Semua Bab MENDADAK JADI PEMBANTU KESAYANGAN TUAN MAFIA: Bab 31 - Bab 40
130 Bab
MASIH ADA YANG SAYANG SAMA KAMU, DAVID
Tangan Riana gemetar hingga ponselnya jatuh. Untung Jo dengan sigap menangkapnya."Ada apa Riana?" Jo menatap bingung Riana."Antar aku balik Jo. Sekarang," pinta Riana."Tapi masih hujan gini? Tunggu sebentar lagi ya? Sampai gerimisnya reda. Habis itu kita lari ke mobil buat pulang," saran Jo.Riana terduduk lemas. Tak mengomentari ucapan Jo. Melihat Riana seperti itu mengingatkannya saat dirinya memutuskan rencana pertunangan mereka empat tahun lalu. Ekspresi yang sama. Badan gemetar dan tatapan kosong.Apa yang sedang terjadi Riana? tanya batin Jo sendu. Jo berharap ini tidak berhubungan David. Aku nggak bisa biarin Riana suka dengan orang itu, tekad Jo.Riana sendiri masih berusaha menenangkan diri. Berusaha tak percaya dengan apa yang didengarnya. Bagaimana mungkin orang seperti David akhirnya berakhir dalam sebuah kecelakaan pesawat? Haruskah dirinya bahagia? Karena artinya hutang ayahnya tak perlu dia lunasi?Nggak! Jangan mati David! Aku belum bayar semua hutangku! Rafa nanti
Baca selengkapnya
KAMU KHAWATIR SAMA AKU YA?
Riana langsung berlari memeluk David yang sedang menikmati pemandangan salju turun di balik kaca bening beranda resto hotel. Hatinya sangat lega melihat David ada di hadapannya."David! Kamu masih hidup rupanya! Syukurlah," Riana memeluk erat David."Hei Kamu apa-apaan sih?" David kaget Riana akan bersikap seperti ini padanya. Awalnya dia mengira Riana akan senang saat tahu dirinya mati dalam kecelakaan pesawat. Nyatanya, gadis itu malah memeluk tubuhnya dengan pandangan berkaca-kaca penuh kelegaan."Aku belum bayar hutangku ke kamu David! Jangan mati! Rafa nanti gimana?" tangis Riana pun pecah. Dirinya sudah tak sanggup pura-pura tegar lagi.David perlahan mengusap-usap kepala Riana. "Aku masih hidup kok. Udah. Buruan berhenti nangis," tutur David lembut.Riana tersadar akan sikapnya. Segera Riana melepaskan pelukannya lalu menghapus air mata yang masih tersisa di pelupuk matanya. David menuntun Riana agar duduk di kursi yang sudah dipesan. Dia juga menyodorkan tisu agar Riana bisa m
Baca selengkapnya
SEKAMAR BERDUA
"Da-david….," panggil Riana tergagap. Hatinya berdebar-debar tak karuan."Apa?""Kita beneran sekamar?""Iya. Ada dua kasur. Kamu pilih aja yang kamu suka," David melepaskan jaketnya lalu meletakkannya di gantungan baju.Riana langsung berlari mengecek kebenaran ucapan David. Hatinya lega karena ucapan David benar."Tapi kenapa ada dua kasur? Malam sebelumnya kamur tidur sama siapa?," Ekor mata Riana terus mengikuti kemana arah David pergi."Gia," jawab David singkat. Laki-laki itu tampak mengambil bathrobe dan handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi.Sambil melepas jaket, Riana memandangi kamar yang disewa David. Sangat luas memang. Ada mini pantry buat masak juga. Sesaat mata Riana sangat mengantuk. Mulutnya pun sudah menguap lebar. Perlahan dia pun merebahkan diri di kasur dan terlelap.David yang baru selesai mandi, mendengus melihat Riana yang sudah mendengkur di kasur. "Dia nggak mau cuci muka dulu apa? Mana nggak pake selimut lagi? Kepalanya juga nggak dibantalin," omel David s
Baca selengkapnya
IBU SEPERTI PUNYA MENANTU
Triiiiing.... Triiiiing.... Triiiiing....Riana tergagap kaget. Hampir saja dia melempar hapenya sendiri. Nada dering cempreng hapenya membuatnya kaget."Halo, Bu?" Riana langsung mengangkat telepon dari ibunya."Riana, kamu kapan balik dari Jepang?""Kenapa Bu?""Itu kemarin ditanyain Dokter Jo.""Hah? Jo? Ngapain? Kok tau rumah?""Taulah. Kan dia temenmu. Dia main seharian kemarin. Masakin Ibu sama bantu bersih-bersih rumah. Seneng banget rasanya. Kayak udah punya mantu," cerita ibu Riana penuh kebahagiaan."Bu, lain kali kalau dia ke rumah, suruh pulang aja kalau nggak ada Riana. Ya?""Nggak ah. Dia kan rajin. Enak diajak ngobrol juga. Nggak ada kamu juga tetep Ibu suruh masuk ke rumah.""IBU!" Riana jadi kesal sendiri dengan ibunya."Ibu suka dia Riana. Nggak masalah kalau kamu terima dia," tutur ibu Riana."Nanti deh Bu dibicarain lagi. Dah Bu," Riana menutup teleponnya. Bisa-bisanya Jo bergerak secepat ini mendekati ibunya. Padahal, dulu Jo anteng-anteng aja. Tak pernah ribut me
Baca selengkapnya
KITA PURA-PURA PACARAN SEBENTAR
CTAK!"ADUH!" Riana langsung memegang dahinya yang kesakitan karena jentikan jari David. Tak berhenti sampai di situ, David menarik pipi kirinya."David! Hentiin!" Riana memukul-mukul tangan David."Makanya pake sarung tangan kalau keluar," beritahu David sambil melepaskan cubitannya. Sebenarnya dia cukup gemas dan ingin mengecup bibir Riana. Tapi dia berusaha menahannya dan hasilnya malah mengganggu gadis itu."Iya! Iya! Nanti aku beli.""Bagus," David terdiam sesaat. “Mau main ski? Dekat sini ada arenanya dan nggak mahal.""Mau!" teriak Riana antusias setelah mendengar embel-embel frasa "nggak mahal".David pun mengajak Riana menuju resort ski Fujiten yang memang terkenal di area sekitaran Danau Kawaguchiko. Di sana, mereka bisa bermain ski sepuasnya."Kalau nggak bisa, kamu main di kids playground aja," celetuk David membuat Riana sedikit dongkol. Resort Ski Fujiten ini memang menyediakan area Kids Playground untuk pengunjung yang hanya ingin mainan salju saja."Kamu kan bisa ajari
Baca selengkapnya
MELINDUNGI DAVID
BANG!Riana langsung menarik David sehingga posisi mereka berputar balik. Peluru yang harusnya mengenai punggung kiri David kini bersemayam dalam lengan kanan Riana."Argh!" erang Riana kesakitan. Lengannya terasa sangat panas seperti ditusuk-tusuk. Darah mengucur dari lukanya.David tak sempat melihat si penembak. Dia pun tak ingin mengejarnya. Sekarang Rianalah prioritasnya. David langsung mengikat luka Riana dengan handuk dan membawanya menuju ke rumah sakit.Tangan David gemetaran. Dia menunggu dokter mengobati luka Riana. Rasa kesal dan marah berkecamuk dalam dada David.Tak berapa lama dokter sudah selesai mengobati Riana. David segera masuk ke dalam kamar. Tampak Riana sedang tiduran di sana."David, kamu udah tangkap penjahatnya?" tanya Riana masih dalam posisi berbaring. Riana merasa tangan kanannya masih kebas karena bius lokal yang diberikan oleh David padanya."Bodoh kamu! Apa pentingnya penjahat itu?!""Memang penting kan? Dia mengincarmu. Pasti ada orang yang jahatin kam
Baca selengkapnya
NGGAK MAU DAPET DUDA!
"Bantu aku dulu! Ini sakit! Tolong obatin?" rengek Riana mendistraksi Jo dan ibunya."Bentar. Bentar. Ibu ambilin kotak P3K," secepat kilat ibu Riana mengambilkan obat. Jo juga ikut keluar untuk mengambil tas kerjanya di ruang tamu. Dia ingat menyimpan perban dan alkohol luka di sana.Riana menunggu di kamar sambil menahan perih. Otaknya berputar. Memikirkan alasan lain untuk mengelabui ibunya. Jangan sampai ibunya tahu dia habis kena tembak waktu di Jepang.Jo dan ibu Riana masuk lagi ke kamar dalam waktu yang hampir bersamaan. Jo yang menangani luka Riana. Sementara ibunya menemani di samping dengan wajah khawatir."Bu, ada bau gosong," celetuk Riana."Aduh! Ibu lupa! Ya udah. Ibu ke dapur lagi. Nak Jo, titip Riana ya," ibu Riana melesat lagi keluar. Kali ini ke dapur agar masakannya tak jadi arang.Riana tertawa. Ibunya terlalu khawatir padanya sampai lupa sama masakan."Dasar Ibu," gumam Riana seorang diri."Dia khawatir padamu, Riana.""Tau kok. Kamu ngapain di sini?""Obatin kam
Baca selengkapnya
MENDING AJAK DAVID KE KUA
"Jadi Jo udah gencar PDKT ke ibumu?" komentar Sena sambil tetap fokus mengerjakan ketikan beritanya."Iya. Kan ngeselin! Mana ibuku setuju banget kalau dia nikah sama aku. Katanya kalau aku belum punya pacar, ibu bakal terima lamaran Jo," Riana menyedot kuat-kuat es cokelat susu yang dipesannya sampai sisa setengah."Ajak aja David. Kalian kan bisa pura-pura pacaran atau sekalian aja nikah beneran? Bagus tuh, Ri. Kamu dapet suami dan utangmu lunas. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Keren kan ideku?""Gila kamu, Sen!" Riana melempar sedotan ke muka Sena. Memang sih David sudah pernah mengajaknya ke KUA. Tapi kan….Blush!"Tuh kan! Mulutnya nolak, mukamu merah!" goda Sena tak mau kalah."Ng-nggak! Buat apa juga David suka aku? Aku ini cuma kecoak pengganggu di matanya.""Yakin? Pernah gitu David ngomong langsung kayak gitu ke kamu?"Riana terdiam. Bayangan semua tingkah David berkelebatan di benaknya. Memang sih David galak padanya. Tapi tingkahnya selalu baik dan manis. Membuat
Baca selengkapnya
SUAPIN AKU?
"Da-david…!" Riana tercekat."Kamu nonton aja. Aku mau tiduran bentar," David langsung menutup mata. Tak mau tahu apa yang akan dilakukan oleh Riana. Lagipula dia yakin, Riana tak akan berani berdiri dan membuatnya jatuh terguling ke lantai."Gimana ini?" batin Riana bingung. David sungguhan sudah terlelap di pangkuannya. Riana bisa yakin karena suara dengkuran David yang mulai mengencang. Tanda sudah mulai nyaman dalam tidurnya."Cuma tiduran kok. Cuma tiduran," gumam Riana. Sesaat Riana menyadari dirinya ibarat bantal bagi David. Tak lebih."Udahlah. Nggak usah grogi. Fokus nonton aja!" Riana kembali memperhatikan film yang ada di hadapannya agar hatinya tak deg-degan.Memang saat film berlangsung, Riana cukup teralihkan. Namun, saat film habis, Riana kembali ingat bahwa David ada di pangkuannya. Riana menatap David yang masih terlelap dalam dunia mimpi.Tanpa Riana sadari, pandangan Riana tak bisa beralih dari wajah David. Kedua bola matanya terus menjelajahi, memandangi wajah Davi
Baca selengkapnya
SANA BALIK SAMA MANTAN ISTRIMU!
"Permisi. Ini pesanan tambahannya," seorang pelayan memberikan sebuah paket dessert ke Riana. Ada kertas pesan di nampannya.David langsung mengambil dan membacanya. Ini buat kamu, Riana. Dari Jo.Pandangan David mengedar ke sekitar. Tampak di dekat pintu masuk ada Jo dan beberapa kliennya di sana. Jo yang bertatapan dengan David hanya melempar senyum sinis."Pesan dari mantanmu," David memberikan kertas itu pada Riana. Tak membaca pesan itu, Riana malah langsung berdiri."Kita pulang aja," pinta Riana."Oke," David berdiri. Mengikuti keinginan Riana untuk pulang.Saat akan masuk ke dalam mobil, seseorang meraih tangan Riana. Ternyata, itu adalah Jo. Napas Jo tersengal-sengal. Sepertinya dia buru-buru mengejar Riana."Kamu mau kemana sama dia?" tanya Jo menginterogasi."Apa urusannya sama kamu? Kita bukan siapa-siapa, Jo!""Kamu orang yang kusukai Riana.""Tapi aku nggak suka kamu!" balas Riana tegas."Tapi kamu juga nggak suka orang itu kan?""Siapa? Aku? Riana suka aku kok," David
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status