All Chapters of Istriku Tak Menarik Lagi: Chapter 11 - Chapter 20
23 Chapters
bagian 11
Setelah mendengar perkataan Andra soal ayahnya Kia langsung menangis. Andra merasa bersalah karena membuat anak kecil itu kembali mengingat kejadian kemarin. Dia pun mengelus kepala Kia dan memeluknya.“Iya, iya maafin om Andra ya.” Tangisan Kia menarik perhatian pengunjung. Beberapa orang seperti memandang tidak suka karena merasa terganggu, sebagian lain seperti penasaran kenapa Kia menangis keras.Andra meminta maaf lewat isyarat kepada pengunjung yang lain yang merasa terganggu. Kami berusaha mengalihkan perhatiannya agar dia merasa terhibur. Fikri yang melihat Kia menangis juga sepertinya merasa kasihan, dia berbagi video kartun kesayangannya yang ada di hpku. Setelahnya Kia lumayan tenang.Kia awalnya hanya melihat saja tapi sudah mulai terlihat senyumannya kembali saat melihat karakter kuning yang lucu. Mereka tertawa bersama, walaupun masih ada sisa air mata yang menggenang di mata Kia. Beberapa kali aku merasa Kia melihat ke arahku saat aku mengobrol dengan Yuni.Saat Kia mel
Read more
bagian 12
Tidak ada yang salah dengan sebuah keinginan. Asal keinginan itu tidak merugikan orang lain. Menginginkan kebahagiaan seperti yang orang lain miliki tentu saja boleh, tapi bukan dengan merebut sumber kebahagiaan orang itu.***Yuni tengah bersiap untuk berangkat ke kantor. Dia terlihat sedang mencoba beberapa kemeja. Setelah beberapa kali dia mencoba, kemeja putih dan celana panjang hitam dia pilih. Kemeja yang sangat pas di badannya. Dia sengaja membuka satu kancing bagian atasnya, membuat dadanya yang putih dan mulus terlihat.Dia juga berdandan lebih lama dari biasanya. Dia mencoba make-up korean look yang membuat wajahnya terlihat lebih muda. Sempurna. Dia puas dengan hasil pulasannya. Setelah beberapa kali belajar dari youtube akhirnya dia bisa mendapatkan hasil make-up yang dia inginkan. Rambut sepinggangnya yang lurus dia biarkan terurai.Yuni keluar kamar dan pergi ke ruang makan. Di sana ibunya sudah menyiapkan sarapan untuknya. Kia juga sudah duduk dengan segelas susu coklat
Read more
Bagian 13
Mobil Andra berhenti di depan rumah Yuni. “Mau mampir dulu pak?” Yuni menawarkan. “Nggak usah Yun, saya langsung jalan pulang saja ya.” Yuni mengangguk dan tersenyum. Dia mengucapkan terima kasih lalu turun. Dia berlari menuju teras rumahnya.“Om Andlaaa.” Kia sudah di teras dan memanggil Andra. Kia melambaikan tangannya pada Andra sambil tersenyum lebar.“Om Andla sini main.” Kia melambaikan tangan meminta Andra untuk masuk ke rumahnya. Andra hanya tersenyum dan melambaikan tangannya. Tapi Kia merengek pada Yuni, “Mah om Andla suluh masuk, Kia mau main sama om Andla.” Yuni berusaha menjelaskan kalau Andra harus segera pulang.Andra yang melihat Kia hampir menangis akhirnya tidak tega dan memutuskan memarkirkan mobilnya. Dia turun dan berlari masuk ke dalam teras rumah Yuni. “Yey, sini om, masuk ke lumah Kia. Mainan Kia banyak.” Kia menarik tangan Andra memintanya masuk.Yuni mengulas senyum melihatnya. Kia pintar sekali. Yuni mengikuti keduanya memasuki rumah. “Sini om Andla, lihat
Read more
Bagian 14
Andra benar-benar kekenyangan. Rina akan curiga kalau Andra hanya makan sedikit. Selama ini kalau Rina masak cumi saus padang sudah pasti dia akan tambah nasi sampai dua kali. Andra sampai susah bernapas dan hampir muntah. Ini seperti karma untuknya karena berbohong kepada Rina.Andra hanya bisa duduk di sofa berusaha tidak terlalu banyak bergerak karena perutnya sakit. Sedang Rina seperti biasa tiduran memainkan hpnya. Padahal cucian bersih menumpuk di sebelahnya. Jangankan disetrika, dilipat saja belum. Sedang anak-anak mereka sudah sibuk sendiri dengan tontonan televisi.Andra tidak ingin melakukan apapun lagi, dia memutuskan masuk ke kamarnya. Andra masuk ke kamarnya dan mengambil hpnya, dia teringat pesan dari Yuni yang belum dibalasnya. Ada satu pesan belum terbaca dari Yuni.[Pak Andra marah ya?][Nggak kok Yun, maaf baru balas pesanmu. Makasih juga makanannya, masakan ibu kamu enak sekali.] Centang dua abu-abu pertanda pesan sudah terkirim.Triiing[Kirain bapak marah. Oh iya
Read more
Bagian 15
Andra duduk di mejanya. Mulai memeriksa berkas yang kemarin belum dia selesaikan. Yuni mendekat membawa kotak makannya. “Pak Andra.” Yuni mengangkat kotak makannya dan menyerahkannya pada Andra. “Soto ayam kesukaan bapak.”Andra menerimanya. “Dari aromanya kayaknya enak Yun. Makasih ya Yun, sebenarnya nggak perlu repot-repot sih. Tapi udah dibawain ya saya terima,” Andra tertawa. “Saya simpan buat makan siang ya. Saya sudah sarapan.” Yuni mengangguk, “Nanti saya bantu panaskan pak.” Yuni menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya dan tersenyum malu.Andra mengangguk dan menyimpan kotak makan itu di pinggir mejanya. Ada beberapa karyawan yang berbisik-bisik saat melihat Yuni memberikan makanan untuk Andra.Saat jam makan siang, Yuni dan Andra berjalan berdua ke pantry. Yuni membantu Andra memanaskan kuah soto buatan ibunya.“Masak apa mbak Yuni. Eh ada pak Andra juga.” Pak Roni masuk dan melihat Yuni ada di depan kompor.“Manasin bekal pak Roni.” Yuni menjawab.“Kalau pak Andra ngapai
Read more
Bagian 16
Andra dan Yuni saling melihat karena bingung, kenapa dengan ibu Maryam.Andra melihat jam tangannya, “Udah sore Yun, saya pamit dulu ya.” Yuni mengangguk."Om Andra pulang ya,” ucap Andra kepada Kia.Kia cemberut, “Besok main lagi ya?” Andra mengangguk, “Iya kan besok om mau beliin Kia mainan.”Kia tersenyum semakin lebar, “Janji?” katanya sambil mengacungkan jari kelingkingnya. Andra menautkan jari kelingkingnya dan Kia.Andra pulang saat sudah mulai gelap. Lagi-lagi dia melihat rumah berantakan. Fikri dan Reza sedang menonton televisi di ruang depan, sedang Rina tidak terlihat. Mungkin sedang di belakang.“Mama ke mana kak?” Andra duduk dan bertanya pada anak pertamanya. “Nggak tahu, kayaknya tadi ke belakang.”Andra pergi ke belakang untuk mencari istrinya. Dia mendengar suara musik yang lumayan kencang. Rupanya Rina sedang merekam dirinya dan mencoba lipsing lagu yang sedang diputarnya. Dia terlihat gembira saat rekamannya selesai.“Akhirnya jadi juga.” Rina tidak sadar kalau Andr
Read more
Bagian 17
“Yun," Ibu Maryam memanggil Yuni yang sedang senyum-senyum sendiri dengan smartphonenya.“Ya bu.” Yuni bangun dan melihat pada ibunya yang mendudukkan diri di sampingnya. “Kamu sama Andra sebenarnya ada hubungan apa?” tanya bu Maryam.“Yuni belum ada hubungan apa-apa bu sama pak Andra, tapi ibu doain ya semoga sebentar lagi hubungan kami bisa ada peningkatan.” Bu Maryam agak kaget mendengar perkataan Yuni.“Kamu tahu kalau Andra punya istri? Kamu dengar kan tadi dia bilang istrinya ada di rumah.”Yuni mengangguk, “Tahu kok bu. Yuni kenal sama istrinya pak Andra.” Jawaban Yuni semakin membuat bu Maryam heran. Kalau Yuni sudah tahu Andra masih beristri bagaimana bisa dia malah ingin menjalin hubungan dengannya yang masih suami orang.“Yuni, kamu tahu dia punya istri tapi kenapa kamu ingin menjalin hubungan sama Andra.” kata bu Maryam mulai tidak sabar. “Bu, pak Andra itu beda. Dia suami setia nggak kayak mas Arya yang tukang selingkuh.”“Yun, laki-laki setia mana mungkin mau menjalin h
Read more
Bagian 18
“Apa salah aku istirahat sebentar dan bersenang-senang. Cuma karena baju belum dilipat dan lantai kotor sampai segitunya dia marah. Makan mi instan seminggu sekali juga enggak, banyak protes,” Rina mengomel sendirian di dalam kamar.Rina berbaring di ranjangnya dan memainkan hpnya kembali. “Terserah saja besok lagi aku nggak mau masak biar tau rasa.” Dia masih merasa kesal dengan Andra. “Aku bukan perempuan lemah mas, jangan harap aku akan berubah seperti kemauanmu kalau caramu seperti itu.”Terdengar suara pintu dibuka. Rina pura-pura tertidur dan menghadapkan wajahnya ke tembok. Andra melihat Rina dan menghela napas pelan. Bisa dipastikan besok Rina akan memulai sesi ngambeknya lagi. Siapa yang salah siapa yang minta maaf. Sudah harus rela mengalah istrinya pun tak kunjung berubah. Triing[Tidur nyenyak ya pak Andra]Andra tersenyum membuka pesan dari Yuni. Sepertinya dia akan tidur nyenyak kali ini.Seperti perkiraan Andra, Rina marah. Istrinya itu bangun lebih siang dan tetap sa
Read more
Bagian 19
Rina duduk di sofa ruang tamu dengan gelisah. Sudah setengah sembilan malam tapi suaminya belum sampai rumah. Tidak ada notifikasi di hpnya dari suaminya, tapi Rina tidak ingin menghubungi lebih dulu. Dia gengsi karena sedang marah. “Lebih baik aku nonton drakor saja lah dari pada kepikiran mas Andra terus,” kata Rina sambil membaringkan dirinya di sofa. Anak-anaknya sudah tertidur lebih awal. Sepertinya mereka kecapekan karena tadi siang dia mengajak mereka ke playground. Dia sangat suntuk seharian di rumah. Pekerjaan rumah yang banyak dan itu-itu saja membuatnya bosan dan ingin menikmati waktu di luar rumah. Sambil menunggu Fikri dan Reza bermain dia memesan minuman di cafe yang berada di depan playground.Rina asyik bermain hp dan menikmati waktu sendiri. “Rina.” Dewi, temannya Rina terlihat menggandeng anaknya dan mendekat ke arahnya. Mereka heboh sendiri saat bertemu, tidak lupa cipika cipiki. Dewi meminta anaknya untuk bermain di playground bersama Fikri dan Reza, sedangkan De
Read more
Bagian 20
“Ih kok nggak dibales sih sama pak Andra.” Yuni cemberut. Dia merebahkan dirinya di sebelah putrinya masih dengan melihat hpnya. Berharap Andra akan segera membalasnya. "Huh. Pak Andra lagi ngapain sih?" Yuni meletakkan hpnya.Yuni menatap buah hatinya sambil tersenyum. Kia terlihat senang sekali malam itu, tidak berhenti tersenyum karena Andra begitu baik padanya. Yuni mengelus rambut Kia, “Sebentar lagi Kia punya ayah yang sayang sama Kia. Mama janji sama Kia, Kia bakal dapat kasih sayang seorang ayah seperti yang Kia mau selama ini." Yuni mengubah posisi tidurnya menjadi telentang, dia memejamkan matanya dan membukanya kembali. Wajah Andra terbayang di pelupuk matanya. Dia mengusap wajahnya, "Kenapa aku ini." Napasnya terlihat memburu. Yuni seorang wanita biasa. Dia yang sudah menjanda selama tiga tahun tanpa pria disisinya, entah kenapa tiba-tiba malam ini hanya dengan memikirkan Andra membuat dirinya merasa panas.***Rina membuka matanya saat mendengar bunyi berisik dari ara
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status