Rumah tangga yang terjalin satu tahun kini berantakan, Gabriel istri dari Jhonatan tidak sengaja melihat Jhonatan tengah bercinta dengan seorang wanita di kamar mereka. Gabriel yang baru pulang menjenguk panti asuhan di buat kaget dengan kejadian tersebut. Deraian air mata membasahi pipinya tanpa sengaja Ruslan papa mertua Gabriel melihat Gabriel yang nampak terpuruk. Dengan sengaja memanfaatkan kesempatan Pak Ruslan membungkam mulut Gabriel dengan sebuah kain dan membawanya kabur.
View MoreJack memeluk Gabriel penuh haru melihat kejadian itu dari lantai atas."Pa, apa itu artinya bang Rey mau menerima ku sebagai adik perempuan nya?" tanya Gabriel sambil menangis."Iya tentu saja, kalau itu saudara sedarah sedaging kalian harus akur harus saling menyayangi satu sama lain," jawab Jack dengan tetesan air mata juga.Tidak lama kemudian para anggota di suruh bubar oleh Rey dengan sebuah bentakan."Apa yang sedang kalian lihat! Bubar!""Lihat lah Abang mu malu, karena ini baru pertama kali nya abang mu menangis setelah kepergian ibu kalian," ujar Jack."Eumm iya pa, aku seneng banget bisa berkumpul dengan keluarga asliku, makasih ya pa, papa berusaha keras untuk membuatku kembali bersama kalian," balas Gabriel sambil melepas pelukannya."Iya sama-sama nak, apapun untuk anak papa pasti akan papa lakukan," timpal Jack sambil tersenyum.Gabriel pun pergi ke kamar nya karena Jack menyuruhnya untuk beristirahat saja tidak boleh mengerjakan pekerjaan yang berat sementara Jack meny
Gabriel menikmati bubur ayamnya, sambil berkata dalam hati."Aku benar-benar gak nyangka ternyata aku hamil, iya juga sih karena aku waktu berhubungan badan sama pak Ruslan tidak pernah pakai pengaman makannya gak heran saat ini aku hamil, heumm aku berharap pak Ruslan baik-baik aja dan keluargaku mau menerima kehadirannya.""Ehh, gimana bang Rey, bang Rey belum juga menerima aku gimana dengan pak Ruslan, ahh aku heran bang Rey kok gitu amat sama aku, emangnya aku punya salah apa sama dia? Heumm apa yang harus aku lakukan agar bang Rey mau menerima kehadiran ku," sambung Gabriel sambil melahap bubur ayamnya.Setelah Gabriel selesai sarapan ia hendak keluar rumah untuk mencari udara segar.Tepat saat ia berada di ruang tengah ia berpapasan dengan Rey. Tatapan Rey sangat tajam membuat Gabriel takut dan menunduk."Perempuan kok bangunnya siang, bangun ti pagi-pagi!" bentak Rey, ia tidak tahu akan kehamilan Gabriel."I, iya maaf bang," jawab Gabriel."Maaf, maaf cepat latihan! Abang tungg
"Bang," ucap Jason sambil menggelengkan kepala ia tidak percaya dengan ucapan Rey."Apa! Kau berharap apa? Apa kau berharap aku akan menerima dia sebagai adikku?" tegas Rey yang kemudian berlalu pergi.Jason tidak percaya Rey sangat tidak ingin ada kehadiran seorang wanita ke keluarga mereka, seperti nya Rey sangat kecewa atas kepergian ibunya di karenakan melahirkan Gabriel.Malam pun berlalu, saat Jack memanggil Gabriel untuk sarapan terdengar dari balik pintu Gabriel seperti mau muntahKarena khawatir Jack langsung membuka pintu dan bertanya "nak, kamu kenapa?""Aduh, pa aku gak tahu kepala ku pusing dan mual-mual," jawab Gabriel sambil memegang kepalanya."Nak, Sayang tenang dulu ya, ini minum dulu," ujar Jack sambil memberikan segelas air."Jason! Jason! Cepat kemari!" teriak Jack memanggil anak keduanya, ia sangat khawatir dan hanya bisa mengandalkan Jason karena Rey sudah pasti tidak akan peduli."Iya pa, ada apa?" tanya Jason sambil menghampiri Jack ke dalam kamar Gabriel."C
"Jika benar papa adalah sorang mafia, berarti selama ini aku berada dalam dekapan mafia, pantas saja papa tidak mau mengakui dengan jelas apa pekerjaan utamanya," pikir Gabriel."Ahh tapi ini hanya perkiraan ku saja, aku tidak tahu kebenarannya jika bukan papa yang mengatakan nya dengan langsung," sambung Gabriel dalam hati.Ia pun merebahkan tubuhnya di atas kasur untuk menenangkan diri, hingga saat malam tiba, Gabriel di panggil oleh Jason."Gabriel, ayok kemari kita makan malam bersama," ajak Jason."Oh iya, bang aku menyusul," jawab Gabriel seraya bangun dari tidurannya.Saat Gabriel tiba di meja makan terlihat Rey duduk menatapnya dengan tajam, raut wajah yang sangat itu membuat Gabriel menundukkan pandangan karena takut."Gabriel ayok duduk nak," ujar Jack seraya memberikan kursi."Eum iya pa," jawab Gabriel seraya duduk.Namun saat Gabriel duduk Rey berdiri hal itu membuat semua orang kaget."Rey, mau kemana kamu? Makan dulu," ujar Jack."Aku tidak selera, aku mau makan di luar
Saat itu hari sudah mulai sore, Gabriel keluar dari kamarnya, ia melihat beberapa orang bertubuh kekar, saat ia pergi ke sebuah ruangan tiba-tiba saja Rey menghardiknya."Mau kemana kau?" Tanya Rey ketus."A, aku cuma mau lihat-lihat aja," jawab Gabriel ketakutan karena dengan postur tubuh yang kekar serta raut wajah yang cukup menyeramkan dari Rey "Apa? Jangan cuma lihat-lihat pastikan dirimu berguna kalau kau sudah berada di keluarga ku," ujar Rey tegas."Berguna gimana maksudnya bang?" Tanya Gabriel."Sini!" Gertak Rey yang langsung menarik tangan Gabriel menuju sebuah lapangan latihan di bagian belakang."Lihat? Di sana ada sebuah papan bulat pastikan kau bisa menembak dengan tepat," ujar Rey sambil memberikan sebuah pistol ke tangan Gabriel."Ta, tapi bang aku belum pernah menggunakan pistol sebelumnya, bagaimana bisa aku menembak tepat sasaran?" Ujar Gabriel yang gagap karena takut."Hahh sudah ku duga, makannya aku bilang pastikan dirimu berguna dan tak akan menjadi beban, cep
"Gabriel punya selera yang bagus ya? Walaupun rasanya kurang nyambung kalau saya yang pake ruangan ini," ujar pak Ruslan."Iya tuan, ruangan sangat cocok kalau nyonya Gabriel yang menempati ruangan ini," jawab Fufut.Pak Ruslan memulai pekerjaannya di kantor sementara Gabriel sudah meminta izin untuk pergi ke panti dan di beri izin oleh pak Ruslan, ia naik taksi karena supir Tio sudah berangkat mengantarkan Tio ke kampus.Setelah ia tiba di depan panti ia melihat anak-anak sedang bermain di halaman panti saat ia hendak menyapa tiba-tiba saja mulut Gabriel di sumpal dengan sebuah kain dan kepala Gabriel di bungkus oleh kresek hitam yang tebal dari dan di bawa masuk ke dalam mobil. Ternyata orang yang menculik Gabriel adalah orang-orang yang selalu memantau panti. Ia di bawa kabur ke tempat yang cukup jauh.Saat mereka tiba di markas mereka melepas kresek yang itu, dan rupanya Gabriel pingsan."Kenapa kalian membuat putri saya pingsan! Saya sudah bilang untuk membawanya dengan selamat
"Sayang, ini bukan apa-apa kok," elak pak Ruslan sambil menyembunyikan tangan kirinya ke bawah meja makan."Papa! Sini aku mau lihat!" Gerak Gabriel sambil menarik tangan pak Ruslan hingga ke atas meja."Papa, ini luka karena apa? Kok papa bisa terluka di telapak tangan? Sebenarnya papa kerja apa? Atau papa kuli bangunan?" Tanya Gabriel beruntun karena kaget saat melihat sebuah luka yang terlihat hendak mengering beberapa hari lagi."Sa, sayang ini cuma kecelakaan pas papa di tempat kerja dan papa bukan seorang kuli bangunan tapi papa yang bayar kuli bangunan itu," jawab pak Ruslan lembut."Ya terus kalau bukan kuli bangunan, papa kerja apa selain mengurus perusahaan?" Tanya Gabriel lagi."Sayang, makan dulu papa kan sudah bilang nanti kalau sudah waktunya tiba kamu juga akan tahu sendiri apa pekerjaan papa sebenarnya," jawab pak Ruslan sambil mengelus kepala Gabriel untuk menenangkannya."Heum, sampai kapak aku harus menunggu untuk tahu," ujar Gabriel cemberut.Pak Ruslan yang melih
"Ahh, apa di sini ada pizza?" Tanya pria yang sedang berdiri dengan membawa selimut itu, rupanya pria itu adalah Tio yang sedang mengigau."Itu Tio pa, kayaknya dia lagi ngelantur," ujar Gabriel."Iya sayang, kita jawab aja, gak ada toko kami sudah tutup!" Teriak pak Ruslan pada Tio.Tio hanya mengangguk kemudian pergi menuju kamarnya, pak Ruslan segera menutup pintu kamar Gabriel dan menguncinya."Sayang, kamu akan mendapatkan full servis dari papa malam ini sebagai hadiah dari kesabaran mu dalam menunggu papa selama papa pergi," ujar pak Ruslan sambil berjalan mendekati Gabriel yang sedang duduk di atas kasur."Ohhh tentu saja, aku sangat menantikan hal itu," jawab Gabriel sambil meliukan tubuhnya agar pak Ruslan segera tergoda."Oke, siap-siap, awas aja kalau kamu tepar duluan," balas pak Ruslan yang langsung memulai aksinya.Sementara bi Ita sedari tadi sedang memasak rendang untuk pak Ruslan karena bi Ita tahu bahwa pak Ruslan gak akan terburu-buru tidur apalagi setelah melepas k
"Non, gimana tadi udah beres?" Tanya bi Ita saat Gabriel tiba di meja makan."Beres bi, badan aku pegal-pegal ini," jawab Gabriel."Bi, bisa mijit? Aku mau makan sambil di pijitin dong, badan aku kayak ringsek gini," pinta Tio."Bisa den, ya udah bibi pijitin sambil aden makan," jawab bi Ita."Bi, nanti kalau Tio udah beres, aku juga pengen di pijitin dong," pinta Gabriel sambil melahap makan malamnya."Gak bi, jangan bi, biarin aja lagian kakak bisa nunggu papa pulang, kakak mah di pijitinya sama papa aja," sahut Tio."Dih, enak kali kamu ngomong, kalau papa pulang nanti kakak yang mijitin papa bukan papa yang mijitin kakak," balas Gabriel."Aduh, aduh, udah jangan ribut kalau lagi makan nanti tersedak, iya den lagi pula nanti pas tuan pulang pasti tuan capek banget, kalau aden udah puas nanti bibi pijitin non Gabriel juga," sahut bi ItaMereka hanya mengangguk sambil melanjutkan makan mereka, di saat mereka baru selesai makan Gabriel berkata pada bi Ita."Bi, aku mau pinjem hpnya bo
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.