“Gemi, Gemi. Sudah saya kira, kita berdua akan diusir oleh adikmu itu,” ujar Nakula di dalam sebuah kafe kecil pinggiran kota, satu jam setelah mereka menelan pahit karena diusir oleh Tiara, sang pemilik restoran. Gemi yang mengaduk-ngaduk minumannya, hanya menjawab, “Senggaknya aku puas udah bikin dia marah besar.”“Lagi pula tumben kamu mengajak saya mampir ke restoran keluargamu. Saya kira, kamu sudah enggak mau berurusan dengan bisnis mereka semenjak ditendang keluar oleh keluarga sendiri.”“Ih, kapan aku bilang begitu? Seingatku, aku pernah bilang ke kamu kalau aku nggak akan menyerah atas hakku yang sudah diambil. Kalau ada cara untuk mengembalkan warisanku sekarang, aku akan berikan seluruh apa yang kupunya hanya untuk mendapatkan kembali restoranku!”Nakula mengangguk, kemudian memegang tangan Gemi yang terhampar di atas meja. “Kamu memang wanita kuat yang nggak kenal menyerah, Gemi.” Gemi tersenyum, walau sebenarnya hatinya kurang mood. Mendadak dia teringat lagi dengan se
Dernière mise à jour : 2025-09-28 Read More