Nakula pulang terlalu larut malam itu. Begitu sampai di rumah, Pak Janu menyambutnya dengan senyum menenangkan. “Tuan, saya kira Anda tidak akan pulang malam ini.”“Hari yang sibuk, Pak. Tapi saya harus pulang karena Gemi sedang sakit.” Setelah membiarkan pelayan melepaskan jas dan sepatunya, Nakula jelalatan ke sana kemari seperti mencari sesuatu. “Istri saya sudah pulang, kan?”“Tentu sudah, Tuan. Kami sudah menawarinya makan malam, tapi katanya beliau tidak mau makan bila Tuan belum pulang.”“Astaga, anak itu.” Nakula melonggarkan dasi di kerahnya dan melangkah pergi mendahului Pak Janu, selagi lengannya terangkat melayangkan pesan sebelum menghilang di balik lorong. “Panggil Gemi untuk makan. Saya akan menyusul setengah jam lagi.”“Baik, Tuan.” Tanpa diketahui Nakula, Pak Janu tersenyum sambil menggelengkan kepala. Dia menatap salah satu pelayan rumah yang sedang membereskan sepatu Nakula lalu berkata, “Semakin lama mereka semakin akrab.” -oOo-Di meja makan, berbagai macam men
Last Updated : 2025-09-25 Read more