Lahat ng Kabanata ng Hubungan Terlarang Penuh Tantangan: Kabanata 11 - Kabanata 20
31 Kabanata
CURIGA
CURIGARokok dengan harga mahal yang Nico beli dari luar negeri, mendadak jadi terasa tidak nikmat. Mungkin karena teman merokoknya adalah Alex. Atau mungkin karena isi pembicaraannya dengan Alex yang tidak enak hingga membuat rokok di tangannya juga jadi terasa tidak nikmat.Nico tidak menjawab pertanyaan terakhir Alex. Bisa dibilang sengaja – tidak sengaja Nico tidak menjawabnya. Nico kebingungan alasan. Dia khawatir, alasan-alasan yang dia paksakan justru akan menjadi boomerang untuk dirinya.Seperti pertanyaan Alex tadi. Nico sendiri yang mengatakan jika Amazed punya potensi, makanya Nico menyarankan Alex untuk membeli perusahaan yang sedang berkembang itu. Namun, ucapan Alex ada benarnya. Jika Amazed memang sudah punya potensi, untuk apa lagi Nico membantu Ava.“Shitt!” kata itu yang terbersit di pikiran Nico saat mendengarkan ucapan Alex. Alex memang selalu bisa memutarbalikkan ucapan Nico. Membuat Nico jadi termakan oleh ucapannya sendiri.“Belum selesai juga makannya?” tanya N
Magbasa pa
Mr. AROGAN
Mr. AROGAN“Ada yang aneh ya di muka saya?” tanya Alex tiba-tiba.“Eh. Oh. Gak, pak. Gak ada,” Ava jadi malu sendiri.Sepertinya Ava terlalu lama menatap Alex. Sampai dia tidak sadar jika Alex memperhatikannya.“Terpesona ya sama saya?”Ava tersenyum malu. “Sepertinya sih begitu,” Ava mengakuinya. “Abisnya Bapak hebat ya. Pak Alex bukan cuma bisa jadi pemimpin yang berwibawa, tapi sayang banget sama keluarga. Terutama Pak Nico.”Alex tersenyum bangga pada pujian Ava.“One more thing…” ucap Alex saat mobilnya berhenti di depan sebuah rumah dengan cat berwarna merah. “Saya kasih project Amazed ke Nico bukan karena saya gak percaya sama kemampuan kamu ataupun Amazed. Tapi karena saya juga ingin Nico punya andil di perusahaan kami. Jadi, kamu jangan tersinggung ya karena tiba-tiba Nico yang handle project kamu.”“Gak kok, Pak.” Ava mengangkat kedua tangannya. “Saya sama sekali gak tersinggung. Saya malah merasa terhormat karena Wakil Direktur seperti pak Nico masih mau mengurusi project ke
Magbasa pa
ALUNA
ALUNA Lagi-lagi Nico memilih untuk mengalah. Meskipun ingin melawan, namun Nico memutuskan untuk tetap diam. Wajah angkuh Alex akan terlihat makin sombong ketika dia melihat Nico tidak lagi membantah ucapannya. “Lebih baik lu kerja aja yang benar…” ucap Alex, masih berdiri di hadapan Nico. “Kumpulin duit sebanyak mungkin,” lanjut Alex sambil menyentuh pundak Nico. “Mumpung gue masih kasihan sama lu dan Ibu lu. Karena, gue gak jamin gimana nasib lu dan Ibu lu setelah Papi kita meninggal nanti.” “Lu ngancem gue?” akhirnya Nico buka suara. Kata-kata Alex membuatnya naik darah. Alex tersenyum. “Buat apa gue ngancem lu. Lu bukan siapa-siapa tanpa Papi. Lu! cuma hasil dari iseng-iseng Papi sama sekretarisnya. Jadi jangan pernah berharap kalau lu bakalan punya hak di Bio Group.” “Jaga mulut lu!” Nico berang. Alex akan selalu membahas masalah itu saat mereka sedang ribut. “Iseng-iseng atau bukan, gue tetap mewarisi darah Biolanda. Jadi lu harus tetap waspada. Bisa jadi, besok gue yang men
Magbasa pa
RENCANA ALEX
RENCANA ALEX Bibir tipis Aluna terlihat sibuk menghisap rokok tipis buatan pabrik di daerah Surabaya. Matanya memandangi satu persatu mobil yang melewati kawasan Semanggi, tempat apartemennya berdiri. Aluna adalah mantan supermodel yang ternama. Tubuh tinggi dan karakter wajahnya yang berkarisma selalu menjadi incaran pada perancang busana. Aluna juga kerap ditawari untuk membintangi film-film dengan bayaran tinggi. Bahkan Aluna sempat menjadi gadis impian para lelaki negeri ini. Namanya, tubuhnya, senyumnya, bahkan cara berpakaian Aluna pernah menjadi trend center pada masanya. Sayangnya, semua itu hancur berantakan hanya karena satu skandal saja. ‘Viral! Video syur Aluna dan Diki’ Begitulah judul dari berita yang kemudian mengisi hampir semua social media. Video bercinta Aluna dan kekasihnya menjadi makanan netizen hanya dalam setengah hari saja. Tubuh Aluna yang indah bisa dinikmati oleh jutaan pria di bumi. Aluna bukan lagi dikenal sebagai supermodel ataupun artis. Aluna mend
Magbasa pa
AVA YANG MEMPESONA
AVA YANG MEMPESONA “Kok mendadak sekali, Pak.” Ava mengekori bosnya yang terus berjalan sembari berbicara padanya. “Gak juga sih. Sebenarnya planning ini udah lama.” Aldo terus berbicara tanpa menatap Ava. “Saya memang udah rencana mau titip kamu di kantor Bio Group.” “Pak!” Ava berusaha mengejar Aldo yang berjalan semakin cepat. “Saya butuh kordinasi dengan tim lapangan disini untuk pembuatan iklannya.” Ava akhirnya mampu mengalahkan langkah Aldo. “Kalau saya disana, susah dong saya kordinasinya.” “Itu kan final step, Ava.” Mau tak mau Aldo menghentikan langkahnya. Ava menghadang tepat di depan Aldo. “Sebelum kamu kordinasi dengan tim lapangan, kamu harus dapat approval dulu dari Bio Group. Nah! Itu gunanya kamu disana.” Aldo terlihat gugup, tapi dia selalu bisa mengarang alasan yang terlihat nyata. “Semakin dekat jarak kamu dengan bos-bos Bio Group, maka akan semakin mudah buat kita dapetin semua project iklan mereka.” Ava terdiam. Alasan Aldo terdengar masuk akal untuknya saat
Magbasa pa
SALAH JALAN
SALAH JALANNico berpikir keras setelah berbicara dengan Alex kemarin. Berkali-kali dia memikirkannya, berkali-kali juga pikiran Nico berujung pada satu kesimpulan.“Gua yang salah jalan,” gumam Nico di dalam ruang kerjanya.“Pak Nico nyasar pagi ini?” balas Fathan yang mengira jika Nico sedang berbicara dengannya.Namun Nico tidak menjawab pertanyaan Fathan. Meskipun jelas dia mendengarnya. Hanya ada Nico dan Fathan di ruangan itu setiap paginya.“Katanya, Ava dijadwalkan datang jam sepuluh hari ini,” celetuk Fathan setelah melihat Nico memperhatikan meja kerja Ava yang masih berada tepat di depan ruang kerja Alex.“Terserahlah. Gue gak perduli.” Nico bergegas memalingkan wajahnya dari meja kerja Ava.“Tumben,” ledek Fathan. “Dari kemarin, Pak Nico sibuk sama urusan Ava. Kok sekarang mendadak jadi gak perduli.”Nico sengaja mengacuhkan ucapan Fathan. Dia memang sedang tidak mood untuk membicarakan soal itu saat ini.“Gak berlangsung dengan baik sepertinya pembicaraan dengan Pak Alex
Magbasa pa
ALEX VS NICO
ALEX VS NICO“Well, ini meja kerja kamu.” Tya mengantarkan Ava sampai ke meja kerjanya. “Itu ruang kerja Pak Alex, dan yang itu, meja kerja saya.” Tya menunjuk ruang kerja Alex dan meja kerjanya dengan telunjuk.“Baik, Mbak.” Ava mengangguk mengerti. Matanya mengelilingi ruang kerja di lantai lima belas yang cukup luas.Ava memperhatikan meja kerja barunya dengan seksama. Tidak banyak meja kerja yang berada di ruangan besar ini. Ava menebak jika meja-meja besar yang berada di depan masing-masing ruangan adalah milik sekretaris dan asisten pribadi dari para eksekutif yang ada di lantai ini.Ada beberapa eksekutif yang memiliki lebih dari satu sekretaris. Contohnya Alex, Ava bisa melihat jika direktur Bio Group itu memiliki dua sekretaris dan satu asisten pribadi. Tapi Nico … Ava jadi menengok pada ruang kerja Nico yang berada cukup jauh dari tempatnya. Nico hanya memiliki satu sekretaris dan tanpa asisten pribadi.“Hmm,” Ava bergumam sendiri. Mungkin benar kata Tya. Nico adalah bos yan
Magbasa pa
CINDERELLA
CINDERELLA Entah sudah berapa kali Ava memperhatikan gaun berwarna hitam yang tergantung di salah satu sudut kamar tidurnya. Bukan hanya gaun hitam itu saja yang Ava dapatkan dari kartu kredit Alex. Sepasang sepatu berwarna merah, satu set perhiasan emas dengan kilauan mutiara merah juga sudah Ava pajang di dalam kamar tidurnya. “Cantik!” Ava memuji barang-barang indah nan mahal tersebut. Kalau bukan karena Tya, Ava pasti hanya membeli satu gaun pesta saja. Tya dengan santainya membeli banyak barang untuk Ava dan tentunya untuk dirinya sendiri tanpa memperdulikan harga. “Entahlah…” napas Ava berhembus. Jujur saja, hatinya masih tidak tenang sampai gaun indah itu melekat di tubuhnya saat ini. Ava takut Alex akan menagih semua biaya pakaian dan perhiasan indah ini. “Sudahlah!” Ava berusaha melupakan masalah itu. Setidaknya untuk saat ini. Ava sudah telihat cantik dengan gaun hitam, perhiasan serta sepatu merah yang tampak elegan di kakinya yang indah. Sebuah mobil Mercedez Benz b
Magbasa pa
SERBA SALAH
SERBA SALAH ‘Mohon maaf sekali, Pak Alex. Saya tidak bisa ikut ke acara private Pak Alex malam ini. Jika boleh, saya diberikan kesempatan lain untuk bertemu dengan teman-teman Pak Alex di waktu lain.’ Alex membaca pesan singkat yang dia terima dari Ava. “Pak Nico membawa Ava pergi.” Berita itu yang juga Alex dapatkan dari sekretarisnya bersamaan dengan pesan singkat yang sedang Alex baca. “Nico!” Alex tersenyum tipis. Jadi gadis itu memang penting untuk Nico. Senyum Alex lantas melebar. Tebakannya terbukti benar. Nico memang tengah berusaha melindungi Ava dengan cara apapun. “Semoga Pak Alex gak marah.” Ava menaruh kembali ponselnya ke dalam tas setelah mengirimkan pesan perpisahan pada Alex. “Dan semoga dia masih mau bantu saya. Bantu Amazed,” sindir Ava pada Nico. Nico hanya melirik tipis. Namun tidak menggubris sindiran Ava. Gadis itu hanya tidak tahu niat Alex. Namun Nico juga tidak ingin memberitahukan niat Alex padanya. “Rumah kamu dimana?” tanya Nico. Ava mengetik alamat
Magbasa pa
ADA RASA DIANTARA KITA
ADA RASA DIANTARA KITA  Nico menghela napasnya cukup panjang setelah memastikan tantenya Ava keluar dari rumah ini. Entah kenapa, Nico jadi tegang. Seperti dipaksa bertemu calon mertua. Matanya menyapu sekeliling rumah yang tidak terlalu besar. Tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan rumahnya tentu saja. Hanya ada dua kamar tidur yang berjejer. Satu ruang tamu mungil yang sengaja disatukan dengan ruang makan dan dapur minimalis. Tidak banyak barang yang ada di rumah ini. Sepertinya Ava maupun tantenya bukan wanita yang suka mengkoleksi barang-barang. Tampak rapi, meski sederhana. Terlihat nyaman, walaupun apa adanya. “Lucu.” Nico memuji foto gadis kecil yang dia tebak adalah Ava di masa kecil. Ada juga beberapa foto yang memperlihatkan betapa bahagianya gadis kecil itu saat sedang bersama kedua orang tuanya. Foto Ava saat masih bayi juga tidak luput
Magbasa pa
PREV
1234
DMCA.com Protection Status