All Chapters of SALAH DIDIKAN : TERJERAT LEMBAH KELAM: Chapter 31 - Chapter 36
36 Chapters
BAB. 31 Kesedihan Paman Kumar
Paman Kumar, seorang pria yang biasanya penuh semangat dan penuh kehangatan, hari ini terlihat begitu berbeda. Dia berdiri di depan makam istrinya, Tante Nini, dan bayi mereka yang belum sempat melihat dunia ini. Di wajahnya tergambar raut kesedihan dan penyesalan yang mendalam, air mata mengalir deras membasahi pipinya yang kasar.Dia menatap nisan sederhana yang bertuliskan nama istrinya dan bayinya. Hati Paman Kumar terasa seperti diremas-remas, begitu banyak kesedihan yang mengalir dalam dirinya. Dia merasa begitu bersalah, begitu menyesal. Pria itu bahkan sampai berlutut di depan makam tersebut, tangannya gemetar saat meletakkan rangkaian bunga mawar putih yang dia bawa."Maafkan aku, Nini," bisik Paman Kumar dengan suara parau, tercekat oleh isak tangisnya. "Aku tidak bisa melindungimu saat kamu membutuhkanku. Bahkan aku malah ikut menuduhmu secara tidak langsung!" teriaknya sambil berlinang air mata.Sebuah tuduhan palsu telah merenggut segalanya dari mereka. Tante Nini, wanit
Read more
BAB. 32. Bersedia Mencari Jihan
Paman Kumar, dengan kekecewaan yang menggelayut di hatinya, memutuskan untuk mengusir rasa itu dengan nongkrong di sebuah kafe. Dia memilih kafe yang tenang dan nyaman, tempat dia bisa menenangkan pikirannya yang sedang kacau.Dia duduk di salah satu sudut kafe, menatap gelas kopi di depannya. Aromanya yang harum seakan membawa dia kembali ke masa lalu, ke masa ketika dia dan Jihan masih sering menghabiskan waktu bersama. Saat sang keponakan masih kecil kala itu.Tiba-tiba, pintu kafe terbuka dan seorang pria berjalan masuk. Paman Kumar menoleh dan mata mereka bertemu. Pria itu adalah Tomo, sahabatnya sejak lama."Hai Kumar," sapa Tomo sambil berjalan mendekat. "Kamu kok tampak sedih, ada apa?"Paman Kumar menghela napas, "Aku sedang mencari Jihan, Tomo. Tapi sepertinya dia menghilang tanpa jejak."“Deg!” Hati Paman Tomo seketika bergetar lebih cepat saat sang sahabat menyebutkan nama keponakannya yang sangat cantik dan seksi itu.Ternyata, diam-diam Paman Tomo yang lebih layak dipa
Read more
BAB. 33 Bermain Panas Di Sebuah Vila
“Akh! Ilham! You are the best! Faster, Baby!” teriak Jihan di bawah Kungkungan tubuh kekar milik Ilham. Sepertinya gadis itu benar-benar telah terbuai dengan permainan panas yang telah diciptakan oleh Ilham di atas tubuhnya.“Punyamu sangat sempit, Sayang! Aku juga sangat menyukainya!” ujar Ilham disela-sela aktivitas alat tempurnya di dalam gua sempit milik Jihan.Saat ini keduanya sedang berada di sebuah vila pinggir pantai yang ada di salah satu sudut Kota Jakarta Utara.Jihan menggunakan uang Tante Irawati untuk bersenang-senang bersama Ilham.Jihan seakan merasa candu dengan permainan panas pria itu. Jihan benar-benar dimanjakan oleh Ilham. Dalam hatinya, dia sangat menyesal kenapa bukan Ilham yang merenggut kesuciannya.Tapi yang terjadi malah Hendra yang telah mengambil keuntungan darinya dengan mencekoki dirinya dengan obat perangsang dan akhirnya membobol gawang suci milik Jihan.Gadis itu masih memikirkan rencana yang mutakhir untuk dapat membalaskan dendamnya kepada Hendra.
Read more
BAB. 34 Kejutan Dari Ilham
Setelah asyik berenang di kolam renang indoor vila, Ilham dan Jihan merasa segar dan bersemangat. Mereka berdua saling tersenyum, menikmati momen indah ini. Ilham dengan penuh semangat mengajak Jihan untuk menghabiskan malam dengan candle light dinner yang romantis.“Sayang, ayo kita ke suatu tempat,” ucap Ilham saat melihat Jihan telah selesai mandi dan berpakaian.“Lho? Memangnya kita mau ke mana, Ilham?” tanya Jihan sedikit penasaran.“Ha-ha-ha. Rahasia! Tapi tempatnya masih di lingkungan vila ini, kok.” terang Ilham.“Ah, malas! Kamu nggak jelas begitu! Lagian aku ngantuk nih. Kamu gempur terus dari tadi!” “Ha-ha-ha! Tapi kamu suka, kan?” ledek Ilham.“Ya-ya-ya! Aku memang sangat suka dengan permainan panasmu!”“Nah itu kamu suka, Sayang. Aku yakin hal berikutnya ini juga akan kamu sukai. Percaya kepadaku, Jihan cantik,” rayu Ilham.Pria itu lalu meraih tangan Jihan dan menggenggam tangannya. Kemudian keduanya ke luar dari dalam vila.Dari kejauhan Jihan dapat melihat sesuatu yan
Read more
BAB. 35 Ilham Menghilang
Mereka lalu melanjutkan perjalanan di tepian pantai, menikmati setiap momen yang dilewati bersama. Keduanya berjalan di sepanjang pantai yang panjang, menikmati keindahan alam dan kehangatan satu sama lain.Tiba-tiba, Ilham berhenti lagi dan menatap Jihan dengan penuh kejutan. Dia mengeluarkan bunga mawar merah dari saku jaketnya dan memberikannya kepada Jihan. Gadis itu merasa terharu dan tersenyum, merasa begitu dicintai.“Ilham … kenapa malam ini kamu penuh kejutan?” seru Jihan terpana sambil mengambil mawar merah yang diberikan oleh Ilham kepadanya.“He-he-he. Tentu saja, Sayang. Kamu adakah seseorang yang spesial untukku,” tutur Ilham sambil mengecup kening Jihan dengan lembut.“Terima kasih, Ilham.”Keduanya lalu melanjutkan perjalanan mereka sambil memegang erat tangan satu sama lain. Mereka berjalan di bawah cahaya bulan yang terang, menciptakan bayangan indah di pasir. Keduanya tahu bahwa momen ini akan selalu mereka kenang sepanjang hidup nya.Akhirnya, Jihan dan Ilham berhe
Read more
BAB. 36 Mencari Mangsa Baru
Ternyata isi surat itu tentang kepergian Ilham untuk waktu yang cukup lama.Demikian isi surat Ilham kepada Jihan,“Sayang, mungkin disaat kamu membaca surat ini. Aku telah pergi berlayar ke laut dan berjauhan denganmu. Maaf aku tidak memiliki cukup keberanian untuk mengatakan semuanya kepadamu. Namun satu yang harus kamu tahu, aku pergi untuk mengumpulkan banyak uang agar aku layak untuk mendampingi mu nantinya. Aku ingin hidup bahagia denganmu. Maka dari itu, aku harus pergi untuk mendapatkan banyak uang. Aku ingin kita hidup berkelimpahan, tanpa kekurangan satu apapun. Untuk itu relakan aku pergi. Ini hanya untuk sementara waktu. Kamu harus yakin jika aku akan kembali dan membawa banyak uang di hadapan mu. Aku sangat mencintaimu, Jihan Diajeng. Tunggu aku pulang, Sayang!”Setelah selesai membaca surat itu, Jihan terlihat meneteskan air matanya. Saking emosinya dia segera mencabik-cabik kertas surat dari Ilham kepadanya.“Ilham! Aku tidak butuh uangmu! Aku hanya butuh kamu ada di si
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status