All Chapters of Istri sang Kapten yang Tak Diinginkan: Chapter 21 - Chapter 30
115 Chapters
Sentuhan Penuh Damba
Sesuatu yang Oliver berikan, nyatanya membuat Alesha tidak bisa menahan detak jantungnya saat ini. Gadis itu memejamkan kedua matanya erat dengan napas memburu dan dress-nya sudah lolos dari tubuh Alesha. Oliver tak peduli dengan lukanya, dia benar-benar tidak seperti Oliver yang Alesha kenali setiap hari. "Oliver, ya ampun..." Alesha memeluk leher laki-laki itu saat kecupan Oliver berikan di tempat mana pun yang bisa dia jangkau di tubuh indah Alesha. "Aku ingin segera mengambil hakku," bisik Oliver menatap wajah Alesha yang cantik. Rasa gugup menyerang Alesha, ia menggigit ibu jarinya dan menggeleng pelan. "Tapi... Tapi aku tidak berani, aku pernah hampir mati karena ini," lirih Alesha meneteskan air matanya. Kegiatan Oliver terhenti, dia menjauhi wajahnya dari ceruk leher Alesha. Tubuh mereka yang polos, udara hangat menyelimuti, tidak sebanding dengan apa yang barusan Alesha katakan. Dia trauma. Oliver menarik tubuhnya, ia menatap wajah cantik di bawahnya dan mengusap pipi
Read more
Jangan Menggugurkan Bayimu
Hari sudah gelap, Oliver seharian ini berada di rumah dan sibuk di ruangan kerjanya hingga sampai larut malam. Pukul sebelas malam laki-laki itu keluar dari dalam ruangan kerjanya. Oliver menyunggar rambut pirangnya dan melangkah hendak menaiki anak tangga, namun langkahnya terhenti saat melihat Alesha duduk sendirian di ruang makan. "Kau sedang apa sendirian di sini?" Suara Oliver membuat gadis itu mendongak, Oliver tiba-tiba muncul di belakang Alesha yang tengah melamun. "Aku ingin membuat susu cokelat hangat, tapi pinggang dan tubuhku masih sakit, perutku juga tidak nyaman sejak kemarin-kemarin." Wajah Alesha begitu kelelahan, Oliver bediri menatapnya dan menyandarkan tubuhnya di meja makan. Tangannya terulur mengusap pipi putih Alesha. "Diamlah di sini, aku akan membuatkannya untukmu," ujar Oliver. Alesha mengangguk, hatinya merasa senang mendapatkan perhatian dari sang suami. Sampai akhirnya Oliver melangkah ke dapur, diam-diam Alesha mendekat saat melihat laki-laki yang
Read more
Melindungi Istriku
"Akhirnya kau sudah kembali, menantuku! Kapten Oliver!" Dengan bangganya Laksamana Fredrick tersenyum lebar dan menepuk pundak Oliver seraya tertawa puas. Di sana, ada beberapa orang penting di kediaman Laksamana Fredrick. Dan Oliver tidak datang sendirian, ia mengajak Alesha bersamanya pagi ini. "Bagaimana perjalananmu? Aku dengar dari Kapten Lionil, pundak kirimu terluka?" tanya Laksamana Fredrick. "Ya, hanya luka kecil saja, Tuan," jawab Oliver. Tatapan mata Laksamana Fredrick lekat-lekat seolah meminta untuk tidak lagi memanggil dengan sebutan Tuan. "Ada banyak tamu dan rekan bisnisku, Oliver. Jangan memanggilku dengan sebutan Tuan," bisik Laksamana Fredrick pada Oliver. Oliver mengangguk, sementara di sampingnya sejak tadi Alesha berdiri diam dan menundukkan kepalanya saja memeluk lengan Olivier. Sang Ibu, Rena tengah mengobrol dengan istri dari para pejabat militer yang sedang berkunjung ke kediaman Laksamana Fredrick siang ini. "Bergabunglah dengan Ibumu, jangan terus
Read more
Istriku yang Manja
Oliver tak bisa tidur dengan tenang malam ini. Meskipun Alesha nampak lelap di sampingnya. Wanita itu meringkuk memeluk lengannya seperti anak kecil. Oliver berulang kali mencuri kecupan di wajah cantik Alesha. "Istirahatlah, Alesha..." Oliver berucap lirih.Selimut tebal putih tersibak, baru saja ia hendak beranjak. Tangan Alesha bergerak mencengkeram lengannya. "Mau ke mana?" tanya Alesha dengan mata kiyip. "Ada sesuatu yang harus aku urus, istirahatlah sendiri..." Alesha malah terbangun, duduk menggenggam telapak tangan besar Oliver seperti anak perempuan yang hendak ditinggal pergi oleh Ayahnya. Oliver paham betul, wanita cantik ini tidak mau ditinggalkan. "Aku tidak punya penyakit kulit yang menular, kau bisa tidur di sini sepanjang malam. Berbagi ranjang denganku, kita kan sepasang istri dan suami," ujar Alesha menahan.Lucu sekali, ekspresi gadis ini menggemaskan di mata Oliver. Dalam kamar yang gelap dan remang-remang dari cahaya malam, wajah putih Alesha masih begitu b
Read more
Jahil dan Keterlaluan
"Permisi... Nyonya, Tuan, maaf mengganggu!" Suara ketukan pintu kamar yang kencang, sungguh menghancurkan pagi indah Oliver dan Alesha. Kedua mata indah Alesha langsung terbuka, gadis itu mendengarkan Bibi berteriak mengetuk pintu kamarnya. "Bibi," lirih Alesha, dia masih dalam dekapan Oliver. "Wanita tua berisik!" umpat Oliver kesal. "A-ada apa, Bibi?!" pekik Alesha menjerit tanpa bisa melepaskan diri dari dekapan sang suami. "Ada Tuan Thomas di luar, beliau ingin mengambil pesanan bunga, Nyonya!" pekik Bibi dari luar. Saat itu juga Alesha tersentak. Dia baru ingat kalau dirinya membuat janji dengan seorang pembeli bunga. "Ya Tuhan, bagaimana bisa aku lupa!" Alesha merutuki dirinya sendiri. Namun dirinya kini masih terperangkap di dalam dekapan hangat Oliver. Bagaimana bisa Alesha lolos dari laki-laki ini?"Oliver..." "Heemm?" "Tolong lepaskan pelukannya, aku ada janji dengan seorang pembeli bunga. Dia membeli bunga yang sangat banyak dan-""Seorang laki-laki?" Oliver memb
Read more
Bayiku Adalah Hartaku
Pukul delapan malam, Oliver baru saja pulang. Laki-laki itu berjalan masuk ke dalam rumah membawa paper bag di tangannya. Oliver membelikan kue pie untuk Alesha. Dia meminta bawahannya membelikan sebuah makanan manis yang paling disukai oleh Alesha. Namun begitu Oliver masuk ke dalam rumah, ternyata sangat sepi dan tidak ada yang menyambutnya selain Bibi Ruitz. "Mana Alesha... Apa dia sudah tidur?" tanya Oliver melepaskan jaket seragamnya. "Itu Tuan, Nyonya sedang marah." "Marah?" Oliver mengerutkan keningnya dan tersenyum. "Denganku? Soal candaanku pagi tadi?" "Benar sekali Tuan."Oliver menyergah napasnya panjang, ia langsung melangkah menuju lantai dua, namun Bibi Ruitz mengejarnya. "Tuan, Nyonya tidak ingin bertemu dengan Tuan. Nyonya Alesha... I-ingin pisah ranjang." Wanita itu menghadang Oliver. Kening laki-laki itu mengerut, tak suka dengan semua ini, Oliver langsung melewati Bibi Ruitz begitu saja. Ia memutar gagang pintu kamar Alesha dan membukanya. Di sana, Alesha t
Read more
Rintihan Alesha
Alesha berulang kali menghitung uangnya dan memasukkan ke dalam tas dengan wajah gelisah. Setelah Oliver berangkat bekerja, Alesha memutuskan untuk pergi ke rumah sakit mengecek kandungannya. Wanita muda itu duduk sendirian di antara para wanita yang ingin memeriksa kandungannya di rumah sakit. Namun bedanya, hanya Alesha yang tak ditemani oleh siapapun. "Nyonya Alesha? Istri Kapten Oliver, kan?" sapa seorang laki-laki berpakaian perwira yang kini tak sengaja lewat di hadapannya. Wajah Alesha terangkat, dia menatap Hubert yang tengah bersama istrinya. "Oh ya, selamat pagi," sapa Alesha tersenyum manis. "Nyonya Alesha ingin cek kandungan? Wahh... Sudah berapa bulan?" tanya Sonia, istri Hubert yang kebetulan mengenal Alesha. Dengan ragu Alesha mengangguk. "I-iya. Sudah empat bulan." Kedua orang di depannya itu bergeming, pernikahan dan kehamilan itu lebih tua usia kehamilannya. Namun mereka berdua tak terlalu menyeriusi hal itu. Melihat Alesha sendirian, lantas Hubert menoleh k
Read more
Anakmu Adalah Anakku Juga
Dengan napas merintih, wajah berkeringat, Alesha menggenggam tangan Oliver dengan erat. Wanita itu menatap langit-langit dan diam sejak tadi. Oliver mengusap wajah Alesha dengan sapu tangannya, begitu pelan dan perhatian. Bahkan dia tidak beranjak sama sekali, setelah menghubungi Laksamana Fredrick dan mengatakan kondisi Alesha, Oliver diminta menjaga Alesha hingga sang istri benar-benar sembuh. "Enghh..." Alesha menggigit bibir bawahnya dan meringkuk ke arah Oliver. "Perutmu masih sakit, hem?" Oliver mengusap pelipis basah Alesha dengan sapu tangannya. Alesha mengangguk kecil dan menatapi wajah tampan Oliver. Dia tersenyum tipis, jemarinya menyentuh rambut pirang Oliver yang kini tak rapi lagi. "Ka-kau tidak ke pangkalan?" tanya Alesha lirih dan berbisik. "Tidak, aku akan menemanimu di sini. Aku akan menjagamu," bisik Oliver mengecup punggung tangan Alesha dengan lembut. Kedua pipi gadis itu memerah. Perlakuan Oliver sungguh hangat, Alesha merasa dicintai, disayangi, apakah sa
Read more
Mencintai Takdirku
Pagi hujan membasahi bumi, Alesha membuka mata saat Oliver tidak ada di sampingnya. Mungkin suaminya pergi bertugas. Alesha beranjak bangun, ia turun dari atas ranjang dan berjalan mendekati jendela kamar inapnya. Menatap pemandangan pagi, hujan yang turun membawa angin pagi yang sejuk dari arah laut. "Syukurlah nak, kau tidak papa," lirih Alesha menunduk mengusap perutnya. Dress rumah sakit berwarna biru itu, membuat perut Alesha terlihat begitu berisi. Lucu sekali. Alesha menyandarkan kepalanya pada kayu bingkai jendela dan menatap hujan pagi ini. "Kau pasti sekarang sedang tersenyum dan bahagia, kan? Ibu tahu itu... Emm, jangan Ibu, tapi Mami, atau Mommy? Mommy," ucap Alesha terkekeh. Akhir-akhir ini dia sering berbicara sendiri, tapi sesungguhnya Alesha berbicara dengan anaknya yang selalu menemani Alesha dalam segala situasi. "Anak Mommy sedang tidur, kah?" Alesha kembali menunduk dan tersenyum. "Mommy juga senang, sekarang... Adik sekarang punya Ayah. Kapten Oliver sangat
Read more
Memanjakan Istri Cantikku
Alesha berdiri di ambang pintu rumah, pukul enam sore tepat dia menunggu Oliver datang. Setelah pulang dari rumah sakit, Alesha merasa ingin terus bersama suaminya. Tapi memang Tuhan ada di pihaknya, Oliver datang, mobilnya sampai. "Dia pulang," lirih Alesha tersenyum lebar. Laki-laki itu keluar dari dalam mobil, dia menyunggar rambut pirangnya dan menatap Alesha seraya tersenyum miring. "Selamat malam, Nyonya Vorgath?" sapa Oliver berdiri di hadapan Alesha yang berjinjit mengulurkan kedua tangannya. "Kau mau apa, hem?" "Mengecupmu," jawab Alesha tanpa malu-malu. Oliver terkekeh, dia membungkukkan badannya dan membiarkan Alesha mengecup pipinya. Benar kata Lionil, gadis ini akan memberikan segalanya saat Oliver memberikan sedikit saja ruang di hatinya untuk Alesha. Gadis yang baik. "Kau wangi sekali, hem?" Oliver melingkarkan satu tangannya merengkuh pinggang Alesha dan mengecup wajah cantik itu. "Yaa... Bibi membantuku mandi," jawab Alesha terkikik geli. "Sial, harusnya aku
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status