Melihat wajah Diana yang memerah seperti tomat, Garvi tidak bisa menahan senyum kecilnya. “Jangan terlalu tegang. Rileks saja,” ujarnya pelan. Lalu tanpa banyak peringatan, dia mencondongkan tubuh, dan mendaratkan kecupan singkat di pipi kiri Diana. Rileks, apanya?! Mata Diana membola. Dia bahkan belum sempat memprotes ketika tiba-tiba ibu jari Garvi mengusap sudut bibirnya yang masih terasa hangat. Sentuhan itu terasa lembut, membuat detak jantung Diana kembali tak karuan. “Aku terbawa suasana ... maaf.” Refleks, Diana langsung menepis tangan Garvi dari bibirnya. Dia berdeham, berusaha keras mengatur napas dan menata ekspresi wajahnya agar terlihat biasa saja. “O–oke,” gumamnya pelan. Itu semua bisa dimaklumi, karena sejujurnya Diana juga terbawa suasana. Tapi, masalahnya kenapa Garvi harus meminta maaf segala?! Ditambah pria itu terang-terangan masih menatapnya. Diana merasa gila hanya dengan ditatap seintens itu. “Aku sudah memberikan jawabanku. Jadi, kamu bisa pergi, Garvi
Last Updated : 2025-07-30 Read more