All Chapters of The Seductive Revenge: Chapter 61 - Chapter 70
154 Chapters
61. Elevator of Love
Mulai bab ini, baik Dexter maupun Jelita akan saling mengeluarkan sisi terburuk mereka. Mohon amankan hati masing2. hehe Bab 21+***"Lepaskan?" bisik Dexter di telinga Jelita, mengulangi ucapan wanita itu. "Bukankah tadi kau bertanya apa posisi yang kuinginkan darimu?" "Aku akan menjadi partnermu di ranjang, Jelita. Kau yang minta, kan? Dan aku menginginkanmu. Sekarang. Di sini," ucapnya dengan suara berat sambil menggigit telinga Jelita.***Salah besar jika Dexter mengira Jelita akan terintimidasi oleh ucapan serta sentuhannya yang sama-sama agresif itu. Ketika Dexter memerangkapnya dari belakang dengan seluruh bagian depan tubuh wanita itu beradu dengan dinding lift yang dingin, Jelita hanya tertawa dalam hati saat menyadari bahwa lelaki itu benar-benar tidak mampu menahan gairahnya. Uh. Dia akan sangat menikmati ini. Dengan kecupan-kecupan lembutnya, bibir Dexter telah menjelajahi seluruh lehe
Read more
62. Wrong Name Ruins Everything
Jelita mengira Dexter akan langsung menyetubuhinya setelah ia berkata begitu, namun ternyata lelaki itu malah memeluknya dengan erat dari belakang."Dexter?" tanya Jelita heran saat lelaki itu masih saja diam dan memeluknya. Tadi Dexter begitu bergairah dan membuat Jelita ikut terbakar dengan rangsangannya, namun kenapa sekarang ketika ia merasa sudah siap untuk tahap intercourse, tiba-tiba saja lelaki itu terdiam?"Kamu pasti sudah tahu bagaimana perasaanku padamu, kan?" ucap Dexter tiba-tiba. Pelukannya mengerat. Napasnya yang panas menerpa puncak kepala Jelita terdengar semakin memberat.'Dia ngomong apa sih?' Jelita membatin kesal. Ia pun akhirnya berusaha melepaskan diri dari pelukan erat itu. Persetan! Dexter telah memancing gairahnya hingga ke ubun-ubun, jadi Jelita tidak akan tinggal diam jika digantung seperti ini. Ia yang akan melanjutkannya jika Dexter enggan!"Lepaskan aku, Dexter!" bentak Jelita geram, sa
Read more
63. Jelita Must Be Crazy
hanya ingin mengingatkan lagi, kalau karakter utama di sini sama sekali bukan tipe cewek yang polos ya. Keknya otaknya otor lagi geser pas ciptain karakter jelita wkwkwkbab 21++***Jelita menyetir mobilnya dengan sedikit mengebut. Hanya sedikit, karena ia tidak mau terjadi apa pun dengan dirinya. Ada dua malaikat kecil di rumah yang masih membutuhkan kehadirannya sebagai seorang ibu.Tujuannya hanya satu. Kevin's Place Bar. Ia harus melampiaskan rasa kesalnya kalau tidak ingin meledak. Benar-benar mengesalkan! Ia tidak menyangka jika Jason Pierce, si Lawyer bule itu memecatnya hanya karena bersikap genit saat berada di dalam kapal Alpha Dream Cruise. Apa ia salah untuk bersenang-senang? Bukankah itu adalah job description yang diberikan CEO Alpha Green untuk semua karyawannya selama berada di dalam kapal seperti pidatonya sebelumnya?? Bersenang-senang??Jelita masih i
Read more
64. After Five Years
Jelita terbangun saat mendengar suara ponselnya yang berdering. Dengan tubuh yang remuk dan mata yang masih mengantuk, ia pun meraihnya dari atas nakas di samping tempat tidurnya."Jangan diangkat," ucap suara berat di sampingnya. "Tidurlah lagi di pelukanku, Baby."Namun Jelita hanya tersenyum dan mengecup singkat pipi lelaki yang baru menghabiskan beberapa jam yang menggairahkan bersama. Ia melepaskan pelukan Theo dan membalikkan tubuh untuk meraih ponselnya, mengabaikan erangan protes partner bercintanya itu.'Jason yang meneleponku?' batin Jelita kaget saat melihat sekilas nama si peneleponnya. Untuk sesaat dia bimbang. 'Untuk apa si bule itu meneleponnya? Apa ada barangku yang tertinggal di kantor ataukah dia belum puas memaki diriku?' Jelita pun teringat kembali dengan perkataan Jason saat ia dipecat.Si bule itu membentaknya. Mata biru lautnya yang cemerlang itu menyorot dengan tajam, seakan ingin men
Read more
65. Hurtful Things
Ruangan itu terlihat seperti kapal yang baru saja dihempas oleh badai dahsyat.Komputer yang dilemparkan ke arah televisi layar lebar yang berada di dinding membuat kedua benda itu pun pecah berserakan, kursi sofa dan meja yang sudah terbalik dengan kakinya yang patah, vas bunga dan pajangan sudah tergeletak dan pecah di atas lantai.Tak ada satu pun barang yang terletak sesuai pada tempatnya, karena semuanya telah rusak atau malah hancur berantakan. Sementara si empunya ruangan, lelaki yang sedang berdiri menghadap ke jendela kaca besar terlihat tidak bergeming, diam dan hanya menatap suasana kota yang gemerlap penuh dengan aneka warna lampu di malam hari. Kedua tangannya mengepal dengan kuat, sebelum bergerak meraih ponsel dari saku untuk menelepon seseorang."Nero?" ucapnya, setelah sambungan teleponnya itu diangkat."Ya, Tuan Dexter? Apa ada yang bisa saya bantu?" sahut suara sopan dan penuh hormat dari seberang telepon.
Read more
66. We Are Lovers
"Dexter! Lepaskan aku!" teriaknya sambil meronta-ronta, namun lelaki itu seakan tidak peduli dan terus membawa Jelita menaiki tangga, lalu berjalan masuk menuju kamarnya di lantai dua.Dexter masuk ke dalam kamarnya dan melemparkan tubuh Jelita ke atas sofa besar yang menghadap ke televisi layar lebar, lalu ia mengunci pintu kamar dan mengantongi kuncinya di saku."Buka bajumu," perintah Dexter, setelah ia kembali menatap Jelita.Jelita menggeretakkan gigi dan mengepalkan tangannya dengan kesal. 'Dexter sialan! Apa dia sekarang mau bercinta denganku? Hah!! Jangan harap! Setelah memancing gairahku, meninggalkanku begitu saja, lalu sekarang tiba-tiba ingin bercinta?? DASAR SINTING!!'"Maaf, tapi hari ini aku sudah sangat puas melakukannya dengan Theo," sahut Jelita angkuh sambil melipat tangannya di dada. "Mungkin besok, Mr. Green. Jika aku masih berminat denganmu," cibirnya.Dexter tertawa sumbang. "Aku tidak juga tidak
Read more
67. Pervert
"Aku tidak one night stand dengannya, Dexter... kami sudah pacaran..."Kalimat sialan itu terus saja terngiang di telinga Dexter tanpa permisi, membuatnya ingin berteriak sekeras-kerasnya dan membenturkan kepalanya ke tembok hingga hancur.Dan memang itu yang Dexter lakukan sekarang, membenturkan kepalanya. Tidak ke tembok, tapi ke meja makan yang terletak di lantai satu apartemennya.Sebotol Johnnie Walker Blue Label yang sudah setengah botol habis berada di sampingnya, bersisian dengan gelas kaca yang kosong. Ia sudah berjanji pada Dionne tidak akan menyentuh alkohol lagi, namun untuk kali ini ia seakan melupakan semuanya karena Jelita. Selalu karena Jelita. Beberapa tahun sebelumnya, Dexter adalah seorang alkoholik. Rasanya sejak Jelita menikah, namun ia tidak terlalu ingat. Yang ia ingat hanyalah rasa sakit yang ia rasakan waktu itu sama persis dengan yang ia rasakan sekarang, dan Dexter melarikan diri ke alkohol
Read more
68. Feels Like Coming Home
Bab 21++***Dexter menepuk sisi bantal di sampingnya. "Tidur dulu di sini, nanti akan kuantarkan kamu pulang.""Berikan dulu kuncinya, dan kamu tidak akan kutendang," desis Jelita geram.Dexter berdiri dan melangkah mendekati Jelita. "Ayo, tendang saja," tantangnya. Jelita pun mengayunkan kakinya untuk menendang, namun ia kalah cepat. Dexter keburu menyambar tubuhnya, menggendongnya, dan membantingnya ke atas kasur. "LEPASKAAAANNN!!" jerit Jelita sambil meronta-ronta dengan kasar dalam dekapan Dexter di ranjang, namun lelaki itu berhasil mengunci semua pergerakannya hingga membuat Jelita tak berkutik. Dexter memeluk tubuh Jelita dari belakang, dan melingkarkan kakinya yang panjang di kaki Jelita untuk meredam tendangan wanita itu."Stop. Aku hanya memintamu untuk diam di sini, Jelita. Aku tidak akan melakukan apa pun. Diamlah," ucap Dexter pelan. Tanpa disadari satu tangannya sudah mengelus rambut
Read more
69. Beautiful Morning With Beautiful Woman
Bab 21++***Jelita membuka matanya perlahan, dan mengerjap-kerjap sesaat sebelum pandangannya tertumbuk pada seraut wajah yang sangat tampan di hadapannya. Ada perasaan campur aduk yang tak Jelita kenali ketika menatap wajah yang sedang tertidur nyenyak itu.Bercinta dengan Dexter lagi setelah sepuluh tahun berlalu, tak pelak membangkitkan kenangan Jelita akan masa remajanya yang penuh warna. 'Seharusnya aku tidak bercinta dengannya,' batin Jelita penuh sesal yang terlambat. Tapi ia tidak bisa memutar balik waktu. Lagipula, Dexter-lah yang memulainya, memanfaatkan Jelita yang sedang tertidur dan memimpikan Zikri. Jelita mengira ia sedang mimpi bercinta dengan suaminya, dan baru menyadari saat Dexter memeluknya ketika mereka sama-sama terhempas oleh gelombang orgasme.Jelita benar-benar kaget ketika mengetahuinya, namun ia pun tak bisa lagi berbuat apa-apa. Tapi entah kenapa hatinya mendadak terasa
Read more
70. What Happens In Bed... Stays In Bed.
Jelita terkesiap kaget saat mendengar suara dan merasakan pelukan erat Dexter dari belakangnya. Ia pun tak tahan dan terkikik geli saat bibir lelaki itu menggelitik lehernya."Kamu masak apa?" tanya Dexter sambil menatap tangan Jelita yang sedang mengaduk panci kecil di depannya, tanpa melepaskan pelukannya di tubuh Jelita."Cuma sup jagung dan sosis bakar," sahut Jelita. "Aku cari yang simpel saja untuk sarapan, jadi.... Dexter! Stop!!" jerit Jelita tiba-tiba saat Dexter menarik ikatan bath robe di pinggangnya. Tak pelak, jubah putih itu pun terbuka dan memperlihatkan bagian depan tubuh Jelita yang tanpa mengenakan pakaian dalam. Dexter membalikkan tubuh wanita itu menghadapnya, lalu tangannya meraih tombol kompor untuk mematikan apinya."Aku lapar!" serunya kasar dan penuh nafsu sambil mengangkat tubuh Jelita ke atas meja dapur. Jelita sampai tidak bisa berkata-kata lagi saat melihat Dexter menurunkan boxernya dan menghujamk
Read more
PREV
1
...
56789
...
16
DMCA.com Protection Status