Semua Bab FROM THE WEDDING HALL: Bab 31 - Bab 40
115 Bab
31: RENCANA MEMBUJUK
Setelah mengantar Remy dan Edo keluar dari rumah itu, Lukas segera bergegas menemui Nesia yang membantu Bu Maryam dan Ani memasak di dapur. Entah apa yang ada di kepala perempuan berani itu sehingga dia lebih senang menghabiskan waktunya dengan berada di dapur, berkutat dengan masakan dan segala macam bumbu yang kadang aromanya masih menempel di pakaian.“Nyonya Nesia?” Lukas menyapa dengan santun, meski dia dan Nesia sudah sepakat untuk berteman tanpa panggilan formalitas.Nesia mendongak dan menghentikan pekerjaannya memotong sayur untuk memasak.“Ya, Tuan Lukas?” Nesia mendongak dan mendapati pria itu tersenyum manis padanya.Nesia buru-buru menghentikan pekerjaannya, mencuci tangan dan mengelapnya dengan asal menggunakan celemek yang dipakainya. Sungguh, Lukas sesaat terpesona melihat bagaimana manis dan alaminya Nesia dengan pakaian sederhana yang dibalut celemek itu.Stop, Lukas! Dia istri kakakmu! Jangan membuat ulah yang akan membuatmu berada dalam masalah. Sisi hati Lukas mem
Baca selengkapnya
32: RENCANA LUKAS
Lukas keluar dari mobilnya ketika dia sampai di halaman college milik Rosa. Siang ini dia memang kembali mendatangi college milik Rosa ini setelah tadi melakukan beberapa kesepakatan dengan Nesia. Ternyata, meskipun Nesia terlihat tidak berpendidikan dan bukan dari kalangan orang berada, namun memiliki attitude yang bagus ketika diajak bekerja sama. Tentu bukan sebuah kerjasama yang buruk.“Selamat siang, Pak. Ada yang bisa kami bantu?” Riris, asisten Rosa, menyambut kedatangan Lukas di ruang resepsionis. Karena meskipun college ini baru sebatas ruko, tetapi cukup memadai dengan adanya ruangan-ruangan yang lengkap dan fungsi yang maksimal.Lukas tersenyum dan mengangguk.“Bisa saya bertemu dengan Bu Rosa?” Lukas bertanya santun.Riris mengamati Lukas sejenak kemudian mengangguk.“Mari, Pak.” Riris kemudian berjalan menuju ke ruangan Rosa, sementara Lukas mengikuti di belakangnya.Rosa benar-benar mengelola college ini dengan bagus dan elegan. Pantas saja banyak prestasi yang sudah di
Baca selengkapnya
33: PEMANDANGAN LANGKA
Remy kembali dari kantor ketika hari menjelang senja. Laki-laki itu pulang sendirian karena Lukas tidak menyertainya ke kantor. Ketika pulang, ada pemandangan yang tak biasa yang terlihat oleh matanya yang jeli itu. Yakni suara nyanyian kecil yang didengarnya dari kamar sebelah, kamar Nesia, yang pintunya sedikit terbuka.Rumah yang lebih sering lengang itu tiba-tiba terasa unik ketika sebuah nyanyian —yang sebenarnya tidak terlalu merdu— terdengar sampai ke telinga Remy. Pria itu berhenti hanya untuk memastikan bahwa itu memang suara Nesia.“Dasar ceroboh! Pintu kamar perempuan dibiarkan terbuka!” gumam Remy.Pria itu kemudian bergerak mendekati kamar Nesia untuk menutupnya. Namun, belum lagi Remy menjangkau handle pintu, daunnya sudah terbuka dari dalam dan muncul wajah Nesia yang terlihat terkejut melihat keberadaan Remy dengan posisi hendak memegang handle pintunya.Melihat Nesia sedikit overthinking atas apa yang dilakukannya, Remy segera menarik tangannya dengan sigap, mencegah
Baca selengkapnya
34: KEMARAHAN REMY
Usai membersihkan diri dan istirahat sebentar, Remy kemudian keluar dari kamarnya untuk turun ke bawah. Pria itu tidak pernah menghindari makan malam hanya untuk mendapatkan tubuh yang proporsional, karena sebanyak apapun dia makan, nyatanya dia tetap bisa menjaga kondisi tubuhnya agar tetap bagus.Dengan mengenakan celana panjang warna putih berbahan kain yang lembut dan jatuh, sweater warna abu gelap itu membuat penampilan Remy selalu mempesona. Tak heran jika Rosa tak bisa berpindah ke lain hati, mengingat Remy yang memang demikian penuh pesona.“Apa yang mereka lakukan hingga terdengar demikian berisik?” gumam Remy ketika dia membawa langkah kakinya menuju ke ruang makan sebagaimana biasanya.Namun, Remy tertegun ketika mendapati pemandangan tak biasa yang sedang terjadi di dapur mewah miliknya itu. Di sana, Remy melihat Nesia yang sedang mengejar Bu Maryam dengan gesture yang paling alami yang pernah dilihatnya.Sejenak Remy terpesona oleh tawa lepas Nesia dan juga Bu Maryam. Pun
Baca selengkapnya
35: MERASA BERHASRAT
Lukas tiba di rumah ketika senja sudah berlalu. Suasana rumah seperti biasa ketika dia pulang, lengang. Namun, kali ini ada yang tidak sama ketika Lukas melihat Bu Maryam mondar-mandir dengan gelisah di ujung bawah anak tangga menuju ke lantai atas rumah ini. Ani juga terlihat gelisah meski hanya berdiri di sana.Lukas mengerutkan keningnya. ‘Apa yang terjadi?’ tanya Lukas dalam hati.Pria itu lantas bergegas mendekati Bu Maryam dan Ani yang kemudian malah menghambur ke arahnya dengan wajah yang menunjukkan kecemasan. Hati Lukas semakin gusar.“Tuan Lukas? Untung Anda segera datang,” sambut Bu Maryam dengan wajah yang dipenuhi rasa takut.“Ada apa, Bu Maryam?” tanya Lukas tak sabar.“Itu … itu Nyonya Nesia sedang berantem sama Tuan Remy. Tuan Remy … Tuan Remu menarik Nyonya Nesia dengan paksa ke lantai atas. Saya nggak berani mencegah karena Tuan Remy mengancam akan memecat saya, Tuan Lukas. Tolonglah Nyonya Nesia, Tuan Lukas. Saya khawatir terjadi sesuatu pada beliau berdua, Tuan Luk
Baca selengkapnya
36: PEMICU HASRAT
Dan Remy merasa berhasrat.Remy terkejut mendapati reaksinya atas interaksi mereka yang bahkan tanpa kemesraan itu. Bahkan hanya dengan konfrontasi penuh emosi seperti ini bisa-bisanya dia merasa demikian berhasrat. Padahal dia, Edo, dan bahkan dokter pribadinya juga tahu bahwa Remy memiliki kekurangan dalam hal ini.Bukan, Remy bukannya tidak normal kehidupan seksualnya. Dia toh tetap memiliki hasrat. Hanya saja tidak bisa tersulut pada sembarang perempuan, bahkan dengan Rosa maupun Dona yang adalah mantan kekasihnya. Tetapi bukan berarti Remy berhasrat pada manusia sejenis. Tidak! Remy tidak pernah merasakan hasrat pada sesama lelaki. Dia masih cukup normal.Tetapi mengapa dengan Nesia semuanya berubah? Adakah yang salah pada dirinya? Atau bahkan kesalahan ini ada pada diri Nesia?Menyadari hal tak biasa ini, Remy menjauh dengan cepat dari mengintimidasi Nesia, sehingga membuat Nesia yang tadinya nyaris tak punya kesempatan untuk bernapas, kini sedikit bernapas lega. Sementara Remy
Baca selengkapnya
37: BERUBAH PIKIRAN
Menerobos Remy yang berdiri dan berbincang dengan Lukas di depan pintu yang dilakukan Nesia jelas sebuah hal berani karena mengabaikan keberadaan Remy. Nesia tahu wajahnya tadi memerah ketika melewati kedua pria itu. Namun jelas itu lebih baik daripada dia terus berada di dalam kamar dan habis oleh Remy yang mendadak menjadi tidak waras seperti itu.Tiba di kamarnya, Nesia terduduk lemas di balik pintu dengan kaki yang lemas karena gemetar dan jantung yang menggelepar. Sungguh, ini hal pertama yang dialaminya seumur hidup. Dicium dengan demikian brutal tanpa perhitungan oleh laki-laki yang —oke, memang Remy adalah suaminya— baru menikahinya beberapa hari lalu. Sialnya, mereka tak pernah mengenal sebelumnya.Nesia memejamkan matanya untuk menenangkan dirinya. Namun, ketika matanya yang terpejam, berbagai peristiwa yang dialaminya beberapa saat tadi kembali hadir. Menggempur ingatannya dengan tak terkendali. Bahkan, meskipun Nesia tadi tidak ingat sepenuhnya, namun dengus napas lelaki
Baca selengkapnya
38: AKU, REMY
“Apa?” Lukas berseru karena terkejut luar biasa.Remy menatap Lukas dengan tatapan kesal sekaligus tak percaya dengan reaksi Lukas.“Reaksimu terlalu berlebihan, Lukas.” Remy mengingatkan akan sikap Lukas yang memang berlebihan. Padahal selama ini, kedua lelaki itu sama-sama terkontrol sikapnya.“Maaf, Tuan. Ini … ini sungguh mengejutkan saya,” ujar Lukas dengan gugup.Remy tersenyum masam. “Jangankan kamu, Lukas. Aku sendiri juga tak menyangka bahwa tubuhku akan menunjukkan reaksi yang aneh ketika tanpa sengaja aku bersentuhan dengannya." Remy berkata dengan sedikit heran.Lukas bingung harus berkata apa dan bagaimana menyikapi hal ini. Ada hal yang melegakan dalam hubungannya dengan Remy terkait ikatan persaudaraan tak menyenangkan yang selama ini melingkupi mereka berdua karena kesalahan yang dilakukan Tuan Wilson, ayah mereka. Adalah bahwa setajam apapun mulut Remy ketika berkomunikasi dengan Lukas, beberapa waktu terakhir ini Remy lebih terbuka kepada Lukas. Bahkan untuk hal sepr
Baca selengkapnya
39: NYONYA WILSON SELAMANYA
Remy?Seketika jantung Nesia menggelepar dan kakinya mendadak lemas karena gemetar. Tangannya juga menjadi berkeringat sehingga membuatnya bingung, harus membuka pintu kamar atau mengabaikan saja panggilan pria itu. Nesia berjalan mondar mandir di dalam kamar itu dalam kebimbangan.Yang membuatnya ragu adalah rasa khawatirnya jika nanti Remy akan melakukan hal yang sama, seperti yang dilakukannya beberapa saat lalu. Dan sungguh, Nesia belum siap mental untuk mendapat perlakuan yang sama hanya dalam hitungan menit.Nesia terlalu shock dengan apa yang baru saja dialaminya. Dan kini, haruskah dia menghadapi laki-laki sumber shocknya?“Buka pintunya, Nes. Aku mau bicara.” Kembali terdengar suara Remy mengetuk pintu kamar yang Nesia tempati.Nesia semakin gundah, hingga hanya bisa mondar mandir.“Aduh, gimana ini?” gumam Nesia.“Nyonya Wilson? Buka pintu atau saya akan membukanya dengan kunci cadangan?” ancam Remy mulai kesal.‘Kunci cadangan?’ Mata Nesia terbelalak lebar.Tak ingin terjad
Baca selengkapnya
40: KEMBALI BERHASRAT
Tentu saja Nesia bingung dan semakin shock dengan jawaban yang diberikan Remy kali ini. Dan apa tadi? Remy bilang bahwa sebaiknya Nesia melupakan kata sementara? Nesia benar-benar mengetatkan gerahamnya dengan kesal.“Maaf, Tuan Remy. Bisakah Anda jelaskan dengan terang apa maksud kalimat Anda itu?” Nesia bangkit dari duduknya, berdiri menatap Remy yang masih duduk dengan tenang di kursinya.Dan lihatlah, posisi Nesia yang berdiri dengan posisi Remy yang duduk pun tidak berbeda jauh tingginya.‘Astaga! Apakah perempuan ini benar-benar kurang gizi sehingga pertumbuhannya tidak maksimal seperti ini?’ Remy membatin saat tanpa sengaja matanya menatap Nesia yang tak seberapa tinggi itu.“Kurasa sudah jelas, Nyonya Wilson, bahwa bisa saja aku berubah pikiran dengan membuat perjanjian pernikahan kita bukan lagi sementara tetapi untuk selamanya,” jawab Remy dengan santai.Nesia yang mendengar hal ini jadi tersenyum masam, setengah mengejek.“Apakah saya tidak salah dengar, Tuan Remy? Bukannya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status