Semua Bab MENDADAK DINIKAHI BIG BOSS: Bab 41 - Bab 50
208 Bab
Tambah karena Belum Puas
Aeera sangat antusias ingin mengolah dapur. Makanan kesukaan suaminya sangat me-lokal, dan Aeera juga suka. Alarich ternyata pecinta olahan ayam garis keras–mulai dari rendang, ayam kecap, semur, bakar hingga ayam goreng biasa. Ada banyak jenis makanan lokal lainnya. Namun, masalah sang suami hanya satu. Alarich malas makan, memilih mengonsumsi roti tawar tanpa selai dan brokoli rebus setiap hari. Bagi Alarich itu lebih simpel, tidak ribet dan tidak menggangu aktivitasnya. Saat bekerja sekalipun, dia bisa tetap makan. Tetapi tidak setelah menikah, ada Aeera yang sangat mengurus kebutuhannya. Makan tinggal disuap, baju tinggal dipakaikan, dan … semua berubah praktis bagi Alarich. Kebetulan hari ini weekend, jadi serta bisa mengolah dapur sepuasnya. Hah, ini impian Aeera. Punya dapur luas dan bahan makanan serta alat super lengkap. Seharian ini Aeera sibuk membuat kue, dan sekarang dia lanjut memasak makan malam. Sedangkan Alarich, meskipun weekend, Alarich tetap berkutat dengan pek
Baca selengkapnya
Hutang Mencekik Aeera
"Nasinya ditambah lagi, Dek." Aeera meneguk saliva secara kasar, reflek menoleh panik ke arah Alarich. Matanya membulat sejenak, tak percaya melihat ekspresi santai Alarich. Memang tak ada yang perlu ditakutkan, tetapi … setidaknya pria ini menunjukan rasa malu-malu meong sebab kepergok makan masih disuapi. Namun, Alarich malah terlihat biasa saja. Gilanya, dia meminta tambah secara santai. 'Gemas!! Sampe pengen nampol,' batin Aeera, mau tak mau menambah nasi dalam piring Alarich. Mungkin karena sudah sangat lapar, bayi besarnya ini makan lebih banyak dari porsi yang seharusnya. "Seenak itu yah makan disuap istri, Karl? Sampai Mama dan Papa datang, kamu nggak nanggepin," canda Audriana, terkekeh pelan sembari berjalan mendekat ke arah menantu dan putrinya. Melihat putranya makan dengan lahap, Audriana begitu bahagia. Setelah sibuk di dunia bisnis, Alarich sudah sangat jarang makan lahap seperti sekarang. Jangankan makan dengan porsi pas, Alarich makan porsi kucing saja Audriana
Baca selengkapnya
Izin Memakai Uangmu Mas
Aeera kini telah kembali ke kantor, berada di ruangan Alarich untuk menyusun dokumen penting–akan dibawa ke ruang rapat. Aeera masih memikirkan masalah hutang. Akhir bulan hanya tinggal beberapa hari lagi, dan bagaimana cara Aeera mendapatkan uang untuk melunasinya. Dia punya uang pemberian Alarich, tetapi rasanya tak etis jika dia menggunakan uang tersebut untuk membayar hutang orang tuanya. Namun, Apa Aeera punya pilihan selain menggunakan uang itu? Tidak. Aeera mendongak ke arah Alarich, yang terlihat sedang menandatangi sebuah dokumen penting. Sejujurnya Aeera ingin meminta izin pada Alarich untuk menggunakan uang tersebut. Namun, Aeera ragu dan takut. "Pak--" "Kita hanya berdua," tegur Alarich cepat, menoleh sejenak untuk melayangkan tatapan penuh peringatan pada Aeera. Dia tidak suka jika Aeera memanggilnya dengan pak. Panggilan tersebut hanya menciptakan jarak, mereka seperti orang asing yang terikat oleh pekerjaan. Bukan sepasang suami istri. "Mas," panggil Aeera, merala
Baca selengkapnya
Lelaki Baru Aeera
"Tuan, kemana Aee …- ah, maksudku Nyonya. Kemana dia?" tanya Bian, celingak-celinguk untuk mencari Sang Nyonya dalam ruangan Alarich. Namun, pencariannya tersebut berhenti saat melihat tatapan tajam serta raut muka dingin Alarich. Matanya langsung membelalak dan kepalanya reflek menggeleng kuat, panik sekaligus khawatir pada nasibnya. "Jangan salah Paham, Tuan. A--aku mencari Nyonya sebab akan ada meeting pertemuan dengan klien satu jam lagi," jelas Bian dengan nada terburu-buru dan terbata-bata, benar-benar panik sebab Alarich melayangkan tatapan yang begitu mengerikan padanya. "A--aku ingin menemani calon istriku jalan-jalan, Tuan. Jadi, aku …-""Kau berharap agar Ara yang menemaniku menemui klien? Begitu?" potong Alarich datar, mendapat anggukan dan senyuman lega dari Bian, "sayang sekali, kencanmu harus batal. Ara sedang pergi menemui keluarganya.""Lagi?" Mata Bian membelalak horor, "bukankah tadi pagi sudah?""Humm. Ara kembali ke sana," jawab Alarich acuh tak acuh. Bian gala
Baca selengkapnya
Dihakimi atau dihina?
"Kenapa yah aku disuruh ke rumah Mama dan Papa?" gumam Aeera, berjalan cepat memasuki ruang mewah bernuansa klasik tersebut dengan perasaan waspada. Biasanya jika ada yang penting, mertuanya lah yang mendatangi Aeera ke rumah Alarich. Namun, mendadak hari ini Aeera yang disuruh ke sana. Ekspresi Aeera semakin kaku, gugup bercampur takut melihat semua orang di ruang tamu. Ketika Aeera memasuki ruangan tersebut, mata mereka langsung tertuju pada Aeera–menatap sinis bercampur marah. 'Aku lagi nggak ulang tahun, jadi nggak mungkin mereka berniat memberiku kejutan. Fix, aku melakukan kesalahan.' batin Aeera, meneguk saliva dengan kasar, menatap sayup bercampur ragu-ragu pada kumpulan orang-orang di sana. Aeera berdiri tegap, menghadap orang tua serta keluarga suaminya yang lain. Jantung Aeera sudah berdebar sangat kencang dalam sana, merasa jika masalah besar akan melandanya. Mereka di depan sana belum melakukan apa-apa pada Aeera, tetapi Aeera sudah gemetar. Tatapan mereka begitu meng
Baca selengkapnya
Menghukummu!
"Kalian tidak berhak menghakiminya. Aku-- suaminya, masih hidup untuk mengurusnya!" Suara yang begitu menusuk, mengalun dengan nada menggeram rendah–membuat hawa di sana semakin mencekik siapapun. Alarich menghempas cukup kasar tangan Ranti lalu beralih mencekal kuat tangan Aeera, menarik kasar perempuan itu dari sana–membawanya untuk pulang. Alarich marah! Sangat murkah malah, ketika mendapat pesan berisi foto perselingkuhan Aeera dengan seorang pria. Aeera begitu bahagia dalam foto, memberikan uang pada pria itu dan bahkan keduanya saling merangkul. Ada satu foto yang membuat Alarich hampir saja kehilangan kendali saat melihatnya, pria itu terlihat mencium pipi Aeera. Namun, melihat istrinya dihakimi seperti tadi, Alarich tidak tega dan rela. Hell! Hanya Alarich yang boleh marah dan kasar pada perempuan ini, siapapun tidak boleh! "Dia memang selingku …-""Diam!" bentak Alarich, mendorong Aeera secara kasar untuk masuk dalam mobil. Setelah itu, dia segera tancap gas–mengemudi de
Baca selengkapnya
Surat Perceraian
Aeera menundukkan kepala dengan perasaan yang sangat kalut. Matanya sembab–akibat menangis sepanjang Alarich menghukumnya. Hukuman yang sama dengan hukuman yang sering ia terima selama ini dari Alarich. Namun, kali ini dengan tingkat kekejaman dan kekerasan yang jauh lebih tinggi. Saat ini Aeera duduk di ranjang, menyender ke kepala ranjang dengan kaki telentang lurus ke depan. Kepalanya terus menunduk dan tangannya saling meremas satu sama lain. Dia sedang dilanda ketakutan! Hukuman yang Alarich berikan padanya membuat Aeera merasa jika setelah ini semuanya akan hancur. Aeera takut diceraikan, dia takut berpisah dengan Alarich. Kenapa di saat dia telah merasakan sesuatu pada Alarich, masalah terus bermunculan? Dulu, Aeera berdoa supaya masalah datang supaya Alarich menceraikannya. Namun sekarang, dia selalu berdoa agar dirinya dan pria itu selamanya menjadi pasangan suami istri, terus bersama dan tak terpisahkan. Akan tetapi masalah ini muncul! Alarich murkah, begitu marah dan …
Baca selengkapnya
Hanya Sepupu
Dada Aeera bergemuruh hebat, terasa sesak luar biasa. Napasnya memburu dan berdesakan, bersamaan dengan bulir kristal yang jatuh dari pelupuk. Tes'Kristal bening tersebut berhasil jatuh ke atas kertas, bersamaan dengan bibir Aeera yang melengkung ke bawah. Jantungnya hampir tak berdetak melihat tulisan yang tertera di sana. Bug'Dengan kesal bercampur lega, Aeera memukul kertas melempar kertas tersebut secara kasar pada Alarich. "Kenapa dilempar? Tidak mau menandatanganinya, Heh?" sinis Alarich, beralih duduk di depan Aeera–membuat perempuan itu memalingkan wajah, pipi memerah padam. Aeera mengunci rapat bibir, sengaja untuk menahan diri tak tersenyum. Tidak lucu jika dia menangis tetapi bibirnya malah tersenyum. Dasar bajingan! Jantung Aeera sudah hampir copot tetapi ternyata …-Foto Alarich pamer ABS! Yah, isi dari map tersebut bukan surat cerai, melainkan foto Alarich sedang mengenakan handuk–pamer dada dan roti sobek yang menggoda. Bayangkan saja, dari jantung yang ingin
Baca selengkapnya
Memergoki Berciuman
"Ini--" Aeera meletakkan sebuah kotak bekal di depan Alarich, "sarapanmu, Pak," lanjutnya. Pak' berarti mereka berada di kantor, tepatnya di ruangan Alarich itu sendiri. Setelah menyelesaikan masalah– tadi pagi, Alarich lebih dulu berangkat ke kantor. Sedangkan Aeera, dia beralasan menyiapkan bekal sarapan serta makan siang untuknya dan Alarich. Padahal sejujurnya, Aeera sedang menata hati dan diri. Sejak berurusan dengan Alarich, Aeera merasa jika dia tak pernah bisa lari dari masalah. Aeera sejujurnya lelah, tetapi Alarich mengatakan …- 'Aku rumahmu.' Kalimat singkat yang diucapkan suaminya tersebut berhasil membuat Aeera punya alasan untuk bangkit dari rasa lelahnya. Setelah meletakkan kotak bekal dan botol minum di depan Alarich, Aeera segera beranjak dari sana. Namun, baru satu langkah, tangannya mendadak dicekal–membuat langkah kaki Aeera tertahan seketika. Aeera menoleh, menatap tangan besar dan kekar yang mencekal pergelangannya kemudian menatap sayup ke arah pemilik tang
Baca selengkapnya
Leo dipukul Ruqayah
"Kak Karl, selingkuhan Aeera datang ke rumah Om dan Tante. Dia mengacau di san …-" Mendengar suara tersebut, Aeera begitu terkejut. Dia reflek mendorong Alarich untuk melepas bibirnya. Tadi, pria ini tiba-tiba menyambar bibirnya dan Aeera tidak bisa menghindar. Sedangkan Alarich, dia menyempatkan diri untuk menyapu lembut bibir ranum serta manis istrinya. Setelah itu baru melepasnya, langsung berdecak kesal–menggeram sembari menatap ke arah para pengganggu di depan sana. "Tidak bisahkah kalian mengetuk pintu?!" tegur Alarich dengan nada datar, membiarkan Aeera turun dari pangkuannya. Hell! Padahal jarang-jarang Aeera mau duduk di pangkuannya tanpa ada penolakan serta tak memberontak. Biasanya Aeera selalu mengeluh risih. Namun, sekalinya Alarich mendapatkan momen yang pas, seseorang hadir sebagi pengganggu. "Ma--maaf, Kak," cicit Nadien pelan, menatap gugup serta takut pada Alarich. Dia bisa merasakan kemarahan besar yang menguar dari diri Alarich, aura pekat yang mengerikan kelu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
21
DMCA.com Protection Status