Jordan mengangguk. Dering ponselnya berbunyi dengan begitu keras. “Sial,” desis Jordan sambari menatap jam tangan mahalnya. Sudah waktunya rapat. “Aku harus pergi.” Jordan menatap Giselle. Kembali mencium Giselle dengan lembut. Lagi-lagi ia harus berperang dengan dirinya lagi. Bibir Giselle benar-benar memabukkan, ia enggan mengakhiri ciumannya. Giselle kuwalahan dengan ciuman Jordan. Ia bahkan harus mendorong dada pria itu menjauh. “Kau harus berangkat Jordan.” “Baiklah,” ucap Jordan seakan tidak rela meninggalkan Giselle. “Kau cantik,” ucap Jordan sebelum bangkit.Giselle segera merapikan kancing kemejanya. Ia masih berada di atas ranjang sambil menatap Jordan yang merapikan pakaian sendiri. Jordan mengusap puncak kepala Giselle. “Istirahat di rumah. Jangan melakukan apapun.” ~~Sudah beberapa jam lamanya tertidur, Giselle memutuskan untuk ke bawah. Meskipun dengan langkah kaki yang tertatih. Giselle berjalan ke arah dapur. Ia berhenti saat melihat salah satu pria yang selama i
Read more