All Chapters of JEBAKAN MADU SANG GIGOLO: Chapter 41 - Chapter 50
53 Chapters
41. MENYELAMATKAN MICHAEL
Keadaan di supermarket hari itu cukup ramai, Abigail memaksakan diri masuk dalam keramaian karena bahan makanan di kediamannya telah habis sama sekali. Mau tidak mau ia harus membelinya di supermarket terdekat. Setelah memilih sesuai kebutuhan, ibu kandung Michael menuju ke kasir. Ia menghembuskan napas kesal melihat antrian panjang yang mengarah ke kounter kasir. Tak ada pilihan, Abigail mengambil posisi di barisan paling belakang. Tidak lama dari dia mengantri, seseorang ikut mengantri di belakangnya. Abigail mengira orang itu pastilah sesama pembeli yang menunggu giliran membayar sama sepertinya. “Nyonya Abby, sungguh kebetulan!” Abigail memutar kepalanya dan terkejut melihat Kevin berdiri di belakangnya. Tubuhnya menegang, pupil matanya bergerak ke kiri kanan mencari-cari kalau orang yang paling dibencinya juga ada di dekatnya. “Tuan George tidak ada di sini, Nyonya!” kata Kevin menjawab kekhawatiran yang sang
Read more
42. BERDAMAI
“Maafkan aku, perbuatanku memang tidak termaafkan. Izinkan aku menyelamatkan Michael, dengan begitu ia bisa menyelamatkan drimu dan anak bungsumu!” ucap George setengah memohon. Abigail menggigit bibir, “Seandainya saja aku wanita yang kuat, tentu mereka berdua tak akan mengalami masalah seperti ini. Aku seorang ibu yang gagal.” “Tidak!” secara refleks George meraih jemari Abigail namun wanita itu menarik tangannya dengan ketakutan. “Maaf … maaf … aku tidak sengaja!” George mengatupkan kedua telapak tangan ke depan dada, ia benar-benar menyesali kecerobohannya. Abigail menyembunyikan kedua tangannya yang kurus ke bawah meja, di atas pangkuannya. Ia berusaha untuk mengubur dalam-dalam ketakutannya pada pria di depannya, namun tetap saja tak berani menatap mata hijau George. “Aku tidak bisa memaafkanmu, tetapi aku akan melakukan apapun untuk putraku.’ George mengangguk, ia tidak bisa menyembuhkan trauma dan kebencian di hati Abigail. Semua karena kebodohannya di masa lalu. “Aku
Read more
43. KABAR TAK TERDUGA
Hari sudah larut malam ketika Michael tiba di apartemennya, ia sempat berpikir ibunya pasti sudah tidur lelap. Tetapi Abigail ternyata sedang duduk di sofa sambil menonton televisi, seperti sengaja menunggunya. “Mengapa baru pulang, Mich?” tegur Abigail, wajahnya terlihat cemas. “Aku menemani Jonas,” jawab Michael singkat. Ia tak ingin membuat ibunya khawatir dengan keadaan Jonas yang sebenarnya, juga masalah yang sedang dihadapi. “Mengapa Ibu belum tidur? Sengaja menungguku karena ingin membicarakan sesuatu?” Michael duduk di samping Abigail, meraih tangan ibunya dengan lembut. Ia dapat melihat tatapan Abigail sedih, seperti menyimpan rahasia dan kecemasan besar. “Ibu ingin membicarakan sesuatu,’ suara Abigail terdengar agak gemetar. “Ibu seperti mencemaskan sesuatu, ada apa sebenarnya?” tanya Michael melihat kegugupan sang bunda. “Ibu … Ibu sudah memutuskan berdamai dengan ayahmu,” Abigail
Read more
44. PERBEDAAN STATUS SOSIAL
Jason berdehem, seperti ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokannya. Perlahan ia memberanikan diri menatap mata Rosie dan berkata, “Michael mengundurkan diri!” Rosie tertegun, ia tak meyakini pendengarannya barusan. Michael mengundurkan diri? Apa maksudnya? Mengapa Michael tak pernah menyinggung masalah ini sebelumnya? “Mengundurkan diri? Apa alasannya?” suara Rosie terdengar bergetar di telinga Jason. “Penyakit yang diderita adiknya semakin parah, Michael ingin menemaninya sepanjang waktu!”kata pria itu beralasan. Alasan itu tidak sepenuhnya bohong, kondisi Jonas saat ini sangat mengkhawatirkan karena tubuhnya semakin lemah dan kemoterapi tidak dapat dilakukan dengan kondisi seperti itu. “Baiklah, aku akan menghubunginya nanti. Terima kasih sudah mengabariku!”Rosie memaksakan senyum hingga terlihat sangat kaku. Jason mengeluh dalam hati, sebenarnya ia tidak suka dihadapkan pada situasi romansa sedih. Tetapi Richard dan M
Read more
45. KESALAHPAHAMAN
Rosie menahan diri tidak berteriak memaki, tidak juga berlari mendatangi dan menampar Michael. Ia hanya berdiri seperti patung manekin dengan tangan terkepal di kedua sisi tubuh rampingnya.Sejenak Rosie bingung tak tahu apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Antara tetap menyampaikan tentang berita kehamilan atau berlalu pergi saja. Tetapi bagaimana mungkin meminta pertanggungjawaban pada pria yang sudah memiliki kekasih?Akhirnya Rosie memilih jalan kedua, ia berbalik lalu berlari meninggalkan tempat itu.Michael tertegun dengan ciuman tiba-tiba yang mendarat lembut di bibirnya, ia bahkan tak sempat bereaksi karena berusaha menganalisa apa yang sedang terjadi. Ketika lidah Samantha bergerak menyapu bibirnya, memaksa untuk masuk, di situlah Michael tersadar dan segera menjauhkan diri serta mendorong bahu Sam.“A-apa yang kamu lakukan, Sam?” Michael menatap dokter cantik di depannya tak mengerti.Tiba-tiba ekor mata Michael menangkap bayangan seseorang yang berjalan menjauh di sisi k
Read more
46. RAHASIA YANG TERBONGKAR
“Kau datang hanya untuk merusak kebahagiaanku, Richard?” Rosie menatap Richard kesal. “Mengapa tidak kau urusi saja kebahagiaanmu sendiri?”Richard mendekati Rosie namun mantan istrinya malah surut beberapa langkah menjauh.“Kau tidak mengerti siapa dia sebenarnya, Rosie!” kata Richard serius. “Dia tidak sebaik yang kau kira!”“Lalu kau sendiri apa, hah?” bentak Rosie mulai tersulut emosi. “Jangan seperti maling teriak maling!”“Aku sadar bukan suami yang baik, tetapi aku juga tak ingin kau terjerumus ke lubang yang sama!” Richard bersikukuh, menjadikan kesabaran Rosie makin menipis.“Sekian tahun menikah, kau tak pernah peduli padaku. Sekarang setelah bercerai, tiba-tiba ingin jadi malaikat penolong. Sungguh lucu!” Rosie tersenyum sinis. “Sebaiknya kita tidak usah bertemu lagi, atau aku akan menuntutmu karena perbuatan tidak menyenangkan!”Rosie menggandeng tangan Michael yang sejak tadi hanya diam mematung, mengajaknya pergi meninggalkan tempat itu.“Rosie, aku …,” Michael mencoba b
Read more
47. PERJANJIAN DENGAN AYAH
Michael duduk di samping ranjang tempat Jonas berbaring tidur, hatinya diliputi kebimbangan. Donor transplantasi sumsum tulang belakang untuk adiknya telah ditemukan, namun saat ini ia tak memiliki uang untuk membayar biaya operasi transplantasi tersebut. Richard tidak hanya mencabut bantuan dana untuk biaya pengobatan Jonas, CEO Eddison Company itu juga menuntut ganti rugi sebesar 300 ribu dollar atas biaya rumah sakit yang pernah ia keluarkan sebelumnya. Jalan satu-satunya adalah meminta pertolongan kepada ayah biologisnya, George. Tetapi apakah laki-laki yang dibencinya setengah mati itu akan menolong setelah ia tolak dengan kasar beberapa waktu lalu. Dengan tangan gemetar ia mencoba menghubungi George melalui ponselnya, tetapi baru saja mengucapkan Hallo ketika tiba-tiba dua orang pria berpakaian polisi memasuki kamar rawat inap tanpa permisi. “Anda yang bernama Michael?” tanya seorang yang bertubuh tinggi tegap. Begitu Michael mengangguk, polisi itu langsung meringkusnya. “
Read more
48. KEPERGIAN ROSIE
“Kebetulan kau datang, Richard!” Michael menanggapi ejekan Richard dengan tenang, tanpa emosi. “Ada yang ingin aku selesaikan denganmu!”“Aku juga,” Richard menatap Michael dengan kebencian menyala. Ia menoleh pada Jason yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua, “Kau yang sampaikan padanya, Jason!”Jason mendekati Richard dan berbicara dengan suara lirih, “Rosie telah membayar seluruh hutangmu pada Richard, sekarang kau tidak perlu mencemaskan masalah ini lagi!”Michael tertegun, ia tak menyangka wanita yang tak mau memaafkan kebohongannya masih sudi menolong mengatasi masalah.“Dia tak perlu melakukannya untukku, bisakah kau mengembalikan uang ini kepadanya?” Michael merobek selembar cek dan memberikan kepada Jason.“Kau mendapat uang dari mana?” Jason menatapnya heran.“Kau tak perlu tahu, aku hanya minta tolong kembalikan uang ini kepada Rosie. Aku sudah cukup menyusahkannya, tak akan kulakukan lagi!” ucap Michael, namun Jason menggeleng sembari menyerahkan lembaran cek itu kem
Read more
49. KEHILANGAN
Dalam keheningan ruang tunggu yang hanya sesekali terputus oleh suara langkah-langkah kaki, Michael dan Abigail duduk menunggu dengan gemetar. Dinding-dinding putih rumah sakit yang seharusnya memberikan kesan bersih dan tenang, kali ini seolah suram dan menegangkan.Di balik pintu ruang operasi, anggota keluarga kesayangan, Jonas sedang berjuang antara hidup dan mati.Kata Samantha, Jonas tiba-tiba mengalami pendarahan di otak. Dokter bedah sedang melakukan operasi untuk menghentikan pendarahan dan membuat kondisi anak laki-laki itu stabil kembali.“Mich, apapun yang terjadi pada Jonas … kau harus tabah!” Abigail mengelus bahu Michael yang sedari tadi berguncang karena tangis.Dokter sudah mengatakan kepada mereka sebelum masuk ke ruang operasi untuk bersiap dengan risiko terburuk. Michael menolak menerima risiko itu, Jonas harus tetap hidup.“Mengapa Ibu bilang begitu? Bukankah sudah kukatakan Jonas akan sembuh? Aku sudah mendapatkan uang, kita pasti bisa menebus nyawanya!” sergah M
Read more
50. PENYESALAN SEUMUR HIDUP
Di hari minggu yang cerah, pesta pernikahan Richard dan Sasha dengan nuansa alam terbuka sedang berlangsung. Sasha terlihat begitu bahagia, senyuman tak kunjung pupus dari bibir. Ia tampil bak seorang putri negeri dongeng, gaun pengantin mermaid yang dikenakan menyempurnakan penampilan. Pernikahan ini adalah yang ditunggu-tunggu, kini dirinya tidak akan lagi disebut pelakor atau orang ketiga. Semua orang akan memanggilnya dengan sebutan Nyonya Eddison.Tetapi tidak demikian dengan Richard, seharian berwajah murung. Ia berusaha tersenyum di depan Sasha, namun pikirannya carut marut.Di hari istimewanya, sahabat yang selalu setia tidak bersedia datang maupun sekedar menelepon mengucapkan selamat. Richard mencoba menghubungi beberapa kali namun tak ada tanggapan. Rasa kehilangan tentu saja ada, bahkan sangat kental. Ia bukan hanya kehilangan sahabat, tetapi juga partner kerja.Selesai pemberkatan nikah, Sebastian White -ayah Rosie- menghampiri Richard. Wajahnya sangat dingin dan tidak b
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status