Menantu sang Dewa Perang의 모든 챕터: 챕터 21 - 챕터 30
54 챕터
Pergi Dari Keluarga Hasya?
Perkataan Baron, jelas mengindikasikan bahwa Baron memiliki rahasia tertentu yang menjadi kelemahan dari keluarga Hasya. Wajah Sophie, menjadi merah padam dan dengan cepat sebuah tamparan mendarat keras di wajah Baron. Namun, meski menerima tamparan sekeras itu, tidak cukup mampu untuk merubah ekspresi Baron.“B*jing*n kamu! Tahu apa kamu soal keluarga Hasya? Kamu hanya orang luar, yang bahkan asal-usul kamu saja tidak jelas! Orang dari panti asuhan, berani-beraninya berkata seperti itu di hadapan Sophie Hasya!” hardik Sophie. Sejujurnya, apa yang dikatakan oleh Sophie sudah cukup untuk membuatnya diberi balasan oleh Baron. Namun, Baron masih menahan itu karena dia ingin melihat keluarga Hasya hancur secara perlahan.“Ibu mertua—”“Jangan pernah, kamu panggil aku ibu mertua!” Baron tersenyum saja mendengar itu, lalu Baron membalas bentakan Sophie, “Apa alasannya, aku dibenci? Apa, karena aku tidak memiliki latar belakang keluarga kaya? Kenapa, aku dibenci begitu saja tanpa alasan
더 보기
Hari Yang Ditunggu!
Seorang pria dengan mengenakan setelan jas berwarna biru tua, jalan menyusul rombongan dari keluarga Hasya dengan menaiki lift yang berbeda. Pria itu sempat melihat ke arah Baron, dan Baron juga melihat ke arahnya, kecurigaan Baron semakin meruncing ke arah pria tersebut.“Aku rasa, dia orangnya. Tapi, yang kini aku punya hanya data-data keuangan, apa sebaiknya aku hubungi ke Manajemen Keuangan?” batin Baron. Baron melanjutkan pekerjaannya, dan ia kembali ke ruangan staff lalu menghubungi Nolan, “Halo, Nolan.”“Halo, Jendral. Apa ada yang bisa saya bantu?” tanya Nolan, Baron melihat ke sekeliling terlebih dahulu sebelum menjawab, “Begini, bagaimana dengan dokumennya?” “Sudah saya kirimkan, Jendral,” balas Nolan, Baron pun bertanya mengenai kemungkinan besar menemukan siapa yang menjadi dalang dalam tindakan yang merugikan perusahaan, “Berapa kemungkinannya dengan dokumen itu, untuk mengetahui siapa pelaku utamanya?” tanya Baron. Nolan sempat diam beberapa detik, sebelum kembali m
더 보기
Pencuri?
Ekspresi wajah Aghnia, menjadi merah padam dengan apa yang dia lihat. Seakan-akan, ia sendiri tidak mempercayai apa yang ia pegang sekarang. Keluarga Hasya, dan juga Manager Chandra penasaran dengan apa yang Aghnia lihat.“Kenapa, Aghnia seperti itu?” gumam Ivan, Sophie melirik ke Aghnia, “Kenapa lagi dia itu?” Aghnia pun, melirik Baron dengan tajam lalu melemparkan dokumen itu ke meja, “Dokumen apa yang kamu kasih ke saya, Baron?” Baron menjadi bingung dengan Aghnia yang mendadak begitu marah ke Baron, Baron menjawab itu dengan jawaban yang menurut dia paling aman, “Dokumen, itu dokumen yang tadi dikirim ke sini, Bu.” Aghnia menggeleng, dan dokumen itu dibaca oleh Sophie, Sophie sempat melihat ke Ivan sambil tersenyum.“Ini maksudnya apa, Aghnia? Kenapa dokumen hasil audit bisa ada di tangan seorang OB, bagaimana kamu menjelaskan ini?” tanya Sophie.Dan, ternyata dokumen yang dibawa Baron merupakan hasil audit dari bagian keuangan, yang dimana itu tidak di tangan Baron. Baron,
더 보기
Kambing Hitam
Pertanyaan tersebut sudah pasti keluar, dikarenakan beberapa hari sebelumnya Sophie sudah membakar dokumen yang asli di depan Aghnia. Sophie memperhatikan Aghnia yang pastinya bingung bagaimana menjelaskan, “Nah, Aghnia. Sekarang, bagaimana kamu menjelaskan keaslian dokumen itu?” batin Sophie yang sangat menantikan kekalahan Aghnia.“Apa yang membuat kamu begitu yakin, Aghnia?” tanya Sophie. Sophie kembali mengintimidasi Aghnia, dan bahkan menggebrak meja dengan pelan.“Akan sangat memalukan bukan? Seorang CEO bisa percaya begitu saja dengan dokumen yang dibawa oleh OB?” Tapi, Aghnia melirik ke Baron, ia mengalami konflik batin dan kebimbangan bagaimana ia menghadapi itu.“Baron, bagaimana ini? Dokumen yang asli sudah dibakar!” gumam Aghnia. Joshua juga menimpali dan bahkan menekan Aghnia dengan semua bukti yang bisa dikatakan tidak dapat dibuktikan kebenarannya.“Apa yang kamu lakukan, Aghnia? Kamu seorang CEO. Harusnya, kamu tahu apa yang seharusnya kamu lakukan di keadaan sep
더 보기
Terbongkar
Yang ada di ruangan tersebut pun, menjadi bingung dengan nama yang disebutkan oleh Baron. Terlihat, dari semua ekspresi yang ditimbulkan ketika Baron menyebutkan nama itu, hanya Chandra yang terlihat begitu panik. Bahkan, ia tidak bisa menahan keringat dingin di wajahnya.“Siapa itu, Baron?” tanya Aghnia. Baron melirik Aghnia dan tersenyum, lalu Baron kembali melihat ke arah Chandra, “Kenapa, Pak Chandra? Apa, nama itu sering terdengar oleh Bapak sebelumnya?”“Si-siapa itu? Siapa yang kamu sebutkan itu? Aku, tidak pernah mendengarnya!” sanggah Chandra. Lalu, Baron menunjuk ke dokumen itu dan Aghnia seperti menangkap yang dimaksud Baron, lalu Aghnia menemukan nama Widya Gunawan sebagai rekening yang menerima transfer. Wajah Aghnia pun menunjukkan rasa terkejutnya. Aghnia, bahkan tidak bisa menutupi ekspresi terkejutnya, “Widya Gunawan, nama itu ada di dokumen ini? Bagaimana caranya, Baron bisa menemukan ini?”“Bu Aghnia, apa yang tertulis di sana?” tanya Baron, Aghnia pun melihat
더 보기
Rasa Cemburu?
Wajah Baron menunjukkan rasa cemburu yang terpancar dari dirinya. Dikarenakan, Aghnia justru lebih memprioritaskan rasa terima kasihnya ke Arya. Padahal, Baron yang sudah melakukan semuanya, jika bukan karena Baron korupsi yang dilakukan oleh Chandra dan istrinya akan terus terjadi. Arya pun melihat Baron, dia sadar bahwa Baron lah yang membawa dokumen itu ke Aghnia. Tapi, Baron tidak mendapatkan rasa terima kasih itu dari Aghnia, “Maaf, Bu. Tapi, Mas Baron yang sudah membawa dokumen itu,” ucap Arya membela Arya. Aghnia menoleh ke Baron, “Terima kasih,” hanya itu saja yang dikeluarkan dari mulut Aghnia, bahkan rasanya seperti tidak ada rasa ikhlas hanya sekedar formalitas bagi Aghnia untuk berterima kasih kepada Baron. Baron merasa seperti hanya dibutuhkan disaat-saat tertentu saja, tapi Baron membalas ucapan Aghnia dengan senyumannya, “Bukan masalah, Bu. Itu sudah menjadi tugas saya.” Hati Aghnia terasa terguncang dengan senyuman Baron, mungkin terlihat seperti senyuman yang sew
더 보기
Rasa Yang Asing?
Baron yang sedang ditarik oleh kedua wanita tercantik di perusahaan Hasya Company pun menjadi pusat perhatian, bagaimana tidak? Baron, yang secara status di perusahaan hanya sebagai OB bisa diperebutkan oleh CEO dan Sekretarisnya. Di lobi pun menjadi cukup ramai orang, “Eh, itu ada apa?” tanya salah satu pegawai perempuan, “Gak tahu, kayaknya sih ngerebutin OB viral itu,” jawab resepsionis. Aghnia melihat Miya dengan sedikit sinis, “Lepaskan tangan Baron, sekarang!” perintah Aghnia. Miya pun membalas perintah Aghnia dengan pertanyaan yang cukup sulit dijawab oleh Aghnia, “Kenapa memangnya, Bu? Apa salah saya makan siang dengan Baron?” “Jelas sekali salah!” tegas Aghnia, “Dimana letak salahnya, Bu?” tanya Miya. Aghnia tertegun dengan pertanyaan Miya, ia ingin menjawab apa yang dipertanyakan oleh Miya. Akan tetapi, Aghnia masih belum sudi menganggap Baron sebagai suaminya di publik.“Kenapa situasinya seperti ini?” batin Baron.“Miya, apa kamu lupa kita ada meeting? Sebaiknya kamu
더 보기
V Security Group
V Security Group, merupakan anak perusahaan dari Vigo Industry. Dimana, V Security Group bergerak dalam penyediaan jasa bodyguard dan juga tim keamanan bagi beberapa perusahaan serta konglomerat yang ada. V Security Group juga memiliki 1000 bodyguard yang bisa mereka sediakan, ada juga beberapa kelas tergantung dari level kekuatan mereka.“Melawan mereka? Hahaha! Jangan bodoh, kamu!” ucap Vanessa yang tertawa meremehkan Baron, “Mereka itu, adalah Bodyguard level S! Bodyguard yang bertugas melindungi para pejabat dan juga konglomerat terkenal! Kamu, tidak akan pernah bisa menang melawan mereka!” sambung Vanessa. Bodyguard Level S? Lelucon b*d*h yang pernah Baron dengar, menyombongkan hal seperti itu di depan orang yang menjadi kunci kemenangan dalam Pertempuran Agung? Miya tidak tahu apa yang terjadi, secara tiba-tiba, Baron ingin melawan pasukan bodyguard dari V Security Group, yang terkenal dengan kehebatan mereka dalam melindungi klien mereka. Bahkan, mereka semua dibekali denga
더 보기
Ajakan Bergabung?
Dua orang wanita yang sedang disandera, dan masing-masing yang menyandera pun saling melihat, “Turunkan senjatamu, b*jing*n!” katanya. Baron pun hanya menatap dan semakin mendekatkan pistol itu ke kepala Vanessa, “Kamu, yang memulai, kan?” tanya Baron.“Si*l! Dia, benar-benar nekat!” batinnya, “Apa, kamu tahu siapa itu Nyonya Vanessa? Jika, dia dalam bahaya maka keluargamu juga akan dalam bahaya!” Baron, hanya menatap dingin pria tersebut dan Baron melirik ke arah Miya yang mulai menangis. Miya, sangat panik karena nyawanya ada di ujung tanduk.“Jangan menangis, Miya! Dia, tidak akan berani melakukan hal itu! Vanessa, sedang aku sandera jadi kedudukannya aku jauh lebih tinggi!” kata Baron. Miya hanya mengangguk sambil menangis, lalu Baron pun berbisik pada Vanessa, “Suruh dia lepaskan Miya, lalu Kamu akan Aku lepaskan!” bisik Baron. Vanessa hanya tersenyum saja, seakan-akan ia bisa lepas dari jeratan Baron. Baron, melihat Vanessa yang tersenyum membuat pikirannya berpikir. Bahw
더 보기
Obsesi Vanessa?
Vanessa mendekatkan wajahnya ke Baron, bahkan nafas Baron bisa terasa di muka Vanessa.“Bagaimana, Baron? Menggiurkan, bukan? Bergabung dengan Hasya Company tidak akan pernah bisa menaikkan derajatmu. Tapi, di V Security Group, Aku yakin hanya dengan beberapa bulan, kamu dapat merasakan pundi-pundi uang!” Baron menatap Vanessa dengan pandangan yang teduh, bahkan Vanessa pun sempat terlintas untuk memiliki Baron sebagai miliknya.“Apa, dia ini sedang mengajakku bergabung ke perusahaan dari keluarga yang aku benci?” batin Baron, Vanessa yang juga menatap Baron pun berbicara dalam hatinya, “Tidak ada yang tidak bisa kumiliki. Terutama Kamu, Baron, akan Aku jadikan kamu milikku!” Baron menarik dirinya dan melepaskan tangan Vanessa dari kerah bajunya.“Maaf, Bu Vanessa. Tapi, saya tidak bisa mengabulkan keinginan, Bu Vanessa!” tolak Baron. Vanessa terkejut, karena baru kali ini ada pria yang menolak permintaannya, “Apa, kamu baru saja menolak tawaranku?” tanya Vanessa dengan wajah yang
더 보기
이전
123456
DMCA.com Protection Status