"Tentu saja Aku sangat merindukanmu Renata, sudah ini sudah malam aku sangat lelah beristirahatlah," Daren mulai merebahkan diri di samping Renata. Melihat suaminya yang tidur lebih dulu, membuat Renata sangat kecewa padahal sudah susah payah dirinya berdandan dengan sangat cantik malah yang di harapkan tidur dulu. Tapi bagi Renata itu tidak masalah, ada banyak waktu untuk meluluhkan hati suami yang sangat dia idam-idamkan selama ini. "Sabar Renata, nanti juga Daren pasti akan patuh seperti para pria lainya. Tak ingin membuat Daren merasa tak nyaman, Renata pun tanpa banyak bicara mulai menyusul dan tidur di samping Daren dengan perasaan yang sudah menggebu-gebu. "Mas, kenapa kamu membelakangi aku? kita kan sudah jadi suami istri, untuk apa kamu malu," goda Renata seraya memeluk Daren dari belakang dengan kedua jemari lentiknya. Jantung Daren berdegup sangat kencang, saat tangan Renata menggerayangi dada bidangnya dengan begitu agresif. Entah kenapa Daren malah tiba-tiba ingat pada
Baca selengkapnya