All Chapters of Gairah Panas sang Model: Chapter 61 - Chapter 70
89 Chapters
61. Pembalasan
“Awww, Andrew lepaskan aku. Sakit! Kau menyakitiku!” desis Chacha sambil kesakitan.Namun Andrew tak peduli dan tetap menarik wanita itu lalu mengikatnya kembali ke sebuah tiang, tangannya di ikat ke atas. Chacha menggunakan kakinya berdiri dengan terkulai lemas karena tak punya tenaga lagi.“Andrew kau menyakitiku, apa kau tak mencintaiku lagi?” Andrew tertawa keras.“Karena aku mencintaimu, maka itu aku seperti ini jalang!” maki Andrew dengan berteriak keras sehingga wajahnya memerah.“Andrew,” panggil Chacha lirih sambil menangis.“Kenapa? Kau tak terima ku panggil seperti itu?” tanya Andrew sambil mengambil sebuah cambuk. “Lalu apa namanya kalau bukan jalang? Kau membiarkan tubuhnya dinikmati pria lain brengsek!” maki Andrew sambil memukul tubuh Chacha dengan keras membuat wanita itu berteriak kesakitan sambil mendongakkan kepalanya kebelakang.“Ini alasannya k
Read more
62. Tamu yang Diundang
“Terima kasih sudah mau datang,” kata Andrew sambil tertawa. Pria itu hanya menggunakan celana panjang miliknya dengan rokok yang ada ditangannya. “Dimana Chacha?” tanya Elang dengan berdesis membuat Andrew tertawa. “Kenapa? Kau merindukannya? Kau ingin bercinta dengannya lagi?” tanya Andrew sambil menghisap nikotin miliknya. “Kalau sesuatu terjadi sama Chacha, aku tak akan pernah memaafkanmu,” desis Elang membuat Andrew tertawa dengan keras. “Lihat bagaimana suamimu sangat mengkhawatirkan kekasihku, apa kau tahu apa yang terjadi dengan mereka? Maka itu kau mengirimkan semua bukti perselingkuhan mereka padaku?” tanya Andrew pada Indira. “Kenapa kau membawa kami kesini?” tanya Indira membuat Andrew tertawa dengan keras. “Untuk menyelesaikan masalah yang ada pastinya. Aku berterima kasih padamu karena sudah memberikan semua bukti padaku, mungkin kalau kau tak memberitahuku aku tak akan tahu tenang perselingkuhan mereka. Aku terkejut bagaimana bisa ada video rekaman tentang percinta
Read more
63. Lewat
“Kau sudah mendengar langsung bukan? Dia tetap ingin bersamaku walaupun aku menyakitinya,” kata Andrew dengan tertawa.“Aku yang cukup mengenal Andrew. Kalian nggak tahu apapun tentang Andrew, kalian pikir Andrew memang seperti sedang menyakitiku. Tapi dia seperti ini karena dia sangat mencintaiku. Aku yang sangat mengenalnya, aku juga mencintai Andrew. Sekarang kalian pahamkan kenapa aku mau bertahan di sisi Andrew sampai saat ini? Lang, kamu selalu minta aku untuk meninggalkan Andrew dan kembali ke sisimu. Tapi aku nggak bisa melakukan itu. Andrew sangat mencinaiku, hatinya sangat hancur ketika tahu apa yang kulakukan. Maka itu saat ini Andrew sedang melampiaskan semua rasa sakit hatinya. Andrew sangat tersakiti karena perbuatan kita. Andrew sangat mencintaiku, maka itu dia sampai seperti ini. Andrew takut kehilanganku, Andrew tak bisa tanpaku. Karena alasan itu juga yang membuatku bertahan dengan Andrew. Sebegitu besar Andrew sangat menginginkanku, maka i
Read more
64. Sembunyi
Elang dan Indira kini berada di apartement Elang yang tak jauh dari rumah sakit. Baru beberapa hari yang lalu mereka tinggal di sana dengan keadaan Elang yang tak baik-baik saja. Indira ikut membantu mengurus Elang, namun keduanya masih belum bicara tentang apa yang terjadi.“Aku mau bicara,” kata Elang tiba-tiba ketika Indira sedang membereskan meja makan.Keduanya baru saja selesai sarapan, wajah Elang masih saja memar hanya saja sudah jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Pria itu belum masuk kembali bekerja, tak mungkin bekerja dengan keadaan wajah seperti itu. Indira meninggalkan mejanya dan duduk di depan Elang.“Aku sudah memikirkan semuanya beberapa hari ini tentang kita. Tapi sebelum itu kamu sekarang udah tahukan alasanku kenapa nggak mau memberitahu pria itu? Aku bukan mau melindingi Chacha karena hal lain. Aku hanya mau menyelamatkan Chacha dari Andrew, aku tahu pria itu akan melakukan hal gila pada Chacha. Sekarang kamu pahamkan
Read more
65. Perpisahan
“Ya, aku pikir kau akan menemuinya Tuan. Dia membutuhkanmu, sepertinya hal itu benar melihat bagaimana dia sangat serius mengatakannya,” kata pria itu membuat Andrew tertawa. Lalu Andrew menuangkan alkoholnya itu kembali ke dalam gelas miliknya.“Aku tidak akan menemuinya,” tegas Andrew.“Tapi kenapa Tuan? Sebaiknya kau menemuinya dan meminta maaf padanya. Aku tahu kau menyesal dan mencintainya. Aku juga tahu bahwa dia juga sangat mencintaimu dan membutuhkanmu. Bagaimana dia tak mau pulang, itu sudah cukup membuktikan,” kata pria itu membuat Andrew menatapnya tajam.“Kau berani memerintahku?” tanya Andrew tajam membuat pria itu terdiam. “Aku tak akan menemuinya, sampaikan saja padanya kalau aku tak punya waktu untuk menemuinya. Bilang kalau dia harus bersitirahat supaya cepat pulih dan anak-anak sudah merindukannya.”“Kau yakin tak mau menemuinya Tuan?” tanya pria itu memastikan membuat Andrew kembali menatapnya tajam. Pria itu akhirnya menurunkan pandangannya dan tak berani menatap A
Read more
66. Ditinggalkan
“Apakah dia sudah datang?” tanya Chacha pada sekretaris Andrew itu. Chacha meminta perawat memanggil pria itu ketika keadaannya sudah kembali jauh lebih baik.“Belum nyonya, kau harus kembali beristirahat. Jangan menunggunya sehingga membuatmu lelah,” kata pria itu membuat Chacha menghela napasnya.“Tanyakan di mana keberadaannya, aku sudah memberinya waktu,” kata Chacha.“Dia akan datang sebentar lagi, mungkin sedang di jalan,” kata pria itu membuat Chacha berdecak. Lalu tiba-tiba Chacha mengeluarkan sebuah pisau bedah membuat pria itu terkejut bagaimana Chacha mempunyai benda kecil tersebut. “Apa yang mau kau lakukan nyonya?” tanya pria itu panik.“Kau jelas tahu apa yang bisa kulakukan dengan ini bukan?” tanya Chacha sambil menyunggingkan senyum liciknya membuat pria itu semakin mendekat dan Chacha mengangkat pisau itu dekat dengan lehernya. “Kalau kau berani mendekat dan mengambil pisaunya sebelum hal itu terjadi kau tak akan bisa melihatku lagi,” ancam Chacha.“Jangan lakukan hal
Read more
67. Percaya
“Lupakan saja,” elak Chacha. Namun pria itu masih saja tak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Chacha.“Sudah sampai,” kata pria itu membuat Chacha yang dari tadi sibuk dengan pikirannya sendiri sadar.Chacha tersenyum dan melihat rumah yang sangat di rindukannya itu. Bernard turun dari mobil untuk membuka pintu untuk Chacha. Setelah terbuka Chacha turun dari mobil dan melihat sekelilingnya. Chacha benar-benar rindu rumah tersebut beserta dengan orang-orang yang ada di dalamnya.“Kalau kau membutuhkan sesuatu kau bisa memanggilku,” kata Bernard saat Chacha sudah mulai berjalan sehingga membuat wanita itu menoleh.“Apa Andrew memintamu untuk melakukan hal itu? Apa mulai dari sekarang kau akan bersamaku? Apa kau yang akan menjadi pengawal dan supir pribadiku?” tanya Chacha dan Bernard menganggukkan kepalanya. “Aku tak menyangka kalau Andrew akan meminta langsung hal itu padamu. Aku pikir dia tak akan
Read more
68. Kehancuran
Ke esokkan harinya Agrata terbangun dari tidurnya dan tak menemukan ada Chacha lagi di samping Adelicia. Sedangkan Adelicia masih tidur dengan terlelap, Agrata melihat jam masih pukul enam pagi. Agrata turun dari tempat tidur dan berjalan keluar untuk mencari Chacha. Agrata ingin tahu apa yang dilakukan wanita itu bangun sepagi itu. Namun Agrata tak menemukan Chacha dimanapun.“Apa kau ada melihat Mommy Adel?” tanya Agrata pada pelayan di rumah.“Tidak, bukannya kalian tidur bersama?”“Dia sudah tidak ada di kamar,” jawab Agrata dengan gelisah.“Mungkin dia sudah kembali ke kamarnya, coba lihat ke kamarnya,” kata pelayan tersebut membuat Agrata langsung saja berlari menuju kamar Chacha.Entah mengapa tiba-tiba perasaannya tak enak, pria itu merasa aneh dengan Chacha yang tiba-tiba menghilang. Terutama mengingat pembicaraan mereka tadi malam. Agrata mengetuk pintu kamar tersebut.“Bibi,&rd
Read more
69. I'm Sorry
Selama tiga hari tak sadarkan diri, akhirnya Chacha kembali sadar membuat Andrew yang dengan setia selama tiga hari itu berada di sisi Chacha sangat senang. Pria itu sudah memanggil dokter dan Chacha sudah langsung diperiksa. Setelah dokter memeriksa dan meninggalkan mereka, Andrew menggenggam tangan Chacha membuat wanita itu bingung.“Kenapa kau ada di sini?” tanya Chacha.“Untuk menemanimu,” jawab Andrew pelan.“Kenapa kau harus menyelamatkanku? Bukankah kau tak mau lagi bersama denganku?” tanya Chacha membuat Andrew menghela napasnya panjang.“Jangan bicara omong kosong. Istirahatlah, kau baru saja sadar,” kata Andrew mengalihkan.“Apakah harus dengan cara seperti ini dulu supaya kau mau menemuiku? Apakah aku harus mati dulu supaya kau mau bertemu denganku?” tanya Chacha membuat Andrew kesal.“Berhenti bicara seperti itu, aku tak menginginkanmu mati. Kenapa kau harus melakukan hal ini? Kenapa kau harus melakukan hal bodoh?” tanya Andrew marah.“Kau pergi meninggalkanku, kau mengakhi
Read more
70. Pernikahan?
“Kau tetap ingin menikah denganku?” tanya Andrew balik.“Kenapa tidak? Jangan bilang kau ragu padaku. Kau meragukanku? Kau takut kalau aku kembali selingkuh di belakangmu?” tanya Chacha balik dan Andrew menggelengkan kepalanya.“Bukan. Aku pikir kau akan ragu menikah denganku karena takut kembali kusakiti,” kata Andrew membuat Chacha berdecak.“Aku sudah mengatakannya padamu, kalau aku percaya padamu. Kau janji akan berubah, maka aku percaya kau tak akan melakukan hal itu kembali padaku. Aku percaya padamu Andrew, jadi jangan ragu. Aku ingin menikah denganmu secepatnya,” kata Chacha dengan serius. Andrew menatap manik mata Chacha untuk mencari kebohongan, namun ia tak menemukan hal itu. Andrew mengecup bibir Chacha dengan tersenyum.“Terima kasih Baby,” ucap Andrew pelan.“Peluk aku, aku sangat merindukanmu,” kata Chacha manja membuat Andrew tertawa. Pria itu langsung saja meme
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status