Semua Bab Ketika Pewaris Jatuh Cinta: Bab 41 - Bab 50
227 Bab
[40] Ketika Vero Mau Pergi
Bugh! Ray membiarkan dirinya terduduk di atas lantai. Ia mengadah, mengerjapkan mata tanpa mau repot-repot berdiri. Ray sudah sangat hafal segala pergerakan Ditto. Jika ia bangkit, laki-laki itu pasti akan kembali melayangkan bogem mentah. Sungguh pengendalian diri yang buruk di usia mereka yang tidak lagi muda. “Dit.. Apa sih dateng-dateng main pukul.” Amuk Jingga. “Husodo itu lagi deketin kamu, Jing!” Plak!! Ray meringis saat kepala Ditto mendapat pukulan dari Jingga. Salah pria itu sendiri. Sudah tahu sahabatnya tak suka dipanggil dengan penggalan kata yang menurut Jingga aneh, malah terus dilanjutkan sampai dua puluh tahunan menikah. “Aku bukan anjing Ditto!” sentak Jingga, “lagian Husodo itu,” Jingga menunjuk keberadaan Ray, “adik ipar kamu. Mellia bagian keluarga mereka sekarang.” Hardiknya keras ingin menyadarkan Ditto. Setelah anak pertama mereka lupa jalan pulang, suaminya hilang ingatan. “Kok kamu jadi belain Ray sih?! Mels diusir mereka Jingga.” Ngotot Ditto. Selain
Baca selengkapnya
[41] You can do it, Ver!
Stefany terjaga. Ia melirik Vero sebelum meraih ponsel di atas nakas. Pukul sebelas malam. Ia ternyata baru tertidur sekitar dua jam setelah memastikan Vero meminum obatnya. "Baby laper ya?!" Stefany mengusap perutnya. Entah mengapa ia memimpikan Vero memasak nasi goreng babat untuk mereka. Hal yang jelas-jelas mustahil. Untuk bangkit saja Vero tak mampu masalahnya. Stefany berpikir cukup lama sebelum memutuskan turun dari atas ranjang. Ia mulai melangkahkan kakinya, menghampiri Vero. Ya, keduanya tidur terpisah. Untuk memudahkan akses Vero, pria itu tetap berada di atas brankar yang Ray beli. Penggerak otomatis yang dapat diatur melalui remot memudahkan mereka jika sewaktu-waktu Vero ingin beranjak. Huft, menikah dengan suami aktif seperti Vero benar-benar menyedihkan. Ia hamil dan suaminya terbang bak burung di lautan. Kepakan sayapnya membentur karang hingga hewan berparuh itu tergelincir lalu karam. Perumpamaan yang sungguh dramatis. Namun tak apa. Demi anak didalam kandu
Baca selengkapnya
[42] Nasi Goreng Pembawa Petaka
“Sit!”Siti melompat. Panggilan juragannya mengagetkannya. Saat ini kan ia sedang berada dalam tugas penting negara. Siti takut jika nyonya besar mereka tahu, wanita itu akan mengamuk karena anak kesayangannya memaksakan sesuatu.“Bukannya udah masak?!” tanya Mellia kala Siti tengah memotong-motong daging yang menurutnya menyerupai handuk berbulu.“Maaf Buk. Siti boleh bohong nggak?! Please!” pintanya mengiba. Ia tak mungkin mengkhianati Adennya. Selain dibayar, ia harus loyal pada sang pemberi perintah. Pekerjaannya bisa dipertanyakan nanti ketika pengambilan gaji dan raport penilaian di akhir bulan.“Kamu nyembunyiin sesuatu ya?!” tuduh Mellia. Mama Vero itu langsung menangkap gestur tak biasa asisten rumah tangga andalannya.“Bapak selingkuh Sit?! Kamu liat dimana?! Supermarket?!” pikirannya menyempit. Apalagi akhir-akhir ini ia sering membuat Ray kesal. Siapa tahu suaminya menyimpan ani-ani dibelakangnya lalu Siti secara tak sengaja berpapasan dengan mereka.“Loh bukan perkara itu
Baca selengkapnya
[43] Ter-Vero-Vero
“Lain kali jangan makan sembarangan. Saya akan resepkan obat, nanti bisa ditebus di apotik terdekat.” Dokter keluarga yang Mellia hubungi bangkit, “kamu jarang sakit setelah dewasa, kenapa sekalinya sakit nyampe separah ini Vero?!” kali ini giliran Vero mendapatkan perhatiannya. “Kecelakaan kecil Om,” jawab Vero. Istri saya amankan Om?!” tanyanya karena pria yang ia kenal sejak kecil tersebut tak mengatakan apapun terkait diare yang Stefany alami. “Hal biasa, nggak perlu khawatir. Mommy kamu cuman terlalu panik. As always.” Ujarnya menenangkan Vero. “Saya keluar dulu. Daddy kamu juga mau periksa tadi katanya. Darah tingginya kumat.” Stefany pasrah. Kini tak hanya Vero pasien pesakitan di kamar baru yang mereka tinggali, tapi ia juga. Ia menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya. Bersembunyi dibalik kain untuk meredam rasa malunya atas kejadian memalukan yang ia alami. “Ayang..” “Shut up your mouth, Ver! Lo tahu nggak gue pengen ke Antartika sekarang juga!” “Mau ngapain, Ayang?!
Baca selengkapnya
[44] Serangan Suster Maria
"Pegangan leher Daddy!" Pinta Ray. Laki-laki itu menyematkan tangannya dipinggang sang putra, "Daddy hitung ya. Kamu tarik sama buang nafas abis itu Daddy angkat." Pada angka ketiga, Ray menggendong tubuh Vero. Ia bergerak perlahan, berhati-hati agar tak menyakiti anak kesayangannya. Tidak sia-sia Ray menyempatkan berolahraga di gym pribadinya. Setiap malam ia juga beraktivitas yang membuat keringatnya mengucur bersama sang istri. Staminanya masih sekuat dulu. Ray sama sekali tak terlihat kewalahan meski bobot Vero dapat dikatakan tak ringan. Putranya sudah sangat dewasa, tapi bagi Ray Vero masih si kecil yang ia temui kali pertama di supermarket dulu. "Dad.. Telepon ambulans aja." Ujar Mellia, menyarankan agar ambulans datang membawa serta brankar Vero. Mellia tak tega melihat anaknya tersiksa menahan sakit. Belum lagi suaminya yang tak lagi muda. "Vero perlu gerak juga Mel." Sahut Ray, tak setuju. "Waktu itu bisa duduk kan, masakin Stefany?!" dan Vero mengangguk, membenarkan pe
Baca selengkapnya
[45] Vero Pastikan, Maria Menyesal!
Ray memutar roda kemudi ketika mendengar suara kepanikan Mellia dari speaker mobil yang terhubung dengan panggilan diponselnya. “Mell tetap disana. Temani Stefany. Tinggalkan Suster itu biar jadi urusan pihak keamanan!” peringat Ray. Daddy Vero itu sangat mengenal perangai istrinya. Terakhir Mellia hampir membunuh seseorang karena kekesalannya. Tenaganya seolah tak habis untuk melampiaskan kemarahannya pada sosok yang dianggap merusak hubungan harmonis mereka. “Aku sama Vero on the way rumah sakit. Kamu tunggu kami!” Sepuluh meter lagi mereka akan mencapai gerbang rumah dan Ray mencari tikungan untuk kembali menuju tempat yang beberapa jam lalu mereka tinggalkan. “Daddy istri Vero.” Perkara kursi roda tak lagi membuat Vero hampir meregang nyawa. Ada kabar lebih mendebarkan alih-alih sebuah alat penghantar kerusakan yang pernah menimpanya. “Kenapa Stef harus operasi Daddy?!” terakhir mereka berjumpa, Vero yakin Stefany masih baik-baik saja. Wanita itu bahkan mengomel karena d
Baca selengkapnya
[46] Abang Like Gonjang Ganjing!
Kepulan asap mengudara dari sebuah cangkir yang beberapa menit lalu diletakan oleh pramusaji. Vero menatapnya intens, sedang pria yang membawanya, terlihat begitu menikmati sajian sederhana yang mereka pesan. Mari saksikan seberapa besar nilai kepekaan sahabat laknatnya. Vero memiliki firasat, namun setiap manusia tentu memiliki sifat yang tidak tertebak. Justine melirik Vero dengan bola mata sedikit terangkat. ‘Tin-Tin gue yakin banget lo pasti mau suapin kopi ke mulut gue,’ batin Vero. Hatinya meledak, meyakini jika Justine terlahir sebagai kepompong sejatinya. Mereka adalah ulat bulu yang siap bertransformasi menjadi kupu-kupu cantik bersama-sama. Definisi persahabatan sesimple itu bukan?! Come on Just. Gue nunggu Lo ngemeng. “Ver..” ‘Yash! Dia udah naroh cangkirnya lagi.’ “Minum, Anjir! Udah gue beliin jugak! Wah nggak menghargai jerih payah gue lo! Hutang bini ini duitnya!” Ekspektasi yang terlalu tinggi. Harusnya Vero tak berangan dan langsung saja memberi perintah. “
Baca selengkapnya
[47] Wanita Munapuck!
“Daddy, Abang mau pipis.” Ray di karpet menghentikan jari-jarinya dari atas keyboard laptop. “Lima menit bisa nunggu, Bang?! Daddy tanggung.” Balas Ray yang langsung mendapat pelototan maut dari Mellia. Ray mau tak mau, mengalah. Ia harus meminimalisir adanya pembakaran gedung. “Daddy yang bener aja dong! Abang bisa ngompol.” Vallery di sofa bersuara. Gadis yang tengah mengerjakan tugas sekolahnya tersebut ikut terseret pada arus pertikaian receh keluarganya. Malam ini ia tak dapat menikmati empuknya ranjang di kamarnya. “Biar aku aja yang anter Ver.” “Ayang!” cegah Vero, “kamu kan lagi sakit. Ribet banget kalau bawa-bawa tiang infus ke kamar mandi. Guna mereka memang ini, Ayang.” Ucapnya memperjelas fungsi kedua orang tuanya. Vero menepuk-nepuk pelan punggung tangan Stefany. “Tenang-tenang. Jangan banyak pikiran ya, Ayang. Kepalanya nanti pusing lagi.” Peringat Vero sok dewasa. Ia lantas memerintahkan Daddynya agar segera membantunya masuk ke dalam kamar mandi. “Perlu Daddy amb
Baca selengkapnya
[48] Menanggung Buah Perbuatan
Kabar mengenai perilaku menyimpang salah satu tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darmawan menyebar cepat. Beritanya dimuat di beberapa surat kabar. Entah berhembus dari mana, wajah pelaku dan lemahnya keamanan pihak rumah sakit diperbincangkan netizen Indonesia. Manajemen dinilai lalai, terlebih motif serangan belum diungkap media manapun. “Saya Prakarsa Darmawan.” “Saya tahu, Om,” cibir Vero. Ia jelas mengenal kakek Justine dari pihak ayahnya itu. Kebesaran namanya sebagai pengusaha cukup mengharumkan dan menambah pundi-pundi aset keluarga Darmawan. Pria tersebut kabarnya hanya menggeluti bagian pemasaran dan manajemen rumah sakit. Gelar dokternya telah lama digantung. Setidaknya hanya sedikit informasi yang dapat Vero ulik. Mereka berbeda generasi. Arsa membenarkan posisi duduknya. Seharusnya ia tak menemui sahabat keponakannya. Tapi di ruang perawatan, ia tak menemukan manusia selain pasien, Vero dan satu asisten rumah tangga pria itu. “Mengenai cuita media. Apakah saya boleh m
Baca selengkapnya
[49] Jedduaaar!!
Mellia menghilang. Satu hari penuh wanita yang melahirkan Vero itu tak tampak di rumah sakit. Hal ini membuat Vero curiga akan hubungan kedua orang tuanya. Meski suka memancing keributan mereka, Vero tentu tak ingin Ray dan Mellia melalui masa yang buruk dalam pernikahan mereka. Terlebih ia sendiri kini telah memiliki istri. Vero tahu betapa menyiksanya memiliki keretakan. Anehnya, Daddy-nya bertingkah sangat santai. Pria itu datang, menemani ia dan Stefany tanpa merasa cemas pada sang ibu. “Daddy, Mommy dimana?!” bukan Vero, anak itu terlalu sibuk dengan pikirannya hingga tak melakukan aksi. “Pergi Stef.” “Kemana Dad?!” tanya Stefany penasaran. Sebelum konferensi pers yang digelar pihak rumah sakit, Stefany masih melihat ibu mertuanya. "Daddy sama Mommy masih berantem ya soal Tante itu?!" Ray menggelengkan kepala. Sejak mengamuknya sang istri, ia telah mengambil tindakan penting sesuai instruksi Papinya. "Udah baikan kok." jawab Ray sembari membaca beberapa email masuk diponsel
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
23
DMCA.com Protection Status