All Chapters of Istri Tuan Greyson yang Membalikan waktu: Chapter 31 - Chapter 40
52 Chapters
Bab 31
Lavender memesan beberapa menu makanan, mereka bertiga menikmati suasana santai dan damai di sekitarnya. angin berhembus membuat beberapa helai rambut Lavender yang tergerai.Sebagai suami yang sedang berusaha berubah, Elios mengambil ikat rambut yang ada tas selempang istrinya."Sini aku iket rambut kamu, Lav." ujar Elios.Lavender menoleh, dia menaikan satu alisnya."Kamu dapat dari mana iket rambut itu?" heran Lavender."Tas kamu." sahut Elios enteng.Lavender mengangguk singkat, dia membiarkan Elios mengikat rambutnya. sedangkan dia sedang menyuapi putranya.Beberapa saat kemudian Elios selesai mengikat rambut Lavender, dia kembali ke tempat duduknya dan melanjutkan makanannya.Di tengah suasana itu, tiba-tiba Lavender teringat dengan kejadian kemarin saat mobilnya mogok."El, orang-orang yang kemarin itu siapa?" cetus Lavender membuat Elios terkejut."S-siapa maksud kamu?" bingung Elios."Itu dua pemuda yang ngobrol sama kamu, apa mereka sahabat kamu?"Elios menggeleng pelan. "Me
Read more
Bab 32
Lavender dan suaminya baru saja tiba di rumah, mereka bertiga sedang duduk di ruang keluarga sembari mengistirahatkan kaki mereka yang mulai terasa pegal."Lav, tentang permintaan Ezra kemarin gimana?" ujar Elios seraya menatap istrinya."Permintaan yang mana, El?" bingung Lavender. dia lupa kemarin Ezra mengatakan hal apa."Itu tentang Ezra yang memintamu nggak pulang kemalaman, keputusan kamu gimana?" lanjut Elios.Dia menunggu dengan sabar jawaban istrinya, Elios tidak berniat memaksa Lavender untuk keluar dari pekerjaannya, hanya saja Elios berharap kalau keputusan yang akan di ambil istrinya sesuai dengan keinginan putra mereka.Lavender sendiri merasa bimbang, dia baru saja terjun kembali ke kantor. tapi sekarang dia di kejutkan dengan permintaan putranya, Lavender tidak ingin membuat Ezra kesepian dan merasa di asingkan seperti dulu."Kalau aku bekerja dari rumah, bagaimana menurutmu, El?" tanya Lavender seraya menoleh ke arah Elios.Dia menunggu respon Elios mengenai keputusan
Read more
Bab 33
Malam semakin larut, Elios masih setia duduk di sofa di temani satu botol wine serta satu bungkus rokok yang tergeletak di atas meja.Kepulan asap keluar dari bibir Elios, dia terlihat sangat menikmati suasana malam yang dingin dan juga sepi."Lavender." gumam Elios.Dia memanggil nama istrinya tanpa sadar, semua tingkah Lavender tadi siang membuat Elios selalu terbayang-bayang wajah istrinya. perasaan yang dia miliki semakin besar setiap harinya, namun hubungan mereka masih begitu-begitu saja."Haaa..."Helaan nafas terdengar beberapa kali darinya, pikirannya tiba-tiba teringat dengan percakapan yang tidak selesai tadi siang."Aku perlu menjelaskannya dari mana? aku pusing." gumam Elios lagi.Dia memijit pelipisnya pelan, Elios belum siap menceritakan kisahnya pada Lavender. bukan karena dia tidak percaya pada istrinya, namun dia takut Lavender mengira jika dia belum move on dari Maya.Terlebih sikapnya dulu sangat tidak baik pada istri dan anaknya, dia sering menelantarkan mereka da
Read more
Bab 34
Di perusahaan Elios, beberapa pegawai baru sudah berkumpul di aula perusahaan tersebut. mereka sedang menunggu kedatangan pemimpin mereka untuk menyapa dan memperkenalkan diri.Di sana juga sudah ada Maya yang berdiri di antara beberapa pegawai baru, tak berselang lama orang yang mereka tunggu-tunggu muncul.Aura wibawa terasa sangat jelas saat Elios melangkah menuju podium, tatapan kagum mengarah padanya. Elios sudah terbiasa dengan hal seperti itu, dia memulai menyapa para pegawai baru itu sebagai formalitas."Selamat pagi semua." suara Elios menggaung di aula itu."Pagi Tuan." semua orang yang ada di sana menjawab sapaan Elios.Senyum simpul terlihat di wajahnya. "Baiklah, saya tidak mau basa basi jadi selamat bergabung di perusahaan Greyson Group, saya harap kalian semua bisa bekerja dan menyesuaikan lingkungan di sini dengan baik.""Terimakasih banyak, Tuan." sahut mereka serempak sembari membungkuk hormat."Sama-sama, saya akhiri pertemuan pagi ini. sekali lagi selamat bergabung
Read more
Bab 35
Sinar matahari mulai meredup, kabut perlahan muncul membuat suasana yang tadinya panas berubah dingin. hembusan angin menerbangkan beberapa helai daun yang sudah berwarna kuning.Di dalam rumahnya, Lavender baru saja membereskan mainan Ezra yang berserakan di lantai. dia mengelap keringatnya yang ada di kening menggunakan punggung tangannya."Fyuh~ akhirnya beres juga." gumam Lavender bangga dengan pekerjaannya barusan.Dia mendongak melihat ke arah jam dinding yang menggantung, jam sudah menunjukan pukul 17.30 waktu bersiap-siap masih panjang. Lavender memilih menuju dapur, dia berniat mengambil air putih untuk melegakan dahaganya.Tap. Tap. Tap.Sesaat dia menghentikan langkahnya kala melihat satu maid sedang memasak untuk makan malam."Bi, malam ini nggak perlu masak buat saya dan keluarga saya. Bibi masak buat kalian aja, saya mau ada acara di luar dan mungkin pulang malam." Ujar Lavender sopan.Pelayan itu mengangguk patuh, mereka kembali pada pekerjaan masing-masing. begitu juga
Read more
Bab 36
Suasana rumah mewah yang di huni oleh beberapa orang itu terlihat mencekam, tidak ada satu pun dari mereka yang membuka suara.hanya ada tatapan tajam yang saling menghunus satu sama lain, kecuali tatap Ezra yang sejak tadi fokus pada puding di depannya.Lavender jengah karena mereka semua diam, akhirnya dia bertanya lebih dulu pada Jasmine."Bu, kabar ibu bagaimana selama ini?" ujarnya menatap ke arah Jasmine.Raut tegang yang sedari tadi terlihat di wajah Jasmine, seketika memudar. dia tersenyum hangat pada menantu satu-satunya itu."Ibu sehat, Nak. maaf yah Ibu jadi ngerepotin kamu, padahal harusnya ibu yang ke rumahmu." ujar Jasmine menyesal.Lavender menggeleng pelan. "Nggak apa-apa, Bu. aku juga senggang jadi ibu nggak perlu merasa bersalah.""Memang Lavender yang seharusnya sering kesini bukan mertuanya, menantu kok sikapnya egois kaya gitu." sinis ibu Reynold ikut masuk dalam pembicaraan Lavender.Lavender menoleh ke ibu Reynold. "Duh Tante nggak punya kaca yah? kok bisa Tante
Read more
Bab 37
Tubuh Lavender terdiam kaku, dia tidak menoleh atau pun merespon ucapan yang di lontarkan Reynold."Kak Lavender, pasti sakit hati kalo Papah memperlakukan dia seperti itu. semua orang juga tau kalo Kak Lavender di jual kedua orang tuanya." jelas Reynold mengungkit kembali kenangan masa lalu Lavender.Jantung Lavender berdebar kencang, kilasan masa lalu yang sudah dia kubur dengan susah payah kembali menerobos masuk.Diam-diam Reynold menarik sudut bibirnya ke atas, dia menikmati saat Lavender terpuruk seperti ini. 'Ha... dia benar-benar imut.' batin Reynold.Jasmine jengah dengan keadaan di ruang makan itu, dia berdiri dari kursinya lalu menghampiri Lavender.Dia merangkul pundak Lavender hangat. "Sayang, nggak usah dengerin ucapan Reynold. lebih baik kita pergi menemui suami mu."Tanpa menjawab Lavender mengangguk, dia mengikuti Jasmine tanpa banyak kata. selepas kepergian mereka, kini hanya ada tiga orang tersisa di dalam ruang makan tersebut."Bagus, Rey. memang harusnya dari awa
Read more
Bab 38
Hari berganti hari dan bulan berganti tahun, tanpa terasa dua bulan sudah Lavender kembali ke masa lalu. selama itu juga banyak perubahan dalam hidupnya, termasuk hubungannya dengan Elios.Namun hingga hari berlalu, Elios belum juga memberitahukan pada istrinya kalau Maya sudah bekerja di kantornya. Elios terus menerus menunda-nunda mengatakan hal itu hanya karena alasan sepele yaitu dia tidak ingin istrinya sakit hati, namun dia lupa kalau istrinya bisa lebih sakit hati jika tau Elios menyembunyikan keberadaan Maya.Pagi ini, kediaman Greyson tampak ramai dengan celotehan Ezra. dia sedang duduk di pangkuan Lavender sembari memakan makanan dari sang mamah.Elios memperhatikan anak dan istrinya secara bergantian, senyum hangat tak bisa dia sembunyikan lagi. dia bahagia bahkan lebih bahagia dari yang dia bayangkan selama ini."Lav, lusa kamu mau hadir di acara ulang tahun perusahaan kita, kan?" tanya Elios setelah selesai memakan sarapannya.Lavender yang tadinya sibuk melihat tingkah E
Read more
Bab 39
Sinar matahari mulai menyingsing tinggi, di dalam kamarnya Lavender sedang bersiap-siap untuk pergi.Ezra masih asik duduk di atas ranjang dengan mainan di tangan kanannya.Tap. Tap. Tap."Sayang, selama Mamah pergi jangan nakal di rumah yah." pesan Lavender saat mendekat ke arah Ezra.Ezra mendongak. "Ya, Mah.""Anak pintar, kita turun temui omah yuk." ajaknya seraya mengulurkan kedua tangannya.Dengan senang hati, Ezra meraih tangan Lavender. dalam sekejap Ezra sudah berada di dalam gendongannya, mereka berdua turun menuju lantai satu tempat Jasmine menunggu mereka.Tap. Tap. Tap.Dari arah tangga, Lavender bisa melihat ibu mertuanya sedang tersenyum dari arah ruang keluarga."Ibu, udah lama?" tanya Lavender begitu sampai di hadapan Jasmine."Belum, Nak. baru saja ibu duduk." netra Jasmine tertuju pada cucu kesayangannya."Duh cucu omah udah mandi nih." ujarnya tersenyum lembut. Ezra mengangguk kecil, dia mendongak ke arah Lavender. "Mamah, jangan pelgi lama-lama.""Tentu, Mamah cu
Read more
Bab 40
Ruangan dengan cahaya remang-remang menjadi tempat penyekapan orang yang mengkhianati organisasi Lavender. Bau anyir tercium sangat jelas hingga membuat perut mereka sedikit bergejolak."Luca, apa ruangan ini nggak pernah di bersihkan?" "Pernah kok, dulu satu tahun yang lalu kalo nggak salah." sahut Luca enteng.Mendengar hal itu, wajah Lavender berubah miris. dia sebagai leader bahkan tidak memperhatikan kondisi markasnya, dia sibuk merenung dan meratapi nasibnya yang menurutnya sangat buruk.Kedua netra Lavender, menelisik ruangan itu. dia menghela nafas berat melihat betapa kotornya ruang tersebut."Besok suruh anak-anak bersihin ruangan ini, nanti saya kasih mereka hadiah." ujarnya pada Luca."Tumben kamu minta mereka membersihkan markas? memangnya mau ada apa, Lav?"Luca bertanya begitu karena tidak biasanya Lavender meminta berbenah, setahun yang lalu terjadi hal seperti ini dan Lavender membawa satu orang musuhnya lalu mengeksekusi di dalam ruangan itu."Nggak ada, memangnya k
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status