Semua Bab JEBAKAN MADU SANG GIGOLO: Bab 31 - Bab 40
53 Bab
31. JAUHI PUTRI SEBASTIAN WHITE
Michael merenungkan nasihat Nathan, bukannya ia tak tahu risiko melanggar perjanjian Jebakan Madu yang telah disepakati. Ia sendiri tak mengerti mengapa setiap berdekatan dengan Rosie, semua akal sehatnya hilang. Setelah Nathan pergi dan memastikan ibunya masih tertidur, Michael memutuskan ke rumah sakit untuk menjenguk Jonas. Membawa sedikit buah-buahan yang ditempatkan dalam kantong plastik, ia meninggalkan apartemen. Ketika sepeda yang dikendarai pemuda itu mencapai ujung lorong, tiba-tiba saja sebuah mobil mercedes-benz hitam berhenti tepat di depannya membuat ia harus mengerem sepeda mendadak dan nyaris terjungkal ke depan. Dua orang laki-laki keluar dari dalam mobil dalam waktu bersamaan, serta merta meringkusnya dan mendorong masuk ke jok belakang mobil itu. Di sana telah menunggu seorang pria berusia 60-an berpakaian elegan, wajahnya terlihat sangat kaku dan dingin. “Apakah kau mengingatku, Anak Muda?” pria itu membuka pembicaraan. Michael berusaha mengingat sebelum a
Baca selengkapnya
32. KEPUTUSAN BERCERAI
Sebuah mobil rolls-royce memasuki halaman mansion ketika Rosie sedang mempersiapkan sarapan. Richard masuk ke dalam, memasang wajah keruh ketika mata mereka bertemu. Rosie dapat melihat kantung mata berwarna gelap di bawah mata suaminya, ia pasti sedang tertekan sehingga menyebabkan kurang tidur. “Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu, duduklah!” Rosie mencoba tersenyum manis namun Richard membalasnya masam. “Bisakah kau berhenti berpura-pura baik padaku?” suara Richard terdengar kasar dan berat, “Aku sudah muak dengan sandiwara ini.” “Kau boleh marah, tapi nanti setelah sarapan!” Rosie mendekati meja makan, meletakkan sepiring omelet di atas meja, di tempat suaminya biasa duduk. Richard benci melihat ketenangan istrinya, seolah tidak ada masalah besar di antara mereka. Insiden di restoran Italia sangat memalukan dan membuat ia nyaris kehilangan Sasha, sang kekasih. Ia tak bisa tinggal diam membiarkan masalah rumah tangganya semakin berlarut-larut. Perut Richard berbunyi mencium a
Baca selengkapnya
33. ANCAMAN SEORANG AYAH
“Manajer menjengukmu!” kata-kata Samantha membuat mata Michael membulat tak percaya. Pemuda itu melihat ke arah belakang punggung Samantha. Tak ada siapa-siapa di sana. “Kau bercanda?” ia menatap Samantha, kesal. Jujur, ia merindukan Rosie saat ini. Gadis itu menoleh ke belakang, lalu berbalik lagi padanya. Dari gelagat Samantha, Michael tahu ia tidak berbohong. Rosie memang datang, pertanyaannya adalah mengapa wanita itu pergi sebelum mereka sempat bertemu? “Aneh, aku yang mengantarnya kemari!” kata Samantha kebingungan, “Aku akan mencarinya di luar.” Michael menahan lengan gadis itu, “Sudahlah, tidak usah!” Samantha mengangguk, dalam hati tersenyum menang. Gadis itu yakin Rosie terbakar cemburu karena ia memperkenalkan diri sebagai kekasih Michael. Dengan begini wanita itu tak akan mendekati pemuda pujaannya lagi. Ia tak tahu sedekat apa hubungan Michael dan Rosie tetapi mengamati sikap manajer kekasihnya, ia menduga wanita itu menyimpan rasa yang sama dengannya. Aku tak aka
Baca selengkapnya
34. SIAPA TUAN GEORGE?
“Tuan George?” Pria yang masih terlihat gagah dan tampan itu memutar tubuh menghadap Michael, wajah tegangnya berubah melembut. “Michael, apa kabar?” George tersenyum lebar saat Michael mendekat. “Mengapa Anda datang ke apartemenku?” tanya Michael dengan mimik heran. Bagaimana tidak, seorang miliarder terkenal sekelas George datang ke apartemen kumuh hanya untuk mencari dirinya. Atau jangan-jangan, pria ini mencari Abigail? Sebenarnya ada hubungan apa antara tuan George dengan ibunya? Mengapa mereka seperti saling mengenal dan memiliki masalah sebelumnya? “Sebenarnya aku mencarimu,” kata George, tangannya terayun menepuk bahu Michael. “Mencariku?” pemuda itu menunjuk hidungnya sendiri. Kepala George terangguk beberapa kali, senyum tak lepas dari bibir tipisnya. “Ada yang bisa kulakukan untukmu, Tuan George?” “Aku menyukai ketulusan dan kepolosanmu, Mich!” puji pria berumur itu tulus, “Itu sebabnya aku ingin kau
Baca selengkapnya
35. TANDA-TANDA CINTA
“Karena dia adalah pemerkosa!” teriak Abigail histeris, “Aku percaya padanya, mengira ia seorang malaikat, aku sama bodoh seperti dirimu, dan sebagai balasannya ia memperkosaku!” Michael ikut gemetar saat merengkuh tubuh ibunya yang merosot ke lantai, menggigil ketakutan. Wanita yang melahirkannya itu terlihat trauma, matanya bergerak-gerak panik. “Ibu, sudahlah!” Michael mengusap rambut Abigail, menenangkannya. “Ketika aku hamil dirimu, bajingan itu melemparkan uang ke pangkuan Ibu dan mengatakan bahwa di antara kami tidak pernah ada apa-apa. Dia tak mengakuimu sebagai darah dagingnya, dia ingin kau digugurkan … dia jahat!” Michael memeluk ibunya, “Sudah, Bu! Aku berjanji tak akan lagi berhubungan dengan manusia rendah itu!” Pemuda itu mengepalkan tangan dan menggertakkan gigi, amarah menggelegak di dalam dirinya. Sungguh tak disangka, orang yang ia percaya sebagai malaikat penolong, miliarder yang berbeda dari yang lain, terny
Baca selengkapnya
36. TAK TERPISAHKAN
“Aku tertawa karena aku senang, kekasihku cemburu padaku. Itu pertanda …,” mata Michael bersinar nakal menatap mata biru di depannya lalu turun ke bibirnya yang merekah terbuka, “CINTA!” Rosie menginjak kaki Michael dengan sepatu high heels yang dikenakannya, cara itu berhasil membuat pemuda tampan itu menjauh sambil memegangi kakinya. Rosie tersenyum puas telah membalas sakit hatinya, “Jangan kira kau bisa merayuku lagi!” “Aku tidak sedang merayumu,” Michael meringis sebentar. Ia menyeret kaki ke arah kursi, duduk di sana untuk memeriksa apakah kakinya lecet. Untunglah sepatu kets yang dikenakan cukup tebal hingga injakan itu tak sampai menimbulkan luka. “Kau merayu semua wanita, termasuk Sam-mu itu!” Rosie berkacak pinggang. Entah mengapa melihat Michael selalu mengingatkannya pada gadis bernama Samantha. Bagaimana gadis itu mengklaim dirinya kekasih Michael, sungguh mengesalkan. “Kami hanya teman,” kilah si pemuda namun mana
Baca selengkapnya
37. MANUSIA HINA
"Aku sudah memikirkannya," kata Michael datar. "Aku tidak berminat bekerja pada tuan George, jadi tolong sampaikan padanya untuk tidak perlu repot-repot memikirkanku." Jawaban Michael sangatlah mengejutkan, pemuda tampan yang mirip dengan ayah biologisnya itu terlihat antusias saat berdiskusi dengan tuan George. Tetapi kini sikapnya berubah drastis. Kevin mencoba melihat ke dalam mata pemuda itu, yang ia temukan hanyalah kemarahan dan … dendam? Ketika Kevin ingin bertanya alasan penolakannya, Michael memasang wajah masam. “Bisakah kau tinggalkan aku?” Kevin menahan napas memikirkan penyebab yang paling memungkinkan menjadi perubahan sikap Michael, Hanya satu hal, maka ia memberanikan diri bertanya dengan suara tertahan, “Kau sudah mengetahuinya, bukan?” “Mengetahui apa?” tanya Michael pura-pura bodoh. Kini ia sibuk mengatur gelas yang sebenarnya sudah tertata rapi di raknya masing-masing“Kejadian 25 tahun yang lalu, hubungan tuan Ge
Baca selengkapnya
38. MENEBUS PENDERITAAN
Michael menggeser dagunya, memandang George dengan sorot mata mengejek, “Ayah? Anda sama sekali tak pantas disebut ayah oleh siapapun. Anda hanyalah manusia hina yang melampiaskan napsu binatang pada wanita lemah seperti ibuku. Aku malu menjadi anak haram, apalagi dari benih orang hina sepertimu!” “Jaga bicaramu!” bentak Kevin. Ia naik pitam mendengar tuan yang sangat dihormati dan dikagumi, dihina habis-habisan oleh anaknya sendiri. Sejahat-jahatnya George di masa lalu, tak dapat menghapus kenyataan bahwa ia adalah ayah kandung Michael. Menghina seperti apa yang dilakukan oleh pemuda itu, sungguh tak pantas. George meminta Kevin berhenti dengan isyarat tangannya, pria yang selalu mengenakan pakaian serba hitam itu menahan diri dan berbalik memunggungi mereka berdua. “Mich, aku banyak melakukan kesalahan kepada ibumu. Aku minta maaf untuk semuanya!” ucap George parau. Ia merasa sangat bersalah namun tak ada yang bisa mengubah masa lalu.
Baca selengkapnya
39. PASANGAN YANG SEPADAN
Richard berdiri di ambang pintu, matanya menyala merah melihat dua insan dalam posisi yang mesra. Rosie dan Michael saling melepaskan pelukan dan bangkit berdiri dengan kaget.“Dasar tak tahu malu!” suara Richard menggelegar. Wajah merah padam dan semua otot-otot lehernya menegang, menunjukkan kemurkaan yang amat sangat.Michael berpikir bahwa akting Richard sungguh amat bagus, mungkin ia perlu dianugerahi piala oscar sebagai pemain watak pria terbaik. Seorang suami yang ingin menyingkirkan istrinya dengan menyewa gigolo, berpura-pura marah ketika memergoki keduanya bermesraan. Ekspresi kemarahan yang ditampilkan sungguh nyata, puji Michael dalam hati. Selagi ia masih mencerna, tiba-tiba sebuah bogem mentah mendarat di pipinya hingga ia terhuyung ke belakang menabrak meja kerja di belakangnya. Ia terkejut bukan main, apakah sandiwara harus separah ini? Matanya berkunang-kunang karena pukulan yang tak pernah disangka-sangka. Belum habis keka
Baca selengkapnya
40. BILA CINTA HARUS MEMILIH
“Mich, berjanjilah kau tak akan meninggalkanku!” isak Rosie. Michael terpaku, bagaimana ia harus menjawab pertanyaan yang paling menakutkan itu? Tapi apakah ada jalan lain dalam menghadapi perjanjian Jebakan Madu yang telah disepakati? “Mengapa tak menjawab?” Michael tergagap ketika Rosie mengguncang lengannya, gusar melihat keraguan yang tersirat di wajah pemuda itu. “Oh, maaf … aku sedang memikirkan hal lain!” elak Michael. Ia tak mungkin berterus-terang pada Rosie karena kekasihnya itu pasti tak akan memaafkannya. Belum lagi Richard, pria itu pasti akan membunuhnya kalau ia membongkar rahasia perjanjian mereka. “Hal lain apa? Memikirkan cara bagaimana meninggalkanku?” bibir Rosie mengerucut. “Tentu saja tidak, begitu sulit mengejar cintamu, mana mungkin kulepaskan!” rayu Michael seraya membelai pipi Rosie. Kekasihnya masih cemberut, ia tersenyum geli melihat ekspresinya. “Aku marah, mengapa malah senyum-senyum?” Rosie m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status