat mereka menikmati makanan, seorang gadis kecil berambut pirang menghampiri mereka dengan mata berbinar-binar. Wajahnya dipenuhi dengan kekaguman yang jelas saat dia menatap Iveryne.“Kamu benar-benar cantik!” ucapnya
Read more
67 — Saintess Para Elf
Dalam keheningan malam yang dihiasi gemerlap cahaya bulan, Iveryne duduk di tepi tempat tidur, mengamati penuh kekhawatiran sosok Reiger yang terbaring tak berdaya di sisinya. Cahaya bulan memancar lembut memasuki kamar mereka melalui jendela terbuka, menimbulkan bayangan samar di sekitar ruangan yang tenang.Dengan hati berdebar, Iveryne mendekat pada Reiger yang tidak sadarkan diri. Luka di pinggangnya sendiri sudah hampir sembuh sepenuhnya, tetapi luka-luka yang menghiasi tubuh Reiger masih terasa sangat mengejutkan dan sangat memprihatinkan.Ia meraih tangan Reiger, menempelkan telapak tangannya pada pipi dingin pria itu. Suatu cahaya biru pucat seolah-olah memancar dari kedalaman hati Iveryne, merambat melalui urat dan pembuluh darahnya, menciptakan aliran energi magis yang lembut namun kuat.Cahaya itu mengalir ke dalam tubuh Reiger, menyatu dengan sulur-sulur hitam yang menjalar di sekitar lukanya. Namun, meskipun cahaya itu berkilau sebentar, tidak ada perubahan yang terjadi.
Read more
68 — Hutan Lunare
Bersama dengan Reiger yang masih belum sadar sepenuhnya, Iveryne, Calix, Wilder, dan Heros memulai perjalanan menuju hutan Lunare. Elara memberikan ramuan penyembuh kepada Reiger, harapannya agar pria itu bisa bertahan dalam perjalanan.Perbatasan antara Hutan Lunare dan Arvenwood tidak terlalu jauh, tetapi tetap memerlukan perjalanan yang hati-hati. Untungnya, para Creetress dengan baik hati memberikan kuda-kuda mereka. Sebetulnya meminjamkannya, tapi seperti ucapan Iveryne, kecuali salah satu dari mereka selamat untuk mengembalikannya, atau jika tidak, kuda-kuda itu mungkin tidak akan kembali lagi.Setelah melintasi perbatasan Arvenwood, perjalanan mereka menuju Hutan Lunare semakin tidak mudah saja. Cahaya bulan yang menyinari jalan setapak memberikan sentuhan magis pada lingkungan sekitarnya, tetapi juga menyoroti bayangan-bayangan yang misterius di antara pepohonan yang rapat. Angin malam berbisik dengan suara seram, seakan menawarkan peringatan akan bahaya-bahaya yang mengint
Read more
69 — Lunar Lady
“Berhenti membohongi dirimu sendiri!” Seruan kemarahan itu bergema dalam heningnya malam. Satu-satunya lawan bicara menatap datar, seakan tidak peduli sekeras apa teriakan itu terdengar.Cahaya bulan memancar terang, dua sosok berdiri di antara pepohonan yang menjulang tinggi. Desiran angin menyapu daun-daun sekitar menjadi latar belakang pertukaran kata-kata penuh kemarahan.“Kamu yang seharusnya berhenti memaksakan.” Ada penekanan dalam intonasi datar itu, mengintimidasi orang di seberang sana, dia tetap tenang, tapi pria di seberangnya menatap marah.Dua orang dan ketidakpastian jawaban, adalah masalah.Salah satu sosok, dengan netra hitam memancarkan kemarahan, menatap tajam ke arah lawan bicara. Rambut hitamnya yang terurai menyapu pipinya, menambah kesan garang pada wajah tegang.Sementara itu, sosok di hadapannya tetap tenang, dengan netra abu-abu cerah yang tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan.Netra hitam menggelap di bawah desakan kemarahan, beberapa helai rambut hitam me
Read more
70 — Aula Pertemuan
“Iveryne, apakah sesuatu mengganggumu?” Netra biru cemerlang menoleh kaget, tersentak dengan pertanyaan oleh suara asing. Dia menggeleng cepat, kemudian tersenyum kecil, berusaha untuk tetap tenang dan menetralkan diri, mencoba terbiasa lebih dulu.Iveryne melangkah di samping kakeknya, dengan langkah yang sedikit canggung, mencoba menyesuaikan diri dengan atmosfer beda. Thalorin Silverion, sosok lain yang berjalan di sampingnya, memancarkan aura yang hangat dan ramah, membuatnya sulit untuk menentukan apakah sikap itu dialamatkan padanya secara khusus atau mungkin sikap alaminya terhadap semua orang yang mereka temui. Terlepas dari itu, ketenangan dan kebaikan hati yang terpancar dari kakeknya memberikan sedikit kelegaan dalam suasana asing itu.Sementara itu, Iveryne masih tidak terbiasa dengan perhatian yang diberikan padanya oleh para Elf di sekitarnya. Ketika dia melewati mereka, baik itu Elf wanita yang lembut maupun Elf pria yang tegap, selalu menundukkan kepala dengan horm
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status