All Chapters of Rahasia di Ruang Kerja Suamiku: Chapter 21 - Chapter 30
64 Chapters
Masih Ingin Memiliki
Yuna mengajakku dan Laisa untuk menghampiri Hana.“Kalau tahu Papa ke sini, harusnya tadi Papa yang jemput Yuna sama Mama. Bukannya Om Sam.” Yuna mulai berceloteh.Apa mereka sudah sedekat itu? Bahkan datang ke acara pernikahan bersama. Dan pakaiannya ….“Tante kenal juga sama Bang Samudra?”Aku melirik Laisa.“Dia temen Tante.”“Temen apa temen, Tan. Temen kok dikasih baju keluarga sih?”Bisa-bisanya Laisa mengatakan itu. Tidakkah dia tahu kalau papanya ini cemburu?“Wajarlah, dia 'kan calon anggota keluarga juga.” Lelaki bernama Samudra itu langsung menyahut sambil menyenggol pundak Hana.Ingin sekali aku menjauhkan mereka, tapi aku tahu diri dan tahu malu. Jangan sampai membuat Hana malu apalagi membuat keributan di acara orang lain.“Papa, Bang Sam ini Abangnya Kak Retta juga.” Laisa menjelaskan padaku.Aku hanya membalas dengan anggukan dan seulas senyum. Ada rasa bahagia juga, rindu yang terobati saat melihat Hana secara langsung. Dia terlihat tambah cantik dan mempesona. Berbed
Read more
Hubungan Baru
POV Hana“Sudah jadi mantan kok masih posesif.”Aku melirik Samudra yang fokus menyetir. “Ngapain juga kamu ngurusin, Sam? Nggak ada kerjaan banget.”“Ya wajarlah, aku ‘kan salon kamu.”“Calon gundulmu!”Tawanya pecah dengan sebelah tangan menepuk pundakku. “Masih belum move on?”“Aku males kalo harus ngomongin soal hubungan. Aku cuman mau fokus kerja sama urus Yuna.”“Jadi, aku ditolak lagi?”“Sam-”“Iya, iya. Aku ngerti, semua ini nggak mudah buat kamu.”Memang benar, aku sudah berulang kali menolaknya karena memang aku belum siap untuk membuka hati untuk orang lain karena trauma dengan yang sebelumnya. Jadi daripada mengecewakan pasanganku nanti lebih baik fokus untuk diri sendiri dan anak dulu saja.Bahkan Ibu dan Ayah saja sudah memberi restu padahal aku belum ada niat untuk lebih jauh. Aku dan Samudra hanya sebatas teman saja. Aku saja bingung kenapa dia tiba-tiba begini? Padahal sikapnya sangat menyebalkan. Mungkin saja rasanya disembunyikan dengan itu.Waktu itu, kalau bukan T
Read more
Rujuk?
Mataku memanas, napasku tersengal.“Nggak, Yuna nggak mungkin sakit, Mas.” Aku menggeleng, menepis semua fakta yang sudah ada di depan mata.“Mas juga maunya semua ini cuman mimpi tapi apa? Kamu lihat sendiri hasil tesnya ‘kan? Kalau masih nggak percaya silakan tes di tempat lain.”Tubuhku lemas seketika. Kenapa harus Yuna? Dia terlalu kecil untuk mengidap penyakit seberat ini.“Aku nggak becus jadi ibu, kenapa bisa Yuna sakit tanpa aku tahu, Mas.” Tangisku tidak terbendung lagi.Melihat putriku sakit jelas aku pun ikut sakit.Mas Nata bangkit, menghampiri, Mendekap pundakku yang bergetar dengan erat.“Maaf, Mas nggak maksud menyakiti kamu dengan kata-kata tadi. Mas cuman terbawa emosi, Han. Yuk kita balik lagi ke rumah sakit, takutnya nanti Yuna bangun.”Tubuhku lemas rasanya, jika Mas Nata tidak membantuku berjalan mungkin aku tidak akan mampu melangkah. Ditampar kenyataan begini membuat duniaku hancur seketika. Ibu mana yang akan baik-baik saja saat tahu anaknya sakit begini.“Kala
Read more
Karena Terpaksa
“Kamu yakin buat balikan sama Nata? Coba pikir lagi, Han. Ibu nggak mau kamu terluka lagi.”Aku mengulas senyum agar bisa meyakinkan ibu. “Aku yakin, Bu. Ibu jangan khawatir, Mas Nata nggak akan mengulangi hal yang sama.”Setelah memutuskan untuk kembali menikah dengan Mas Nata. Dia menghubungi ayah dan mengutarakan semuanya tapi kami tetap menyembunyikan kondisi Yuna. Kalau sampai semua orang tahu, mungkin bukan hanya Yuna yang akan jatuh sakit dan aku tidak mau itu.Cukup aku dan Mas Nata yang memikul beban ini, kami sebagai orang tua Yuna harus tanggung jawab dan berusaha untuk kesembuhan Yuna.“Kalau itu keputusan kamu, Ibu nggak bisa menghalangi. Kamu yang menjalani, kamu juga yang merasakan. Ibu harap tidak ada lagi perpisahan diantara kalian. Tapi Ibu nggak bisa percaya sama Nata sebelum dia membuktikan kesungguhannya.”“Tapi aku mau nikah secepatnya, Bu.”Ibu mengernyit heran. “Kenapa?”“Bu, aku sama Mas Nata bukan orang yang baru pertama kali menikah jadi buat apa nunggu lama
Read more
Isi Ruang Rahasia
“Tidur di kasur. Biar Mas di ruang kerja.” Mas Nata berbalik.Aku langsung berdiri, menahannya untuk keluar. “Mas, niat kita nikah itu emang buat kasih adik buat Yuna.”“Iya. Mas tahu. Tapi kita lakukan sesuai yang kamu mau, Han.”“Bayi tabung cuman buang uang, Mas. Lebih baik uang itu dipakai buat kebutuhan lain. Tenang aja, aku nggak seegois itu.”Ya. Aku memang tidak bisa egois. Haiku menolak untuk disentuh Mas Nata tapi aku tidak boleh kekanakan.Dia berbalik, berjalan ke arahku. Tanpa kata menarikku ke dalam dekapannya sambil memagut bibir ini.Mataku melebar karena tidak siap dengan apa yang dilakukannya. Kedua tangan mengepal di sisi tubuh. Bersamaan dengan mata yang terjepit erat, cairan bening merembes membuat dada bergemuruh.Mas Nata melepaskan tautan bibir kami, dia menatapku dengan sorot yang tak terbaca. Kedua ibu jarinya mengusap lembut pipiku.“Kamu nggak bisa, Han. Sakit 'kan? Kita lanjut rencana tadi aja,” katanya lalu melangkah keluar dari kamar.Tubuhku langsung le
Read more
Kepribadian Ganda?
“Mas.” Aku menggeleng, menahan dadanya agar dia tidak semakin mendekat.“Takut?” tanyanya dengan sebelah alis terangkat.Tentu saja aku takut. Siapa yang tidak akan takut jika membayangkan nantinya diperlakukan seperti yang tadi kulihat di video. Tubuhku langsung merinding.“Maaf karena aku lancang masuk sini. Mas, kamu bilang ada Mama 'kan? Jangan begini.”“Bukannya tadi malam kamu yang ngajakin.”Iya, tadi malam memang aku yang lebih dulu mengajaknya tapi setelah melihat video itu malah aku jadi takut diperlakukan kasar begitu.“Hana ….”“Tuh, Mama manggil aku.” Aku bisa bernapas lega.Mas Nata mundur, menegakkan kembali tubuhnya. Ini menjadi kesempatanku untuk menyelamatkan diri. Dengan langkah seribu keluar dari ruangan itu.Kalau Mama tidak memanggil, entah seperti apa nanti aku.“Kamu dari mana, kenapa kayak orang etakutan gitu?” Mama tampak heran melihatku.“Eh, nggak kok, Ma. Aku kirain Mama mau dateng siang ke sini.”“Mama udah nggak sabar nunggu siang,” katanya sambil terkek
Read more
Menjanjikan Perpisahan
“Mas mending istirahat aja, biar aku beresin masakannya sendiri.”“Mas nggak bakalan makan kamu kok. Tenang aja.”Aish! Bisa-bisanya dia menyuruhku tenang, mana mungkin aku bisa tenang jika tahu kedepannya aku akan dalam bahaya.“Terserah.” Aku menyerah.Semakin lama berdebat malah semakin lama nanti masakan jadi.Dia juga tidak akan macam-macam sekarang tidak tahu kalau nanti malam.“Ma, minuman masih ada nggak? Cuacanya bikin gerah makanya gampang abis,” kata Laisa yang kembali di dapur.“Udah kamu kesana, biar Papa yang siapin.”“Makasih Papaku yang paling ganteng.” Laisa buru-buru kembali.Dari sini bisa kulihat lewat jendela ke arah gazebo tempat Laisa bersama dengan teman-temannya, makanya tidak enak juga kalau bertengkar dan terlihat oleh mereka.Setelah cukup lama berkutat dibantu Mas Nata, semua hidangan sudah selesai dan tertata rapi di atas meja. Sementara mereka makan, aku memilih untuk mandi apalagi sebentar lagi maghrib. Tapi saat memasak aku banyak ngemil makanya masih k
Read more
Menebak Rasa
Laisa keluar dari kamarnya dengan raut wajah masam. Pasti ada sesuatu jika dia sudah seperti itu.“Jadi jalan sama teman kamu?”Dia menggeleng. “Lain kali aja, Ma. Ada pembalut nggak, Ma? Aku lupa beli.”“Ada, bentar ya.”Aku melangkah masuk ke dalam kamar untuk mengambil pembalut. Gerakan tanganku terhenti saat baru saja membuka laci.Tunggu. Biasanya aku lebih dulu datang bulan daripada Laisa.Kulirik kalender di atas nakas. Mataku melebar dan pikiran tertuju pada satu hal. Ini sudah tiga minggu setelah aku dan Mas Nata berhubungan, hanya satu kali. Kami tidak melakukannya lagi, dia menolak sambil mengatakan pasti satu kali juga bisa. Aku harap memang begitu.Gegas kuambil pembalut itu dan memberikannya pada Laisa lalu menghubungi Mas Nata. Setengah jam lalu dia keluar untuk menemui temannya yang akan memberikan dia pekerjaan. Aku kasihan juga melihatnya yang luntang-lantung tidak jelas karena belum dapat pekerjaan tapi hal itu sepertinya sangat ampuh untuk mendewasakannya.“Kenapa,
Read more
Saat Dia Berubah
Sikapnya Mas Nata sangat berbeda, apa mungkin dia sudah memiliki wanita idaman lain sampai berpikir mengakhiri pernikahan ini setelah Yuna sembuh nanti.Mau tidak peduli tapi dia suamiku tapi pernikahan ini berdasar pada kebutuhan bukan keinginan.Sebenarnya aku masih penasaran Mas Nata tahu dari mana kalau aku dan Samudra pernah memiliki hubungan meski tak lama dan belum berpikir untuk serius. Aku hanya sedang mencoba untuk mengobati luka hati berharap lelaki itu memang dikirim sebagai pengganti Mas Nata. Sekarang malah aku kembali pada papanya Yuna.Takdir memang serumit ini.Kulanjutkan merapikan walk in closet. Mas Nata tadi tidak melarang, mungkin fokusnya teralihkan karena apa yang dikatakannya itu.Aku jadi penasaran, wanita mana yang sekarang disukai papanya Yuna itu. Apa jangan-jangan dia jadi pendekatan dengan Kak Queen? Aku menggeleng mencoba untuk menepis semua itu. Tidak boleh, aku tidak boleh memikirkannya.Kutarik napas dalam-dalam.Selesai membersihkan walk in closet a
Read more
POV Nata
POV Nata“Cemburu?”“Cemburu apaan sih, aku cuman tanya doang.” Dia memalingkan wajahnya yang kini sudah merah padam.“Oh.” Aku menyahut seadanya lalu meneguk sisa air dalam botol hingga tandas.Sikapnya yang begini membuatku senang sampai aku berpikir bisa mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki semuanya.“Aku harap kamu bisa melepaskan Hana setelah ini. Dia memutuskan hubungan kami hanya demi bisa menyelamatkan Yuna. Jadi tolong Anda tahu diri sedikit, jangan berharap Hana bisa benar-benar menjadi milik Anda.”Perkataan Samudra terngiang di telinga. Dia sepertinya sangat keberatan karena hal ini tapi siapa yang mau jika anaknya sakit seperti yang dialami Yuna. Jika masih ada jalan lain yang lebih cepat, aku dan Hana juga tidak akan mungkin menikah kembali seperti ini.Mulai sekarang aku tidak akan lagi egois. Aku janji akan membiarkan Hana bahagia dengan pilihannya. Percuma kalau dia bersamaku tapi karena terpaksa.Aku hanya menjalankan tugas sebagai suaminya sampai batas yang dite
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status