All Chapters of Tinggal Bersama Bos Cantikku: Chapter 41 - Chapter 50
2174 Chapters
Bab 41
Dinda ketakutan, tetapi masih terus menyangkal tuduhan Maya, "Emangnya kenapa? Dia yang melanggar hukum, tapi kamu malah menyalahkan orang lain?"Maya menatap ibunya. Dia menggeleng sambil menjawab, "Mungkin sekarang kamu masih belum tahu seberapa besar kekuatan yang dia miliki. Kalau memang kamu yang melakukannya, lebih baik minta maaf sekarang juga. Dengan begitu, Keluarga Lintang bisa diselamatkan dari kehancuran.""Masalah ini nggak ada hubungannya denganku." Selesai berbicara, Dinda langsung pergi.Saat ini, Maya yakin kalau masalah ini memang ada hubungannya dengan ibunya.Namun, dia juga tahu jelas seperti apa sifat ibunya. Ingin dia mengaku salah, mungkin jauh lebih sulit daripada memetik bintang di langit malam.Maya menghela napas panjang, lalu dia bersandar lemas di kursi. Sepertinya Keluarga Lintang tidak bisa diselamatkan lagi.…Surya mengesampingkan masalah yang merepotkan ini. Dia mengendarai mobilnya menuju pasar pagi yang berjarak beberapa kilometer dari rumah.Saat i
Read more
Bab 42
Surya tersenyum pada Linda, lalu pergi dengan mobilnya.Sedangkan Linda, dia melihat hidangan makanan di meja, wajahnya terlihat cemas. Biasanya dia selalu makan dengan lahap, tapi saat ini dia merasa tidak berselera.Tidak lama kemudian, Surya sudah sampai di Pulau Aora.Pulau Aora milik Keluarga Hatani, mereka menghabiskan 200 miliar untuk membangun pulau ini.Awalnya wilayah ini hanya berupa danau bisa, kemudian orang-orang mendirikan pulau di sini, ditambah dengan berbagai tumbuhan, dekorasi alam yang indah dan berbagai akomodasi, pulau ini pun menjadi cukup terkenal di Kota Juwana.Surya menghentikan mobilnya di luar, lalu dia berjalan ke jembatan.Saat ini, di tengah taman Pulau Aora, sudah ada belasan orang yang duduk di sana.Di bangku bagian tengah, terdapat pria tua berumur kurang lebih enam puluh tahun, matanya samar-samar memancarkan sinar.Orang itu adalah Aksan dari Keluarga Hatani. Di belakangnya terdapat kedua putranya, Jose dan Hilmi.Di kedua sisinya, ada anggota Kelu
Read more
Bab 43
Surya melirik ke sekeliling, dia melihat semua orang menatapnya dengan menghina, seakan-akan dirinya sudah pasti akan mati hari ini.Kemudian, tatapan matanya jatuh pada Hilmi, dia berkata dengan perlahan, "Sudah bisa mengeluarkan energi sejati, dalam seni bela diri, bisa dibilang kamu berhasil mendapatkan pencapaian kecil.""Sombong sekali." Seketika Jorzy berdiri dengan kesal, dia menunjuk Surya sambil berkata, "Kamu bilang bisa melepaskan energi sejati hanya pencapaian kecil, memangnya kekuatanmu sudah sampai tingkat mana?""Aku?" Surya menggelengkan kepalanya. "Aku juga kurang tahu."Saat ini Brian berkata, "Bermulut besar saja. Hilmi, kamu nggak perlu bertele-tele dengannya, langsung saja bunuh dia."Hilmi mendengus, dia berjalan ke arah Surya dengan perlahan.Surya berkata sambil mengerutkan kening, "Hilmi, dengarkan saranku, jangan cari mati.""Kurang ajar," kata Hilmi dengan kesal, yang lainnya juga sudah merasa sangat marah.Dalam keadaan seperti ini, Surya masih berani bersik
Read more
Bab 44
Sebagai dibandingkan, Aksan jauh lebih kuat daripada putranya yang bernama Hilmi. Dalam hal tekanan kekuatan saja, Hilmi tidak bisa menyamainya.Saat melihat kekuatan Aksan yang menakutkan, orang-orang dari tiga keluarga besar tidak bisa menahan diri untuk bersorak kembali.Ekspresi Surya tidak menunjukkan perubahan apa pun. Dia tetap diam dan hanya memperhatikan Aksan dengan tenang.Sorot mata Aksan penuh dengan amarah. Setelah mengambil beberapa langkah panjang, dia melompat dan menerjang ke arah Surya seperti seekor burung elang raksasa.Saat mendekati Surya, bayangan tinju yang tak terhitung jumlahnya menyerang dari udara.Seketika itu juga, angin kencang menderu dan debu beterbangan ke mana-mana.Tangan kiri Surya berada di belakang punggungnya, sedangkan tangan kanannya memotong, menyapu, menebas dan memantul di udara sehingga membuat serangan Aksan menjadi tidak terlihat.Aksan tampak sangat marah. Dia mendarat di tanah dan melancarkan serangan sengit lainnya. Tinju dan tendanga
Read more
Bab 45
Begitu Aksan selesai berbicara, Jose segera mendekatinya sambil memegang sebuah kotak kayu. Dia berlutut di depan Aksan dan memegang kotak kayu tersebut di atas kepalanya.Aksan mengayunkan tangannya dan membuka kotak kayu itu perlahan-lahan. Kemudian, dia mengeluarkan sebuah gulungan lukisan yang ada di dalamnya dan membukanya dengan cepat.Gulungan lukisan tersebut menggambarkan seorang pria tua berjubah yang berdiri di puncak gunung dengan pedang panjang di punggungnya. Penampilan pria tua itu tampak seperti dewa yang mistis dan agung.Pada saat yang sama, kekuatan yang sangat besar terpancar dari gulungan itu dan mengintimidasi semua orang yang hadir.Pada saat ini, Jorzy tiba-tiba berdiri dan berkata dengan penuh keterkejutan, "Konon katanya Keluarga Hatani punya lukisan leluhur kuno yang di dalamnya terdapat kekuatan besar seorang biksu agung. Apa ini harta karun berharga yang selalu dihormati dan dibanggakan oleh Keluarga Hatani?"Jorzy tampak sangat terguncang.Namun, perasaann
Read more
Bab 46
Saat ini, wajah Aksan tampak pucat pasi. Darah terus mengalir dari mulutnya dan ekspresi wajahnya menunjukkan ketakutan dan ketidakpercayaan.Setelah beberapa saat, Jorzy dan Brian akhirnya berhasil mengangkat kepala mereka.Ketika mereka melihat bahwa Surya benar-benar tidak terluka, mereka tampak sangat terkejut dan juga ketakutan.Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi?Namun, saat ini Surya berdiri di tempatnya dengan tenang dan membuat mereka kesulitan untuk memercayai hal tersebut.Saat ini, gulungan di tangan Aksan tiba-tiba hancur dan berubah menjadi abu yang langsung lenyap.Awalnya, Aksan tampak sangat terkejut. Kemudian, dia mulai kehilangan akal sehatnya dan berteriak, "Leluhur! Leluhur!""Berhentilah berteriak!" Surya mengernyitkan kening dan berkata, "Leluhurmu meninggalkan sedikit kekuatan itu sebagai kenangan. Tapi, kamu malah menggunakannya sampai habis. Jadi, inilah hasilnya."Aksan menatap Surya dengan penuh kebencian. Kemudian, dia berkata dengan getir, "Kamu sudah
Read more
Bab 47
Aksan membungkuk dengan hormat kepada Surya dan berkata, "Tuan, kamu sangat murah hati dan aku merasa malu atas perbuatanku barusan. Jadi, untuk menyampaikan permintaan maafku, aku akan memberikan beberapa hadiah padamu sebagai permintaan maaf. Tolong terimalah.""Oh?" Surya agak terkejut.Aksan melihat sekeliling dan berkata, "Pulau Aora adalah milik Keluarga Hatani. Aku sudah bersikap bodoh dan menyinggung perasaanmu. Sebagai tanda permintaan maaf, aku akan menghadiahkan tempat ini untukmu.""Kamu ingin memberikan tempat ini padaku?" Surya benar-benar tercengang. Dia memandang Aksan dan berkata, "Tempat ini pasti sangat mahal harganya."Aksan membungkuk dan berkata, "Kekayaan seharusnya bukanlah masalah bagimu. Tempat ini hanyalah tanda terima kasih kecil dari ketulusanku. Tolong jangan menolak, Tuan."Surya merenung sejenak dan berkata perlahan, "Karena kamu memiliki niat seperti itu, aku akan menerimanya.""Terima kasih atas kemurahan hatimu, Tuan. Aku akan segera menyelesaikan pro
Read more
Bab 48
Namun, Linda tidak menanyakan tentang hal tersebut. Dia tidak akan bertanya tentang sesuatu jika bosnya tidak berinisiatif untuk membahasnya terlebih dahulu.Baik sebagai bawahan, teman, atau bahkan kekasih, diam selalu menjadi tindakan terbaik.Setelah mendengar penjelasan Surya, Linda tersenyum tipis dan berkata, "Pulau Aora setidaknya bernilai sepuluh triliun rupiah. Keuntungan yang kamu dapat kali ini lumayan banyak.""Aku sama sekali nggak menyangka akan mendapatkan rejeki nomplok seperti ini," kata Surya sambil tersenyum.Saat ini, Linda benar-benar merasa lega. Mereka berdua mengobrol sambil menyelesaikan makan malam. Kemudian, Linda berjalan ke dapur dengan gembira untuk mencuci piring.Surya duduk di sofa sambil menyalakan sebatang rokok. Dia melihat ke arah Linda yang sedang sibuk di dapur dan tidak yakin apa yang sedang dipikirkannya.Tidak lama kemudian, Linda selesai mencuci piring dan berjalan ke ruang tamu.Saat dia hendak duduk, kakinya tiba-tiba terpeleset dan dia jatu
Read more
Bab 49
Begitu melihat panggilan dari Rania, Surya langsung mengangkatnya."Surya, kamu di mana? Mau kujemput?" Terdengar suara Rania dari seberang sana.Surya langsung menjawab, "Nggak perlu, aku segera ke sana.""Baiklah. Jangan telat, ya." Setelah itu, Rania langsung menutup telepon.Surya tersenyum. Jujur saja, dia juga merasa senang bisa duduk berbincang dengan teman sekolah. Bagaimanapun temannya juga tidak banyak. Sedangkan hubungan pertemanan yang murni juga sangat berharga.Dia mengendarai mobil langsung menuju ke Bar Lugos.Bar Lugos adalah pusat hiburan yang cukup terkenal di Kota Juwana.Setengah jam kemudian, Surya sudah tiba di Bar Lugos. Begitu memasuki aula, dia melihat Rania sedang duduk di sofa, seakan-akan memang sedang menunggunya.Begitu melihat Surya, Rania langsung bangkit dan menghampirinya, lalu tersenyum sambil berkata, "Ayo, teman-teman sudah sampai."Surya mengangguk, lalu mengikuti Rania memasuki ruang VIP.Begitu masuk ke ruang VIP, terlihat belasan orang sedang d
Read more
Bab 50
Mira dengan bangga menggait tangan Burno dan duduk, sedangkan Burno juga terlihat arogan.Surya mengerutkan keningnya karena merasa kesal.Ini jelas-jelas sedang pamer. Ini acara reuni, bukan ajang pamer.Mira tersenyum dan berkata, "Semuanya jangan diam saja. Burno memang berstatus tinggi, tapi dia adalah pacarku. Kalian jangan merasa segan."Perkataan ini terkesan basa-basi, tetapi terdengar pamer.Semua orang merasa enggan. Jadi, ada yang bangkit untuk mengambil arak dan ada yang mengambil teh.Setelah itu, Paul Enru yang dulunya menjadi ketua kelas mengangkat gelas dan berkata, "Hari ini kita semua berkumpul di sini. Kita bersulang dulu untuk mempererat pertemanan kita."Semua orang mengangkat gelas, Surya dan lainnya juga mengangkat gelas dan menghabiskan minumannya. Rania dan teman wanita lainnya hanya minum seteguk teh.Begitu minum segelas arak, semua orang mulai makan sambil berbincang-bincang.Saat ini tatapan Mira tertuju pada Surya, Mira terlihat kaget."Surya, lama nggak b
Read more
PREV
1
...
34567
...
218
DMCA.com Protection Status