Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa

Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa

Oleh:  Iamyourhappy  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 Peringkat
136Bab
1.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Meski pernikahannya didasari perjodohan, Giselle Adeline berusaha yang terbaik. Sayangnya, sang suami justru menolaknya mentah-mentah, hingga nyaris melakukan KDRT! Untungnya, Noah, sang bodyguard, menyelamatkan Giselle. Pria itu bahkan tidak ragu membahayakan nyawanya sendiri. Tanpa terasa, benih cinta pun muncul di antara keduanya. Hanya saja, Noah mempunyai rahasia yang begitu besar..... Apakah Giselle akan melanjutkan hubungan terlarang mereka kala tahu identitas asli Noah?

Lihat lebih banyak
Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Aulia Salwa
cinta harus berlabuh pada orang yang tepat kan...... cerita nya seru banget.....
2024-03-24 03:54:12
1
user avatar
Anugrah
cerita nya bagus.... semoga rajin up......
2024-03-24 03:20:00
1
user avatar
Allehandra Hill
i..... nangis banget...... suka suka suka suka......
2024-03-24 02:15:47
1
136 Bab
Chapter 1
“Sayang aku muak dengan istrimu. Apa kalian akan terus bersama? Aku ingin bersamamu,” suara seorang wanita berpakaian minim. Tangannya bergelayut manja di lengan seorang pria yang sudah berstatus suami orang. “Jangan kawatir,” balas si pria. Mengecup sekilas bibir berlipstik merah wanitanya. “Aku takut kamu berpaling dariku. Aku takut kamu tergoda dengannya. Pernikahan kalian memang hanyalah sebuah bisnis—tapi bisa saja nanti kamu akan tergoda dengannya dan meninggalkanku.” Si pria terkekeh. Semakin mengeratkan rangkulannya pada pinggang wanita yang hanya menggunakan dress mini berwarna merah terang. “Aku tidak akan tertarik dengannya. Tubuhmu lebih menggoda sayang. Sang wanita tersenyum senang. Puas sekali dengan jawaban sang kekasih. Perlahan ia mendekat. Berlagak seorang jalang yang sangat ahli menggoda. Merayap ke tubuh sang kekasih, tangannya tidak tinggal diam. Membelai inti dari kekasih. “Naomi kau sangat ahli—sayang,” desah pria terdengar. “Yes call my name babe. I want
Baca selengkapnya
Chapter 2
Jordan melempar kakinya yang otomatis juga melempar istrinya menjauh hingga terjatuh di lantai. “Kau menjijikkan. Jangan lagi muncul di hadapanku.” Langkahnya yang angkuh meninggalkan istrinya yang masih terduduk lemas di lantai. Siapapun yang melihat keadaan Giselle pasti sangat mengasahani wanita itu. Sedikitpun tidak pernah mendapatkan perhatian ataupun kasih sayang dari suaminya sendiri. “Apa aku sangat tidak menarik?” lirih Giselle. Di dalam Mansions mewah ini, Giselle tak lebih hanyalah seekor burung di dalam sangkar emas. Menjalani kehidupan sebagai istri Jordan si pengusaha dan pejabat pemerintah yang sukses membuatnya sangat tertekan. Di awasi seluruh mata, dibatasi gerak-geriknya dan dituntut harus sempurna tanpa celah di mata masyarakat. Bagi orang-orang yang melihat, Giselle adalah wanita yang paling beruntung yang menikah dengan pria tampan dan sukses seperti Jordan. Mempunyai kekayaan yang melimpah dan hidup serba kelebihan. Namun, dibalik itu semua ada sebuah pende
Baca selengkapnya
Chapter 3
Sebuah cangkir terjatuh ke lantai. Percikan air teh yang berada di cangkir mengenai dress yang digunakan Giselle. Menoleh pada pelaku. Giselle menampilkan raut datarnya, tidak ada kata maaf untuk pelaku. “Sorry—Giselle tapi aku tidak sengaja,” ucap Xaviera memelas, menampilkan raut sangat meyakinkan jika dirinya memang tidak sengaja. “Oh My Godnees, apa yang terjadi?” tanya seorang wanita yang diikuti oleh pelayan dari belakang. Matanya tertuju pada Giselle. Menatapnya jengah seakan sudah tahu apa lagi yang dilakukan oleh menantunya yang kerap dicap sebagai pembuat onar. “Giselle kau berbuat ulah?” “No—Mom,” tolak Giselle membantah tuduhan mertuanya. “Kak Xaviera menjatuhkan Tehnya dan mengenaiku.” Ia tahu meski berusaha membela diri—mertuanya tidak akan percaya begitu saja padanya. Terlihat dari rautnya yang hanya menghela nafas sembari menggeleng.Xaviera menyatukan kedua tangannya. Giselle sangat hapal, Xaviera sangat pandai berakting—bahkan aktris terkenal saja mungkin kalah de
Baca selengkapnya
Chapter 4
Giselle sedikit tertawa. “Hanya berkumpul dengan temanku yang biasa saja tidak akan membuatmu malu, Jordan. Apakah status sosial selalu menentukan drajat seseorang?” “Berkumpulah dengan orang-orang berpengaruh. Temanmu yang miskin hanya akan mengemis padaku nantinya,” ucap Jordan dengan santai. Wajahnya yang angkuh membuat Giselle sangat muak. “Aku sudah berteman dengan banyak artis, pengusaha dan istri pejabat lain. Apa berkumpul dengan temanku sendiri tidak boleh? Kau sangat keterlaluan—aku hanya ingin berteman dengan orang yang kumau.” “Jika media sampai meliputmu sedang berkumpul dengan orang kampung itu—aku akan menghancurkan mereka. Aku akan benar-benar menghancurkan kehidupan mereka hingga kau yang akan menyesalinya nanti.”Jordan memegang dagu Giselle kasar. “Ingat ucapanku.” Setelah itu melepaskannya dan langsung berbalik pergi. Giselle mengepalkan kedua tangannya. Melirik Noah yang hanya diam saja menatap pertengkaran mereka. Ia menghela nafas kemudian berjalan keluar Ma
Baca selengkapnya
Chapter 5
Hubungan mereka sempat terhenti saat Giselle dijodohkan atau dijual oleh orang tuanya pada Jordan. Mau tidak mau—Giselle harus menerima dirinya harus menikah dengan adik pria yang dicintainya. “I miss you,” bisik Erland. Memojokkan tubuh Giselle ke dinding. Mengurung tubuh mungil itu agar tidak bisa lepas darinya. Giselle hanya pasrah saat lehernya dihisap oleh Erland. Tangannya mengepal ingin segera menghentikan semua ini. Erland kembali menyatukan pangutan bibir mereka. Meski Giselle terdiam tidak membalas permainnya, Erland berusaha menggigit bibir Giselle agar terbuka. Hingga ia berhasil melesak masuk, memperdalam permainnya. “I want you—sweety,” bisik Erland. Menyatukan dahi, Erland tersenyum sembari mengusap pipi Giselle yang memerah. Kemudian beralih mengusap bibir wanita itu yang membengkak akibat perbuatannya. Giselle mendongak. “Aku tidak bisa.” Mencengkram erat gaunnya agar tidak turun. Mengepal sekaras mungkin untuk menyalurkan rasa kecewanya karena melanggar janjinya
Baca selengkapnya
Chapter 6
Hampir menyemburkan kopinya. Melisa melotot seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Giselle. “Apa? kau bilang dia pergi ke Amerika?”“Ya. Dia memang pergi ke Amerika bersama istri dan anaknya. Kau sudah tahu kegiatan rutin keluarga Jordan adalah bertemu 6 bulan sekali untuk makan malam. Meski tinggal di luar negeri harus menyempatkan waktu untuk pulang. Dan ya dia pulang dan menemuiku.”“Jangan bilang kau masih mencintainya?” tebakan Melisa hampir benar. Namun Giselle sudah tidak mencintai pria itu lagi. “Tidak—““Jangan bohong padaku Giselle.” “Baiklah-baiklah, aku hanya sedikit merindukannya. Tapi aku tidak bisa bersamanya lagi.” Melisa menepuk bahu Giselle dengan bangga. Melihat temannya yang bisa mengambil keputusan dengan tegas membuatnya bangga. Giselle yang sekarang jauh lebih berprinsip dari pada dulu. “Aku bangga denganmu. Prinsip untuk tidak menjalin hubungan dengan pria beristri harus terus kau pegang, Giselle. Jangan mau termakan janji manis laki-laki yang
Baca selengkapnya
Chapter 7
“Bukan seperti itu, Nona.” Panik Noah tengah menatap Giselle. Pertama kalinya Noah bertatapan mata dengan majikannya itu. Di bawah sorot lampu yang tidak terlalu terang ini, kecantikan Giselle tidak memudar. Meski rambut acak-acakan, make up yang mulai luntur dan pakaian yang tidak serapi tadi. “Aku hanya bercanda.” Pecah juga tawa Giselle. “Aku tahu—kau tidak mungkin menyukai wanita sepertiku. Aku ini banyak kekurangannya. Aku bukan istri idaman, tidak bisa memasak, cerewet, suka cari ribut, biang masalah, pembawa sial, bar-bar dan apa ya….. kayaknya itu deh.” Giselle hanya tertawa santai saja. Sedangkan Noah tidak suka Giselle yang meredahkan diri seperti itu. “Jangan berpikir seperti itu—Nona. Anda harus percaya diri.” “Aku percaya diri dengan kecantikanku. Tapi selain itu—semuanya 0 %.” “Aku mendengar Nona lulusan kedokteran luar negeri. Nona pasti pintar.” Giselle bertepuk tangan. “Woaah—kau pasti mencari tahu tentangku. Kau ternyata teliti juga.” “Seperti itu.” “Mengenai
Baca selengkapnya
Chapter 8
“Benarkah? Sepertinya bukan karena Diet. Apa kau Stress akhir-akhir ini?” Giselle tersenyum. “Aku tidak punya alasan untuk Stress kak.” Mengambil lengan Jordan dan memeluknya lembut. “Aku punya Jordan yang selalu mendukungku. Aku hanya diet saja. Banyak pemotretan yang menuntutku harus terlihat tetap langsing.” “Oh… baguslah..” balas Xaviera. Seperti biasa, menantu keluarga Parvis memang selalu mencari celah untuk menyerang saudara iparnya sendiri. Kalau bukan Giselle ya Laura. Giselle berdiri. Ijin ke kamar mandi. Setelah berada di dalam toilet. Ia menatap pantulan dirinya sendiri. Sampai kapan terus berada di situasi kepura-puraan ini. Giselle lelah terus diatur layaknya boneka oleh Jordan. Menatap pantulan dirinya di depan cermin. Benar apa yang dikatakan Xaviera, badannya memang terlihat lebih kurus. Karena apa lagi? Stress, terlalu banyak pikiran. Giselle bahkan tidak bisa makan dengan benar saat bersama Jordan. Mengusap beberapa keringat di dahinya. Giselle kembali menyapuk
Baca selengkapnya
Chapter 9
“Tapi itu dulu—aku sudah tidak pernah melakukannya lagi. Jangan paksa aku—kali ini kau benar-benar keterlaluan!” Giselle berdiri dari duduknya. Berjalan ke arah pintu keluar Mansions—namun para pengawal dengan sigap menahannya. Mereka berjajar di depan Giselle dengan kompak. Giselle berdecih, membalikkan badannya. “Apa yang akan kudapat setelah aku melakukannya?” tanya Giselle lantang. Jordan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. “Apa yang kau inginkan? Uang? Aku akan mentransfermu setelah kau pulang.” “Aku ingin cerai.” Tiga kata yang sangat sakral namun sering diucapkan Giselle pada Jordan. Membuat Jordan marah—sudah menjadi kebiasaannya. Jordan mengepalkan tangannya. “Jangan bersikap seolah aku membutuhkanmu. Aku sudah membelimu. Kau tidak berhak meminta lepas dariku.” Mengambil langakh lebih dekat—Jordan menancapkan kukunya ke pergelangan tangan Giselle. “Pergi dan turuti saja perintahku. Aku akan membayarmu—jangan banyak omong dan semakin membuatku marah.” Merasakan peri
Baca selengkapnya
Chapter 10
“Aku baik, bagaimana denganmu, Selena?” sembari membalas pelukan selena.“Aku baik—tapi sebenarnya aku terpaksa mengikuti acara ini,” bisiknya pada Giselle. Giselle tertawa. Ia juga mengangguk pelan. “Me too.” Selena adalah anak dari seorang pengusaha yang katanya tahun ini akan mencalonkan sebagai Wali Kota. Jadi Selena seperti Giselle yang diajukan untuk memperkuat citra baik pada keluarganya. Mungkin sebagian dari relawan komunitas juga bertujuan sama. Tapi Giselle juga tidak menampik ada seseorang yang bergabung memang benar-benar ingin berkontribusi membangun masyarakat di pedesaan. Berjumlah 10, semuanya wanita. Ada tiga yang membawa bodyguard seperti Giselle. Untuk mencapai desa yang dimaksud—mereka menempuh perjalanan 3 jam dengan mobil, dilanjut 1 jam perjalanan menggunakan Motor. Setelah sampai, desa setempat menyambut mereka di sebuah balai desa. Mereka diberi arahan agar lebih mudah tinggal di desa selama satu minggu. Karena Desa yang masih terpencil dan letaknya di ba
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status