All Chapters of Jerat Gairah Teman Ranjang: Chapter 11 - Chapter 20
81 Chapters
Chapter 11
"Uhmm my Baby, faster Baby!"Wanita cantik tak berbusana memperlihatkan kulit tubuhnya yang putih mulus nan indah. Rambut legam terurai berantakan. Gerakanya naik turun di atas seorang pria yang dengan seductive memegangi pinggang sang wanita yang ramping.Pria tampan dengan wajah yang mendominasi itu mengetatkan rahangnya. Peluh menetes dari pelipisnya yang basah. Bibir seksi merahnya sedikit terbuka menahan sebuah desahan kenikmatan. Tanganya memegang erat pinggul ramping yang naik turun di atas tubuhnya, ikut menggerakan sesuai irama."Panggil namaku." Pria ini meminta."Xa—xander ahhh!"HAH!Telinga Leoni seperti berdengung. Kontan ia terjaga dari tidurnya. Keringat membasahi pelipis serta wajahnya. Pada cuaca yang sedingin itu dirinya berkeringat. Langsung ia beranjak mendudukan diri pun bersender pada kepala ranjang."Mimpi sialan!" Ia mengumpat seraya menyugar rambutnya ke belakang.Leoni menggigit bibir bawahnya. Melamun sesaat untuk menetralkan detak jantung yang berdegup san
Read more
Chapter 12
"Ada apa dengan wajahmu?"Semua atensi merujuk pada Xander ketika Pero menanyakan akibat dari luka lebam pada bawah mata putranya. Pero dan Deliana telah kembali sepulang dari liburan mereka, pun kini satu keluarga itu tengah makan malam bersama-sama."Seorang wanita menolak dan juga memukulku," balas Xander. Wajahnya menunduk namun pandanganya tajam terangkat lurus tepat pada Leoni yang duduk di seberang kursinya. Wanita itu sedang memegang gelas berisikan jus orange miliknya."Haha. Siapa yang berani menolak putraku? Bawa wanita itu kesini biar kuberi dia hadiah," seloroh Pero diiringi tawanya yang khas.Sebab tidak ada di dalam riwayat pria di keluarga Miller yang akan ditolak oleh seorang wanita. Tidak anak-anaknya. Bahkan di masa lalu, Pero menjadi rebutan para wanita."Padahal sisa satu dorongan lagi dan semuanya akan dimulai. Tapi dia malah memukulku dengan botol alkohol," papar Xander. Santai ia memotong daging steak di dalam piringnya lalu ia masukan ke dalam mulut.Leoni ber
Read more
Chapter 13
“Berhentilah menggangguku karena aku telah menghabiskan tiga gelas whisky yang kau janjikan itu,” tekan Leoni pada Xander.Jengah Leoni akan tingkah laku Xander yang terus mengganggunya. Lantas, setelah makan malam keduanya membuat perjanjian yang disepakati bersama. Xander meminta Leoni untuk meminum tiga gelas whisky dengan serentak, setelah itu ia berjanji tidak akan menganggu Leoni lagi.Telah Leoni habiskan juga tiga gelas whisky yang dijanjikan. Bangga ia tekankan pada Xander untuk tidak mengganggunya lagi. Lupakan semua kejadian yang telah berlalu pun tidak saling menuntut apapun pada satu sama lain.“Aku akan pergi,” ucap Leoni. Beranjak ia dari duduknya, namun seketika limbung tubuh wanita itu pun kontan terjatuh duduk kembali ke atas sofa.Sementara itu, Xander duduk dengan santai menyenderkan tubuhnya. Menyesap whisky bercampur es batu di dalam gelas. Tatapannya intens memicing memperhatikan Leoni, sudut bibirnya berkedut saat ia dapati Leoni yang tiba-tiba limbung dan jatu
Read more
Chapter 14
“Errrgh!”Suara erangan keras kontan membuat mata Leoni terbuka sempurna, membulat dua mata yang tentunya memerah itu. Ia mengusak kedua matanya untuk menghilangkan buram pada pandangan.Menatap langit-langit ruangan pun lampu gantung yang berada di sana. Dapat Leoni ketahui di mana dirinya berada saat ini. Ruang istirahat yang masih berada di dalam ruang kerja di perusahaan.Dapat ia rasakan sesuatu melingkar pada perutnya. Lengan besar berotot milik seseorang tengah memeluknya dari belakang, spontan Leoni berbalik arah untuk melihat siapa orang tersebut.Damn Xander!Dirinya tidak memekik, hanya keterkejutan jelas kentara pada raut wajahnya. Ia menilik wajah Xander yang masih memejam pun sedetik kemudian pria itu membuka matanya dan tersenyum.“Morning, Babe.”Leoni menatapnya amat sangat intens. Seketika bayangan kejadian tadi malam memenuhi isi kepalanya yang mana ia telah berbuat vulgar pun terlalu jauh bersama adik iparnya itu. Dirinya mabuk dan kehilangan akal.Akan tetapi, Leo
Read more
Chapter 15
Beijing, China.Sebuah ruang kerja yang luas diisi oleh benda-benda mahal di dalamnya. Sofa berwarna hitam saling berhadapan di tengah-tengah ruangan, serta di sampingnya terdapat sebuah meja biliar.Di sana Xander berada. Mencondongkan tubuhnya memegang cue hendak menembak bola di atas meja. Bermain bersama pria tampan berdarah asli Tionghoa.Lucas Lym—merupakan pria tampan asli China. Memiliki hubungan pertemanan erat bersama Xander semenjak keduanya berada pada universitas bergengsi yang sama. Saling memiliki latar belakang yang berpengaruh membuat keduanya memiliki banyak kecocokan satu sama lain.Pria itu membidik bola dengan cue yang dipegangnya. Lolos dua bola bundar berwarna masuk ke dalam lubang kontan menciptakan senyuman halus pada si pemain."Bidikanmu tidak pernah meleset," puji Lucas pada Xander.Lawan bicaranya itu hanya mengulum senyum sebelum akhirnya ia pamit untuk menerima telepon dari ponselnya yang berdering. Gontai Xander sedikit menjauh dari meja."Katakan," jaw
Read more
Chapter 16
Sebuah club malam ternama di ibukota tidak terbuka untuk umum khusus malam ini. Perayaan ulang tahun sang pemilik tengah berlangsung, mengundang para teman sahabat pun tamu VVIP club malam tersebut.Mobil sport mewah berwarna merah berhenti tepat di depan pintu masuk club. Dua penjaga bertubuh kekar sigap membukakan pintu, kemudian mengambil alih mobil mewah tersebut untuk diparkirkan.Wanita cantik nan seksi dengan balutan dress slim fit berwarna hitam dipadukan dengan higheels tinggi sepuluh inci yang menghiasi kaki jenjangnya nan cantik. Melenggang dirinya memasuki club malam disertai hentakan nyaring dari sepatu tingginya. Anggun dan mempesona dirinya malam ini.Paola Leoni Calis melenggang-lenggokan bokongnya saat berjalan. Menghampiri sahabat sekaligus si pemeran utama malam ini yang tengah menyapa tamu lainya.“Happy birthday, Baby.”Leoni merentangkan kedua tangannya memeluk ringan Kizzie yang membalas pelukannya. Kedua wanita cantik pun seksi itu saling mencium pipi satu sama
Read more
Chapter 17
Memejamkan matanya begitu dalam. Jari lentik mencengkram kuat bahu kekar berotot milik pria itu yang kini telah polos telanjang tidak tertutup sehelai kain pun. Sementara itu di bawah sana, sang pria tengah mencoba menerobos masuk menyatukan inti tubuh keduanya."Arrgh haah!"Bibir sintal Leoni menganga kecil. Lolos erangan nikmat dari bibirnya saat ia merasakan Xander mulai menerobos benteng pertahanannya di bawah sana. Leoni merasa kalah dan terjebak lagi ke dalam godaan pria itu, kembali ia serahkan tubuhnya menembus alam kenikmatan bersama Xander.Pada ruangan yang sempit itu mereka melakukan penyatuan. Ruangan yang sempit pun sepi membuat deru nafas yang saling bertabrakan itu menggema. Kacau keduanya di bawah kendali kenikmatan surga dunia.Xander terus menerobos masuk ke dalam inti tubuh Leoni. Liar bibirnya menyesap setiap inci tubuh wanita cantik itu. Pinggulnya terus bergerak di bawah sana, sementara satu tangannya menopang satu kaki Leoni yang ia angkat ke atas.Seluruh tub
Read more
Chapter 18
"Mau mendengar ceritaku?"Leoni meracau tak jelas karena mabuk selama setegah jam perjalanan mereka di dalam mobil. Bersama Xander yang mengemudi sesekali mengulum senyuman, berdecak samar, pun meringis kecil kala tak sengaja Leoni melayangkan tanganya ke arah pria tersebut.Mobil mewah itu terparkir pada lahan sebuah villa mewah di pinggiran kota. Salah satu properti mewah milik Xander pribadi. Kiri dan kanan suasananya masih dipenuhi oleh pohon-pohon besar hutan. Gelap pun sepi mengelilingi area luxury villa tersebut.Xander memapah tubuh Leoni yang limbung masuk ke dalam villa. Mendudukan wanita cantik itu pada sofa di ruang utama. Xander hendak pergi untuk mengambil air minum, namun Leoni tiba-tiba mencekal tanganya."Jangan pergi, duduklah dan dengarkan ceritaku," pintanya parau. Mabuk berat, namun ia berusaha membuka kedua matanya dan mulutnya yang tidak berhenti bersuara.Lantas, Xander duduk di sampingnya. Menyeka kening Leoni yang berkeringat sebab terlalu aktif bergerak di da
Read more
Chapter 19
Kaki jenjangnya berlari ke sana dan ke mari tak tentu arah. Leoni mencari ponselnya yang tak kunjung ia temukan di dalam ruangan besar nan asing tersebut. Entah berada di mana lantas siapa yang membawa dirinya pada villa tersebut. Kejadian tadi malam benar-benar di luar kepalanya.Leoni pergi ke luar ruangan saat tak ia temukan barang-barangnya di dalam kamar. Menuruni anak tangga menuju lantai utama pun kontan langkahnya tersekat kala ia melihat Xander tengah terlelap di atas sofa tunggal pada ruang utama Villa. Duduk menyenderkan tubuhnya pada sofa dengan penampilan yang cukup berantakan.Langkah kaki Leoni mendekati pria itu. KIni, ia mengerti kenapa dirinya bisa berada di villa asing tersebut. Xander pasti yang membawanya ketika Leoni mabuk tadi malam.Wajah tampan yang tengah terlelap terlihat begitu tenang. Meskipun pelipisnya berkerut samar menandakan jika tidurnya tidak terlalu pulas."Hei." Perlahan leoni sentuh tangan Xander. Kontan ia terkesiap saat Xander tiba-tiba bangun
Read more
Chapter 20
Duduk termenung Leoni di dalam mobilnya yang terparkir pada halaman mansion. Mesin mobil yang masih menyala menjadi teman di dalam keheningan sunyi malam ini.Pada jok samping, terserak beberapa lembar pemeriksaan miliknya. Telah ia temui dokter dan melakukan pemeriksaan. Dirinya baru bisa pergi melakukan pemeriksaan setelah satu minggu membuat janji sebab jadwal pekerjaanya yang tiba-tiba saja memadat.Pikiran-pikiran negative seketika mulai berkeliaran di dalam benaknya. Perasaan takut mulai timbul karena membayangkan hal terburuk dari hasil pemeriksaan.Menghela napasnya dalam-dalam sebelum dirinya keluar dari mobil. Kini waktu telah menunjukan pukul sebelas malam, dan kondisi mansion telah gelap gulita. Hanya penerangan bulan yang masuk dari jendela yang tidak tertutup gorden.Bukan pergi menuju kamarnya di lantai dua, Leoni justru pergi menuju mini bar di lantai satu. Menuangkan minuman alkohol ke dalam gelasnya lalu menegak hingga tandas. Kemudian, wanita cantik itu terkekeh-kek
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status