Semua Bab Diculik Mertua Duda: Bab 21 - Bab 30
46 Bab
Bab 21
"Ya udah si, lagian kakak sama papa kan udah pernah nganu, gak usah malu-malu, " ujar Tio. "Nganu apa sih kamu! " balas Gabriel yang langsung pergi masuk ke kamar pak Ruslan. "Tuh kan, kakak mau ke kamar papa! " teriak Tio. Pak Ruslan yang sedang duduk melihat Gabriel nampak buru-buru saat masuk ke kamar kemudian ia pun bertanya. "Kenapa buru-buru sayang? Ada apa? " "Itu pa, Tio kayaknya udah tahu kalau kita udah ngelakuin itu, " gerutu Gabriel sambil berjalan ke arah pak Ruslan. "Itu apa sih? " tanya pak Ruslan tidak paham. "Yang itu loh pa, Tio tahu kalau kita udah berhubungan intim, " jawab Gabriel agak gereget. "Ya udah gak papa lagian Tio juga dewasa," jawab pak Ruslan. "Bukan itu pa masalahnya, " sambung Gabriel. "Terus kalau bukan itu masalahnya, apa dong masalahnya? " tanya pak Ruslan dengan sedikit terkekeh. "Masalahnya, aku malu pa, kok Tio bisa tahu kalau kita udah gituan," jawab Gabriel. "Heheh kamu lupa ya? Waktu kepergok sama Tio pas kamu keluar bar
Baca selengkapnya
Bab 22
Gabriel bergegas pergi ke panti ia membawa makanan serta buah-buahan untuk anak-anak. Mereka menyambut hangat kedatangan Gabriel."Hore kak Gabriel ke sini lagi!!" Seru anak-anak."Ini kakak bawa makanan sama buah untuk kalian," ujar Gabriel seraya membagikannya.Tak lama datang lah ibu panti dari belakang."Eh, nak kapan ke sini?" Tanya ibu panti."Barusan baru, baru juga nyampe," jawab Gabriel."Sini, nak sini," ajak ibu panti menuju ruang belakang menjauhi area anak-anak."Ada apa bu? Kok sampai ngumpet kayak gini?" Tanya Gabriel heran "Jadi gini, tadi malam ada 5 orang laki-laki datang ke sini, kata mereka, mereka sedang mencari kamu," ujar ibu panti."Hah? Siapa mereka bu? Mau apa mereka mencari aku?" Tanya Gabriel kaget."Ibu juga gak tahu nak, ibu cuma bilang kalau Gabriel udah gak di panti, tapi Gabriel sering kok datang ke panti, gitu kata ibu," jelas ibu panti."Terus? Mereka bilang apa?" Tanya Gabriel penasaran."Mereka bilang, ingin ketemu sama kamu," jawab ibu panti."Ad
Baca selengkapnya
Bab 23
Tok! Tok! Tok! Gabriel dan Tio mengetuk pintu kamar pak Ruslan, Tio berusaha membuka pintunya sayangnya pintu tersebut di kunci."Aduh non, den, bibi saranin jangan ganggu tuan, non sama aden kan tahu tuan berangkat nya pagi banget dan semalem baru pulang, tuan pasti kecapean, udah jangan di ganggu tuan baik-baik aja kok," ujar bi Ita yang langsung menghentikan Tio dan Gabriel mengetuk pintu."Bi, aku gak bisa tenang kalau aku gak melihat papa baik-baik aja dengan mata kepalaku sendiri, aku khawatir bi," balas Gabriel."Iya non bibi tahu pasti non sangat khawatir, tapi apa non gak kasihan sama tuan, tuan kerja habis-habisan seharian tanpa henti, tuan cuma perlu istirahat," sahut bi Ita."Tapi bi.... (terpotong)" "Udah non, jangan tapi-tapi, kasihan tuan pasti sangat kelelahan, udah biarin aja istirahat untuk memulihkan tenaga dan energi nya nanti juga kalau udah kerasa lebih baik pasti tuan keluar sendiri kok ," bujuk bi Ita."Heumm, ya udah deh aku mau mandi dulu," jawab Gabriel den
Baca selengkapnya
Bab 24
Ketika hari sudah sore Tio baru saja pulang dari kampus, ia bertanya pada bi Ita."Bi kak Gabriel mana? Apa papa sudah selesai beristirahat?""Ssstt, sekarang tuan udah selesai istirahat lagi berendam air panas sama non Gabriel," jawab bi Ita."Oh, sukur deh," jawabnya singkat.Tio pun pergi ke kamarnya sementara itu Gabriel dan pak Ruslan yang berada di pemandian air panas."Papa, kapan aku akan bercerai dengan Jhonatan?" Tanya Gabriel yang duduk di antara kedua paha pak Ruslan di dalam bak mandi."Sepertinya, kalian tidak perlu ke pengadilan karena setelah papa ingat-ingat pernikahan kalian bukanlah pernikahan resmi, hanya pernikahan sirih, dengan cara Jhonatan mengusir mu sebelumnya itu sudah jatuh talak," jawab pak Ruslan sambil membelai bahu Gabriel."Oh ya? Jadi aku ini bukan istri Jhonatan lagi?" Tanya Gabriel."Bukan, kamu sudah bukan istri nya lagi," jawab pak Ruslan."Papa, apa tadi aku sudah cukup lincah?" Tanya Gabriel sambil melirik wajah pak Ruslan seraya membelai dada p
Baca selengkapnya
Bab 25
"Bi ke sini sebentar," ucap pak Ruslan pelan."Iya tuan," sambut bi Ita seraya menghampiri."Apa ada masalah?" tanya pak Ruslan."Anu tuan, tadi non Gabriel nanyain baju yang bibi cuci semalem, kayaknya non gak sengaja lihat pas bibi nyuci," jawab bi Ita."Terus bibi bilangnya gimana? sekarang bajunya di mana? Pasti belum kering kan?" Tanya pak Ruslan lagi."Bibi cuma bilang kalau baju tuan gak sengaja ke tumpahan kopi jadi baju tuan kotor udah gitu aja tuan, sekarang baju nya bibi jemur di depan kamar bibi, biar bibi ambilkan," jawab bi Ita."Oh ya udah gak papa bi, gak usah bi, nanti saja setelah bajunya kering, bibi jangan lupa kasih pewangi yang banyak biar gak bau," jelas pak Ruslan."Iya baik tuan," jawab bi Ita singkat.Pak Ruslan hendak berbalik menuju meja makan seketika Tio dan Gabriel yang sedang menguping itu langsung kocar kacir."Tio buruan pergi! Kita ke meja makan lagi pura-pura gak tahu apa-apa, kita lanjut makan!" Gertak Gabriel.Saat pak Ruslan tiba di meja makan Ga
Baca selengkapnya
bab 26
Setelah pak Ruslan beres dengan urusan bersama laptop yang ia pakai tadi, ia naik ke atas ranjang, ia memeluk Gabriel yang sudah tertidur lelap.Ia ikut menutup kedua matanya sambil berkata."Papa takut kamu trauma dan yang paling papa takutkan adalah kamu, papa takut kamu malah menjauhi papa kamu pergi ninggalin papa setelah kamu tahu pekerjaan utama papa, apalagi saat melihat papa berkelahi dengan Jhonatan hampir saja papa kehilangan kepercayaan mu."*Keesokan harinya*Gabriel perlahan membuka kedua mata nya, ia melihat pak Ruslan baru keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk saja."Papa, papa udah mandi kok gak bangunin aku," ujar Gabriel seraya duduk bangun dari tidurnya."Eh kamu udah bangun, tadinya papa mau bangunin kamu cuma kasian aja kalau papa ganggu waktu tidur kamu," jawab pak Ruslan.Melihat penampilan pak Ruslan yang hanya menggunakan handuk, telanjang dada membuat Gabriel terangsang."Papa!" Teriak Gabriel sambil berlari memeluk pak Ruslan dari belakang."Kamu biki
Baca selengkapnya
Bab 27
Gabriel yang sudah puas dengan kolam renang, ia membersihkan diri, setelah itu ia berbaring di atas kasur, namun tiba-tiba saja rasa kantuk muncul,perlahan kedua matanya tertutup untuk membuka mata rasanya sangat berat, akhirnya Gabriel tertidur hingga sore hari.Tio yang sudah pulang dari kampus ia kembali pamit pada bi Ita untuk pergi nongkrong sama teman-temannya."Aduh den, jangan bibi takut tuan marah, lagian aden kan gak biasanya nongkrong," ujar bi Ita yang khawatir."Bi, aku ini udah gede gak usah khawatir aku bisa jaga diri kok, lagian juga jarang banget aku ikut nongkrong sama temen," balas Tio seraya berjalan pergi keluar.Rupanya ia sudah di jemput olah temannya yang membawa mobil, ia pun pergi nongkrong tanpa sepengetahuan Gabriel karena ia pamit nya pada bi Ita.Tio bersorak riang bersama temannya itu hingga suara sorak nya itu perlahan lenyap karena ia semakin menjauh dari rumah.Malam pun tiba Gabriel baru bangun dari tidurnya, ia merasa agak linglung."Ah apa ini suda
Baca selengkapnya
Bab 28
Bi Ita yang hendak masuk ke kamar nya niat hati ingin beristirahat setelah seharian lelah bekerja namun ia tiba-tiba terdiam saat mendengar."Bibi! Bi Ita tolong bi! Tio mabuk berat aku gak bisa ngatasinnya, tolong bi, bibi! Bi Ita tolong bi!" "Itu teriakan non Gabriel, ada apa ya? Aduhh padahal baru aja mau istirahat," gerutu bi Ita sambil berlari menuju lantai atas pergi ke kamar Tio."Bi, tolong bi, tolong lepasin tangan Tio yang sedang meluk aku bi, dia berat banget bi sumpah Tio ternyata berat banget," pinta Gabriel.Bi segera membantu Gabriel melepaskan dekapan Tio, mereka membaringkan Tio bersama kemudian keluar dari kamar Tio."Aduh bi, lain kali kalau Tio pamit mau nongkrong cegah sebisa mungkin, takutnya kayak gini lagi," ujar Gabriel."Iya non, bibi minta maaf, bibi kurang tegas mencegah den Tio," jawab bi Ita sambil menunduk."Udah bi, yang kali ini gak papa tapi lain kali bibi harus bisa lebih tegas lagi bi, ya udah ini udah malem bibi pasti capek, bibi mendingan segera
Baca selengkapnya
Bab 29
"Bu kenapa? Ada apa sebenarnya?" Tanya Gabriel mulai panik.Ibu panti tidak menjawab ia hanya menggelengkan kepalanya kemudian penyuruh Gabriel untuk pulang saja."Cepet kamu pergi dari sini! Cepet!" Gertak ibu panti membuat Gabriel panik.Karena merasa sudah di usir Gabriel akhirnya pergi dari panti, anak-anak juga bingung mereka bertanya pada ibu panti mengapa Gabriel di usir dari sana padahal ia baru saja tiba, namun ibu panti tidak menjawab dan langsung membawa anak-anak masuk ke dalam."Lah? Kok aku di usir?" Tanya Gabriel dalam hati seraya masuk ke dalam mobil."Mau pulang sekarang non? Kok sebentar amat?" Tanya pak Ruslan."Pulang aja pak, aku juga gak tahu ada apa tapi ibu panti ngusir aku," jawab Gabriel."Tadi bapak lihat raut wajah ibu panti kayak ketakutan gitu non, waktu ibu panti ngobrol sama non Gabriel matanya sesekali melirik pohon yang agak besar, tapi bapak gak lihat ada orang di sana," jelas pak supir."Oh ya? Pohon yang mana?" Tanya Gabriel penasaran."Itu non, po
Baca selengkapnya
Bab 30
Brak! Bug! Pertarungan sengit antara pak Ruslan dengan beberapa pria kekar mereka berusaha merebut sesuatu yang pak Ruslan bawa."Ruslan! Gua tahu itu lo! Serahkan barang yang lo bawa dan lo akan selamat!" Sorak salah satu pria."Apa kamu pikir saya bodoh? Apa kamu pikir saya lemah? Sampai barang ini tiba di tangan pelanggan saya tidak akan membiarkan nya disentuh oleh siapapun!" Tegas pak Ruslan."Oh belagu banget lo! Hajar!" Teriak pria itu.Beberapa pria itu langsung mengeroyok pak Ruslan, awalnya ia tumbang sejenak namun langsung kembali menghajar mereka hingga pada akhirnya mereka pun terkapar lemas."Lihat? Anak buah mu lemah sekali, apa kamu masih mau berusaha mengambil barang yang saya bawa?" Tanya pak Ruslan kalem walaupun dengan napas yang tersengal-sengal."Berisik! Gua akan ambil barang itu sekarang juga!" Balas pria itu yang langsung menghajar pak Ruslan, namun dengan cepat ia bisa menangkis serangan dari pria itu.Perkelahian kembali terjadi mereka sama-sama kuat namun s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status