Semua Bab HASRAT LIAR SUAMI DUDA: Bab 31 - Bab 40
68 Bab
BAB 31. SEHARI DI SEL POLISI.
Flora tidak bisa tidur,terus memikirkan kejadian yang menimpa Reno dan kelakuan Liza terhadapnya. Apakah Irene telah mencuci otak Liza, tapi kapan Irene bisa menjumpai Liza dan Ami , bukankah tidak mudah masuk ke lingkungan asrama tanpa tanda pengenal dari keluarga? Tubuhnya bergetar ketakutan, membayangkan tubuh Reno penuh bilur-bilur bekas cambukan dan darah mengering di tubuhnya.Perasaan dan pikiran Flora terguncang hebat. Kejadian tadi membuat mental Flora tidak stabil, berimbas pada air susunya yang tidak mengalir seperti biasa membuat Dean menyesap dan menghisap kuat-kuat agar air susu yang diinginkan bisa keluar dengan lancar. Jemari kecilnya bergerak-gerak memegang payudara Flora, ada kegelisahan karena ASI menetes lambat. Akhirnya Dean merengek kemudian menangis, susah payah Flora memeras payudaranya serta mengubah posisi agar air susunya bisa keluar. Dengan penuh perjuangan , Dean akhirnya bisa menyusu kemudian tertidur lelap .Flora tidak dapat memejamkan matanya, takut p
Baca selengkapnya
BAB 32. KEBENARAN YANG MEMERDEKAKAN.
Diruang interogasi, Flora ditanya dengan berbagai pertanyaan yang membingungkan Flora. Untung ia didampingi pengacara perusahaan RB&J Buildings milik Reno. Flora tahu bukan Reno yang menyuruh dirinya didampingi pengacara perusahaan, tapi Krishna. Masa kelam Reno dan siapa Irene sebenarnya sangat diketahui oleh Krishna dan menurut Krishna dia sudah memaparkan kepada polisi. "Mungkin Flora diminta untuk mempertegas apa yang telah aku paparkan,"kata Krishna. Saat itu Flora menyesal, salah satu bukti akurat adalah buku harian Reno. Tapi buku harian sudah dimusnahkan karena Flora tidak ingin suatu saat akan diketahui oleh anak-anak Liza, Ami dan Dean. Liza yang dikatakan akan bunuh diri setelah mendengar informasi dari Irene membuat Flora bersyukur dalam hati. Memang aku tidak punya bukti akurat, tapi mendengar Liza akan bunuh diri setelah mengetahui bahwa mamanya masih hidup membuat Flora ketakutan. Bagaimana jika dia tahu papa dan mama biologisnya mempunyai kelainan s*ksual ? Liza pas
Baca selengkapnya
BAB 33. KEMBALI ?BELUM TERPIKIR.
Acara peringatan empat puluh malam mama telah lewat beberapa hari. Mbak Maya, mbak Yani kembali ke tempat mereka masing-masing, tinggal aku dan Dean yang masih tinggal di rumah mama yang sepi. Setelah semua pulang ketempat masing-masing Flora menata rumah, menata kembali halaman yang terlihat gersang, dik Yana dan Meilani senang melihat rumah kembali terlihat terawatt. “Mengapa kalian tidak tinggal di sini saja?” tanya Flora. “Mamah dan papah Meilani tidak mengijinkan kami pergi, mereka kesepian jika kami pergi.” Mama dan papa Meilani keturunan Chinese, Meilani anak satu-satunya, mereka punya perusahaan pemasok makanan ternak ke seluruh daerah Jawa Timur.Yana sekarang dipercaya papanya Meilani menangani perusahaan, karena Meilani tidak mempunyai kemampuan menangani perusahaan makanan ternak, dia lebih fokus pada toko kecil yang dimilikinya menjual perlengkapan bayi. “Kapan mbak Flora balik ke Singa?” tanya Meilani. “Kalau sudah bosan di Surabaya, aku balik.” Kataku berusaha memak
Baca selengkapnya
BAB 34. INTERAKSI
Dua minggu sudah Flora tinggal di Surabaya, ada keinginannya untuk mengadakan interaksi dengan teman-temannya, karena selama ini setiap hari dia interaksi dengan Dean yang semakin hari semakin menggemaskan. Kadang-kadang Meilani dan Yana ke rumah, tapi hanya sementara membawa camilan atau masakan mamanya Meilani. Aku harus menata hatiku jangan sampai gesture tubuhku mengatakan ada sesuatu dengan pernikahanku.Flora tahu teman-temannya kalau bertanya sampai ke akar-akarnya bahkan sampai ke ruang pribadi, apalagi Merlyana, Reno sama sekali tidak ada khabar. Juga dari Krishna. Ada keinginan menghubungi Krishna tapi ditahannya, Flora ingin mengetahui keadaan Liza dan Ami, ditahannya takut akan mengecewakan hatinya jika teleponnya ditolak Liza.Karena hati dan pikirannya gatal terus ingin mengetahui keadaan Reno.Liza dan Ami, akhirnya Flora menelpon Krishna. “Hallo, Krishna?” “Hi. Mrs. Jatmiko, how are you?” “I’am and Dean fine.And how are you?” “I’m fine.Hmm..Do you want to talk with R
Baca selengkapnya
BAB 35. FAKTA ATAU MITOS
Sedang menyiram tanaman, ponsel Flora berbunyi, Ibu Megawati. “Halo Flora. Kita ketemuan?” “ Ibu kan di Surabaya? Saya di Singapura.” Jawab Flora. “Kamu jangan bohong! Kamu ada di Surabaya !” “Siapa bilang saya di Surabaya?” tanya Flora. “Saya tadi ketemu Vivian di pasar Atom, dia bilang kamu ada di Surabaya.Mengapa kamu berbohong padaku? Masih marah? Masih dendam padaku. “ tanyanya. “Tidak bu, maaf saya tidak ingin banyak orang tahu bahwa saya ada di Surabaya.” “Kamu takut Irene mencarimu di Surabaya? Dia sudah balik ke London, dideportasi karena dituduh membunuh pacarnya.” “Oh! “ kata Flora pura-pura kaget. Hidup perlu diisi dengan kepura-puraan , kebohongan meskipun itu white lies, bohong putih ,seperti kata Reno,kita tidak bisa mengumbar semuanya ke publik, ke teman apalagi ke Ibu Megawati, batin Flora. “Ada yang ingin kubicarakan denganmu!” “Mengenai apa?” tanya Flora. “Nanti kalau ketemu akan saya sampaikan.” “Maaf bu saya tidak bisa, tidak ada yang jaga anakku.”
Baca selengkapnya
BAB 36. GELOMBANG HASRAT
Reno berdiri di ambang pintu yang terbuka, dilihatnya Flora sedang menata meja makan untuk makan malam. Di atas meja makan bundar ada vas berisi bunga mawar hijau dan putih, diapit dua lilin tinggi yang belum dinyalakan. Flora terlihat kurus. Mungkin telepati mereka kuat, Flora mengalihkan pandangannya ke belakang ke pintu ruang tamu, kaget dan terpaku melihat sosok tubuh yang dirindukan. Reno….. Reno dan Flora saling menatap, mata mereka saling mengirim signal. Signal rindu berbalut cinta yang dipendam dalam-dalam oleh Flora akhir mencuat keluar. Seketika Flora gugup dan gelisah ketika Reno mendekatinya dengan langkah tegap dan pasti. Ketegangan menyelimuti tubuh Flora, keheningan malam sarat dengan emosi rindu, bahagia yang ingin diluapkan. “Flora ?” bisik Reno. “Reno?” bisik Flora. Cinta yang terpendam yang telah mencuat keluar terpancar pada mata mereka. Flora menelan ludahnya susah payah, gugup dan bahagia membuatnya tidak mampu bergerak, mematung di tempatnya. Dia tidak men
Baca selengkapnya
BAB 37. MEMBANGUN KEMBALI CHEMISTRY.
Gorden tipis jendela menghadap ke arah taman berkibar pelan di dalam ruang tamu. Flora membuka matanya, lalu menghela napasnya dengan perasaan senang. Ruangan tamu yang sudah dia tata kemarin penuh dengan bunga mawar hijua dan putih menciptakan nuansa cinta yang sensual. Aku baru saja menjajaki arti kehidupan dalam dimensi yang paling menakjubkan, bati Flora menatap Reno yang berbaring di sampingnya. Sofa di rumah mama bisa dibuka menjadi tempat tidur, biasanya dipakai jika semua keluarga berkumpul.Irama napas Reno dapat Flora rasakan pada permukaan punggungnya yang telanjang, karena masih berada dalam pelukan Reno yang tidak ingin melepaskannya. Flora memutar kepalanya sedikit dengan hati-hati agar Reno tidak terbangun untuk melihat apakah Dean sudah bangun.Pelan-pelan ia memindahkan lengan Reno yang memberati tubuhnya, kemudian menepi ke pinggir sofa. Setelah menjejak kakinya di lantai, Flora memakai kemeja, lalu berjingkat. Ketika ia sedang memutar pegangan pintu perlahan-lahan, t
Baca selengkapnya
BAB 38. DINNER, DANCE AND LOVE
Villa tempat mereka menginap , mewah dan mengutamakan privasi. Pagi hari ketika bangun sudah tersedia sarapan, Coffee machine otomatis Espresso yang setiap saat tersedia, minuman ringan dan makanan ringan . Di villa ada daftar menu makanan baik Eropa, China maupun Indonesia. Makan siang mereka memilih makanan khas Bali, makan malam, memilih European food ditemani wine. Jendela kaca yang semula terbuka tanpa tirai telah ditutup tirai. Malam hari , ketika Dean sudah tidur , mereka duduk di teras belakang , memandang gunung Batur yang dikelilingi awan gelap . Tampak bintang-bintang menyembul di antara awan gelap membuat suasana terasa syahdu. Udara dingin, suara jangkrik dan burung malam suasana syahdu membuat Reno dan Flora memeluk erat-erat dalam satu selimut. “ Kalau aku tidak salah, ada yang selalu bilang aku rindu jika kau tidak ada disampingku. Siapa gerangan dia? “ tanya Reno. “ Hmm. Beside me! “ Jawab Flora. “ Me ? “ tanya Reno. Mereka tertawa terbahak-bahak saling
Baca selengkapnya
BAB 39. FLORA HAPPINESS
Tiga tahun kemudian. Liza, yang dulu gadis cilik telah tumbuh menjadi remaja, sekarang telah duduk di Nanyang Girls High School tahun terakhir .Ia ingin meneruskan sekolahnya ke London, mengambil jurusan design grafis. Reno tidak setuju melepaskan Liza tinggal di London karena Irene ditahan dengan kasus pembunuhan, takut akan mempengaruhi mental Liza. Selama ini Reno berhasil menutupi keberadaan Irene sebagai ibu biologis Liza dan Ami. Liza dan Ami paham mengapa daddy mengatakan mamanya meninggal,untuk menutupi kelainan mental Irene. Sejak tahu latar belakang Irene, Liza dan Ami semakin dekat dengan Flora. Tapi Flora tidak pernah menyarankan mereka melupakan mama biologisnya. “ Irene who had given both of you birth, still love and honor your mother.” Selalu diingatkan Flora kepada mereka. “I’am your mother continued. I will continue the responsibility of a mother, cause I’am love both of you like I love your daddy.” Flora tidak pernah mengungkit kejahatan yang pernah dilakuk
Baca selengkapnya
BAB 40. I CHOOSE YOU
Hari pernikahan Flora dan Reno ketiga jatuh pada hari Minggu. Sabtu Reno tidak ke kantor, mereka bertiga bermain di condo. Reno dan Dean asyik bermain game, terdengar teriakan Dean jika dikalahkan daddynya. Flora menyediakan camilan dan minuman kesukaan mereka, kadang-kadang ikut nimbrung.Nimbrungnya Flora bukan membuat game menjadi semarak tapi kekacauan yang dibuatnya membuat Reno dan Dean mengejarnya dan mengangkat tubuh Flora ke tempat tidur lalu menguncinya di kamar tidur, Sedang berbaring mengingat ulahnya, Flora tertawa telah membuat dua orang yang dicintainya mengalihkan perhatian mereka dari game ke dirinya. Ponselnya berdering, dari Mirna, “Sedang ngapain?” tanyanya. “Temanin Reno dan Dean main game.” Kata Flora. “Besok kalian punya anniversary, kalian rayakan?” tanya Mirna. “Hum.. mau bergabung merayakannya,” tanya Flora menggoda. “Busyet! Sejak kenal Reno kamu tambah horor.” “Horor itu asyik lho!” sembur Flora, disambut tawa Mirna. “Nanti malam kami akan menjemput
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status