All Chapters of Jeratan Hubungan Tanpa Status: Chapter 41 - Chapter 50
310 Chapters
Bab 0041
Yuna terkejut melihat ke arahnya, "Nggak, kenapa?"Dengan segera sekretaris itu memperlihatkan foto dari grup perusahaan pada Yuna."Sebuah foto yang begitu intim antara kamu dengan seorang pria dikirim ke dalam grup dan sekarang semua orang di perusahaan tahu, kalau kamu punya pacar anak orang kaya."Yuna melirik foto itu, hatinya yang tegang seketika tenang.Untungnya foto itu tidak terlalu jelas, kalau tidak, Yuna tidak tahu akan terjadi masalah seperti apa nanti.Yuna tidak menjelaskan, hanya tersenyum ke arah sekretaris itu, "Masih ada data yang kurang dari informasi yang kita butuhkan nanti, bisakah kamu membantuku?"Yuna sibuk sepanjang hari, akhirnya sebelum rapat dimulai seluruh data sudah dipersiapkan.Baru saja Yuna masuk ruang pertemuan, dia melihat Qirana duduk di kursinya, melihat ke arah Yuna dengan suatu maksud."Bu Yuna, kudengar kamu sedang jatuh cinta, dengan seorang anak orang kaya, selamat untukmu."Entah berita itu benar atau tidak, Qirana akan minta seseorang men
Read more
Bab 0042
Ternyata Wano tahu ibunya hampir membunuh ayahnya, hanya saja tidak memberi tahu Yuna.Wano memainkan peran di hadapan ayahnya, bukan karena merasa bersalah pada Yuna, tapi untuk menebus kesalahan ibunya.Bagaimanapun juga, jika ayah Yuna benar-benar mati, Vina akan menanggung hukuman.Seluruh tubuh Yuna merasakan hawa dingin.Semua kebaikan yang akan Yuna tunjukkan pada Wano beberapa hari ini, menghilang seiring perkataan itu.Yuna tersenyum mengejek dirinya sendiri, kemudian berbalik ke ruangannya membawa dokumen di tangannya.Baru saja Yuna sampai, dia mendengar Listi berbicara dengan nada yang aneh, "Kamu sudah berhasil mendapatkan Pak Wano, apa masih perlu aku mengembalikan uangmu?"Yuna segera tersadar dari keadaannya.Yuna mencibir dan berkata, "Kalau kamu nggak mau bayar, kita bisa bertemu langsung di pengadilan.""Yuna, kamu kejam! Berikan aku nomor rekeningmu, aku akan mengirimkannya padamu."Listi mengirimkan uang pada Yuna dan berkata dengan kasar, "Yuna, sebentar lagi hari
Read more
Bab 0043
Namun, Yuna tidak merasa sakit sama sekali.Xena sampai melihat tetesan darah yang mengalir dari telapak tangan Yuna."Yuna, lepas!"Seluruh tubuh Yuna bergetar, semakin Xena mendorongnya, justru semakin erat cengkeraman Yuna.Xena hanya dapat membujuknya dengan lembut, "Yuna, patuhlah. Lepaskan tanganmu. Aku pasti dapat membantumu memenangkan kasus ini meskipun nggak ada video itu."Rupanya, saat Yuna sudah mulai melepaskan tangannya, peniti itu sudah menusuk jauh sampai ke daging.Hati Xena merasa kasihan melihat Yuna seperti ini.Dia mengeluarkan tisu dari sakunya dan berkata lirih, "Tahan sedikit, aku akan mencabut peniti itu."Tidak peduli saat peniti itu dicabut atau pun saat diolesi obat, Yuna benar-benar tidak bersuara sedikit pun.Seperti sudah kebal.Setelah Xena selesai membalut lukanya, dia mendengar Yuna berkata, "Kak, aku ingin minum anggur."Di sisi lain.Wano diundang oleh beberapa temannya untuk minum-minum dulu setelah pulang kerja.Tepat lewat jam sepuluh malam, ada
Read more
Bab 0044
Yuna menampar wajah Wano.Meskipun tidak terlalu kuat, tapi tetap saja Wano tersinggung.Siapakah Wano? Dia adalah tokoh yang menempati posisi puncak paling tinggi di Kota Burma. Dia adalah orang yang tidak berani diusik oleh siapa pun. Tuan muda Keluarga Lasegaf yang tegas dan kejam.Jangankan ditampar, mengatakan sesuatu yang tidak enak didengar di hadapannya secara langsung saja akan berujung pada bencana.Bahkan, Yanuar saja sekarang mengkhawatirkan Yuna.Dia menarik Wano dan mencoba untuk membujuknya."Wano, Yuna sudah minum terlalu banyak. Jangan perhitungan dengan orang mabuk. Ayo, jalan. Aku akan minta tolong orang untuk membawamu pulang."Dia menarik Wano berjalan keluar sambil berbicara.Namun, Wano langsung menolaknya.Wano menatap Yuna dengan wajah muram.Xena yang melihat raut wajah Wano seperti itu segera membawa Yuna berlindung dibalik tubuhnya."Pak Wano, Yuna sudah minum terlalu banyak sehingga sampai menyinggung Anda. Saya mewakili Yuna untuk meminta maaf pada Anda."
Read more
Bab 0045
Ciuman Wano memang singkat, tetapi menegaskan kepemilikan yang sangat jelas.Dia menggigit bibir Yuna dengan lembut dan berkata dengan tak masuk akal, "Oke, pulanglah bersamaku!"Selanjutnya, dia membungkuk sambil memeluk Yuna erat dalam dekapannya, dia menatap Xena dengan senyuman di wajahnya, "Apa sekarang kamu tahu kalau dia adalah kekasihku?"Setelah mengatakannya, tanpa menunggu reaksi Xena, dia melangkah ke luar.Yanuar tercengang.Pria berengsek ini benar-benar bertingkah tidak pantas. Dia seakan-akan tengah merendahkan harga diri orang lain.Yanuar seolah-olah terpikirkan sesuatu yang amat mengejutkan.Dia menepuk bahu Xena, lalu berkata sambil tersenyum, "Pak Xena, terkadang kesempatan hanya akan datang sekali dalam seumur hidup.""Beberapa orang terkadang nggak sadar kalau mereka lagi jatuh cinta. Ketika menyadarinya, ternyata rasa cinta mereka sudah terlanjur sangat dalam."Setelah mengatakannya, dia bersiul dan pergi dengan santai.Xena ditinggalkan sendirian dengan wajah m
Read more
Bab 0046
Yuna tak bertemu Wano selama beberapa hari karena dia harus ke luar negeri untuk urusan bisnis. Selama di luar negeri, Wano ditemani Qirana.Setiap hari, Qirana membagikan foto-fotonya di grup perusahaan.Ada sosok Wano dalam setiap fotonya.Tak lama kemudian, desas-desus tentang hubungan asmara antara Sekretaris Yuna dan sang presdir hancur tanpa jejak. Sebaliknya, kabar baik keberhasilan hubungan antara sang presdir dengan pujaan hatinya menjadi santer terdengar.Seseorang bahkan sengaja bertanya langsung pada Vina, tetapi dia tak menyangkal atau pun mengakuinya.Yuna tak menghiraukannya, dia hanya menertawakannya sebagai gosip belaka.Kisahnya dengan Wano seharusnya sudah berakhir sejak lama.Ponsel di atas meja berdering.Telepon itu berasal dari mantan sekretaris utama, Shinta Tanujaya. Yuna pun segera menjawabnya."Halo, Kak Shinta.""Yuna, masih di kantor ya? Mendingan kamu datang lebih awal, jangan sampai terlambat, ya.""Aku akan segera datang. Tunggu aku, ya."Shinta adalah m
Read more
Bab 0047
Seharusnya, kini dia bisa mendengarkan detak jantung janinnya, 'kan?Mata Yuna semakin berkaca-kaca ketika mengenang semua itu.Dia duduk di samping tempat tidur sambil menggenggam tangan mungil bayi itu dengan penuh perhatian memandanginya.Saking fokusnya, dia tak menyadari ada orang lain yang masuk.Qirana melihat anak itu, lalu beralih menatap Yuna. Lalu, dia berkata sambil tersenyum, "Bayinya lucu sekali. Bu Yuna juga sangat menyukai anak-anak, ya?"Yuna bahkan enggan mendongak, dia hanya menjawab dengan acuh tak acuh, "Suka atau nggak, itu bukan urusanmu.""Kenapa bilang begitu? Bagaimana pun juga, kamu akan mengandung anak yang nantinya akan kuasuh. Kamu memang ibu kandungnya, tapi aku akan menjadi ibu angkat sekaligus satu-satunya ibu yang sah secara hukum untuknya. Apa Bu Yuna nggak tahu?"Yuna terkejut dan langsung mendongak. Dia menatap Qirana dengan tajam, "Apa maksudmu?"Qirana tersenyum ceria, "Pernah nggak sih kamu berpikir? Kak Wano sebenarnya nggak mencintaimu, tapi ke
Read more
Bab 0048
Yuna sangat marah mendengar Wano membicarakan bayinya.Dia mendorong Wano menjauh dengan kekuatan yang datang secara tiba-tiba.Yuna mundur beberapa langkah dengan senyum pahit yang menghiasi wajahnya."Pak Wano, kamu salah orang. Orang yang kamu cintai ada di atas sana. Kalau mau punya anak, datang saja padanya. Sekalipun harus mati, aku nggak akan memberimu anak!"Setelah mengatakanya, dia berjalan menuju taman belakang tanpa menoleh lagi.Konyol sekali!Apa dia dan Qirana memang bersekongkol untuk menindasnya?Yang satu memberitahunya bahwa dirinya hanya sebatas rahim pengganti, sementara yang lain mendesaknya untuk segera memiliki anak."Wano, kamu memang bajingan!" kutuk Yuna"Semua yang terjadi antara kamu dan wanita berengsekmu itu bukanlah urusanku!" tambahnya.Dia duduk di tepi kolam sendirian, meresapi lukanya dalam diam.Masa lalunya dengan Wano terus berputar dalam benaknya.Saat dia mengutuk Wano dan melempar batu ke dalam air, tiba-tiba terdengar suara Qirana dari belakan
Read more
Bab 0049
Yuna perlahan-lahan menutup matanya.Kesadarannya kian menghilang ketika tubuhnya semakin tenggelam.Beberapa saat kemudian, dia merasa ada seseorang yang memeluknya erat.Dia juga merasa ada seseorang yang memberinya oksigen di dalam air.Perlahan-lahan, dia membuka matanya dan melihat wajah tampan Wano yang penuh kekhawatiran dan ketakutan.Yuna bahkan tak mampu menertawakan dirinya sendiri.Kesadarannya perlahan-lahan memudar.Wano menangkup wajahnya dan terus memberikan napas buatan sambil menepuk-nepuk wajahnya dengan lembut.Namun, semuanya sia-sia.Dia mencoba menarik Yuna ke permukaan danau, tetapi kaki Yuna terjebak lumpur di dasar danau.Kedua tubuh itu sepenuhnya terperangkap dalam lumpur sehingga kesulitan untuk menuju permukaan.Wano memandang Yuna tenggelam semakin dalam, dia pun berusaha meraih tangannya dan mencoba menariknya sekuat mungkin.Hati Wano terus berbisik, 'Yuna, kamu nggak boleh mati! Kalau kamu berani mati, aku akan pergi ke alam baka dan membawamu kembali!
Read more
Bab 0050
Wano duduk di tepi ranjang Yuna. Dia memegang erat tangan Yuna sambil terus menciuminya.Benaknya dipenuhi kata-kata yang diucapkan dokter barusan.Dia hanya tahu bahwa Yuna tak bisa berenang, tetapi tak pernah menyadari bahwa Yuna memiliki fobia air.Sekarang, dia akhirnya sadar mengapa setiap kali mereka berada di kamar mandi, Yuna tidak pernah mau masuk ke dalam bak mandi. Meskipun Wano mencoba berbagai cara untuk menggodanya, tetap saja tak berhasil.Ternyata, ketakutannya pada air sudah separah ini.Wano menatap wajah mungil Yuna yang pucat, lalu berkata pelan dengan parau."Yuna, berapa banyak hal lagi yang nggak aku ketahui?"Wano tidak tahu tentang trauma yang dia alami tujuh tahun lalu. Dia juga tak menyadari bahwa ada seorang pria yang sangat Yuna cintai dalam hatinya.Dia bahkan tak mengerti apakah ada setitik cinta dalam kebaikan yang selama ini Yuna berikan padanya.Wano membelai lembut wajahnya, lalu menunduk dan mencium bibirnya yang dingin."Yuna, aku mau tahu segalanya
Read more
PREV
1
...
34567
...
31
DMCA.com Protection Status