“Wifey, bangun.” Bisikan lembut Alvaro membuyarkan alam mimpi Bunga. Matanya langsung bergerak-gerak gelisah. Sesaat kemudian langsung membuka matanya pelan.Wajah tampak Alvaro tampak bersinar tertimpa cahaya matahari pagi yang menyelusup melalui sela-sela ventilasi jendela kamar mereka. “Tampan sekali,” gumam Bunga tak sadar. Dia mengira masih di dalam alam mimpi, dimana dirinya bebas bersuara memuji ketampanan sang suami tanpa merasa malu.“Oh, terimakasih, Wifey!” Kecupan Alvaro mendarat tepat di bibir Bunga. Kecupan itu membuatnya tersadar kalau itu adalah nyata, bukan mimpi sama sekali. Bunga langsung duduk, dia menggosok-gosok matanya pelan.“Sayang, astaga, aku kira sedang mimpi,” lirih Bunga, malu karena tadi terang-terangan memuji ketampanan sang suami.“Tidak, Sayang. Kau tidak hanya bermimpi jadi istriku. Kau benar-benar sudah menjadi istriku sekarang,” ujar Alvaro. Kecupan berikutnya bertubi-tubi menghujani pipi, kening, dan bibir Bun
Last Updated : 2025-09-05 Read more