Lahat ng Kabanata ng SALAH DIDIKAN : TERJERAT LEMBAH KELAM: Kabanata 21 - Kabanata 30
36 Kabanata
BAB. 21 Ternyata Palsu
Beberapa jam yang lalu di rumah Bu Narti,Ilham dengan hati berdebar membuka pintu lemari ibunya, mencari perhiasan yang bisa dijual untuk mendanai kencannya dengan Jihan nanti sore. Matanya terpaku pada sebuah gelang emas yang sangat berkilau yang tersembunyi di antara barang-barang ibunya. Tanpa ragu, dia mengambilnya dan menyimpannya dalam tasnya. Perasaan gelisah bercampur dengan kegembiraan yang tidak tertahankan Ilham rasakan saat ini.Untuk kesekian kalinya, pria itu berhasil mencuri perhiasan ibunya yang akan dia pakai untuk menghabiskan waktu bersama Jihan, wanita favoritnya. Saat tiba di toko perhiasan, Ilham segera mengeluarkan gelang emas itu dari saku celananya.Penjual perhiasan tampak antusias melihat barang tersebut."Pak, saya ingin menjual gelang ini," ujarnya mengawali pembicaraan.Penjual Perhiasan dengan tersenyum, lalu berkata,"Gelang ini sangat indah. Apakah Anda yakin ingin menjualnya?Ilham dengan mantap berkata, "Ya, saya ingin menjualnya.""Baiklah, tun
Magbasa pa
BAB. 22 Rencana Licik Hendra
Ternyata Hendra membawa Jihan di sebuah hotel bintang lima yang ada di daerah Ancol, Jakarta Utara. Pria itu memiliki rencana licik dalam hatinya. Dia harus memiliki Jihan seutuhnya malam ini.Jadi untuk mewujudkan semua keinginannya itu, Hendra sengaja menyiapkan fasilitas super mewah untuk Jihan seorang, hanya demi agar wanita itu terbuai dengan semuanya dan Hendra dapat melakukan niat buruknya."Sayang, ayo kita turun dari mobil," tutur Hendra sesaat setelah mereka sampai di depan hotel mewah itu."Hendra, apa Lo nggak salah mengajak gue ke tempat indah ini?" seru Jihan tak percaya."Aku nggak salah, Sayang! Percuma pacarmu seorang pengusaha muda jika tidak bisa mengajakmu ke hotel ini!" ujar Hendra membanggakan dirinya."Ayo kita segera masuk ke dalam hotel," ajak Hendra kepadanya.Hotel bintang lima yang berlokasi di Ancol ini adalah sebuah mahakarya arsitektur modern yang menggabungkan keindahan alam dengan kemewahan. Begitu Hendra dan Jihan memasuki lobi, mereka disambut oleh a
Magbasa pa
BAB. 23 Merenggut Kesucian Jihan
"Eh, Hai! Haikal, Dulah! Apa kabar kalian?" ucap Jihan nakal sambil mulai membelai setiap dada pria-pria yang ada di hadapannya saat ini."Wow! Kamu sangat panas Jihan!" seru Dulah lalu mencoba mencium bibir gadis itu sesuka hatinya. Haikal tak mau kalah, dengan cepat dia meremas kedua bokong Jihan yang terasa montok di kedua tangannya. Pria itu juga ingin mencium bibir Jihan secara cuma-cuma. Namun sebelum permainan para pria itu semakin ganas, Hendra malah menarik tubuh Jihan untuk menjauh dari kedua lelaki yang ingin menggoda Jihan."Kalian jangan kurang ajar, ya! Jihan hanya milik gue malam ini!" kesal Hendra."Santai, Bro! Calm down! Jihan Adalah pacar gue!" ujar Dulah."Gue juga pacar Jihan!" sergah Haikal tak mau kalah."Woi! Kalian berdua jangan gila, ya! Gue adalah pacar Jihan yang sesungguhnya!" kesal Hendra kepada Dulah dan Haikal.Ketiga pria itu yang awalnya berteman baik dan saling mendukung. Namun karena memperebutkan Jihan seorang, sepertinya mulai terjadi keteganga
Magbasa pa
BAB. 24 Ingin Balas Dendam
Jihan terduduk lemas di tepi ranjang hotel, matanya memandang kosong ke arah jendela. Cahaya remang-remang kota yang biasanya indah kini terasa seperti pisau yang menusuk jantungnya. Dia merasa seolah-olah dunia ini telah berhenti berputar, dan dirinya terjebak dalam kegelapan yang tak berujung."Hendra..." bisiknya, namun suaranya terdengar begitu asing di telinganya sendiri. Dia merasa seolah-olah dirinya bukan lagi Jihan yang dulu, gadis yang penuh semangat dan berani. Dia merasa seolah-olah dirinya telah menjadi bayangan untuk dirinya sendiri, hancur dan terluka.Jihan meraih bantal di sampingnya, mencoba mencari kenyamanan dalam pelukan kain yang dingin dan tak berjiwa. Dia merasa seolah-olah dirinya telah ditinggalkan sendirian di dunia ini, tanpa ada yang peduli padanya.Jihan memang merasa sendiri di dunia yang fana ini. Kedua orangtuanya telah meninggalkan dirinya dan lebih memilih untuk pergi bersama para selingkuhan mereka. Jadilah Jihan hidup terlunta-lunta saat itu. Mem
Magbasa pa
BAB. 25 Jahatnya Tante Irawati
Jihan yang sedang duduk di sudut warung Tante Irawati, sambil memakan buah apel segar. Cairan manis dari buah itu mengalir di antara jari-jarinya saat dia menjalani sarapannya dengan tenang. Gadis itu sangat kelaparan saat ini. Setelah tubuhnya dipakai hampir semalaman oleh Hendra untuk memuaskan nafsu bejatnya.Jihan terpaksa menahan emosinya kepada Tante Irawati karena tubuhnya yang sangat lemas. Namun hardikan dari sang tante yang lagi-lagi meneriaki namanya dengan keras membuat Jihan menjadi semakin kesal."Dasar perawan tua tak bermutu! Ngapain dia terus meneriaki namaku? Apakah Si Irawati sontoloyo itu sengaja mempermalukan ku saat ini?" kesalnya dalam hati. "Jihan! Kenapa kamu duduk santai di sini? Pelanggan menunggu, ayo bantu!" bentak Tante Irawati lagi, pandangannya menusuk seakan-akan semakin menyulut api amarah di dalam Jihan.Jihan menelan sejumput kekesalan saat ini. "Maaf, Tante, saya lagi makan buah. Sebentar lagi saya akan bantu. Biar saya habiskan dulu sarapan saya
Magbasa pa
BAB. 26 Mencuri Perhiasan Milik Tante Irawati
Jihan terpaksa mengikuti langkah Ilham kembali ke arah motornya berada. Dari pada dirinya ketahuan Tante Irawati.Gadis itu segera naik di atas motor illam. Keduanya mulai meninggalkan area pasar.Ternyata salah seorang karyawan dari warung Tante Irawati memergoki Jihan yang sedang meninggalkan area pasar. Namun sayangnya, dia tidak dapat melihat dengan siapa Jihan pergi. Karena orang itu memakai helm berwarna hitam."Anak kurang ajar! Jadi Jihan telah meninggalkan area pasar?" geram sang tante yang mendapat laporan dari karyawannya."Iya, Bu. Tadi saya lihat Jihan naik motor dengan seorang pria," seru orang itu."Kamu kenal nggak laki-laki yang bersamanya?" selidik Tante Irawati."Maaf, Bu. Saya tidak mengenalnya sama sekali karena pria itu memakai helm yang menutupi seluruh area wajahnya," jawab sang karyawan kepada Tante Irawati.Tante Irawati menjadi sangat marah kepada Jihan karena keponakannya itu meninggalkan pasar tanpa pamit kepadanya.Perempuan dewasa itu lalu mencoba menele
Magbasa pa
BAB. 27 Tidak Merasakan Kesakitan
Ternyata Jihan bukan hanya membawa pergi perhiasan dan uang tunai milik Tante Irawati. Gadis itu juga turut membawa semua pakaian miliknya. Dia berencana kabur dari rumah sang nenek dan memulai hidup sendiri dengan uang hasil curiannya.Jihan yang berada di belakang motor Ilham yang sedang mengendarai motornya, saat ini terlihat tersenyum puas dengan hasil dan pencapaian nya karena telah mencuri semua barang berharga milik Tante Irawati."Rasakan pembalasanku Irawati, songong! Akhirnya kamu jatuh miskin juga!" ujarnya penuh kemarahan yang berasal dari dalam dirinya.Ilham yang sedang fokus menyetir motornya, mulai angkat bicara menanyakan kepada Jihan tujuan mereka akan ke mana."Jihan, kamu mau aku antar ke mana?" tanya Ilham kepada gadis itu."Bawa aku ke area kost-kostan, aku akan tinggal di sana mulai dari sekarang!" ujarnya ketus."Apa? Jadi kamu tidak kembali lagi ke rumah Nenek Omas?" seru Ilham sedikit kaget dengan ucapan dari gadis."Ha-ha-ha! Ilham oh Ilham! Kamu ini ada-ada
Magbasa pa
BAB. 28 Perhiasan Milik Tante Irawati Hilang
Wajah kelelahan terlihat jelas pada Ilham yang sedang tertidur pulas saat ini. Jihan segera bangkit dari tidurnya. Seluruh badannya terasa sakit, semua atas perbuatan Ilham di atas tubuhnya.Namun walaupun merasa sangat kelelahan, pria itu mampu memuaskan hasrat birahinya yang semakin membara. Jihan pun pelan-pelan meninggalkan tempat tidur, dia segera membuka tas kecil miliknya, lalu mengeluarkan pil KB dan segera diminum olehnya saat ini. Kemudian perempuan itu kembali melangkah menuju ranjang dan mulai tidur sambil memeluk Ilham erat-erat. Keduanya benar-tidaknya kehabisan energi sekarang.Di rumah Nenek Omas,Sore hari pun tiba, Tante Irawati pulang dari pasar dengan wajah penuh amarah karena Jihan yang pergi begitu saja meninggalkan pasar dan warung, yang sedang melayani para pembeli yang menumpuk.Dengan langkah tergesa-gesa sang tante segera masuk ke dalam rumah. Dia meletakkan tas belanjaannya di meja dan bergegas masuk ke dalam kamarnya untuk memarahi Jihan. Dia sangat yakin
Magbasa pa
BAB. 29 Penyesalan Terdalam
Kesedihan yang mendalam meliputi hati Nenek Omas dan Tante Irawati saat mereka mengingat peristiwa tragis yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Peristiwa ini menghancurkan kehidupan mereka dan meninggalkan luka yang sulit sembuh.Nenek Omas dan Tante Irawati menuduh Tante Nini sebagai pencuri perhiasan berharga milik Nenek Omas. Tuduhan ini menimbulkan konflik dan ketegangan dalam keluarga mereka. Tante Nini, yang pada saat itu sedang hamil, terkena syok yang begitu hebat akibat tuduhan ini. Sayangnya, syok yang dialaminya sangat parah hingga menyebabkan kematiannya yang tragis. Bayi yang ada dalam kandungannya juga tidak dapat diselamatkan, meninggalkan duka yang tak terbayangkan bagi semua orang yang mencintainya.Namun, kebenaran akhirnya terungkap. Ternyata, pencuri sebenarnya adalah Jihan, yang selama ini tidak disangka-sangka oleh mereka. Ketika kebenaran ini terungkap, rasa bersalah dan penyesalan menghantui Nenek Omas dan Tante Irawati. Mereka merasa sangat menyesal karena t
Magbasa pa
BAB. 30 Kelakuan Jahat Jihan
Tante Irawati mulai melajukan motornya bersama dengan Nenek Omas yang ada di belakang boncengan motornya. Sepertinya keduanya akan menuju ke sebuah restoran. Untuk bertemu dengan Nyonya Lisda, ibunda dari Jihan."Ira, apakah kita jadi ketemu dengan adikmu, Lisda?" tanya Nenek Omas kepada putri sulungnya yang masih betah melajang itu."Jadi, Bu. Kita harus bertemu Lisda. Dia harus mendengar sendiri bagaimana kelakuan Jihan selama tinggal dengan kita," tukas Tante Irawati kepada Nenek Omas."Baiklah, Ira. Ibu ikuti saja apa yang kamu katakan," terang sang ibu.Tak berapa lama setelah itu, keduanya pun sampai di tempat mereka janjian untuk bertemu.Restoran yang mereka pilih untuk bertemu adalah tempat yang hangat dan nyaman, dengan lampu gantung yang memancarkan cahaya lembut dan musik jazz yang mengalun pelan di area dalam restoran itu. Ketiganya lalu saling berangkulan melepas kerinduan yang selama ini terpendam. Nenek Omas memiliki tiga orang anak. Tante Irawati sebagai anak sulung,
Magbasa pa
PREV
1234
DMCA.com Protection Status