Lahat ng Kabanata ng Terjebak Hasrat Mafia Bengis: Kabanata 41 - Kabanata 50
124 Kabanata
41. Enam Tahun yang Lalu
Flashback on “Arrgghh, ini juga tidak cocok. It doesn’t fit me at all,” ujar Freya dengan dongkol. Dia melepas gaun berwarna kuning yang dikenakannya dan melemparkan gaun itu begitu saja di atas lantai. Entah sudah berapa helai gaun yang sudah dicobanya dari tadi. Namun, belum ada satupun yang mempunyai chemistry dengannya. “Coba yang ini saja,” cetus Chloe yang sedari tadi berusaha membantu Freya untuk menemukan dress yang cocok untuknya. Di tangannya menjuntai sebuah dress berwarna merah tua yang terlihat sangat elegan dan indah. “Kalau aku sih, lebih suka yang ini,” celetuk Ella sambil menyerahkan sebuah gaun berwarna biru cerah. "Oooh, kalian semua memberikan aku pilihan yang susah,” protes Freya. “Bagaimana kalau yang ini saja?” Hilde mengambil sebuah gaun berwarna hitam. “Siapa pun yang memakai dress itu, akan terlihat misterius," ucap Hilde. Dia mengedipkan salah satu matanya disertai dengan senyuman yang penuh arti. “Yaudah, aku coba semuanya deh. Nanti kalian yang
Magbasa pa
42. Masih Tentang Freya (01)
Flashback is still on Freya yang menginap di rumah Chloe, terbangun di samping gadis itu. Dia melirik ke arah Chloe dan melihat gadis itu masih tertidur lelap dengan posisi meringkuk. Chloe terlihat seperti seorang bayi kecil yang polos. Freya terpaku menatap wajah Chloe yang cantik dan begitu eksotis. Sejak mengenal Chloe, dia langsung menjadi pengagum rahasia gadis itu. Teman-temannya merasa bahwa kecantikan yang dimiliki Chloe terlalu mencolok. Hal itu membuat mereka kadang iri padanya. Tangan Freya terulur ke depan dan ingin menyentuh pipi halus Chloe. Namun, tindakannya terhenti karena Chloe terbangun begitu merasakan gerakan tubuh Freya di sampingnya. “Good morning!” “Good morning, dear,” balas Chloe sambil merenggangkan tubuhnya. Freya menatapnya penuh kagum. Dia suka sekali warna kulit Chloe, yang mana perpaduan antara kulit putih orang Eropa dan kulit sawo matang, orang Indonesia. “What time is it?” “Hampir jam tujuh pagi,” ucap Freya sambil menyingkirkan selimut yang
Magbasa pa
43. Masih Tentang Freya (02)
Hilde memilih alat makeup yang akan dipakainya dan menyusunnya di atas meja rias. Dia sangat menyukai warna-warna gelap. Kamarnya pun bernuansa gelap. Makanya tidak heran, ketika teman-temannya memasuki kamarnya, mereka merasa seperti sedang berada di lokasi kuburan yang gelap dan menyeramkan. “Duduk di sini! Aku akan membuatmu menjadi wanita paling cantik malam ini,” janji Hilde begitu meyakinkan. Freya hanya menurut. Dia duduk dengan manis di depan Hilde yang sudah siap tempur dengan alat perangnya, alias makeup. “Kamu kelihatannya seperti sedang banyak pikiran. Apakah kamu kurang tidur semalam?” “Hah? Tidak juga. Aku tidur dengan sangat nyenyak semalam.” “Lalu, kenapa wajahmu kusut sekali?” “Masa?” Freya balik bertanya. “Kalau begitu, coba kamu berbaring di tempat tidur. Aku akan membuat wajahmu segar kembali.” Freya segera berbaring di atas tempat tidur milik Hilde. Dia menutup kedua matanya. Tak lama kemudian, Freya mulai merasakan tangan Hilde memijat wajahnya dengan le
Magbasa pa
44. Masih Tentang Freya (03)
“Minum! Minum! Minum!” sorak mereka dengan nyaring. Freya menutup kedua kupingnya karena suara mereka memekakkan telinga. “Kalau kamu bukan penyuka sesama jenis, minum ini!” ucap salah seorang dari mereka. Chloe terkejut. Kata-kata itu bagaikan petir di siang bolong baginya. “Apa maksud kamu?” bentak Freya dengan wajah memerah. “Freya yang imut cute, cute, cute. Audrey bilang kalau kamu itu penyuka sesama jenis. Jeruk makan jeruk gitu.” Hampir saja tangan Freya melayang menampar wajah pemuda di depannya. Lalu karena panas hatinya, dia merenggut minuman itu dari tangan Hilde. “Tutup mulutmu. Jangan menyebar gosip yang tidak-tidak,” bentak Freya. Dengan sedikit terpaksa, Freya memberanikan diri untuk meneguk isi dari botol di tangannya. "Uhuk, uhuk, uhuk!" Freya langsung terbatuk-batuk. Minuman itu serasa membakar tenggorokannya. "Rasanya sangat tidak enak," protesnya kesal. "Tapi setidaknya kamu sudah berani mencicipinya," ucap Hilde sambil ber-high five dengan teman-teman y
Magbasa pa
45. Masih Tentang Freya (04)
Freya berdiri dengan gelisah di samping Hilde. Dia melihat teman-temannya yang lain sudah mulai kehilangan kontrol atas diri mereka sendiri. “Aku akan kembali ke dalam ruangan pesta,” cetus Freya. “Hah? Emm... No, no, no, my darling. Masa kamu tega meninggalkan aku di sini?” ucap Hilde yang terlihat oleng. Dia bahkan mulai berbicara dengan kata-kata yang terdengar tidak terlalu jelas. “Hilde, aku sudah menemanimu sedari tadi. Sekarang aku akan masuk ke dalam.” “How dare you!” teriak Hilde marah sambil berusaha menahan Freya. “Enough!" sentak Freya yang sudah mulai kesal. Rupanya pengaruh dari minuman yang diteguknya tadi memacu adrenalin-nya, sehingga dia terlihat lebih berani dari biasanya. “Goooo! Just go, if you want to go!” “Sorry,” ucap Freya lirih. “I DON’T CARE!!! Get out of my face!” Rupanya Hilde benar-benar sudah lepas kendali. Dia bahkan mencium seorang pemuda yang bukan tipenya sama sekali. Freya menatap Hilde miris. Ingin rasanya dia menarik sahabatnya itu untuk
Magbasa pa
46. Masih Tentang Freya (05)
“Jalankan mobilnya sekarang juga!” perintah pria yang baru saja meringkus Freya itu. Dengan napas tersengal-sengal dia melompat ke dalam mobil dan duduk dengan wajah tegang. “Kau kenapa?” “Jangan banyak tanya. Kita harus cepat pergi dari sini.” “Okay, okay. Relax, Bro!” Pria bertubuh gempal itu segera mengendarai mobilnya dan masuk ke jalan utama. “Hebat, kita berhasil,” ucapnya sambil terus fokus menyetir.. “Tapi aku merasa bersalah.” “Bullshit! Buang semua rasa bersalahmu itu. Dia hanyalah salah satu dari sekian korban yang Boss kita telah mangsa selama ini.” “I know! Tapi tetap saja, perasaan bersalah itu menghantuiku.” “Nih, minum sampai puas, agar hati nuranimu segera mati.” Pria yang bertubuh gempal itu melemparkan sebuah botol minuman kepada pria bertubuh tegap di sampingnya. Dengan wajah yang gundah, pria itu meneguk minuman di tangannya. Perasaan hangat mulai menjalar di sekujur tubuhnya. Dia kembali relaks. Disandarkan tubuhnya di jok mobil mewah itu sambil memej
Magbasa pa
47. Masih Tentang Freya (06)
Freya masih tidak sadarkan diri kalau sesuatu telah terjadi padanya. Masa depannya yang seharusnya cerah dan penuh dengan mimpi-mimpi indah, kini direnggut darinya dengan cara yang sadis. Malam pertama yang selama ini selalu dia mimpikan, di mana dia akan memberikan calon suaminya, bagian yang terbaik dari dirinya, kini tercabik-cabik-lah sudah oleh nafsu dunia dan seorang pria bernama Jason Turner. Dia seorang pengusaha sukses yang menyukai wanita-wanita yang memiliki tirai-tirai yang belum terkoyak. Sungguh kehidupan ini sangat kejam. Jason berguling ke samping. Tubuhnya yang kekar dan berotot, kini tampak relax setelah berhasil melepaskan hasratnya. Dia memejamkan matanya dan berusaha untuk mengumpulkan kembali kekuatan dan kesadarannya. Tiba-tiba, dia tersentak kaget dan terduduk. “Sial! Aduh, kenapa aku bisa lupa memakai alat pengaman tadi?” Jason melompat dari kasur dan berjalan mondar-mandir dengan wajah gusar. Rambutnya yang berwarna merah menjadi sasaran kemarahannya. D
Magbasa pa
48. Permainan Mental Dimulai
Sebelumnya: Setelah menyaksikan perselingkuhan Audrey dan Albert, Chloe memutuskan untuk menemui mereka di dalam lobby bar yang sering mereka kunjungi. **** “Kamu yakin kalau si Chloe ada di bar ini?” tanya Albert saat memasuki lobby bar. Albert sudah berhasil membujuk Audrey lagi setelah insiden tidak senonoh yang mereka lakukan di tempat parkir tadi. “Bukankah ini bar tempat kamu biasa kencan dengan Chloe?” balas Audrey judes. Albert yang sedang fokus untuk menemukan Chloe, tidak memperdulikan perkataan Audrey. Dia langsung mencari keberadaan Chloe di sana. Audrey menatap Albert dengan kesal. Dia tidak ingin pria itu memikirkan Chloe saat sedang bersamanya. Dia hanya mau, Albert fokus kepadanya saat mereka sedang berduaan. Audrey mengenal bar itu dengan baik. Dia sering juga berkumpul bersama Chloe dan teman-temannya yang lain saat weekend atau hari libur. “Mana si Chloe? Kamu bilang tadi, kalau kita bisa menemukannya di tempat ini!” cecar Albert sambil menyisiri ruangan ba
Magbasa pa
49. Sandiwara yang Sempurna
Chloe menyilangkan kedua tangan di dadanya. Dia memandang Audrey dengan senyuman misterius. "Lipstik kamu juga berantakan sekali. Kamu habis menjilat dan memakan sesuatu ya, tadi? Jorok banget," desis Chloe pelan. Audrey yang sudah tegang dari tadi, langsung menggunakan punggung tangannya untuk me-lap bibirnya. Chloe hanya tersenyum miris. Dia jijik melihat Audrey yang mempergunakan berbagai cara untuk menyembunyikan kepanikan dan perbuatannya. Ingin rasanya Chloe mengekspos semua perbuatan mereka berdua yang menjijikan tadi. "Kelihatannya bercak-cercak putih itu susah dihilangkan," cecar Chloe sambil terus menyerang mental Audrey. Wajah Audrey semakin pucat pasi dan dan kalang kabut. Berulang-ulang kali dia menyentuh dan membersihkan bibirnya. Chloe menahan rasa geli di hatinya. Dia benar-benar telah membuat Audrey mati kutu sekarang, walaupun sebenarnya, tidak ada apa-apa di bibir Audrey. “Hmm, sini, biar aku bantu bersih-in,” tawar Chloe sambil menyambar selembar tissue. Ch
Magbasa pa
50. Berpura-pura itu Ternyata Sangat Melelahkan
Begitu mereka keluar dari pintu utama bar, Chloe langsung buru-buru melepaskan pegangan tangannya pada lengan Albert, lalu dia berjalan dengan santai di depan pria itu. Albert yang bingung dengan perubahan sikap Chloe, segera meraih tangan Chloe dan memeluknya. Chloe berdiri mematung ketika dipeluk oleh Albert. Dia jijik didekap pria tidak tahu diri itu. Kalau bukan karena dia ingin menjebak laki-laki mesum itu, sudah ditendangnya pria itu jauh-jauh dari hadapannya. Chloe telah merencanakan sesuatu yang lebih spektakuler. Jika dia membongkar perselingkuhan Albert dan Audrey saat ini, maka mereka berdua pasti akan dengan mudah berkelit dan malah mencari cara untuk menyalahkannya. Hal yang dia perlu lakukan saat ini adalah merencanakan segala sesuatu dengan matang. Pokoknya, dia harus pintar berpura-pura, bahwa dia tidak tahu apa-apa tentang hubungan terlarang dua insan tidak tahu malu itu. “Aku sempat menelpon keluargamu tadi karena aku panik saat kamu tidak mengangkat telepon.
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status