Home / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Detik Menuju Akhir

Share

Detik Menuju Akhir

last update Last Updated: 2025-08-03 22:29:59

Aji Hartanto. Beliau adalah ayah dari Aland Mada. Kini, dia menatap Anjani kurang lebih sama dengan ekspresi yang tak jauh berbeda dari saat pertama kali dia mengetahui keinginan Ryuga untuk menikahi Claudia. Tatapannya kaku dan tidak ramah, padahal Aji adalah mantan kepala desa.

Ditatap seperti itu, siapa yang tidak ingin kabur?

Anjani gelagapan, “O-oh nggak, Om. Itu, anu … aku nggak enak aja, takut mengganggu,” jawabnya sedikit tergagap di tengah degup jantungnya yang berdebar hebat.

Dia pernah mendengar sosok Aji di mata Aruna. Teman dekatnya itu pernah mengatakan, “Aki Aki emang kelihatan galak. Tapi, aslinya perhatian. Asmaku pernah kambuh karena cuaca dingin di sana. Terus Aki Aji sampai manggil bidan atau dokter.”

Yang menjadi masalah adalah tidak mungkin ‘kan Aji akan memperlakukan Anjani sama persis dengan Aruna? Kalau dia jelas adalah cucunya, Anjani hanya orang lain.

Gadis itu melirik ke sekeliling sofa. Tak ada Aland. Pun, Garvi. Anjani menebak jika perkumpulan keluarga in
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Hayati M Y
novel satu lg tentang dirga kan?
goodnovel comment avatar
catatanintrovert
hwaaaa harus, yaaa?
goodnovel comment avatar
catatanintrovert
betull syekalii~
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pesona Presdir Posesif   T___T

    Sesaat Aruna terdiam. Dia mengerutkan bibirnya dan menganggukkan kepala. “Keberatan!”Protesannya mengundang kedua alis Ryuga menukik tajam, “Kalau keberatan, kenapa meminta izin segala, Aruna?”Karena sudah dipastikan dia tidak akan mengizinkan. Baginya, cukup perasaannya yang terluka akibat ucapan kurang ajar Sandra.Gadis itu lalu meringis pelan dan meraih tangan Ryuga dalam waktu bersamaan. Mata besarnya menatap lurus ke arah Daddy-nya itu.“Sekarang, giliran Daddy yang mendengarkan Aruna, ya,” pintanya dengan nada suaranya yang lembut.Sudut bibir Ryuga terangkat, membentuk senyuman kecil melihat tingkah Aruna saat ini. Dia mengedikkan dagu. “Apa yang harus Daddy dengarkan darimu?”“Begini, Aruna juga tahu secara tidak langsung kalau Tante Sandra tidak menyukai Pras memiliki hubungan dengan Aruna.” Dia meneguk ludahnya dalam lantas mencoba tersenyum walau hatinya menangis.Siapa yang tidak bersedih berada dalam posisi tersebut?Lebih sedihnya, Aruna seolah tak diberikan kesempata

  • Pesona Presdir Posesif   Detik Menuju Akhir

    Aji Hartanto. Beliau adalah ayah dari Aland Mada. Kini, dia menatap Anjani kurang lebih sama dengan ekspresi yang tak jauh berbeda dari saat pertama kali dia mengetahui keinginan Ryuga untuk menikahi Claudia. Tatapannya kaku dan tidak ramah, padahal Aji adalah mantan kepala desa.Ditatap seperti itu, siapa yang tidak ingin kabur?Anjani gelagapan, “O-oh nggak, Om. Itu, anu … aku nggak enak aja, takut mengganggu,” jawabnya sedikit tergagap di tengah degup jantungnya yang berdebar hebat.Dia pernah mendengar sosok Aji di mata Aruna. Teman dekatnya itu pernah mengatakan, “Aki Aki emang kelihatan galak. Tapi, aslinya perhatian. Asmaku pernah kambuh karena cuaca dingin di sana. Terus Aki Aji sampai manggil bidan atau dokter.”Yang menjadi masalah adalah tidak mungkin ‘kan Aji akan memperlakukan Anjani sama persis dengan Aruna? Kalau dia jelas adalah cucunya, Anjani hanya orang lain.Gadis itu melirik ke sekeliling sofa. Tak ada Aland. Pun, Garvi. Anjani menebak jika perkumpulan keluarga in

  • Pesona Presdir Posesif   Sosok yang Disegani Anjani

    Mobil yang dikendarai Garvi baru saja berhenti di halaman rumah. Aruna tak sabaran membuka pintu mobil saat melihat Emma dan Cherrish sudah berdiri di ambang pintu.Cherrish, bocah perempuan itu langsung berlari kecil setelah mendengar suara mobil, mengira itu mobil milik Ryuga. Tapi, langkahnya lebih dulu dihentikan Emma yang segera menggendongnya.“Na!” Suara kecil itu berseru nyaring dari arah pintu depan.“Hwaa, Cherrish!” seru Aruna senang, dia langsung menghampiri.Tangannya terulur, ingin sekali menggendong adiknya. Tapi, urung saat menyadari dia baru saja datang dari luar dan belum sempat bersih-bersih.“Pipinya ya ampun ... merah kayak tomat!” Aruna merasa gemas, ingin sekali mencubit pipi adiknya.Cherrish mengulurkan tangan kecilnya, meminta untuk digendong.Melihat itu Aruna tertawa lalu menggeleng pelan. “No, no. Mbak ganti baju dulu, baru bisa gendong kamu.”Meskipun jarang bertemu, tapi Aruna sering melakukan panggilan video. Jadi, Cherrish hapal dengan wajahnya. Ditamb

  • Pesona Presdir Posesif   Pilihan Pras

    Keheningan menjawab pertanyaan Anjani. Bahkan suara ramai di sekitar mendadak menjadi mengecil, menyisakan ruang canggung yang menggantung di udara. Anjani pun langsung merutuk dalam hati. ‘Astaga, bodohnya kamu, Janiii!’ Tapi, seperti biasa, Aland punya caranya sendiri untuk mencairkan suasana. “Kamu tahu ‘kan aku sama Pras kemarin habis berantem. Dia pasti males banget ketemu aku sekarang,” ucapnya dengan nada santai. Lalu pria itu mengerucutkan bibir. “Lagipula pacar ada di depan mata, malah bertanya soal pria lain. Kamu sengaja mau bikin aku cemburu?” Aland tahu itu terdengar konyol, tapi dia pikir Pras harus berterima kasih karena dia bersedia menjadi kambing hitam dadakan. Namun, siapa sangka Aruna malah terkekeh. Dia merasa terhibur atas aksi konyol Aland. “Tau tuh ... Jani. Om Al kalau cemburu beneran, mirip beruang yang lagi mengejar mangsanya. Jadi hati-hati aja.” Aruna malah gemas ingin menakut-nakuti. Dia merasa bersyukur karena dikelilingi oleh orang-orang yang hang

  • Pesona Presdir Posesif   Kepulangan Aruna dan Anjani

    Suasana bandara pagi itu jauh lebih ramai dari biasanya. Kerumunan gadis remaja dan awak media tampak bercampur. Hampir setiap dari mereka mengacungkan ponsel dan kamera profesional untuk bersiap memotret.Melihat itu, Anjani yang tengah berjalan di sebelah Aruna menyeletuk santai, “Runa … mereka nggak mungkin lagi menyambut kepulangan kita, ‘kan?”Aruna hanya terkekeh pelan lalu menggelengkan kepala. “Kayaknya ada selebriti yang baru landing.”Gadis itu sama sekali tak tertarik mencari tahu. Pikirannya saat ini dipenuhi oleh sosok yang bahkan sejak malam tadi belum juga memberikan kabar. Ya, kekasihnya … Pras. Pesan-pesan Aruna hanya dibaca, tanpa dibalas. Terakhir dini hari saat Aruna mencoba menghubungi Pras, ponselnya berakhir tidak aktif.‘Kak Pras keterlaluan! Awas saja, aku nggak akan maafkan dia segampang itu,’ batinnya berteriak.Sementara Aruna melamun, Anjani tetap sibuk memperhatikan sekelilingnya sambil menyeret koper besar. Tiba-tiba dia menepuk lengan Aruna cukup keras

  • Pesona Presdir Posesif   Negosiasi Kencan

    Melihat wajah Diana yang memerah seperti tomat, Garvi tidak bisa menahan senyum kecilnya. “Jangan terlalu tegang. Rileks saja,” ujarnya pelan. Lalu tanpa banyak peringatan, dia mencondongkan tubuh, dan mendaratkan kecupan singkat di pipi kiri Diana. Rileks, apanya?! Mata Diana membola. Dia bahkan belum sempat memprotes ketika tiba-tiba ibu jari Garvi mengusap sudut bibirnya yang masih terasa hangat. Sentuhan itu terasa lembut, membuat detak jantung Diana kembali tak karuan. “Aku terbawa suasana ... maaf.” Refleks, Diana langsung menepis tangan Garvi dari bibirnya. Dia berdeham, berusaha keras mengatur napas dan menata ekspresi wajahnya agar terlihat biasa saja. “O–oke,” gumamnya pelan. Itu semua bisa dimaklumi, karena sejujurnya Diana juga terbawa suasana. Tapi, masalahnya kenapa Garvi harus meminta maaf segala?! Ditambah pria itu terang-terangan masih menatapnya. Diana merasa gila hanya dengan ditatap seintens itu. “Aku sudah memberikan jawabanku. Jadi, kamu bisa pergi, Garvi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status