All Chapters of PERNIKAHAN KONTRAK WASIAT KAKEK: Chapter 31 - Chapter 40
42 Chapters
TIPU DAYA RAJU
Frans menggeleng pelan sambil mengingat yang terjadi kemarin. "Dia tidak menyebut-""Dia tahu, Frans. Dia yakin bahwa pria itu adalah kamu," potonganku, mencoba meredakan keraguan Frans.Wajah Frans menunjukkan kejutan yang jelas. "Dia tahu?"Aku mengangguk mantap, mencoba memberinya keyakinan. "Ya, Frans. Dia sepenuhnya yakin."Frans mendesah, mengakui kemampuan akting Raju dengan nada yang agak pahit. "Raju memang pandai berpura-pura."Aku mengalihkan perhatian ke hal lain yang sama-sama penting. "Bagaimana kabar Lia sekarang? Aku sangat khawatir tentang kondisinya."Frans menghela napas berat. "Kondisinya tidak baik. Bukan hanya karena putus, tapi juga karena tuduhan yang dialamatkan padanya."Aku mengangguk, memahami betapa beratnya situasi yang dihadapi Lia. "Baiklah, tugasmu adalah menghiburnya," kataku mencoba memberi semangat, sambil sedikit menggoda Frans untuk mengurusi Lia.Frans menatapku dengan hera
Read more
MENUJU DINNER YANG INDAH
"Apa maksudmu?" tanyaku pada Frans, ingin memperjelas maksud ucapannya."Katakan kalau kamu gagal membujukku," ucap Frans kepada Lia dengan nada tegas.Lia terdiam sejenak, seolah mencerna kata-kata Frans dengan hati-hati. "Lalu, apa yang akan kamu lakukan dengan itu?" tanya Lia, mencoba mencari kejelasan dalam situasi yang semakin rumit ini.Frans menyeringai dengan penuh ketegasan, "Aku akan membereskannya. Lakukan perintahku dua hari kemudian," ucapnya dengan tegas, tanpa ada keraguan sedikit pun dalam suaranya."Sial! Aku saja belum pernah menyentuh wanita, tapi dia berani sekali menuduhku menghamili seseorang!" Frans menggertakkan giginya, kesal dengan kesalahpahaman yang terjadi.Lia menundukkan kepalanya dengan penuh penyesalan, "Maafkan aku Frans, kamu jadi terlibat karena aku," ucapnya dengan suara lemah."Apakah ini semua salahmu?" Frans menatap Lia dengan tajam, mencari jawaban atas pertanyaannya.Lia hanya di
Read more
MAKAN MALAM
Rendra tersenyum tipis sambil melipat kertas menu di hadapannya. Cahaya lampu-lampu redup di restoran Raju menciptakan suasana yang tenang dan romantis. Aroma rempah dari masakan menguar di udara, menambah kelezatan malam kami."Ternyata restoran Raju cukup terkenal," gumamku dalam hati, menyesap suasana yang hangat di sekeliling kami.Kami berdua menikmati makan malam yang lezat, memilih hidangan favorit kami dari menu yang beragam. Rendra melihatku dengan penuh perhatian saat aku memilih hidangan."Apa yang akan kamu pesan?" tanyanya dengan suara hangat, sorot matanya memancarkan kebahagiaan.Aku tersenyum, merasa bahagia melihat perhatian yang diberikan Rendra. "Aku hanya akan memesan satu makanan favoritku," jawabku dengan senyum, merasakan kehangatan dalam tatapannya.Rendra mengangguk dengan senyum, senyum itu merasuki ruangan seolah menjadi bagian dari keseluruhan suasana. "Aku senang kamu menikmatinya," ucapnya dengan nada yang pe
Read more
RENDRA SI BUNGLON HANGAT
Aku masih terus memandang Rendra, mencoba membaca ekspresinya yang sedikit tersembunyi. Pikiranku melayang ke kekhawatiran yang tak terucapkan tentang hubungannya dengan Anya. "Entah kenapa aku tidak begitu yakin dengan ucapan Rendra, aku harus memastikan hubungannya dengan Anya memang sudah berakhir," pikirku dalam hati.Setelah beberapa lama kami menikmati hidangan, suasana restoran mulai mereda. Dalam keheningan, kami berdua memutuskan untuk pulang. Namun, sebelum kami bisa meninggalkan restoran, suara akrab seorang kasir memecah keheningan."Loh, Mbak yang kemarin bukan? Yang tanya hubungan Mas Raju?" tanyanya, menyela langkahku menuju pintu keluar.Untungnya, Rendra sudah berjalan lebih dulu, jadi tidak mendengar pembicaraan kami.Aku mengangguk lemah, "Ya, benar. Tapi kamu tidak memberitahu Raju kan?" tanyaku dengan suara pelan, ingin memastikan kerahasiaan pembicaraan kami.Kasir itu menggeleng, "Tenang saja Mbak, aman. T
Read more
LABIRIN KEBINGUNGAN
"Terima kasih Rendra, aku senang hari ini," ucapku pada Rendra dengan senyum yang masih terukir di wajahku saat kami sampai di rumah.Rendra membalas senyumku dengan hangat. Sambil menatapnya, aku mengangguk, merasa lega bahwa hari ini berakhir dengan baik. Namun, sebelum aku bisa melanjutkan langkahku menuju kamarku, suara panggilan dari Rendra membuatku berhenti."Lusi," panggilnya, suaranya terdengar agak ragu.Aku menoleh ke arahnya dengan rasa penasaran, "Ada apa, Rendra?" tanyaku, mencoba memahami ekspresinya.Rendra menggaruk kepalanya, tampaknya agak gugup, "Emm, kenapa kita tidak sekamar saja mulai sekarang?" usulnya tiba-tiba, membuatku terkejut dengan permintaannya.Tatapan kami bertemu, dan aku mencoba memproses apa yang baru saja dia katakan. "Pindah ke kamarmu?" ulangku, memastikan bahwa aku tidak salah dengar.Rendra mengangguk tegas, "Ya. Sepertinya sudah waktunya bagi kita untuk tidur bersama."Aku meras
Read more
TOPENG RAJU (6)
Aku menyusuri pandangan ke sekeliling, mencari Rendra yang ternyata sedang sibuk di ruang makan. Wajahnya terlihat tenang, sementara tangannya lincah mengatur meja untuk sarapan pagi.Sambil meraba-raba selimut yang masih terlilit di tubuhku, aku berusaha mengingat ingatan malam sebelumnya. Percakapan dengan Rendra tentang langkah selanjutnya dalam hubungan kami masih segar dalam ingatanku."Sudah bangun?" sapanya ketika melihatku bergerak.Aku mengangguk, "Ya, sudah."Rendra tersenyum ramah, "Aku sudah menyiapkan sarapan. Mandi dan bersiaplah, aku tunggu di sini.""Terima kasih, Rendra. Aku akan segera bersiap," ucapku sambil tersenyum.Dengan hati yang hangat, aku melangkah menuju kamar. Air hangat pancuran menyentuh tubuhku, memberikan kesegaran di pagi yang masih merona. Setelah mandi, aku mengenakan pakaian berwarna biru muda yang dipadukan dengan blouse hitam. Langkahku ringan ketika aku kembali ke ruang makan den
Read more
KEJUTAN
Kami berdua terdiam sejenak, terpaku dalam pikiran masing-masing. Suara kerumunan orang dan bising kendaraan di sekitar butik menciptakan latar belakang yang hidup, menambah ketegangan saat kami berusaha memecahkan teka-teki yang mengelilingi Raju."Aku pikir kita perlu mencari tahu lebih dalam tentang hubungan antara Raju dan Deharson Group," kata Frans akhirnya, memecah keheningan dengan suara tenangnya.Aku mengangguk, "Ya, benar."Ketika kami tenggelam dalam pikiran masing-masing, tiba-tiba suara langkah ringan mendekati kami."Hai, Lusi," sapa Lia, membawa beberapa kantong, menyela dengan keceriaan yang kontras dengan suasana tegang sekitar. Sinar mentari pagi menyoroti wajahnya, memberikan kesan hangat pada kedatangannya.Lia duduk di sebelah Frans, sementara kelelahan terpancar jelas dari wajahnya. Dengan napas panjang, ia mencoba meredakan kelelahannya. "Aku lama nggak? Rame banget di sana," ucap Lia kepada Frans dengan senyum leb
Read more
NASIHAT MAMA
Saat itu, pintu ruangan butik terbuka dengan lembut, dan senyum ramah Mama menyambut kami. "Loh, lagi rame ternyata," ucapnya sambil melangkah masuk.Frans mengangguk sopan, "Iya Tante, ini kami mau pulang," ujarnya sambil tersenyum.Mama mengangkat kantong yang dibawanya dengan penuh semangat, "Boleh, tapi makan ini dulu," ajaknya sambil menempatkan kantong itu di atas meja."Apa itu, Ma?" tanyaku dengan rasa penasaran.Mama membuka kantong itu dengan hati-hati, "Ini kue-kue lezat yang Mama temui di perjalanan ke sini tadi," jelasnya sambil tersenyum.Aroma kue yang harum mulai menyelinap ke dalam ruangan, mengundang selera kami untuk segera menyantapnya. Frans dan Lia pun tersenyum berterima kasih kepada Mama."Ayo, mari kita duduk dan nikmati bersama," ajak Mama sambil mengatur beberapa kursi di sekitar meja, menciptakan suasana yang hangat dan ceria.Kami pun duduk bersama, menikmati setiap gigitan kue yang disajikan
Read more
MAKAN MALAM DADAKAN
"Pengkhianatan dan kekerasan. Jangan pernah maklumi dua hal itu. Jika hal itu terjadi, dan kamu merasa bingung tentang bagaimana bertindak, kamu bisa meminta saran kepada Mama, Papa, atau siapapun. Jangan hadapi sendirian," jelas Mama dengan tegas, suaranya penuh dengan kearifan yang memberi kedamaian.Aku mengangguk, meresapi setiap kata yang disampaikan Mama. Percakapan tentang pernikahan yang dijodohkan juga mengalir, memberikan wawasan baru tentang makna hubungan yang sejati."Terima kasih, Ma karena Mama tidak pernah menuntutku untuk bahagia dalam pernikahan ini," ucapku, mengungkapkan rasa lega dan terima kasihku atas dukungan Mama.Mama mengangguk mantap, "Kebahagiaan tidak akan hadir karena tuntutan," ucapnya dengan keyakinan yang membangkitkan semangat.Kami berdua duduk di bangku taman, menikmati momen indah di bawah langit senja yang memukau. Suasana hangat dan penuh cinta menyelimuti kami, menciptakan aura kebersamaan yang tak terlupak
Read more
HANGAT
Setelah memastikan bahwa Rendra sedang mandi, aku masuk ke kamar Mama Papa untuk mencari pakaian yang cocok untuknya. Sambil memilih-milih, aku merasa senang bisa melakukan hal kecil ini untuknya."Apa ya, pakaian yang cocok untuk Rendra?" gumamku sambil menggali dalam ingatanku akan gaya fashionnya.Sambil mencari-cari baju di dalam lemari, aku menemukan kaos berwarna putih yang tampak santai dan nyaman. Tanpa pikir panjang, aku mengambilnya. "Mungkin kaos ini akan cocok untuknya," bisikku dalam hati.Aku membayangkan bagaimana Rendra akan terlihat sangat tampan saat mengenakan kaos itu. "Aku tidak pernah melihatnya menggunakan celana pendek, aku akan padukan dengan itu," ucapku sambil tersenyum.Kemudian, aku mengambil celana pendek yang senada dengan kaos tersebut untuk melengkapi penampilannya yang santai namun tetap menawan."Dengan ini, Rendra pasti akan terlihat tampan," pikirku sambil tersenyum puas.Kemudian, aku meletak
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status