All Chapters of Diculik Mertua Duda: Chapter 31 - Chapter 40
46 Chapters
Bab 31
Hari sudah sore menjelang malam, Gabriel pergi ke kamar Tio untuk memeriksa kepadanya karena sedari tadi Tio belum keluar kamar juga.Tok! Tok! Tok! Gabriel mengetuk pintu kamar Tio namun tidak ada jawaban ia memanggil Tio namun juga tidak ada jawaban, akhirnya Gabriel masuk ke dalam kamar Tio."Tio, apa kamu baik-baik aja?" Tanya Gabriel sambil berjalan menghampiri Tio yang sedang terbaring, Gabriel sengaja tidak menutup pintu untuk berjaga-jaga."Tio, kamu masih tidur?" Sapa Gabriel sambil menggebig tangan Tio yang ternyata Tio masih tertidur pulas.Gabriel pun pergi dari kamar Tio ia ingin membantu bi Ita masak untuk makan malam."Bi, kali ini masak apa?" Tanya Gabriel sambil menghampiri bi Ita."Ini non, bibi masak sayur sop, non mau makan malam apa? Biar bibi masakin," jawab bi Ita."Oh sayur sop, aku mau nasi goreng bi, tapi aku mau bikin sendiri boleh?" Jawab Gabriel dengan diakhiri sebuah tanya."Oh boleh non, tapi hati-hati, takutnya kenapa-napa," balas bi Ita."Iya bi, lagia
Read more
Bab 32
Hari-hari berlalu pak Ruslan memiliki waktu satu hari lagi yaitu hari ini untuk menuntaskan misinya.Pak Ruslan yang merupakan anggota terbaik dari kelompok mafia licik yang diketuai oleh Aryana membuat Aryana selalu mengandalkan pak Ruslan untuk menjalankan misi yang sulit.Penjualan senjata ke berbagai pelosok dengan cara yang sangat tersembunyi berhasil pak Ruslan bereskan hari ini menjadi hari terakhir nya mengantarkan barang."Kemana kali ini saya mengantarkan barang?" Tanya pak Ruslan pada ketua Aryana yang sedang duduk santai di kursinya."Kali ini kamu pergi ke pantai, pelanggan kita kali ini juga merupakan wanita seksi, dia memakai kacamata berwarna coklat, pakaiannya serba berwarna biru muda, tubuhnya kurus tinggi rambutnya panjang berwarna hitam," jawab ketua Aryana menjelaskan ciri-ciri pelanggan nya."Baik, saya akan segera mengantarkannya, tapi bagaimana bisa saya bertukar barang dengan kondisi yang ramai? Pantai pasti banyak orang bukan?" Tanya pak Ruslan lagi."Apa? H
Read more
Bab 33
Pak Ruslan yang sudah kesal akhirnya tancap gas dan buru-buru pergi dari lokasi tersebut, kepergiannya justru membuat kedua pria itu semakin curiga mereka mengejar pak Ruslan dengan menggunakan mobil mereka."Loh kok malah kabur, jadinya kita di kejar kan!" Omel wanita di sampingnya."Ya lagian cerewet banget mereka bikin saya kesal," jawab pak Ruslan sambil melaju kencang."Ahh dasar kau ini!" Percik wanita itu."Kalau anda terus mengoceh sebaiknya anda turun saja di sini," ucap pak Ruslan yang langsung menghentikan mobilnya."Kau gila! Cepat maju mereka sudah dekat di belakang kita!" Bentak wanita itu."Makannya jangan banyak mengoceh, lagi pula saya benci sama anda sejak anda mencium paksa saya, segitu gatel nya anda sampai harus mencium pria asing," jelas pak Ruslan.Mendengar ucapan pak Ruslan membuat wanita itu merasa malu dirinya seperti di remehkan dan tak punya harga diri, ia pun membalas."Jangan kepedean kau! Itu aku lakukan karena kondisi darurat! Cepat pergi jauhi mereka
Read more
Bab 34
Gabriel gelisah lagi, ia tidak sempat menyampaikan apa yang ingin ia sampaikan bahkan ia tidak tahu apa yang sedang di lakukan pak Ruslan, apalagi saat mendengar kata Ketua dan kata misi."Argh, aku makin penasaran apa kerja papa, ya udah deh lagian besok juga pulang, aku harus siap-siap nih buat nyambut kedatangan papa, apa aku harus ngubah penampilan aku ya? Seperti potong rambut? Mewarnai rambut atau apa ya, aku ingin papa pangling pas melihatku," ujar Gabriel pada dirinya sendiri penuh semangat.Ia pun kembali turun ke bawah untuk memberikan hp milik bi Ita dengan riang gembira."Eh non, udah nelponnya?" Tanya bi Ita."Udah bi," jawab Gabriel sambil senyum senyum."Aduh ada apa ini? Kok habis nelpon muka nya berseri-seri, ada kabar baik apa?" Tanya bi Ita karena melihat wajah Gabriel nampak sangat bahagia."Iya bi, besok papa pulang!" Seru Gabriel sambil memeluk bi Ita saking senangnya."Aduh non udah dong peluk nya bibi keringetan ini," ujar bi Ita."Ehh, iya maaf bi abisnya aku
Read more
Bab 35
Malam pun tiba, pak Ruslan yang sedang duduk sambil menikmati rokoknya tiba-tiba hp nya berdering, rupanya yang menelpon adalah Fufut sekretaris nya."Halo fut, ada apa? Apakah ada sesuatu yang terjadi?" Tanya pak Ruslan setelah ia mengangkat telponnya."Maaf pak, saya menganggu malam-malam begini, besok adalah hari merenovasi ruangan pak Ruslan yang ingin pak Ruslan ubah," jawab Fufut."Oh iya, saya lupa, tapi saya tidak bisa mengerjakannya besok," ujar pak Ruslan sambil menepuk keningnya."Bagaimana kalau saya kirim beberapa data ruangan yang sudah saya kumpulkan, maka pak Ruslan tinggal memilih ruangan seperti apa yang pak Ruslan inginkan," jelas Fufut."Eum, Fufut saat ini saya tidak bisa berpikir jernih saya akan menyuruh Gabriel untuk mengurusnya besok, terserah dia mau ruangan model apa dan seperti apa, saya akan menghubunginya sekarang," jawab pak Ruslan dengan keputusan nya."Oh baik tuan, kalau begitu permisi selamat malam," pamit Fufut, segera mematikan telponnya.Pak Ruslan
Read more
Bab 36
Malam itu Gabriel langsung tertidur nyenyak tanpa rasa gelisah hingga pagi pun tiba, Gabriel bangun pukul setengah 6 pagi, ia langsung mandi dan bersiap-siap."Tio udah bangun belum ya! Awas aja kalau dia belum bangun," ujar Gabriel setelah ia selesai berdandan.Ia pun pergi ke kamar Tio untuk membangunkannya namun saat ia masuk rupanya Tio juga sudah siap, Tio sedang berdiri di depan cermin sambil memasang dasi, Gabriel masuk ke dalam kamar Tio sambil berkata."Tumben udah bangun, rapih amat kayak kerja di kantor aja padahal cuma bantuin merenovasi ruangan.""Iya dong, ya elah kakak ini mematahkan semangat ku aja," jawab Tio."Iya iya, udah siapkan? Ayok kita sarapan dulu," ajak Gabriel seraya pergi dari kamar Tio."Iya kakak duluan aja, aku nyusul nanti," jawab Tio.Gabriel pun pergi ke lantai bawah menuju ruang makan di susul juga dengan Tio, bi Ita pun datang menyiapkan sarapan untuk mereka."Aduh, aduh, pada wangi, rapi, cantik dan ganteng sekali," celetuk bi Ita."Iya dong, bi k
Read more
Bab 37
Tio gerak cepat menggendong Gabriel dan berlari bersama pak supir hingga mereka masuk ke mobil dan melaju kencang."Ahh, syukurlah kita sudah jauh dari dia, " ucap Tio sambil mengusap dada."Iya, kaki kakak sakit ini," balas Gabriel."Pak kita langsung ke kantor aja," pinta Tio."Iya baik deb," jawab pak supir.Mereka merasa lega walaupun masih ngos-ngosan, hingga tibalah mereka di kantor.Rupanya para karyawan serta sekretaris Fufut sudah menunggu kedatangan mereka."Selamat pagi dan selamat datang tuan dan nyonya," sambut para karyawan sambil menunduk memberikan rasa hormat."I, iya, selamat pagi juga," jawab Gabriel gugup."Kaku amat kak," bisik Tio."Ihs diem kamu!" Bisik Gabriel pula."Nih liat aku dong," balas Tio."Selamat pagi semuanya, mari masuk kita mulai merenovasi nya akan tetapi kita harus menyiapkan denah terlebih dahulu," ujar Tio cukup tegas."Iya, tuan, saya sudah menyiapkan beberapa data, tuan dan nyonya tinggal melihat dan pilih model seperti apa dan apa saja yang
Read more
Bab 38
"Non, gimana tadi udah beres?" Tanya bi Ita saat Gabriel tiba di meja makan."Beres bi, badan aku pegal-pegal ini," jawab Gabriel."Bi, bisa mijit? Aku mau makan sambil di pijitin dong, badan aku kayak ringsek gini," pinta Tio."Bisa den, ya udah bibi pijitin sambil aden makan," jawab bi Ita."Bi, nanti kalau Tio udah beres, aku juga pengen di pijitin dong," pinta Gabriel sambil melahap makan malamnya."Gak bi, jangan bi, biarin aja lagian kakak bisa nunggu papa pulang, kakak mah di pijitinya sama papa aja," sahut Tio."Dih, enak kali kamu ngomong, kalau papa pulang nanti kakak yang mijitin papa bukan papa yang mijitin kakak," balas Gabriel."Aduh, aduh, udah jangan ribut kalau lagi makan nanti tersedak, iya den lagi pula nanti pas tuan pulang pasti tuan capek banget, kalau aden udah puas nanti bibi pijitin non Gabriel juga," sahut bi ItaMereka hanya mengangguk sambil melanjutkan makan mereka, di saat mereka baru selesai makan Gabriel berkata pada bi Ita."Bi, aku mau pinjem hpnya bo
Read more
Bab 39
"Ahh, apa di sini ada pizza?" Tanya pria yang sedang berdiri dengan membawa selimut itu, rupanya pria itu adalah Tio yang sedang mengigau."Itu Tio pa, kayaknya dia lagi ngelantur," ujar Gabriel."Iya sayang, kita jawab aja, gak ada toko kami sudah tutup!" Teriak pak Ruslan pada Tio.Tio hanya mengangguk kemudian pergi menuju kamarnya, pak Ruslan segera menutup pintu kamar Gabriel dan menguncinya."Sayang, kamu akan mendapatkan full servis dari papa malam ini sebagai hadiah dari kesabaran mu dalam menunggu papa selama papa pergi," ujar pak Ruslan sambil berjalan mendekati Gabriel yang sedang duduk di atas kasur."Ohhh tentu saja, aku sangat menantikan hal itu," jawab Gabriel sambil meliukan tubuhnya agar pak Ruslan segera tergoda."Oke, siap-siap, awas aja kalau kamu tepar duluan," balas pak Ruslan yang langsung memulai aksinya.Sementara bi Ita sedari tadi sedang memasak rendang untuk pak Ruslan karena bi Ita tahu bahwa pak Ruslan gak akan terburu-buru tidur apalagi setelah melepas k
Read more
40
"Sayang, ini bukan apa-apa kok," elak pak Ruslan sambil menyembunyikan tangan kirinya ke bawah meja makan."Papa! Sini aku mau lihat!" Gerak Gabriel sambil menarik tangan pak Ruslan hingga ke atas meja."Papa, ini luka karena apa? Kok papa bisa terluka di telapak tangan? Sebenarnya papa kerja apa? Atau papa kuli bangunan?" Tanya Gabriel beruntun karena kaget saat melihat sebuah luka yang terlihat hendak mengering beberapa hari lagi."Sa, sayang ini cuma kecelakaan pas papa di tempat kerja dan papa bukan seorang kuli bangunan tapi papa yang bayar kuli bangunan itu," jawab pak Ruslan lembut."Ya terus kalau bukan kuli bangunan, papa kerja apa selain mengurus perusahaan?" Tanya Gabriel lagi."Sayang, makan dulu papa kan sudah bilang nanti kalau sudah waktunya tiba kamu juga akan tahu sendiri apa pekerjaan papa sebenarnya," jawab pak Ruslan sambil mengelus kepala Gabriel untuk menenangkannya."Heum, sampai kapak aku harus menunggu untuk tahu," ujar Gabriel cemberut.Pak Ruslan yang melih
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status