"Apa kamu juga akan pergi?"Pertanyaan itu terdengar begitu rapuh, seolah keluar dari bibir anak laki-laki yang ketakutan, bukan dari seorang pria berkuasa yang terbiasa memegang kendali. Untuk sesaat, topeng dingin Liam Lawrence retak, memperlihatkan luka menganga di baliknya.Shireen menatapnya, keheningan di antara mereka terasa begitu pekat. Ia bisa saja menjawab "tidak" dan memberikan ketenangan sesaat yang pria itu cari. Ia bisa saja menyerah pada rasa iba yang baru saja tumbuh di hatinya. Tapi ia tahu, itu hanya akan membuatnya kembali menjadi boneka yang penurut.Ia tidak akan pergi. Tapi ia juga tidak akan tinggal sebagai tawanannya."Memangnya," jawab Shireen pelan, suaranya mantap tanpa getar. "Ke mana aku harus pergi, Liam?"Pertanyaan balik itu membuat Liam terdiam. Ia tidak punya jawaban. Pertanyaan Shireen bukan tentang tempat, tapi tentang tujuan. Ia tidak punya siapa-siapa, tidak punya tempat untuk kembali. Rumah ini, suka atau tidak, adalah satu-satunya tempat yang i
최신 업데이트 : 2025-11-04 더 보기