Semua Bab Istri Tuan Greyson yang Membalikan waktu: Bab 11 - Bab 20
52 Bab
Bab 11
Ruangan bernuansa abu-abu yang menjadi warna favorit bagi Elios, terlihat hening dan tenang sebelum seseorang menerobos masuk ke dalam ruangannya.BRAAKK.Elios yang tadinya sedang sibuk menggoreskan pulpen di atas kertas, seketika langsung melihat ke arah pintu.Dia tertegun melihat ibunya datang secara tiba-tiba tanpa memberi kabar terlebih dulu.Elios bergegas menyambut kedatangan ibunya, dia memundurkan kursi kebesarannya dan melangkah menuju tempat ibunya berdiri."Bu, tumben kesini nggak ngabarin dulu?" ucap Elios begitu berhadapan dengan ibunya."Ibu, buru-buru jadi tidak sempat memberitahu mu. ngomong-ngomong ada hal penting yang ingin, Ibu, bicarakan denganmu, Nak." sahut Ibu Elios yang bernama JASMINE GREYSON.Elios mengernyit heran, dia lantas mengajak ibunya menuju sofa panjang yang ada di samping meja kerja Elios.Mereka berdua duduk saling berjejeran, Jasmine nama ibu Elios. dia meraih tangan putranya secara mendadak hingga membuat Elios terkejut."Bu, ada apa?" heran El
Baca selengkapnya
Bab 12
Kondisi kediaman Greyson mendadak berubah tegang, semua yang memakan kue buatan Lavender muntah-muntah, terlebih Ezra yang sudah terkulai lemas.Lavender berdiri dari kursi ruang makan, dia menuju ke arah dapur. Melihat kondisi semakin tak terkendali, Lavender langsung mengambil ponselnya lalu menghubungi dokter pribadi keluarganya.Setelah menelfon dokter, Lavender berlari sembari menggendong Ezra menuju ruang keluarga. dia mengambil kotak obat lalu mencari obat anti mual, setelah mendapatkannya dia kembali ke arah dapur dan memberikan obat tersebut pada para pelayan."Kalian, minum ini dulu. sebentar lagi dokter datang kalian masih kuat nunggu, kan?" ucap Lavender.Para pelayan mengangguk, mereka mengambil obat tersebut dan langsung meminumnya.Tak berselang lama dokter pun datang, Ezra menjadi pasien pertama yang di periksa oleh dokter pribadi keluarganya."Dok, bagaimana kondisi anak saya?" cemas Lavender.Dokter itu menoleh ke arah Lavender, dia sedikit merasa takut saat mau meny
Baca selengkapnya
Bab 13
Setengah jam kemudian, Elios sampai di halaman mansionnya. dia memarkirkan mobilnya di garasi.Setelah membawa dua kotak mainan di tangannya, Elios bergegas memasuki mansion.Ceklek.Pintu terbuka lebar, namun suasana di dalam rumahnya tampak sepi dan sunyi. tidak ada satu pun pelayan yang berlalu lalang seperti biasanya."Kemana perginya semua orang?" gumam Elios.Dia melangkah menuju tangga, lalu menaikinya perlahan-lahan. sesaat kemudian dia sampai di depan pintu kamar Lavender yang sedikit terbuka.Baru saja Elios ingin membuka pintu, tiba-tiba dia mendengar pembicaraan antara Lavender dan dokter pribadinya."Dok, nanti kirim semua laporan yang terkena racun pada saya, soal biaya berobat nanti saya transfer pada anda." ujar Lavender."Baik, Nyonya, nanti saya-"BRAAKK.Belum sempat dokter itu menyelesaikan ucapannya, suara pintu di buka secara kasar membuat mereka berdua terlonjak kaget."Apa-apaan ini?" tanya Elios.Raut wajahnya tampak sangat marah, dia berjalan ke arah Lavender
Baca selengkapnya
Bab 14
Suasana mansion yang terletak cukup jauh dari jalan raya, tampak sepi hingga tadi. namun sesaat kemudian mansion yang awalnya gelap gulita seketika berubah terang.Di dalam mansion itu, terlihat satu pria sedang berbincang-bincang dengan seorang pemuda yang mengenakan hoodie berwarna hitam."Anda sangat sulit di temui akhir-akhir ini, Tuan, apakah indonesia nyaman untuk anda tinggali?" tanya pria paruh paya."Lumayan, setidaknya di sini saya bisa bersantai." sahut pemuda tersebut."Benar, anda sudah lama tinggal di luar negeri. saya rasa anda akan betah tinggal di sini."Pemuda tersebut mendongak, sorot matanya terlihat sangat tajam dan menakutkan. Hingga membuat pria paruh baya itu sedikit gemetar."Sudahi basa basinya! saya tidak bisa membuang waktu hanya untuk mendengar ocehan tidak berguna dari anda." sentak pemuda tersebut.Glek.Pria paruh baya yang tak lain merupakan ayah Elios, itu pun menelan ludahnya dengan kasar.Dia buru-buru meminta maaf dan mengatakan alasan dia memanggi
Baca selengkapnya
Bab 15
Sesampainya di ruang UGD, Ezra langsung mendapat penanganan. Lavender menunggu di luar ruang UGD sembari mondar mandir di depan pintu.Banyak pasang mata yang melihatnya secara terang-terangan, namun Lavender tak memperdulikannya.Tak berselang lama, Elios datang sembari berlari ke arah istrinya. Nafasnya tersengal-sengal dan keringat menetes dari dahinya."Hosh...hosh, Lav, dimana Ezra?" ujar Elios."UGD." jawab singkat Lavender.Dia memilih duduk setelah kedatangan Elios, begitu juga dengan Elios yang ikut duduk di samping Lavender.Suasana kembali hening, Elios menoleh ke samping tempat istrinya berada. "Lav, a-aku mau minta maaf." Cetus Elios tiba-tiba.Lavender menoleh balik ke arah Elios, dia menaikan satu alisnya ke atas lalu kembali berkata."Untuk apa, kamu meminta maaf?" sahut Lavender.Raut wajahnya terlihat lelah dan bosan saat bertatapan dengan Elios, hal itu membuat Elios merasa sangat bersalah telah membentak Lavender."Maaf, aku sudah membentak mu, Lav, aku benar-ben
Baca selengkapnya
Bab 16
Lorong rumah sakit, yang awalnya sepi kini berubah riuh. Beberapa orang keluar dari dalam ruang rawat masing-masing setelah mendengar suara ribut dari luar.Lavender, sosok perempuan dingin yang mempunyai keahlian beladiri. dia tidak segan-segan menghajar orang yang berani mengancam miliknya.BUGH.BUUAAGH."Aarrghh, sialan." umpat salah satu pria yang terpental, setelah mendapat pukulan di perut dan wajahnya.Lavender kembali menghajar kedua rekan pria tersebut, gerakan Lavender tampak sangat luwes. banyak yang merasa kagum dengan Lavender, hingga pertarungan sengit itu akhirnya selesai saat Lavender memukul tengkuk kedua pria tersebut secara bergantian.BUK. BUK. BRUUUK.Lavender melihat sekelilingnya yang sedang merekam aksinya, tanpa permisi Lavender mengambil salah satu ponsel yang merekamnya."Hapus rekaman kalian, sebelum saya buat kalian sama seperti mereka." ujar Lavender mengancam mereka.Mendengar ucapan tersebut, semua orang yang tadi merekam aksinya segera menghapus reka
Baca selengkapnya
Bab 17
Suasana bar yang bising, membuat desahan Maya terkubur. tangan Reynold mulai merambat naik hingga menyentuh leher jenjang milik Maya."R-Rey, berhenti." ucapan Maya terdengar memelas.Senyum smirk terlihat di wajah Reynold, dia melepaskan tangannya dari leher Maya. dia yang merasa ada kesempatan segera menggeser duduknya secara spontan."Kamu takut, May?" tanya Reynold sembari tertawa lirih.Maya menggelengkan kepalanya pelan, dan menjawab kembali pertanyaan Reynold."Nggak, siapa bilang aku takut?" "Yakin? tapi tubuh kamu gemetaran tuh." tunjuk Reynold pada tangan Maya yang bergetar."Ah... ini cuma kesemutan." Maya mengelak tuduhan Reynold.Melihat Maya mencoba terus mengelak, Reynold menghentikan ledekannya. dia memilih menuang kembali minuman keras ke dalam gelas miliknya yang sudah kosong sedari tadi."Ngomong-ngomong, ada urusan apa kamu kembali ke indonesia, May?" cetus Reynold."Aku berniat tinggal di sini dalam waktu lama, Rey." Mendengar hal tersebut, Reynold menoleh ke ar
Baca selengkapnya
Bab 18
Elios baru saja keluar dari kamarnya, namun saat dia berjalan melewati kamar istrinya. dia melihat pintunya telah terbuka."Mungkinkah, Lavender, sudah pergi?" monolog Elios.Dia kembali melanjutkan langkahnya menuruni tangga, saat dia tiba di pertengah tangga dia mendengar suara gelak tawa dari ruang keluarga."Siapa yang pagi-pagi begini sudah bertamu?" heran Elios.Dia kembali melanjutkan langkahnya, lalu berjalan menuju ruang keluarga. begitu sampai dia melihat ibunya sedang bermain dengan Ezra.Tap. Tap. Tap."Bu, tumben kesini?" ucap Elios seraya menghampiri Jasmine.Jasmine menoleh, dia melihat anaknya sudah berpakaian rapi hendak ke kantor."Ibu, kangen sama Ezra. kamu sendiri kenapa belum berangkat?" sahut Jasmine bertanya balik pada putranya."Tadi aku telat bangun, ngomong-ngomong Lavender mana, Bu?" ucap Elios setelah melihat sekelilingnya yang sudah sepi."Dia sudah berangkat, buruan susul bukannya kamu juga perlu ke sana?" usul Jasmine.Elios mengangguk patuh, dia menund
Baca selengkapnya
Bab 19
Berbeda dengan Lavender yang sedang beradu argumen dengan Thomas, kini Elios masih dalam perjalanan menuju perusahaan Thomas.Jalanan yang macet membuat, Elios jengkel setengah mati. dia sudah terjebak macet selama 30 menit."Sialan! kalau terus begini bisa-bisa aku terlambat." umpat Elios kesal.Dia membunyikan klakson mobilnya berkali-kali, hingga beberapa saat kemudian kemacetan pun berakhir. Elios menancapkan gas mobilnya melebihi kecepatan rata-rata.Beberapa saat kemudian dia sampai di perusahaan Thomas, Elios melihat mobil istrinya masih terparkir rapi di sana. tanpa menunggu lama dia bergegas masuk ke dalam perusahaan.Drap. Drap. Drap."Mba, saya mau ketemu pak Thomas, tadi beliau sudah meminta saya langsung menemuinya." ucap Elios tergesa-gesa."Baik, silahkan Tuan Greyson." ucap resepsionis itu mempersilahkan Elios menuju lift.Elios bergegas menuju lift, dia sudah tau letak ruangan Thomas. Elios pernah dua kali mengunjungi Thomas saat melakukan kerjasama.TING.Sesaat kemu
Baca selengkapnya
Bab 20
Suasana di dalam ruangan Thomas, perlahan berubah membaik. ketegangan yang sempat terjadi barusan seolah sirna dalam sekejap mata. seperti saat ini, setelah Thomas meninggalkan ruangannya Lavender meminta bantuan pada salah satu staf agar mengumpulkan semua karyawan perusahaan itu.Beberapa saat kemudian, mereka sudah berkumpul di lobi utama. Lavender bersama Elios menaiki lift yang akan membawa mereka berdua menuju lobi."Lav, pipimu terlihat bengkak." ujar Elios tiba-tiba.Mereka berdua masih berada di dalam lift, perlahan Lavender menyentuh pipinya yang masih terasa kebas."Nggak papa, ini nggak terlalu sakit." jawab Lavender acuh.Elios memperhatikan wajah Lavender, perlahan Elios mengangkat tangannya ingin menyentuh pipi Lavender. namun lift tiba-tiba terbuka, Elios menoleh ke arah depan, ternyata mereka sudah sampai di lobi.'Hah~ waktunya selalu tidak tepat.' batin Elios murung.Dia menggenggam kembali tangannya yang tadi hampir menyentuh Lavender, mereka berdua keluar dari lif
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status