Semua Bab Terjerat Cinta Sang CEO: Bab 41 - Bab 50
199 Bab
bab 41
Tante Julia begitu teringat akan maksud tujuan mereka, ingin mendapatkan uang satu miliar."Mana si bodoh itu, kenapa dia tidak datang! gadis bodoh itu takut ya!" teriak Ibunya Gina sembari berdiri dengan angkuh menghadap pada Edward."Siapa yang anda sebut si bodoh Nyonya?" sahut Edward menatap tajam wanita tua itu."Siapa lagi kalau si Julia perempuan bodoh itu! keterlaluan dia menganiaya sepupunya, panggil dia! jangan main perantaraan melalui orang lain, dia punya hutang banyak sama saya, panggil dia!" sahut Ibunya Gina dengan suara kencang."Memangnya ada bukti kalau Nyonya saya melakukan kekerasan pada putri anda?" sahut Edward masih dengan keadaan tenang menghadapi ke dua wanita yang penuh drama tersebut."Nyonya? anda memanggil si bodoh itu Nyonya? apa anda tidak salah panggil pada perempuan bodoh itu? perempuan miskin yang sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi itu, astaga!" Ibu Gina mendelik memandang Edward, lalu kemudian menepuk jidatnya merasa kalau Edward begitu bodoh, bis
Baca selengkapnya
bab 42
Di sebuah butik pakaian khusus anak kecil.Lucas membawa Julia dan putranya untuk berbelanja pakaian.Harry di perbolehkan Lucas untuk membeli pakaian apa saja yang di inginkan putranya tersebut."Papa, lihat! mau yang itu!" tunjuk Harry pada pakaian anak kecil di pajang di manekin di dalam butik."Nak, sudah banyak sekali yang kamu pilih, cukuplah, lain kali lagi baru di beli!" sahut Julia mengingatkan Harry untuk berhenti memilih terus.Mungkin sudah ada sepuluh pasang pakaian yang di pilih Harry, dan Lucas menyetujui saja apa yang di tunjuk Harry."Baju yang di pilih masih sedikit, biarkan dia memilih lagi!" sahut Lucas menyetujui permintaan Harry.Mendengar apa yang di katakan Lucas tersebut, sontak membuat Julia kesal.Dia ingin mengajarkan pada putranya berhemat,ON Lucas malah mengajarkan pemborosan. Julia tidak ingin nanti putranya itu menjadi manja, apa pun yang diinginkannya harus di turuti.Jangan karena Lucas banyak uang, apa pun yang diinginkan Harry, pria itu menuruti sa
Baca selengkapnya
bab 43
Saat mobil akan mendekati villa, telepon Lucas bergetar.Setelah melihat nama pada layar ponselnya, Lucas menerima panggilan tersebut."Halo!" sahut Lucas, dan kemudian mendengarkan apa yang disampaikan seseorang di seberang sana.Lucas kemudian mematikan ponselnya."Nak, Papa hanya mengantarkan kalian sampai pintu gerbang, karena ada urusan mendesak yang harus Papa tangani, Papa akan pulang sebelum makan malam, oke?" sahut Lucas mengelus kepala Harry."Oke Pa!" jawab Harry sembari menganggukkan kepalanya.Lucas menoleh kepada Julia yang tidak terpengaruh dengan urusan apa yang akan ditangani Lucas, gadis itu terlihat memandang ke luar mobil."Julia!" panggil Lucas."Ya!" jawab Julia dengan tenang, lalu menoleh memandang Lucas dengan tatapan biasa-biasa saja."Aku tidak ikut turun dengan kalian, aku ada urusan mendesak yang harus ku urus!""Baiklah!" jawab Julia dengan nada yang tenang."Kamu tidak bertanya urusan apa yang harus ku tangani?" tanya Lucas menatap Julia dengan lekat.Jul
Baca selengkapnya
bab 44
Tidak terasa mereka menonton televisi sampai waktunya untuk makan malam.Tok! tok! tok!Seorang pelayan wanita tampak berdiri di ambang pintu ruang santai."Nyonya, makan malam apakah sekarang sudah bisa untuk di sajikan di meja makan?" sahutnya."Sudah jam tujuh ya!" sahut Julia."Iya Nyonya!""Tunggu sebentar lagi, Tuan Lucas belum pulang!""Baik Nyonya, permisi!" jawab pelayan itu, lalu pergi dari sana."Katanya Papa sebelum jam tujuh akan pulang, kenapa bisa terlambat?" tanya Harry bingung."Papamu seorang pengusaha nak, pasti banyak urusan mendadak yang tidak di duga, jadi tidak bisa di pastikan tepat waktu, kita tunggu saja sebentar lagi, kalau belum pulang juga, kita makan duluan saja!" ujar Julia mengelus kepala Harry."Iya Ma!"Mereka pun menunggu Lucas.Setengah jam kemudian, pria itu belum datang juga."Ma, aku sudah lapar!" sahut Harry."Ayo kita makan!" Julia bangkit dari duduknya.Julia membawa Harry keruang makan."Makan malamnya tolong di sajikan saja Bik, Tuan Lucas s
Baca selengkapnya
bab 45
Lucas sebenarnya tidak begitu senang dengan pemaksaan Ibunya, untuk menyuruhnya datang secepatnya dengan kata-kata 'tidak pake lama'.Dengan mengancamnya tidak akan makan kalau Lucas tidak segera datang.Dia adalah pria dewasa, yang tidak perlu lagi di atur dan di paksa, itu sesuatu yang membuat dirinya menjadi tidak suka.Bukan hanya karena dia adalah anak lelaki satu-satunya yang menjadi pengganti Ayahnya, menjadi tulang punggung keluarga mereka, Ibunya jadi sesuka hati memerintahkan dirinya kapanpun Ibunya inginkan.Pria itu menatap Ibunya dengan tajam.Lisbet terbaring di sofa memperlihatkan tangannya yang terluka, wanita tua itu sengaja melakukan drama jatuh di kamar mandi untuk meminta Lucas datang ke Mansion."Mama, kamu bukan anak kecil lagi, ini tidak lucu Ma, di sini banyak yang bisa menolong Mama, jangan membuat lelucon yang tidak lucu!" sahut Lucas jengkel."Nak, kamu sudah berubah semenjak beberapa hari ini, kamu tidak perhatian lagi pada Mama!""Ma, putramu ini sudah men
Baca selengkapnya
bab 46
Lucas bangkit dari duduknya, dia tidak ingin bicara lebih jauh lagi dengan Ibunya itu, yang ada akan suasana semakin panas."Sudahlah! tidak ada gunanya aku menjelaskan panjang lebar pada Mama, karena Mama terlalu cemburu pada istriku!" ujar Lucas."Tunggu Lucas! jangan pergi dulu, makan malam lah bersama kami, Bibi sudah menyiapkan makanan kesukaan mu!" sahut Lisbet dengan cepat, wanita tua itu dengan cepat duduk tegak di tempatnya."Istri dan putraku sedang menungguku di rumah, aku tidak bisa makan malam bersama kalian!" ujar Lucas tidak perduli."Lucas! tunggu! Mama tidak akan memaksamu lagi untuk setiap hari datang ke mari untuk makan malam, tapi untuk malam ini, makan lah bersama kami!" sahut Lisbet memohon.Lucas menekan pelipisnya, dia merasa Ibunya itu semakin hari semakin egois."Baiklah, aku akan makan malam bersama kalian, tetapi aku tidak bisa berlama-lama dengan kalian di meja makan, istri dan putraku menunggu aku di rumah!" ujar Lucas akhirnya mengalah.Lalu pria itu ber
Baca selengkapnya
bab 47
Baru makan dua sendok, Lucas merasakan kepalanya berat.Trang!Sendok jatuh dari tangannya."Kak Lucas kenapa?" tanya Adelia terkejut."Tidak tahu, kepalaku rasanya berat sekali!" sahut Lucas merasakan pandangannya terasa berat juga.Lucas merasakan kepalanya semakin berat, dia merasa mengantuk."Jam berapa ini?" tanya Lucas."Jam tujuh lewat kak!" jawab Adelia."Aku harus pulang, aku sudah terlalu lama di sini!" ujar Lucas, lalu perlahan bangkit dari duduknya.Saat Lucas berdiri, tiba-tiba tubuhnya terhuyung ke samping."Hati-hati kak! mari ku bantu untuk jalan keluar!" sahut Miranda, lalu dengan sigap berdiri dari duduknya."Apa katamu?" mata Adelia terbelalak menatap Miranda tidak percaya dengan perkataan wanita itu."Aku akan membantu kak Lucas untuk berjalan ke luar, dia bilang mau pulang kan?" ujar Miranda seraya berjalan menghampiri Lucas yang terlihat sempoyongan."Iya, pergilah bantu Lucas, hati-hati menuntun nya!" sahut Lisbet menyetujui Miranda membantu Lucas untuk berjalan
Baca selengkapnya
bab 48
Setelah menutup pintu kamar Lucas dengan benar, Adelia kembali ke ruang makan.Saat akan mendekati ruang makan, Adelia mendengar Ibunya menasehati Miranda, tapi bukan nasehat yang menyenangkan hati untuk di dengar."Kamu ini, bodoh sekali! kenapa begitu caranya untuk mendekati Lucas, jangan pakai cara seperti itu kalau ingin mendapatkan hati Lucas, kamu harus lebih sabar untuk mendapatkan hatinya, jangan terlalu memaksakan diri, sampai ketahuan seperti itu!" sahut Lisbet memarahi Miranda."Maaf Tante, aku sudah berusaha seperti apa yang Tante saran kan, tapi kak Lucas terlalu dingin padaku, sangat sulit untuk menyenangkan hatinya!" ujar Miranda dengan sedih."Makanya kamu itu perlu lebih sabar sedikit, kenapa pakai cara memaksa seperti tadi, bertindaklah lebih anggun, jangan terlalu agresif, aku ingin secepatnya dia melepaskan wanita yang tidak tahu asal usulnya itu!" kata Lisbet dengan nada sinis."Benar yang Tante katakan, wanita itu pasti sudah mengatakan sesuatu hal, sehingga kak
Baca selengkapnya
bab 49
Besok paginya, di villa.Julia bersiap-siap akan membawa Harry mendaftar ke sekolah play group.Ternyata Lucas tidak pulang satu malaman, dan pagi ini juga pria itu tidak pulang.Untung Julia tidak berharap sekali pada Lucas, untuk mendaftarkan Harry masuk sekolah play group.Harry di meja makan sudah cemberut dari sejak selesai mandi tadi, menanyakan tentang Ayahnya yang tidak kelihatan.Harry menatap sarapannya tanpa berselera, dia benar-benar merajuk karena Ayahnya ingkar janji."Ayo di makanlah nak!" sahut Julia menyodorkan sarapan Harry tersebut ke depan putranya itu.Bibir Harry manyun, tidak ingin menyentuh sarapannya karena kesal."Papa jahat, Papa ingkar janji, aku kesal sama Papa!" sahut Harry dengan nada sedih.Julia mengelus kepala putranya itu, dia sendiri juga heran, kenapa Lucas tidak pulang sesuai dengan apa yang dijanjikan nya pada mereka semalam sore.Apakah ada sesuatu yang terjadi? pikir Julia, atau dia pulang ke rumah orang tuanya?Julia menggelengkan kepalanya ti
Baca selengkapnya
bab 50
Suara tembok terkena tinju Lucas terdengar begitu kuat, sehingga membuat Ibu mereka datang dengan panik."Ada apa, apa yang terjadi?" sahut Lisbet berteriak sambil berjalan setengah berlari dari ruang belakang menuju ruang tengah.Wanita itu melihat Lucas dan Adelia berdiri di ruang tengah, sepertinya membicarakan masalah tadi malam."Kenapa kamu Lucas?" tanyanya lagi menghampiri ke dua anaknya tersebut."Mama tidak usah sok perduli, ini semua karena sikap Mama!" sahut Adelia memarahi Ibunya."Kenapa jadi aku yang di salahkan, memangnya Mama salah apa?" tanya Lisbet bingung."Lain kali Mama jangan undang lagi Miranda untuk datang ke rumah kita!" sahut Adelia masih terus marah pada Ibunya itu."Eh, tidak bisa seperti itu dia keponakan Mama, kapan dia datang tidak masalah, Mama mana bisa mengusir dia!" sahut Lisbet tidak mau mendengarkan perkataan putrinya tersebut."Sudahlah, aku pergi dulu, aku tidak akan datang lagi, kalau tidak ada masalah yang penting, putraku hari ini akan masuk se
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
20
DMCA.com Protection Status