Menjelang malam, Bunga dan Alvaro kembali ke mobil. Mereka berkendara keliling kota kemudian kembali ke hotel setelah makan malam. “Aku kira, makanannya tak bisa diterima nalar, tapi ternyata enak juga,” ujar Bunga.Alvaro terkekeh, menikmati wajah istrinya yang tampak senang. Dia mengajak Bunga makan malam pada sebuah restoran dengan makanan peranakan dari Indonesia dengan Belanda.“Kentangnya tadi rasanya sama dengan pergedel,” ujar Bunga polos. Alvaro tambah tertawa. Dia tak menyangka Bunga bisa sepolos itu.“Sayang, itu semua memang makanan peranakan. Artinya, makanan itu asalnya dari Belanda, namun sudah disesuaikan dengan selera Indonesia.” Alvaro menjelaskan, dan Bunga mengangguk-angguk. Dia sudah tertipu lidahnya sendiri.Sampai di hotel, Bunga beranjak ke kamar mandi. Dia ingin segera mandi agar bisa beristirahat dengan tenang.“Sayang, mau kemana? Mandi lagi? Apa tak kedinginan?” tanya Alvaro. Bunga menggelengkan kepalanya.
Terakhir Diperbarui : 2025-09-15 Baca selengkapnya