Lahat ng Kabanata ng Tinggal Bersama Bos Cantikku: Kabanata 31 - Kabanata 40
2174 Kabanata
Bab 31
Tatapan para bos yang saling menawar harga itu langsung tertuju pada Surya.Semua orang tahu, perkataan Surya adalah kritikan yang sangat serius dan akan berakibat fatal.Jika dia tidak memberikan sebuah penjelasan, bawahannya mungkin akan mati di sini.Sebenarnya, Surya juga sangat membutuhkan barang seperti ini, bahkan bisa dikatakan lebih membutuhkannya dari orang lain.Karena itulah dia dengan sengaja memakai kekuatan pikiran untuk memeriksa pembakar dupa ini.Namun, setelah menyelidikinya, dia baru tahu bahwa ini adalah barang imitasi, itu sangat mengecewakannya.Ketika Surya melihat orang-orang saling memperebutkan barang imitasi, dia langsung tertawa.Tak disangka, hal ini malah mendatangkan masalah.Namun, Surya sama sekali tidak takut, apakah penjual barang imitasi ini tidak bersalah?Surya melangkah maju ke hadapan semua orang, lalu melirik Master Rio dan berkata, "Boleh aku bertanya dari mana asalmu, Master?""Dengar baik-baik, namaku Rio Putra. Aku dikenal sebagai petualang
Magbasa pa
Bab 32
"Bocah, beraninya kamu merusak barangku, kamu cari mati." Master Rio pun marah, sebuah energi langsung menyebar.Raut wajah semua orang tampak berubah, ini adalah barang legenda, nyali bocah ini sungguh besar.Siapa Master Rio ini? Dia adalah kultivator terkenal di Provinsi Santara, hidup bocah ini akan berakhir hari ini.Ketika orang-orang salut pada keberanian Surya, Surya malah berkata, "Buka mata kalian lebar-lebar dan lihat baik-baik."Semua orang melirik pembakar dupa yang hancur dan kehilangan cahaya dengan tatapan bingung.Surya perlahan berkata, "Pembakar dupa ini hanya barang yang sengaja dibuat agar terlihat bersejarah. Di dalamnya diletakkan sebuah kesturi rusa, lalu disegel dengan kekuatan sihir agar ia bisa mengeluarkan cahaya dan wewangian yang membuatnya terlihat seperti alat sihir. Cahaya dan wewangian seperti ini palingan hanya bertahan sekitar tiga bulan. Teknik pembuatan barang imitasi yang begitu jelas pun bisa mengelabui Master Rio dan banyak orang hebat di masyar
Magbasa pa
Bab 33
Master Rio sudah berkeringat hebat, dia mengepalkan kedua tangannya dan memberi hormat, "Nak, aku sudah mengaku salah. Tadi aku memang nggak tahu diri. Mohon maafkan aku.""Benar, kuharap kamu memakluminya," timpal Winsen.Surya menatap Winsen dengan raut wajah masam dan berkata, "Memaklumi? Sepertinya sikapmu tadi nggak seperti ini."Raut wajah Winsen langsung berubah menjadi masam, dia hanya bisa terdiam di sana.Master Rio tahu dirinya bersalah, tetapi dia tidak serius dalam hal bunuh diri. Dia tidak mungkin benar-benar bunuh diri hanya karena masalah ini, 'kan?Master Rio menatap Surya, lalu meminta maaf, "Nak, aku yang nggak pandai menilai. Ini salahku. Aku akan memberimu 20 miliar sebagai permintaan maafku. Mohon maafkan aku."Surya tersenyum, dirinya tentu tidak akan bersungguh-sungguh memaksa Master Rio bunuh diri hanya karena hal kecil ini.Namun, Surya akan menerima uang 20 miliar ini. Bagaimanapun juga, tadi sikap mereka sangat tidak bersahabat.Surya mencelupkan jarinya ke
Magbasa pa
Bab 34
Berjalan sendirian di malam hari dengan mengenakan baju tidur dan kaki yang tak beralaskan apa-apa, siapa pun dapat mengetahui kalau terjadi sesuatu pada gadis ini.Gadis itu menangis, tetapi dia tidak mengatakan apa pun. Linda terus menenangkannya, sementara Surya hanya mengawasi dari samping.Tak lama kemudian, gadis itu mulai tenang kembali.Linda membawa gadis itu ke kamarnya, setelah mengganti baju tidur dan membasuh wajah, mereka pun kembali ke ruang tamu.Pada saat ini, gadis itu terlihat cukup cantik, hanya saja entah masalah apa yang sedang menimpanya.Linda memasakkan semangkuk mi untuk gadis itu, Linda terus menenangkan gadis itu dengan penuh kesabaran.Akhirnya, setelah selesai menghabiskan semangkuk mi tersebut, sang gadis barulah menceritakan tentang dirinya.Ternyata gadis itu bernama Monita Ambarwati. Monita berasal dari desa, dia mempunyai kekasih dan kekasihnya itu kuliah di Kota Juwana.Monita juga datang ke Kota Juwana bersama kekasihnya. Monita bekerja untuk membia
Magbasa pa
Bab 35
Monita menunduk, kemudian bertanya dengan suara pelan, "Aku ingin tahu, apa Kak Linda istrinya Kak Surya?""Bukan," jawab Surya sembari duduk tegap."Lalu, apa hubungan kalian?""Rekan kerja."Begitu Monita mendengar jawaban Surya, dua segera duduk di pinggir kasur dan membungkukkan badannya untuk memperlihatkan dada dan juga kakinya yang putih."Kak, aku sayang berterima kasih padamu, tapi aku nggak tahu harus bagaimana membalas kebaikanmu. Kak Surya nggak akan menganggap aku sebagai orang yang nggak tahu balas budi, 'kan?" tanya Monita sembari melihat ke arah Surya.Saat melihat ekspresi wajah Monita yang menyedihkan, Surya menjawab, "Kalau ada yang mau dibicarakan, kita bisa membicarakannya di ruang tamu, kurang pantas kalau kita mengobrol di kamar berduaan."Akan tetapi, pada saat ini, Monita semakin mendekati Surya dan hampir berdempetan dengan Surya. Setelah itu, dia berkata dengan manja, "Kak Surya, apa Kak Surya bisa menghiburku agar aku nggak sedih lagi?"Di tengah malam, menu
Magbasa pa
Bab 36
Linda menyampingkan badannya untuk memberi jalan. Sendi memimpin anak buahnya dan juga Monita masuk ke dalam ruang tamu, sementara Linda menatap Monita dengan tatapan mata yang dingin.Monita memperlihatkan tampang menyedihkan, dia menundukkan kepalanya dan mengikuti Sendi dari belakang.Sendi berjalan hingga ke hadapan Surya dan berkata, "Jadi, kamu yang bernama Surya Pratama?""Betul," jawab Surya.Sendi berkata dengan ketus, "Wanita bernama Monita ini melaporkan bahwa dia diperkosa di rumah ini. Sekarang, kami butuh kerja sama Pak Surya ikut ke kantor polisi untuk melakukan pemeriksaan.""Baiklah, nggak masalah, tapi aku mau ganti baju dulu," jawab Surya.Sendi melihat ke arah baju tidur Surya yang telah robek dan berkata, "Boleh saja, tapi kami harus membawa baju tidur ini.""Baik." Surya bangkit berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Sendi melirik ke salah satu anak buahnya untuk mengikuti Surya.Tak lama kemudian, Surya mengenakan baju santai, sementara baju tidurnya telah dimasuk
Magbasa pa
Bab 37
"Betul."Semua orang tahu jelas dengan kekuatan Pelita. Hanya kantor pusat di Provinsi Andaru saja memiliki modal dan kemampuan yang cukup untuk mengakuisisi media video pendek paling top saat itu.Jika menambahkan modal dan kekuatan kantor pusat luar negeri, jangankan di dalam negeri, di tingkat global juga tidak ada beberapa perusahaan berkuasa yang bisa dibandingkan dengan Pelita. Linda punya keyakinan yang besar untuk mengatakan hal ini.Namun, sebelum selesai mengatakan ini, Linda melanjutkan, "Peringatkan tokoh besar dan kecil di media personal itu. Jika mereka berani mengunggah satu kata saja tentang Pelita, Pelita akan membuat mereka menghilang secara permanen dari dunia maya.""Baik.""Departemen Informasi.""Hadir." Pemimpin departemen informasi memberi respons.Linda berkata dengan nada dingin, "Segera sewa sejumlah besar spammer dan susun artikel untuk bersiap menghadapi opini yang mungkin muncul. Begitu menyadari satu saja komentar negatif tentang Pelita dan Bos, segera ha
Magbasa pa
Bab 38
Setelah terdiam beberapa saat, Sendi berkata, "Tampaknya kamu nggak akan mengaku.""Aku nggak melakukan apa pun, kenapa harus mengaku?" tanya Surya.Sendi melanjutkan, "Kesaksian kalian sama sekali bertolak belakang, pasti salah satu dari kalian berbohong. Kalau berani bohong di sini akibatnya sangat parah.""Aku tahu parah, tapi siapa yang bicara jujur bukankah adalah hal yang harus kalian verifikasi?" tanya Surya.Sendi pun menjawab sambil tersenyum sinis, "Tentu saja kami akan memverifikasinya, tapi kamu juga harus tanggung jawab atas kata-katamu sendiri.""Tentu saja. Aku juga percaya kamu adalah penanggung jawab yang adil," timpal Surya sambil tersenyum.Sendi terdiam. Pada umumnya, wanita nggak akan bohong tentang hal seperti ini, jadi mereka lebih condong pada pengakuan Monita.Akan tetapi, Surya begitu tenang dan sangat percaya diri.Jika dia bukan seorang gila yang punya etika baik, berarti dia berkata jujur.Hal ini kelihatannya agak rumit, dan mereka perlu menggunakan bebera
Magbasa pa
Bab 39
"Pak Sendi, apa maksud kata-kata Anda?" tanya Linda dengan wajah bingung.Sendi mendengus, lalu berkata, "Bahkan sampai membuat Pak Dito datang. Pelita memang hebat, ya.""Mana ada? Kami hanya kebetulan bertemu saja, Anda jangan berpikir terlalu banyak," jawab Linda sambil tersenyum.Sendi sangat kesal. Dalam hatinya berpikir Linda sedang membohonginya.Apa mungkin bisa kebetulan begitu?Kebetulan Pak Dito memeriksa kantor mereka, kebetulan Pak Dito dan Linda bertemu di pintu gerbang, bahkan Pak Dito berinisiatif menjabat tangan Linda. Jika ini bukan sengaja diperlihatkan padanya, berarti dia sungguh bodoh.Linda melangkah maju dan berkata, "Pak Sendi, saya datang untuk mengurus pembebasan Surya dengan jaminan. Mohon bantuan Anda.""Sekarang dia masih belum boleh pergi," jawab Sendi dengan nada dingin.Linda berkata lagi sambil mengerutkan keningnya, "Pak Sendi, Bapak tahu apa julukan bagi departemen hukum Pelita, 'kan?""Julukan apa?" tanya Sendi.Linda menjawab sambil tersenyum, "Ora
Magbasa pa
Bab 40
Surya tersenyum tipis, lalu mengatakan, "Sendi adalah polisi yang baik. Aku yakin dia bisa menyelidiki kebenaran masalah ini."Linda tercengang. Dia masih marah dengan Sendi, tetapi Surya malah mengatakan kalau Sendi adalah polisi yang baik.Jika dipikir-pikir lagi, Sendi juga tidak salah. Dia hanya melakukan tugasnya. Selain itu, dia juga tidak tertarik dengan tindakannya yang memindahkan Dito. Kalau dilihat dari segi profesional, dia memang orang yang baik dalam pekerjaannya.Surya berkata pada Linda, "Sudahlah, kamu kerja dulu. Aku sudah katakan sejak awal, mau itu benar atau salah akan ada yang mengadili dan kebohongan itu nggak akan terbukti."Linda mengangguk mengerti. Dia segera pergi ke Konsorsium Pelita. Sampai sekarang ada banyak orang termasuk dirinya belum sempat istirahat. Dia masih perlu mengurus pekerjaan selanjutnya. Sekarang bukan waktunya untuk bermalas-malasan.…Gedung Perusahaan Lintang Harapan.Maya duduk di kantornya dan merasa sangat lelah.Dalam dua hari ini, b
Magbasa pa
PREV
123456
...
218
DMCA.com Protection Status