All Chapters of Sebatas Pengantin Pengganti: Chapter 31 - Chapter 40
339 Chapters
31). Obrolan Pagi
***"Masih tidur juga."Arka yang baru saja keluar dari kamar mandi setelah hampir lima belas menit membersihkan badan, hanya bisa mengukir senyuman tipis ketika melihat Aludra masih meringkuk di balik selimut, padahal jam dinding di kamar sudah menunjukkan pukul setengah tujuh, bahkan sinar matahari yang menyelinap lewat jendela yang gordennya sudah dibuka pun sudah nampak.Alih-alih membangunkan sang istri untuk melayani paginya, Arka justru memilih untuk membiarkan Aludra lelap dalam tidurnya karena dia tahu perempuan itu pasti lelah.Bukan laki-laki yang gila dilayani, mandirinya seorang Arkananta membuat dia menyiapkan sendiri pakaian ke kantornya hari ini karena nanti pukul tujuh, Arka harus kembali ke kantor untuk bekerja di perusahaan sang papa sebagai manajer."Dulu aku pernah punya mimpi, setiap pagi sebelum ke kantor, istri aku dengan telaten masangin dasi sambil senyum," oceh Arka ketika kini dia memasangkan dasinya di depan cermin besar yang berada di kamar. Setelah itu d
Read more
32). Terlambat Bangun
***Hal yang paling ditakuti seorang perempuan saat tinggal bersama mertua adalah bangun terlambat ketika suaminya tak ada, karena semua itu akan menjadi momen yang paling awkward. Dan sialnya, pagi ini semua itu terjadi pada Aludra. Setelah Arka berangkat kerja pukul tujuh pagi, Aludra baru sadar dari tidur panjangnya pukul sembilan—tepat ketika matahari pagi mulai naik bahkan menerobos masuk ke dalam kamar."Mas Arka," gumam Aludra parau ketika dia yang sejak tadi tidur telungkup membuka matanya. Melirik ke sisi kiri, Aludra meraba kasur dengan tangan kiri untuk mencari keberadaan Arka. Namun, nyatanya orang yang dia cari tak ada.Arka tak ada di kasur dan tentu saja Aludra yang semula malas-malasan membuka mata, langsung beringsut untuk mengubah posisinya menjadi duduk.Dengan wajah bantal juga rambut coklatnya yang berantakan, Aludra menguap sambil mengerjapkan mata beberapa kali. "Mas Arka ke mana ya," gumamnya. "Ini juga jam berapa ya? Kaya udah siang."Turun dari kasur lalu me
Read more
33). Ajakan Konsultasi
***"Ya ampun sosweet banget sih."Aludra yang duduk sambil bertopang dagu di atas meja, lantas mengukir senyuman manis ketika drama korea yang sedang dia tonton di laptop menampilkan adegan yang paling dia suka.Kissing scene. Meskipun, selama ini Aludra sering diam di kamar dan sangat jarang keluar, isi pikirannya tak sebersih yang dipikirkan orang, karena dari berbagai drama korea yang dia tonton, sudah tentunya Aludra sering melihat adegan saling menautkan bibir yang dilakukan tokoh utama.Namun, herannya. Meski sudah sering menonton adegan hal seperti itu, Aludra tetap belum tahu bagaimana berciuman yang baik dan benar dengan lawan jenis. Padahal, sudah seharusnya dia hafal karena entah besok atau lusa, mungkin Aludra akan melakukannya dengan Arka yang semakin hari semakin berani terang-terangan menciumnya."Nonton itu kok kaya gampang banget, tapi tetep aja pas mau praktek susah," gumam Aludra. "Itu bibirnya pertama bersentuhan terus ...."Aludra menjeda ucapannya lalu mencondon
Read more
34). Rencana Belajar Memasak
***"Ini tuh tadi lupa gimana ya aturan minumnya? Sehari satu kan, ya?"Arka yang baru saja memakai safetybeltnya menghembuskan napas kasar ketika pertanyaan itu kembali dilontarkan Aludra yang terlihat masih bingung dengan pil kontrasepsi yang baru saja dibeli dari apotek.Berkonsultasi pada dokter kandungan yang kebetulan dikenal Arka, Aludra mendapat saran untuk memakai pil sebagai alat kontrasepsi karena dari semua jenis, pil terbilang obat yang minim menimbulkan efek samping juga sangat mudah dikonsumsi.Sangat cocok untuk seorang Aludra yang anti ribet. Meskipun, resikonya pun cukup besar. Lupa meminum beberapa kali saja, kemungkinan hamil besar terjadi. Apalagi Aludra masih dalam masa subur.Namun, tentunya sebagai suami, Arka siap menjadi alarm yang bertugas mengingatkan Aludra setiap malam untuk meminum pil tersebut sebelum tidur selama beberapa bulan ke depan sampai Aludra siap hamil."Kamu tadi perhatiin dokternya ngomong enggak sih?" tanya Arka sambil mendelik. Dia kemudia
Read more
35). Tentang Tahi Lalat
***"Mas Arka pakenya gini, kan?"Selesai mengikatkan tali celemek di belakang punggungnya, Aludra menghampiri Arka yang sibuk membereskan isi kulkas lalu mengeluarkan bahan-bahan untuk masak malam ini.Sesuai rencana, Aludra akan belajar memasak dan menu yang akan dimasaknya adalam ayam tepung dengan saus spesial yang akan diracik sendiri."Iya kaya gitu, cantik," ucap Arka saat dia melihat Aludra sudah memakai celemek polkadot berwarna merah.Setelah itu, Arka beranjak sambil membawa semua bahan makanan lalu menyimpannya di meja pantry yang akan dipakai untuk memasak."Rambutnya jangan digerai," pinta Arka. "Nanti masuk ke makanan.""Oh gitu ya?""Iya, mana sini bawa ikat rambutnya enggak?" tanya Arka."Ada, sebentar," jawab Aludra sambil merogoh saku celana training yang dia pakai lalu mengeluarkan ikat rambut dari sana dan memberikannya pada Arka. "Nih, rambutku mau diiketin?""Iya," jawab Arka. Dia menyimpan semua bahan makanan di meja lalu berjelan ke belakang Aludra dan mulai m
Read more
36). I Want You Tonight
"I want you, now."Empat kata yang meluncur dengan mulus dari mulut Arka itu mampu membuat Aludra tak mampu berkedip bahkan lidahnya pun tiba-tiba saja kaku.Malam ini mungkin saatnya. Setelah hampir sepuluh hari menahan diri, Arka mengutarakan keinginannya karena sama seperti pria lain di luaran sana, Arka memiliki nafsu untuk menyentuh 'tubuh' perempuan yang sudah dia nikahi. Meskipun, pada kenyataannya perempuan yang saat ini berdiri dengan wajah tak bisa diartikan di depan Arka bukanlah perempuan yang dia nikahi.Namun, tentu saja Arka mana tahu. Yang dia tahu di depannya adalah Alula—perempuan yang sudah dia pinang di depan Dewa dengan sejumlah mahar."Boleh enggak?"Setelah hampir satu menit hanya saling melemparkan tatapan, Arka kembali berucap dan kali ini—dengan segala sikap sopannya, Arka meminta izin. Tentu saja, meski dia menganggap Aludra adalah istrinya, tetap saja izin itu perlu karena Arka tak mau memaksa.Dia ingin menikmati malam indah ini berdua tanpa ada salah satu
Read more
37). Mimpi Buruk Aurora
***"Aludra ... Al, enggak Al ... Aludra enggak, Aludra!"Aurora terperanjat dari tidurnya. Dengan napas yang terengah-engah juga posisi yang kini sudah duduk bersandar pada bantal, dia menyentuh dadanya yang tiba-tiba saja terasa sesak.Mimpi buruk. Entah ada apa, sebuah mimpi buruk tiba-tiba saja menghampiri dan mengganggu nyamannya tidur Aurora malam ini."Ya ampun," desah Aurora pelan ketika dia melihat jarum jam yang baru saja menunjukkan pukul sebelas malam. Mencondongkan badan, Aurora menggapai segelas air dari meja nakas lalu meneguknya hingga habis setengah.Setelah itu dia melirik ke arah kanan, dan hembusan napas pelan terdengar ketika di sana Dewa tak ada. Suaminya itu masih lembur. Tadi, sekitar pukul sembilan malam, Aurora memang berpamitan pada suaminya untuk tidur lebih dulu—meninggalkan sang suami yang masih hectic dengan urusan kantor."Sayang, kamu belum tidur?"Aurora tersentak kemudian menoleh ke arah pintu kamar setelah mendengar suara bariton seorang pria. Di sa
Read more
38). Jangan Tinggalin Aku Ya, Mas
"Lu, kamu di sana?"Untuk beberapa detik, Aludra memandang pintu kamar mandi tanpa menjawab panggilan yang baru saja dilontarkan untuknya.Arka. Tentu saja panggilan tersebut berasal dari Arka, karena selain dirinya tak ada orang lain lagi di rumah—khususnya kamar, selain Arkananta."Lulu, itu kamu, kan? Kamu lagi apa di kamar mandi? Terus itu shower kenapa nyala?"Tak mendapat jawaban atas panggilannya, Arka langsung melayangkan sebuah pertanyaan pada Aludra dan tentu saja pertanyaan tersebut membuat Aludra terhenyak lalu dengan segera mematikan shower agar air tak terus membasahi tubuhnya."Mas Arka," panggil Aludra yang akhirnya bersuara setelah beberapa detik membisu."Lulu," ucap Arka. "Kamu lagi apa, Lu? Kenapa pintu kamarnya dikunci? Kamu enggak apa-apa, kan?""Aku enggak apa-apa," jawab Aludra. Masih dengan kondisi tubuhnya yang basah, dia berjalan menuju pintu kamar mandi lalu membungkuk untuk membuka pintu dan dalam hitungan detik—tepat ketika pintu kamar mandi terbuka, raut
Read more
39). Suami Idaman
***"Hmmm."Arka membuka matanya secara perlahan, dan yang pertama kali dia lihat adalah Aludra yang tidur persis di depannya dengan alas tangan dirinya yang menjadi perantara diantara kepala Aludra dan bantal.Setelah mandi subuh tadi, keduanya tidur kembali lalu bangun pukul lima subuh untuk menunaikan kewajiban mereka dan kembali tidur lalu kali ini, tepat ketika jarum jam menunjukkan pukul enam pagi, Arka kembali bangun lebih dulu."Cantik," puji Arka ketika dia memandangi wajah polos Aludra yang masih tertidur lelap. Dia mengulurkan tangan kirinya lalu menyelipkan anak rambut yang sempat menghalangi wajah cantik Aludra ke belakang telinganya.Untuk beberapa detik, Arka terus memandangi Aludra, hingga tak berselang lama dia menarik tangan kanannya yang sudah terasa kebas."Pegal juga," ucap Arka sambil melemaskan tangan kanannya.Alih-alih membangunkan Aludra, Arka justru beranjak secara diam-diam dari kasur. Menutupi tubuh Aludra dengan selimut, dia bergegas menuju kamar mandi un
Read more
40). Impian yang Terwujud
***"Gimana?"Arka yang sedang melanjutkan kegiatannya membuat nasi goreng, lantas menoleh ketika pertanyaan tersebut dilontarkan untuknya.Bukan dari Aludra, pertanyaan tersebut berasal dari sang Aksa—sang kakak yang kini bersandar di meja yang tadi ditempati Aludra, karena sekarang Aludra sedang berada di kamar bersama Azura—putri Aksa, setelah balita itu tiba-tiba saja merengek ingin digendong Aludra."Gimana apanya?" tanya Arka, sementara tangannya tak berhenti bergerak mengaduk nasi goreng."Hubungan kamu sama Alula, sekarang gimana?" tanya Arka. "Kakak harap enggak ada drama seperti pernikahan kakak sama Ananta dulu."Arka terkekeh. "Ya enggaklah, aku kan bukan kakak," ucapnya. "Aku enggak pernah kasar sama perempuan.""Percaya kalau itu," ucap Aksa. Dia menegakkan posisi duduknya. "Maksud kakak, sebelum menikah Papa pernah cerita kalau kamu sempat mau mundur karena Alula nolak perjodohan kalian. Sekarang gimana dia? Udah nerima kamu, kan? Dia enggak bersikap seperti kakak dulu
Read more
PREV
123456
...
34
DMCA.com Protection Status