All Chapters of FROM THE WEDDING HALL: Chapter 11 - Chapter 20
115 Chapters
11: PEREMPUAN YANG MANA?
Jika tadi Nesia yang bingung dengan maksud dari kata-kata selayaknya suami istri yang tercantum dalam perjanjian pernikahan itu, kini giliran Lukas dan Remy yang bingung dan bahkan saling berpandangan dengan muka sama-sama memerah karena malu sendiri dengan kalimat itu. ‘Bagaimana bisa ada gadis sepolos dan terus terang seperti ini? Tidakkah ini pertanyaan tabu bagi seorang gadis?’“Mengapa Anda berdua bingung? Adakah maksud lain yang Anda sembunyikan?” tanya Nesia menuntut karena dia mencurigai sesuatu.“Tenang, Nona Nesia. Ini tidak seperti yang Anda pikirkan,” Lukas buru-buru menetralkan ketegangan yang mendadak muncul.“Kalau ini tidak seperti yang saya pikirkan, tolong beri saya penjelasan, Tuan Lukas,” ujar Nesia tegas.“Sepertinya kamu berpikir terlalu jauh sehingga merasa ketakutan seperti itu, Nona Nesia. Kalau yang kamu pikirkan adalah tentang hubungan suami istri dalam artian seks, mungkin kamu bisa tenang karena ini bukan mengacu pada sebuah hubungan seks. Karena saya tida
Read more
12: SEHARGA ITU?
Mendengar Lukas bertanya dengan wajah sok bodoh itu membuat Remy berdecak.“Perempuan itu,” jawab Remy dengan wajah kesal. Dia minum kembali minuman beralkohol berharga mahal itu untuk sedikit meredam kegundahan hatinya karena kerumitan yang terjadi hari ini.“Nona Nesia? Atau mungkin saya harus menyebutnya dengan Nyonya Nesia karena dia adalah istri sah Anda?” tanya Lukas dengan senyum kecil. Dalam keadaan berdua seperti ini barulah Lukas bisa bersikap sedikit santai, meski tidak bisa dekat selayaknya hubungan saudara sedarah, bukan sekandung.Remy kembali berdecak kesal karena Lukas sepertinya mengejeknya. Kalau saja Lukas bukan satu-satunya saudara yang dimilikinya —meski hanya saudara tiri yang tak diinginkannya— ingin rasanya Remy meninju laki-laki muda di depannya itu.“Jangan memanggilnya dengan sebutan Nyonya Nesia, apalagi sampai memanggilnya dengan sebutan Nyonya Remy. Aku tak suka. Karena perempuan tengil itu akan besar kepala dan ngelunjak tak karuan. Tahu, kan, bagaimana
Read more
13: PERLAWANAN DIMULAI
Hari masih terang tanah ketika Nesia terbangun dari tidurnya yang tidak nyenyak sama sekali itu. Entahlah, tidur di tempat yang sangat baik ini tidak membuatnya nyenyak. Padahal malam sudah bergulir menuju dini hari ketika Nesia baru merasa mengantuk. Namun nyatanya hari masih begitu dini, dia sudah terbangun.Usai berurusan dengan panggilan alamnya, gadis itu keluar dari kamarnya. Dilihatnya ruangan lebar yang ada di depan kamarnya itu juga masih sepi. Padahal semalam dia mendengar pintu yang ditutup.Mungkinkah Tuan Remy yang semalam membuka dan menutup pintu ini?Tak mau berpikir yang lain-lain, karena apapun aktivitas Remy, toh itu bukan urusannya. Juga tak ada sangkut pautnya dengan dirinya. Gadis itu kemudian menuju ke dapur yang semalam dilihatnya ada di sisi ruang makan. Di dapur itu ternyata ada dua perempuan yang sedang berbenah dan menyiapkan aktivitas pagi ini.“Selamat pagi, Bu,” sapa Nesia pada kedua perempuan itu dengan senyum.Spontan, kedua perempuan itu menoleh ke a
Read more
14: TIDAK ADA SEKS
Setelah Remy pergi dengan langkahnya yang lebar dibalut amarah, Lukas melangkah mendekati Nesia dengan senyum kecil penuh kekaguman. Nesia heran melihat senyum Lukas yang tidak gentar sama sekali dengan ancaman Remy.“Selamat pagi, Nona Nesia. Sepertinya, mulai hari ini akan ada drama setiap pagi,” ujar Lukas yang sudah rapi itu mendekat ke arah Nesia.Lukas memandang Nesia yang masih tenang setelah melakukan perlawanan terhadap Remy. Namun Lukas tahu, gadis di depannya itu juga melakukan hal yang sama dengan Remy, menahan amarahnya.Hei, mengapa mereka berdua seakan memiliki aura yang sama, selalu berinteraksi aktif meskipun dengan emosi?Apakah mereka ….Kemudian berbagai kemungkinan muncul di kepala Lukas.“Apa yang Anda tertawakan, Tuan Lukas? Apakah Anda sedang bahagia melihat bos Anda itu emosi sepagi ini?” tanya Nesia.Lukas menggeleng masih dengan senyumnya yang melembut.“Maaf, Nona Nesia. Kemarahan Tuan Lukas sudah setiap hari saya lihat dan dengar. Mungkin akan terasa aneh j
Read more
15: KEKURANGAN REMY
Lukas tertegun mendengar permintaan Nesia yang sepertinya serius. Padahal, Lukas pikir semalam hanyalah isapan jempol belaka, tapi nyatanya hari ini Nesia mengulang kembali keinginannya untuk menyertakan pasal tanpa seks dalam perjanjian mereka.Tidak tahukah gadis ini berapa banyak perempuan yang ingin bergelung manja setelah bercinta dengan Remy?“Apakah … Anda yakin, Nona Nesia?” Lukas menatap mata Nesia dengan ragu.Tentu saja bukan karena meragukan ucapannya sendiri, melainkan meragukan permintaan Nesia. Namun, gadis itu menjawab dengan tegas tanpa keraguan, “Ya. Tentu saja saya yakin, Tuan Lukas. Apakah ada yang salah dengan permintaan saya?” Nesia balik bertanya.“Oh, tidak! Tentu saja tidak salah. Hanya saja mungkin Anda akan menyesalinya jika Anda melewatkan sesi bercinta dengan Tuan Remy.” Lukas bertanya dengan terus terang. Diamatinya wajah gadis di depannya itu, yang tiba-tiba terlihat menggemaskan.Blush! Seketika wajah Nesia memerah.Mana mungkin Nesia menyesal jika mele
Read more
16: EJEKAN EDO
Mendengar kalimat Edo, Remy tersenyum masam. Bagaimana mungkin Edo menanyakan hal ini? Bukankah dia tahu yang sebenarnya?“Dia hanya istri sementara, Do. Mana mungkin aku menyentuhnya? Lagi pula, dia begitu ketus dan sering menentang aku, apapun yang kukatakan tak sekalipun dia mau menggubrisnya,” keluh Remy dengan serius.Edo tentu saja terkejut mendengar pengakuan Remy ini. Laki-laki tampan itu tertawa mendengarnya. Kalau bukan Remy yang berkata sendiri, mungkin Edo tak akan percaya bahwa gadis sekelas istrinya yang sekarang itu akan berani menentang Remy.“Menentangmu? Aku nggak salah dengar, kan? Kamu tidak bohong, kan?” Edo benar-benar tak percaya.“Apakah aku pernah berbohong sama kamu? Bahkan penyakitku juga hanya kamu yang paling tahu, kan?” Remy menatap Edo sekilas.“Sepertinya dia perempuan istimewa karena dia seolah imun dengan pesona seorang Jeremy Wilson,” gumam Edo.Mendengar Edo mengambil kesimpulan seperti itu, Remy tersenyum. Tentu saja Remy sebenarnya setuju dengan k
Read more
17: PASAL TAK MENGUNTUNGKAN
Awalnya Nesia jelas ingin meledakkan kemarahannya karena ejekan yang dilontarkan dengan begitu gamblang itu. Namun, ketika dia melihat bahwa yang datang tidak hanya Remy, maka sebisa mungkin Nesia menahan diri. Dia memang tersinggung, tapi dia tak akan merendahkan dirinya hanya untuk melayani ocehan tak penting Remy. Maka dengan senyum yang dibuatnya lembut dan manis, Nesia berjalan mendekat ke arah mereka. “Hei, kalian sudah datang? Kami baru saja selesai memasak untuk menyambut Anda semua.” Nesia bersikap ramah saat mendekati Remy dan beberapa laki-laki yang ikut datang bersamanya itu. “Ehem!” Remy berdehem untuk mengingatkan Nesia bahwa sebaiknya perempuan itu tidak bersikap berlebihan. Namun, sepertinya Nesia mengabaikan apapun yang diisyaratkan oleh Remy. “Perkenalkan, Nesia. Beliau adalah Thomas dan asistennya, Deni. Mereka adalah tim advokasi yang akan mencatat da
Read more
18: PEREMPUAN TANPA ETIKA
Pagi ini, Nesia bangun lebih dini. Tak peduli dengan semua hal baru dan menyenangkan di rumah ini, Nesia justru memilih pergi ke dapur. Alih-alih minta dilayani dengan segala macam menu mewah dan lezat yang sudah pasti ada di rumah ini, Nesia justru membuat Bu Maryan dan Mbak Ani terkejut karena perempuan itu membuat teh panas sendiri. “Nyah, sebaiknya Nyonya Nesia duduk saja. Biar kami yang membuat.” Bu Maryam tergopoh-gopoh mendekati Nesia yang meracik teh panas. Nesia tersenyum melihat sikap Bu Maryam. “Tidak apa-apa, Bu Maryam. Jika di kontrakan, saya juga bisa membuat semuanya sendiri, kok. Bu Maryam tenang saja.” Nesia menenangkan Bu Maryam. “Takutnya nanti Tuan Remy marah, Nyah,” ujar Bu Maryam dengan gusar. “Bu Maryam tenang saja. Dia nggak bakalan marah sama Ibu. Sudah, abaikan saja kalau dia memang marah. Saya di sini juga peker
Read more
19: ULURAN PERTEMANAN
Merasa bersalah, Lukas segera berdiri untuk menyambut kedatangan Nesia yang berjalan pelan menuju ke meja makan. Namun, sejenak, baik Lukas maupun Remy seperti tercekat ketika melihat kedatangan Nesia yang kali ini sudah rapi. Entah siapa yang mengajarinya memakai pakaian seperti itu, karena ternyata dia bisa mengenakan pakaian dengan demikian modis. Tanpa mereka sadari, mereka seperti terpukau oleh kehadiran Nesia yang berjalan bergegas menuju ke arah mereka. Sampai di dekat meja makan, Nesia menatap Remy dan Lukas dengan bergantian. “Apakah penampilan saya masih tidak beretika sehingga Anda berdua harus melihat saya dengan pandangan seperti itu?” tanya Nesia masih dengan wajah sengit, menatap ke arah Remy yang gelagapan. Bahkan, Lukas juga ikut kikuk mendengar sindiran keras Nesia kali ini. Remy tak menjawab apapun, dia hanya menghela napas sambil menggelengkan kepala kemudian melanjutkan sarapannya, mengab
Read more
20: KESIMPULAN NESIA
“Apa maksud Anda dengan sebuah pertemanan, Tuan Lukas?” Nesia bertanya heran. Lukas tersenyum untuk melunakkan hati Nesia. “Ya. Berteman dengan sederhana, tanpa saya memanggil dengan sebutan ‘anda’ tetapi bisa memanggil dengan sebutan ‘kamu’. Dan Anda juga bisa memanggil saya hanya dengan Lukas, tanpa harus memanggil saya dengan Tuan Lukas. Bagaimana?” Lukas menawarkan sebuah persahabatan pada Nesia. Nesia terdiam, mengerutkan keningnya dengan mata terpaku pada Lukas yang sama tampannya dengan Remy. “Uhuk!” Berpikir tentang Remy saja sudah membuat Nesia tersedak. Benar-benar pria itu seperti penyakit di hari-harinya. Mendengar Nesia tersedak, Lukas buru-buru menyodorkan minuman ke depan Nesia. Gadis itu menerimanya dengan segera dan meminumnya. “Terima kasih, Tuan Lukas.” Nesia mengusap b
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status