Istri sang Kapten yang Tak Diinginkan

Istri sang Kapten yang Tak Diinginkan

Oleh:  Te Anastasia  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
97Bab
8.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Jangan mengharap apapun dari pernikahan ini, termasuk rasa cinta!" Alesha Alister harus menjalani pernikahan yang diatur oleh Ayahnya. Karena sebuah kejadian yang tak diinginkan terjadi pada Alesha, sang Ayah sengaja menjebak bawahannya untuk menikah dengan Alesha dan mengancam bawahannya tersebut yang tak lain adalah seorang perwira angkatan laut yang hebat, dia adalah Kapten Oliver Vorgath. Satu minggu menikah, Alesha dinyatakan hamil. Pernikahan menjadi semakin rumit saat Oliver tahu Alesha hamil jauh sebelum keduanya menikah, hal ini menyebabkan Oliver semakin membanci Alesha dan membuat hidup Alesha tertekan karena dia terus berusaha menjadi istri yang baik untuk suami yang buruk. Kenyataan bahwa Oliver tidak mencintainya dan terus membuat Alesha memohon perhatiannya. Sampai suatu hari, kejadian menyedihkan terjadi pada Alesha. Peristiwa yang membuat sumpah Alesha menjadi kenyataan. 'Oliver Vorgath, aku bersumpah kau akan bersujud dan memohon cintaku!'

Lihat lebih banyak
Istri sang Kapten yang Tak Diinginkan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
97 Bab
Malam Pertama yang Menyakitkan
"Malam ini adalah malam pertamaku, apa yang harus aku lakukan? Bagaimana ini..." Alesha Alister, gadis cantik puluh dua tahun yang kini duduk menekuk kedua lututnya di atas ranjang kamar dan memeluknya dengan wajah frustrasi, juga perasaan was-was tak menentu. Baru beberapa jam yang lalu ia menyelesaikan acara pernikahan dengan laki-laki pilihan sang Ayah. Lebih tepatnya bawahan Ayahnya, seorang pahlawan kelautan, perwira hebat yang digandrungi banyak wanita karena kehebatannya, dia adalah seorang Kapten Oliver Vorgath. "Tidak, aku tidak boleh takut. Jangan..." Alesha menepuk dadanya berusaha tenang. Bersamaan dengan itu, seorang laki-laki berpakaian stelan seragam putih khas perwira laut lengkap dengan lencana dan dan sarung tangan yang masih terpakai, dia membuka pintu kamar. Perlahan Alesha turun dari atas ranjang, mendekati suaminya. "A-apa semua tamunya sudah pulang?"Alesha mendekati sang suami barunya, laki-laki berkulit putih, pemilik wajah aristokrat, dengan rambut piran
Baca selengkapnya
Kabar Kehamilan Alesha
Satu Minggu Kemudian...Tak terasa pernikahan Alesha dan Oliver berjalan beberapa hari tanpa adanya kebahagiaan sedikitpun di dalamnya.Namun sudah dua hari ini Alesha merepotkan pembantu di rumah Oliver. Seperti pagi ini dia mual-mual dan selalu merasa perutnya bergejolak setiap memakan sesuatu. Alesha mengusap perutnya dan menatap pantulan wajahnya di cermin. "Aku mual lagi dan lagi, Ya Tuhan... Bagaimana ini?" Alesha yang berbaring di atas ranjang, meremas perutnya dengan pelan. Hatinya begitu gelisah dan rasa takutnya semakin besar. "Nyonya, apa Nyonya masih mual?" Suara Bibi, pembantu di rumah Oliver yang begitu perhatian pada Alesha selama dia berada di sini, wanita itu mendekati Alesha yang sudah pucat seperti seorang pasien. "Aku tidak papa Bi," jawab Alesha menyeka keringat dingin di wajahnya. "Tidak perlu menghubungi dokter, aku baik-baik saja." "Tapi Nyonya sangat pucat," ujar Bibi, wanita itu sangat cemas. Pintu kamar tiba-tiba terbuka, nampak Oliver berdiri di amb
Baca selengkapnya
Meminta Perhatianmu
"Kasihan Nyonya, setiap malam tidak pernah ditemani oleh Tuan." "Kalau aku menjadi Nyonya, aku akan pulang. Di sini juga tidak dihargai, kan?!" Langkah kaki Oliver terhenti begitu mendengar gunjingan keras dari dua wanita tukang kebun di rumahnya yang tidak sadar dengan keberadaan Oliver yang berdiri hendak masuk ke dalam rumah.Seperti biasa, dia selalu pulang beberapa hari sekali dan memang tidak pernah ada waktu untuk Alesha, apalagi setelah terjadi keributan dengan Alesha dua hari yang lalu. "Oliver," sapa Alesha, wanita itu berdiri menyambutnya, seperti tak ada masalah apapun. Alesha memberikan senyuman sembari menyambut kepulangannya, dia sungguh berharap Oliver tak lagi marah-marah lagi. Begitu pula dengan Alesha yang berusaha melupakan kemarahan Oliver kemarin dan kembali menjalani perannya sebagai seorang istri. "Kau pasti lelah ya, aku sudah siapkan sa-""Ayo masuk," ajak Oliver, dia menyela ucapan istrinya.Alesha terpaku saat telapak tangan Oliver melingkar di pingga
Baca selengkapnya
Istri Baik dan Suami Buruk
'Aku tidak akan menerima lamaranmu untuk putriku. Kalau kau sudah kaya raya, aku bisa mempertimbangkanmu!' Oliver terdiam merenung teringat akan kata-kata Laksamana Fredrick, Ayah Alesha satu tahun yang lalu. Tepat saat Oliver pertama kali melihat Alesha dan jatuh hati padanya. Laki-laki itu tersenyum miring dan miris. Lamarannya ditolak oleh Fredrick Alister, tapi kini seperti karma yang berputar balik. "Lihatlah sekarang, putrinya bahkan tertidur di atas ranjangku dan mengemis meminta aku mengasihinya." Oliver berucap dingin. Ekor mata birunya melirik Alesha yang tertidur di atas ranjang kamarnya. Wanita itu terlihat sangat lemah, karena dia hamil muda dan tubuhnya yang tak terlalu sehat. Oliver mengulurkan tangannya hendak menyentuh pipi Alesha, namun gerakkannya terhenti di udara. "Kau kah itu? Oliver," lirih Alesha dengan mata sedikit terbuka.Dia terbangun saat merasa ada yang mengawasinya. "Tidurlah," ucap Oliver singkat dan memerintah. "Apa kau sejak tadi menemaniku?"
Baca selengkapnya
Berjuanglah, Alesha
Sepanjang perjalanan menuju kota, Alesha menundukkan kepalanya tanpa ada air mata yang menetes sedikitpun. Dia menekan dirinya untuk tidak menangis. Alesha juga tidak mengatakan sepatah kata pada Oliver hingga mereka sampai di tempat tujuan. "Ayo turun," ajak Oliver turun lebih dulu. Wanita itu mengangguk patuh. Alesha melihat gedung markas yang megah dengan beberapa patung di depannya dan bendera angkatan laut yang berkibar. Oliver mengulurkan tangannya pada Alesha. Ditatapnya dingin telapak tangan Oliver, air matanya ingin menetes tiba-tiba. "Ck! Kau ingin aku tinggal di sini?!" Oliver memperhatikan Alesha. "Tahu begini aku tak akan ikut," ucap Alesha dengan penuh kekecewaan.Sudut bibir Oliver terangkat, dia melirik Alesha yang menggenggam tangannya. "Bukankah kau sendiri yang bilang tak masalah bagiku melanjutkan hubungan dengan Susan?"Alesha kembali menyeka air matanya. Di depan gedung markas, dia bisa melihat sang Ayah yang tengah berdiri di sana menatapnya. Saat mendek
Baca selengkapnya
Perasaan yang Tersembunyi Lama
"Istri yang baik untuk Oliver, dia ingin tahu sejauh mana aku bertahan." Alesha tersenyum tipis mengucapkannya. Gadis itu tak kunjung bisa tidur, Alesha terus kepikiran dengan kata-kata Oliver yang membuatnya tak tenang. "Aku harus mulai dari mana? Dia membenciku," lirih Alesha lagi, dia menggigit jemarinya cemas. Kembali Alesha terbangun, dia berjalan keluar dari dalam kamar. Langkahnya mengantarkan Alesha ke lantai satu, ia melihat Oliver yang berbaring di sofa seorang diri. Alesha terdiam menatapnya, dia berjalan tanpa suara mendekat dan sedikit membungkukkan badannya ingin menyentuh kening Oliver. 'Aku pikir dia akan tidur di tempat kekasihnya, tapi mungkin malam ini Oliver akan tidur di rumah.' Senyuman Alesha mengambang, wanita itu melangkah masuk ke dalam kamar di lantai satu. Dengan sengaja Oliver kembali membuka mata dan menatap punggung gadis itu, dia berpikir apakah yang akan Alesha lakukan. Sampai akhirnya Alesha kembali, dan Oliver kembali menutup mata. Ternyata g
Baca selengkapnya
Tidur Bersamaku, Istriku
"Malam ini musim dingin pertama tahun ini, aku ingin membelikan hadiah untuk istriku. Bagaimana denganmu, Kapten Oliver?" Seruan itu terucap dari bibir rekan Oliver, dia adalah Laverd. Yang kini berjalan berjajar di samping Oliver begitu mereka keluar dari dalam markas. "Heem, salju bahkan sudah turun." Oliver menengadahkan satu tangannya. "Dan kau ingin membelikan Nona Alesha hadiah apa?" tanya sang sahabat. "Kalian pengantin baru, kan? harus serba romantis." Wajah Oliver menjadi datar, dia mengingat wanita yang kini menjadi istrinya itu sedang hamil anak laki-laki lain. Namun mengetahui kalau Alesha hanyalah seorang korban, Oliver merasa sedikit kasihan pada Alesha. "Hoi... Kenapa kau malah diam, Kapten," seru laki-laki di sampingnya itu. Oliver menatapnya dan berjalan menuju mobil berwarna hitam miliknya. "Entahlah, aku tidak memikirkan itu." "Bagaimana bisa? Kau tidak mencintainya?!" seru Laverd dengan nada bersungut. "Tentu saja aku mencintainya, dia milikku, dia wanita
Baca selengkapnya
Antara Benci dan Cinta
"Tidur denganku?" Oliver mengerutkan keningnya dengan kepala sedikit miring menatap Alesha yang terdiam seperti anak kecil menanti jawaban. "Kalau kau tidak mau juga tidak papa, aku tidak memaksamu. Dengan kau bermalam di rumah, aku sudah senang," ujar Alesha tersenyum. Helaan napas terdengar dari bibir Oliver, dia mengangguk pelan dan melangkah mendekati ranjang dengan sprai merah muda, warna kesukaan Alesha. Oliver melepaskan manset lengan seragamnya, ia melepaskan dengan santai atasannya di depan Alesha. "Aku akan tidur di sini," ujar Oliver melangkah masuk ke dalam kamar mandi."Iya, kalau begitu aku siapkan pakaian gantimu sebentar." Alesha melanggang keluar dari dalam kamar. Gadis itu melangkah ke lantai satu menuju kamar Oliver. Di sana, Alesha mengambil satu stelan piyama hitam milik Oliver, namun sesuatu terjatuh saat Alesha menarik pakaian itu dan selembar kertas kecil membuat perhatian Alesha teralihkan. "Kertas apa ini?" gumam Alesha meraihnya. Kedua mata gadis it
Baca selengkapnya
Mencemaskan Alesha
"Nyonya Alesha butuh banyak istirahat, kondisi kehamilannya sangat lemah, Tuan." Seorang dokter menjelaskan kondisi keadaan Alesha pada Oliver. Sedangkan gadis itu masih terbaring lemah di atas ranjang. Oliver menganggukkan kepalanya, dokter pun segera berpamitan pergi setelah memeriksanya. "Oliver, apa aku sudah boleh pulang?" tanya Alesha saat Oliver mendekat. "Kondisimu masih lemah, jangan bersikeras meminta pulang. Diam di sini dan berisitirahat," ujar Oliver, dia menarik kursi dan duduk di samping sang istri. Alesha menatap seisi ruangan itu, ia mengusap-usap perutnya."Terima kasih ya, sudah mengantarkanku ke sini," ucap Alesha tersenyum tipis. "Aku hanya peduli padamu, bukan anak itu!" jawab Oliver. Tatapan iris birunya membuat nyali Alesha menciut. Oliver duduk bersandar dan bersedekap memperhatikan wajah Alesha dengan tatapan yang sulit diartikan. Keheningan terjadi di antara mereka untuk beberapa saat. Oliver tetap memperhatikan wajah Alesha, menelisik dalam-dalam hi
Baca selengkapnya
Taruhan Oliver
"Kau yakin hanya ingin membeli bunga mawar saja?" Oliver menatap Alesha yang berdiri di sampingnya memeluk buquet bunga di dalam pelukannya. Gadis itu mengangguk antusias. "Iya, aku ingin ini saja. Sudah lebih dari cukup, Oliver. Ada lagi yang ingin aku minta. Tapi tidak sekarang!" "Ck! Kenapa kau malah banyak maunya?!" sinis Oliver kesal.Laki-laki itu berjalan merangkul pundak Alesha saat seseorang hampir menyenggol tubuh Alesha saat mereka berjalan kaki dan bersalipan dengan seseorang. "Karena aku mau. Kau membelikan Susan bunga, jadi aku ingin bunga juga," jawab Alesha menatap bunga mawar merah di pelukannya. Oliver melirik Alesha yang begitu senang. Dia seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan hadiah mainan baru. "Lalu, setelah kemarin aku membelikan hadiah mantel untuk Susan, kau menginginkannya juga? Apa kau lupa kalau Susan siapaku?!" Oliver kembali bersedekap berjalan berjajar dengan istrinya.Alesha menggelengkan kepalanya, sampai tiba-tiba langkah Oliver terhenti
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status